title cover

title cover

Tuesday, October 9, 2012

Headline News 09.10.12


US & GLOBAL
Bursa  saham  dunia  dan  harga  minyak  mengalami  koreksi  di  hari  Senin  menyusul  kekhawatiran  memburuknya  prospek  pertumbuhan  ekonomi global dan ekspektasi buruknya laporan laba perusahaan AS. 

Keprihatinan  pada  krisis  utang  Eropa  telah  memukul euro untuk  turun  dari  level  tertinggi  2  pekan  menyusul  kekhawatiran mengenai  ketidakpastian  Spanyol  untuk  meminta  dana  bailout  usai  para  menteri  keuangan  zona  euro  mengadakan  pertemuan  di  Luxembourg,  setelah negara tersebut belum juga meminta bantuan secara resmi. 

Tekanan  di  pasar  telah  terjadi  setelah  Bank  Dunia  memangkas  proyeksi  pertumbuhan  ekonomi  untuk  Asia  Timur  dan  Pasifik  dan  mengatakan ada risiko perlambatan di Cina. 

Menjelang musim laporan earnings kuartal ketiga perusahaan AS yang akan dimulai hari Selasa ini dengan laporan dari Alcoa <AA.N>.  Pasar memprediksi earnings S&P 500 akan turun 2.3% dari kuartal tahun lalu, yang akan menjadi penurunan pertamanya selama 3 tahun  terakhir. Warning belakangan dari perusahaan multinasional seperti FedEx Corp <FDX.N>, Hewlett‐Packard Co <HPQ.N> dan Caterpillar  Inc <CAT.N> telah membuat investor berlaku hati‐hati. Sedangkan untuk earnings kuartal keempat yang akan dirilis awal tahun depan  diprediksi naik 9.6%. 

di bursa Wall Street, volume transaksi ekuitas berada pada level terendahnya sepanjang tahun ini menyusul libur di pemerintahan AS  dan tutupnya pasar obligasi berkenaan dengan hari libur nasional AS, Columbus Day. Dow Jones industrial average <.DJI> turun 26.50  poin  atau  0.19%  ke  13,583.65.  Standard  &  Poor's  500  Index  <.SPX>  turun  5.05  poin  atau  0.35%  ke  1,455.88.  Sedangkan  Nasdaq  Composite Index <.IXIC> turun 23.83 poin atau 0.76% ke 3,112.35.  

Bank  Dunia  mengatakan  ada  resiko  perlambatan  ekonomi  di  Cina  akan  memburuk  dan  akan  berlangsung  lebih  lama  dari  yang  diperkirakan  sebelumnya.  Bank  Dunia  juga  memprediksi  Cina  akan mengalami  soft landing. Pihaknya  merevisi  proyeksi pertumbuhan  negara tersebut menjadi 7.7% untuk tahun ini dan 8.1% untuk tahun depan. Sebelumnya, Bank Dunia memprediksi terjadi pertumbuhan  8.2% di tahun 2.12 dan 8.6% di tahun 2.13. Proyeksi Bank Dunia tersebut memberikan sentimen negatif di pasar setelah sebelumnya  mendapat dukungan positif dari rilis data tingkat pengangguran AS yang turun diluar dugaan akhir pekan lalu. 

Kekahwatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi global awalnya menekan harga Brent crude oil, namun kekacauan di wilayah Timur  Tengah membantu menahan kerugian lebih lanjut pada komoditas. Brent November crude <LCOc1> turun 20 sen di $111.82 per barel,  mengalami  rebound  setelah  terkoreksi  ke  level  intraday  low  $110.54.  Sedangkan  untuk  U.S.  November  crude  <CLc1>  turun  55  sen  di  $89.33 per barel, setelah turun ke level intraday low $88.21. 

Kekhawatiran terhadap langkah kebijakan berikutnya untuk mengatasi krisis utang zona euro, ditambah dengan prospek suram ekonomi  telah menekan euro, yang mana melemah 0.5% di $1.2970. Para menteri keuangan zona euro mengatakan Spanyol sedang menerapkan  langkah‐langkah untuk memulihkan kondisi ekonominya dan belum meminta bantuan bailout, setidaknya untuk saat ini. 

Setibanya  di  sebuah  pertemuan  di  Luxembourg  untuk  membahas  Yunani  dan  Spanyol  dan  untuk  meresmikan  mekanisme  bailout  permanen  zona  euro,  Menteri  Keuangan  Jerman  Wolfgang  Schaeuble  mengatakan  Madrid  telah  menegaskan  pihaknya  belum  memerlukan bantuan. Euro telah menembus level tertinggi dua minggu pada hari Jumat. Dolar AS naik 0.3% terhadap sejumlah rival  utamanya. 

Data  ekonomi  Eropa  menunjukkan  sentimen  investor  telah  meningkat  dalam  2  bulan  berturut‐turut  di  periode  Oktober,  berkat  pelonggaran moneter oleh bank sentral dan dukungan Jerman untuk dana bailout permanen yang baru untuk zona euro. Data ekspor  Jerman untuk bulan Agustus juga diluar dugaan melonjak 2.4% m/m, kontras dengan ekspektasi terjadi penurunan 0.5%.  

GOLD & COMMODITIES
Emas  merosot  Senin  lalu,  memperluas  penurunannya  untuk  melorot  jauh  dalam  hari  keduanya  pada  dua  bulan,  setelah  gambaran  employment AS minggu lalu mendorong dollar, yang mana terbatas lingkupnya dari aksi ambil untung, meskipun permintaan investasi  jangka panjang untuk emas tidak melemah.  

Data Jumat sebelumnya menunjukkan perekonomian AS yang pada umumnya telah lebih banyak jobs daripada ekspektasi, sementara itu  tingkat  jobless  melorot  secara  mengejutkan  pada  marjin  yang  besar,  yang  mana  menyalakan  kembali  optimisme  berkenaan  dengan  outlook pertumbuhan ekonomi.  

The Fed berjanji pada bulan September untuk membeli $40 milyar perbulan pada sekuritas berbasis mortgage untuk menekan borrowing  rates dan menjaga kredit mengikuti arah perekonomian, selama penciptaan lapangan kerja lamban.  

Kenaikan pasar tenaga kerja mengartikan kepada penguatan dalam dollar terhadap mata uang utama lainnya Senin lalu <.DXY>.   

"If we get slightly better U.S. data going forward, which gives more support for the U.S. economic recovery, we get a stronger dollar,"  analis Citigroup David Wilson mengatakannya.   

"Obviously, Europe is still continuing to struggle, and that would suggest that the rally is done for the time being, although I'm not saying  gold won't see more upside further out." 


OIL & COMMODITIES
Harga minyak turun di hari Senin dipicu kekhawatiran melemabatnya perekonomian Cina dan krisis utang Eropa akan mengurangi permintaan pada bahan  bakar, sementara potensi adanya kerusuhan di Timur Tengah telah membatasi penurunan harga minyak. 

Minyak  mentah  berjangka  mengalami  tekanan  ketika  Bank  Dunia  memangkas  proyeksi  pertumbuhan  ekonomi  untuk  Asia  Timur  dan  Pasifik  dan  mengatakan  ada  risiko  perlambatan  di  Cina,  konsumen  minyak  global  terbesar  kedua  di  dunia,  bisa  menjadi  lebih  dalam  dan  lebih  lama  dari  yang  diperkirakan oleh banyak analis. 

Pertumbuhan ekonomi Cina dan permintaan untuk minyak telah memberi dukungan utama untuk harga minyak sejak permintaan energi global dilanda  resesi setelah krisis keuangan tahun 2008. 

Kekhawatiran tentang krisis utang Spanyol dan Eropa terus berlanjut bahkan saat pejabat zona euro berkumpul di Luxembourg untuk meluncurkan dana  bailout kawasan itu. Euro merosot dari level puncak dua minggu terhadap dolar dan yen. Kekhawatiran tentang Asia telah membebani ekuitas global dan  AS.  

Pertikaian antara Turki dan Suriah pada hari Senin dan data ekspor Jerman yang dirilis lebih baik dari perkiraan telah membantu membatasi penurunan  harga minyak. Presiden Turki Abdullah Gul mengatakan pada hari Senin "skenario terburuk" kini bermain di Suriah. Gul mengatakan Turki akan melakukan  segala  sesuatu  yang  diperlukan  untuk  melindungi  dirinya  sendiri,  sementara  militernya  telah  melakukan  serangan  balasan  untuk  hari  keenam  setelah  sebuah granat ditembakkan dari Suriah terbang melintasi perbatasan. 

Brent November crude <LCOc1> turun 20 sen di $111.82 per barel, mengalami rebound setelah terkoreksi ke level intraday low $110.54. Sedangkan untuk  U.S. November crude <CLc1> turun 55 sen di $89.33 per barel, setelah turun ke level intraday low $88.21. 

Hari libur bursa AS hari Senin berkenaan dengan perayaan Columbus Day akan menunda jadwal rilis data stok mingguan minyak AS. American Petroleum  Institute (API) akan merilis stok minyaknya pada hari Kamis pukul 03.30 WIB, sedangkan U.S. Energy Information Administration akan merilis datanya pada  hari Jumat pukul 22.00 WIB.


EURO ZONE
Sentimen  zona  euro  membaik  untuk  rangkaian  dua  bulannya  pada  bulan  Oktober  dengan  ekspektasi  para  investor  didorong  oleh  langkah  pelonggaran moneter dari bank sentral dan mahkamah Jerman menyetujui untuk dana bailout permanen untuk mata uang tunggal Eropa. 

Para  menteri  keuangan  zona  euro  menyampaikan  dukungan  bersama  terhadap  Spanyol  Senin  lalu,  yang  mengatakan  negara  dalam  langkah‐ langkah  untuk  merombak  perekonomiannya,  yang  berhasil  dalam  pendanaan  sendiri  pada  pasar  keuangan  yang  tidak  membutuhkan  bailout,  sekurang‐kurangnya saat ini. 

Surplus perdagangan Jerman mencapai level tertinggi dalam lima tahun pada bulan Agustus setelah melonjak secara mengejutkan pada ekspor  sementara  itu  output  melemah  hanya  sedikit,  menyoroti  ketahanan  ekonomi  pada  krisis  utang  zona  euro,  meskipun  para  ekonom  melihat  perlambatan kedepannya.

U.K.
Sterling jatuh ke level terendah 1 bulan terhadap dolar menyusul mata uang berimbal hasil lebih tinggi masih mengalami tekanan, dan dengan prospek  suram data ekonomi Inggris, nampaknya sterling masih akan mengalami tekanan jual dalam jangka pendek kedepan. 

Indeks dolar menguat setelah rilis data tingkat pengangguran AS pada Jumat lalu, mendorong investor untuk menaksir kembali skala potensi dan durasi  dari putaran terbaru pembelian aset (QE3) oleh The Federal Reserve. 

Sedangkan  kondisi  yang  kontras  pakan  lalu  menunjukkan  ekonomi  Inggris  tumbuh  tipis  di  kuartal  ketiga  dengan  sektor  konstruksi  masih  mengalami  kontraksi dan sektor jasa mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan. 

Adapun hal yang membuat pemulihan ekonomi lebih berat, Kanselir George Osborne mengatakan pada hari Senin bahwa sebagian besar penghematan  dalam  anggaran  pemerintah  akan  melalui  pemotongan  pengeluaran  pemerintah.  Hal  itu  akan  menambah  tekanan  pada  Bank  of  England  untuk  melonggarkan kebijakan moneter yang mungkin pada awal bulan depan. 

Sterling turun 0.6% di $1.6035, setelah terkoreksi ke level intraday low di $1.6021. Sterling telah tersungkur dari level tertinggi sepekan di $1.6218 yang  dicapai pada hari Jumat usai rilis data ketenagakerjaan AS.  


JAPAN
Dollar merosot 0.6 persen ke level 78.30 yen <JPY=>. Telah mencapai level puncaknya 78.87 yen pada Jumat lalu dari data Reuters.   

Outlook  dari  negara  dengan  ekonomi  utama  dunia  termasuk  AS  dan  Jerman  telah  merosot  tipis,  meskipun  Cina  kemungkinan  stabil  setelah  perlambatannya baru‐baru ini, OECD mengatakannya Senin lalu.  

Dalam laporan bulanan terakhir pada ekonomi global, Organisation for Economic Co‐operation and Development mengatakan composite leading  indicator  (CLI)  untuk  33‐negara  area  OECD  turun  menjadi  100.1  pada  bulan  Agustus  dari  100.2  bulan  Juli,  mencatakan  berlanjutnya  tren  pelemahan pertumbuhan ekonomi.  

Semua negara utama ekonomi dunia terlihat penurunan satu poin pada CLIs, termasuk Jepang, yang mana anjlok menjadi 100.3 dari 100.4.   


AUSTRALIA
Australian dan New Zealand dollar diperdagangkan mendekati level terendah mingguannya Senin lalu dan terlihat rapuh ditengah bertahannya  permasalahan mengenai outlook untuk ekonomi global meskipun membaik dari ekspektasinya data jobs AS minggu lalu.  

Pasar umumnya tenang dengan pasar Jepang dan AS yang libur dan Cina kembali buka setelah libur panjang mingguannya.  

Aussie <AUD=D4> menekan penurunannya ke level $1.0165, yang telah merosot ke level terendahnya $1.0150, level terendah yang mendekati  tiga  bulannya.  Telah  menembus  level  utama  support  $1.0165,  terendah  bulan  September,  dengan  level  berikutnya  disekitar  level  $1.0150.  Walaupun dalam penutupannya mengalami kenaikan ke level $1.0195.  

Terhadap euro, Aussie tertekan mendekati level terendah empat bulannya A$1.2781 <EURAUD=R>. 

Harga obligasi Australia bertenor tiga tahun menguat, mengikuti rilis dari membaik dari ekspektasinya data jobs AS, tetapi sentimen domestik  melemah.


SWISS
Indeks  harga  konsumen  (CPI)  Swiss turun  tipis  di bulan  September,  meskipun terdapat  indikasi  mulai  adanya tekanan  inflasi,  mengisyaratkan  bank  sentral akan  mempertahankan batasan pada nilai tukar mata uang lokalnya untuk menghindasri deflasi dan resiko resesi. 

Serangkaian  data  yang  dirilis  belakangan  ini,  seperti  data  manufaktur  telah  memberikan  gambaran  suram  ekonomi  Swiss,  yang  mana  akan  mamacu  SNB  untuk  melanjutkan penetapan batasan nilai tukar mata uangnya untuk mendorong sektor ekspor dan mengurangi tekanan inflasi. 

Menurunnya permintaan domestik, yang sebagian disebabkan kekhawatiran naiknya pengangguran juga akan membatasi kenaikan harga. Namun demikian, tingkat  pengangguran ternyata dirilis cukup stabil di level 2.8% di bulan September. 

CPI Swiss turun 0.4% y/y di bulan September setelah mencatat turun 0.5% y/y di bulan Agustus sebelumnya, dan untuk basis bulanan tercatat naik 0.3%. Kedua data  dirilis sesuai dengan ekspektasi pasar. 

Kekhawatiran terhadap resiko terjadinya deflasi dan resesi, telah mendorong Swiss National Bank (SNB) untuk mematok batas maksimum untuk nilai tukar Swiss  franc di 1.20 per euro pada 6 September 2011 setelah investor memburu Swiss franc sebagai mata uang aman resiko akibat krisis utang Eropa yang telah mendorong  penguatan Swiss franc ke rekor tertingginya. 

Data ekonomi belakangan ini dirilis melemah, dimana sektor manufaktur mencatat kontraksi untuk ke‐5 kalinya secara berturut‐turut di periode Agustus, sentimen  konsumen melemah lebih lanjut di kuartal ketiga dan indeks sentimen investor ZEW  turun di bulan September.  Tingkat pengangguran diprediksi naik menjadi 3.3%  di tahun 2013, berdasarkan laporan dari State Secretariat for Economics. 

Swiss franc melemah terhadap dolar, merosot dari level tertinggi yang dicapai pekan lalu, setelah dolar terangkat oleh penurunan yang mengejutkan untuk data  tingkat pengangguran AS, yang mana telah membangkitkan kembali optimisme investor pada ekonomi AS. Tingkat pengangguran AS turun ke level terendah sejak  Januari  2009.  Hal  ini  telah  memicu  naiknya  yield  Treasury  AS  tenor  10  tahun  dan  membantu  mengerek  dolar.  Sedangkan  terhadap  euro,  Swiss  franc  bergerak  rangebound. Franc turun 0.3% terhadap dolar di 0.9332 dibandingkan dengan penutupan New York hari Jumat. Sementara terhadap euro, franc bergerak relatif  stabil di sekitar 1.2108.