title cover

title cover

Friday, November 30, 2012

Headline News 30.11.12


US & GLOBAL
Bursa saham AS dan euro menguat pada hari Kamis namun masih tertekan oleh komentar dari petinggi Partai Republik John Boehner,  yang  mengatakan  bahwa  belum  ada  kemajuan  yang  substansial  yang  dicapai  selama  perundingan  2  pekan  terakhir  untuk  mencapai  kesepakatan mengenai anggaran AS. Boehner, Ketua DPR AS, mengatakan dirinya belum tahu kompromi apa yang dipersiapkan Presiden  Barack Obama untuk membuat pemangkasan belanja. 

Komentar  Boehner  telah  memicu  kegelisahan  dikalangan  pelaku  pasar,  yang  sebelumnya  merasa  optimis  dan  mendorong  penguatan  bursa  saham  ke  level  tertinggi  3  pekan  bersamaan  dengan  penguatan  euro  dan  komoditas.  Indeks  utama  AS  sempat  tersungkur  ke  teritorial negatif, untuk kemudian ditutup menguat tipis setelah mereka melihat retorika tidak akan mencegah tercapainya kesepakatan. 

Harapan masih tinggi untuk tercapainya kesepakatan antara petinggi AS untuk menghindari pemangkasan belanja dan kenaikan pajak  yang dapat menyerap dana hingga $600 milyar yang bisa mengancam ekonomi AS terseret kembali kedalam resesi. 

“Tebing  fiskal”  adalah  resiko  terbesar  yang  dihadapi  pasar  global  dipekan‐pekan  terakhir  dalam  tahun  ini,  setelah  terciptanya  kesepakatan mengenai pemberian dana bailout yang baru bagi Yunani di pekan ini sebelumnya. 

Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 36.71 poin atau 0.28% di 13,021.82. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index  <.SPX>  naik 6.02 poin atau 0.43% di 1,415.95. Sementara Nasdaq Composite Index  <.IXIC> naik 20.25 poin atau 0.68% di 3,012.03.   

Indeks ekuitas global MSCI naik 0.9% di 332.34, setelah awalnya mencatat level tertingginya sejak 7 November. 

FTSE  Eurofirst  300  index  <.FTEU3>  ditutup  naik  1.1%,  dengan  penutupan  pasar  saham  Eropa  hampir  bertepatan  dengan  komentar  Boehner. Ini adalah penutupan tertinggi untuk indeks Eropa sejak Juli 2011. Saham pertambangan, yang nampaknya akan menjadi saham  yang paling beresiko karena sangat sensitif dengan perubahan ekonomi yang terajdi, berkinerja terbaik. 

Permintaan  yang  baik  pada  penjualan  obligasi  Italia,  dimana  yield  obligasinya  turun  ke  level  terendahnya  dalam  2  tahun,  telah  menambah indikasi bahwa krisis di zona euro telah mulai berkurang dan membantu mengangkat optimisme di pasar. 

Pelaku pasar berasumsi bahwa pasar saham akan bergerak fluktuatif hingga tercapainya kesepakatan anggaran pemerintah AS. 

Harga obligasi pemerintah AS naik akibat maraknya permintaan pada aset aman resiko. Treasury tenor 10 tahun naik 4/32 dengan yield  di  1.6182%.  seangkan  obligasi  Jerman  turun  karena  investor  memburu  aset  beresiko  sebelum  muncul  komentar  Boehner,  sehingga  membuat yield obligasi Jerman sebesar 1.37%. 

Penjualan obligasi Italia yang baru untuk tenor 5 dan 10 tahun meraup sukses hingga mencapai 6 milyar euro, yang nampaknya akan  melengkapi kebutuhan dana untuk tahun ini. Yield untuk obligasi tenor 10 tahun berada di sekitar level terendahnya sejak November  2010. Sementara Spanyol mengumumkan akan menjual obligasi lebih banyak lagi pada lelang 5 Desember mendatang, meskipun telah  melengkapi kebutuhan dana tahun ini. Obligasi Italia dan Spanyol telah diuntungkan dalam beberapa bulan belakangan ini oleh janji ECB  yang akan membeli obligasi jika negara anggota meminta pertolongan pertama. Meskipun hal ini belum terjadi  namun janji ECB tersebut  membuat investor enggan untuk menjual obligasi. 

Turunnya yield obligasi Italia dan Spanyol telah mendorong penguatan euro 0.2% terhadap dolar ke $1.2974 dengan harapan tercapainya  kesepakatan fiskal AS akan menambah dukungan untuk penguatan euro lebih lanjut.  Pasar komoditas juga mendapat dukungan dari meningkatnya harapan tercapainya kesepakatan fiskal AS, sementara meningkatnya  ketegangan di wilayah Timur Tengah mendorong naiknya harga minyak akibat kekhawatiran terhambatnya suplai. U.S. crude oil futures  <CLc1> naik $1.33 ke $87.92 per barel dan Brent <LCOc1> naik $1.04 ke $110.55 per barel. Harga emas naik 0.4% di $1,725.80 per ounce,  setelah anjlok 1.3% di hari Rabu, penurunan harian tertajamnya selama hampir 4 pekan terakhir.  


GOLD & COMMODITIES
Harga  emas  menguat  Kamis  lalu  recovery  dari  penurunan  sebelumnya,  dengan  membaiknya  kinerja  pasar  ekuitas  dan  didorong  ketidakpastian mengenai krisis jurang fiskal AS yang menaikkan ketertarikan pada logam mulia. 

"Gold is getting a boost because of the safety element due to the fiscal cliff. With gold's sell‐off yesterday, it reached an attractive level for  people to move a small amount of capital into gold," kata Phillip Streible, senior commodities broker pada futures brokerage R.J. O'Brien.  


OIL & COMMODITIES
Harga  minyak  pada  hari  Kamis  untuk  pertama  kalinya  dalam  pekan  ini  dipicu  optimisme  dewan  kebijakan  AS  akan  menyelesaikan  perdebatan  mengenai  anggaran  untuk  mencegah  perlambatan  ekonomi  dan  meningkatnya  ketegangan  Timur  Tengah  yang  memicu  ketakutan tentang gangguan pasokan minyak. Kesepakatan mengenai anggaran akan menghindarkan ekonomi AS mengalami apa yang  disebut  dengan  “tebing  fiskal”,  yang  akan  menyebabkan  kenaikan  pajak  yang  tinggi  dan  pemangkasan  anggaran  belanja  pemerintah.  Sejauh ini anggota dewan dari Partai Demokrat dan Republik mengisyaratkan optimisme bahwa kesepakatan akan segera tercapai. 

Menteri Keuangan AS Timothy  Geithner,  kepala negosiator anggaran untuk Presiden Barack Obama, bertemu  dengan para pemimpin  Kongres pada hari Kamis, meskipun Ketua DPR John Boehner, seorang Republikan, mengatakan pembicaraan yang telah dilakukan sejauh  ini "tidak ada kemajuan substantif." 

Kenaikan harga minyak juga mendapat dukungan dari melemahnya dolar terhadap sejumlah rivalnya. Harga ekuitas AS naik dan eskalasi  kerusuhan dan tekanan politik di Suriah dan Mesir terus menghantui pelaku pasar mengenai potensi terhambatnya suplai minyak. 

Brent January crude <LCOc1> naik $1.04 per barel ke $110.55 dan U.S. January crude <CLc1> naik $1.33 di $87.92 per barel. Sedangkan  komoditi lainnya juga naik, dengan harga tembaga mencapai level tertinggi selama lebih dari sebulan. 

Produksi  minyak  dari  negara‐negara  anggota  OPEC  telah  menurun  pada  bulan  November  ke  level  terendah  sejak  Januari  karena  gangguan produksi di Nigeria dan berkurangnya pasokan dari Angola dan Libya, demikian survei Reuters menunjukkan pada hari Kamis.  Pasokan dari 12 negara anggota Organisasi Negara‐Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah mencatat rata‐rata 31.06 juta barel per hari  (bph), turun dari 31.15 juta barel per hari pada bulan Oktober.  OPEC kemungkinan akan mempertahankan target produksi saat ini di 30 juta barel per hari ketika anggotanya melakukan pertemuan  bulan depan.

EURO ZONE
Economic morale pada zona euro membaik untuk pertama kalinya yang hampir setahun pada bulan November, tetapi enggannya industri untuk berinvestasi tahun depan menjadi pertanda  buruk untuk cepatnya pemulihan dari resesi.  

Sentimen berkenaan dengan naiknya ekonomi blok tersebut 1.4 poin menjadi 85.7 yang menekan perkiraan dan mengakhiri penurunan dalam delapan bulannya, survei bisnis bulanan dan  konsumen Komisi Eropa menunjukkannya Kamis lalu, dengan Jerman dan Perancis menguat tajam.  

Tingkat  pengangguran  Jerman  naik  untuk  rangkaian  delapan  bulannya  pada  bulan  November,  memperkirakan  permintaan  domestik  kemungkinan  tidak  dapat  untuk  mengkompensasi  penurunan ekspor dan tumbuhnya kekuatan pada negara dengan ekonomi terbesar di Eropa.  

Kenaikan sebenarnya lebih rendah dari ekspektasi dan tingkat pengangguran masih mendekati level terendah sejak reunifikasi/penggabungan Jerman yang lebih dari dua dekade lalu, berbalik  dengan anjloknya pasar tenaga kerja dalam kebanyakan mitranya juga.  


U.K.
Sterling jatuh terhadap euro pada hari Kamis setelah rilis data pinjaman Inggris yang melemah telah memperkuat ekspektasi dilanjutkannya pelonggaran kuantitatif, yang akan  berakibat terus tertekannya mata uang Inggris tersebut. 

Pasar  melihat  adanya  sejumlah  aksi  beli  euro  dan  jual  sterling  oleh  bank  sentral.  Tekanan  
pada  sterling  juga  muncul  setelah  meningkatnya  sentimen  negatif  akibat  adanya  spekulasi bahwa peringkat utang triple‐A Inggris berpotensi terpangkas awal tahun depan. 

Euro menguat 0.1% ke 0.8091 pound , turun dari level tertinggi 1 bulan di 0.8114 yang dicapai hari Senin sebelumnya. Sementara itu sterling tercatat menguat 0.2% terhadap  dolar di $1.6036. 

Data pinjaman perbankan Inggris untuk ekonomi riil turun pada level terpesatnya selama lebih dari 2 tahun sementara money supply meningkat tipis di Inggris di bulan Oktober.  Data penjualan ritel bulan November mencatat kenaikan terpesatnya sejak Juni, berdasarkan sebuah survey dari Confederation of British Industry (CBI). Hasil survey menunjukkan  indeks naik ke +33 di bulan November dari +30 di bulan Oktober, melampaui ekspektasi pasar +18. Hasil survey kuartalan CBI juga menunjukkan situasi bisnis meningkat ke +7,  level tertinginya dalam 2 tahun terakhir. 

Sementara data harga rumah Inggris di bulan November kembali stagnan, menyusul rendahnya pertumbuhan income telah menghentikan kenaikan harga, sementara nilai suku  bunga yang rendah telah meredam maraknya penjualan rumah, demikian data dari mortgage lender Nationwide menunjukkan. 


JAPAN
Penjualan ritel Jepang melemah 1.2 persen pada bulan Oktober dari awal tahun, data pemerintah menunjukkannya Kamis lalu, menambah bukti bahwa perekonomian telah anjlok kedalam  resesi ringan.  

Anggota dewan Bank of Japan Sayuri Shirai memperingatkan besarnya resiko terhadap outlook ekonomi yang dapat membawa penurunan harga daripada perkiraan bank sentral, menjaga  hidupnya ekspektasi pasar dari kedepannya pelonggaran moneter pada awal bulan depan.  

Shirai, seorang mantan ekonom IMF, mengulang pandangan BOJ bahwa consumer inflation akan bertahan mendekati target bank sentral sebesar 1 persen hingga akhir tahun bulan Maret  2015.  

Tetapi dia mengatakan risk balance untuk pertumbuhan harga "tilted to the downside," memperingatkan bahwa meluasnya kepedihan dari krisis utang Eropa, melambatnya pertumbuhan  (ekonomi) Cina dan suramnya fiscal cliff AS kemungkinan menunda kemajuan Jepang dalam mengatasi deflasi.  



AUSTRALIA
Australian dollar anjlok terhadap the greenback/dollar Kamis lalu karena merosotnya rencana pembelanjaan perusahaan yang membawa penguatan pada pemangkasan tingkat  suku bunga,sementara itu New Zealand dollar bertahan pada level terendahnya dengan membaiknya business confidence.  

Aussie <AUD=D4> terakhir berada pada level $1.0462 dari level $1.0474 pada awal perdagangan, tetapi masih bertahan mendekati level puncaknya dalam dua bulan $1.0491.  

Menguat  dari  ekspektasinya  gambaran  pembelanjaan  bisnis  yang  akan  memberikan  dorongan  kedepannya  untuk  Rabu  berikutnya  pada  national  accounts  tetapi  ekonom  meragukan arah kedepannya pemangkasan tingkat suku bunga oleh bank sentral.  

Treasuri Wayne Swan mengatakan data pembelanjaan modal terakhir (capex) dirilis Kamis lalu adalah pengingat waktu dari kuatnya fundamental ekonomi.  


SWISS
Franc Swiss menguat terhadap dolar pada hari Kamis, seiring dengan menguatnya euro, menyusul optimisme akan tercapainya kesepakatan antara dewan kebijakan AS untuk  menghindari tebing fiskal meskipun penguatan mata uang masih dibatasi oleh kekhawatiran soal dana bailout Yunani. 

Penguatan  euro  juga  mendapat  dukungan  dari  turunnya  yield  obligasi  pemerintah  Italia  untuk  tenor  10  tahun.  Sementara  sebuah  survey  menunjukkan  sentimen  terhadap  ekonomi zona euro meningkat di bulan November. 

Data  ekonomi  AS  yang  dirilis  semalam  juga  menunjukkan  memulihnya  pertumbuhan  ekonomi  meskipun  data  dirilis  sedikit  di  bawah  perkiraan.  PDB‐Q3  untuk  rilis  kedua  menunjukkan ekspansi 2.7%, lebih tinggi dari rilis pertamanya yang hanya mencatat 2%. Sedangkan data jobless claims tercatat turun dalam 2 pekan berturut‐turut, dimana telah  mendorong investor memburu aset beresiko. 

Kepala SNB Thomas Jordan kembali menegaskan komitmen bank sentral untuk mematok nilai tukarnya untuk sementara waktu ini untuk membantu menjaga stabilitas harga dan  pertumbuhan ekonomi. Data hari Kamis juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi Swiss di kuartal ketiga sebesar 0.6%, melampaui ekspektasi 0.2% setelah mengalami kontraksi  0.1% di kuartal kedua sebelumnya.  

Dolar awalnya sempat terkoreksi 0.4% ke 0.9255 franc, namun berhasil memangkas kerugiannya di akhir sesi New York dan setelah tercatat turun 0.1% di sekitar 0.9280 franc.  Sedangkan euro bergerak relatif stabil terhadap franc Swiss, di sekitar 1.2035 franc.