title cover

title cover

Tuesday, June 21, 2011

Headline News 21.06.11

US & GLOBAL

Euro dan harga minyak masih goyah Senin kemarin karena investor masih menghindari aset‐aset berisiko tinggi setelah menteri keuangan Eropa menunda program lanjutan pinjaman darurat ke Yunani hingga negara yang sedang dililit utang tersebut menyetujui langkah‐langkah penghematan baru (new austerity measures). Hasil pertemuan menterui‐menteri keuangan Zona Euro di Luksemburg kemarin memutuskan untuk memberikan waktu 2 minggu kepada Yunani untuk menyetujui langkah‐langkah penghematan ketat untuk memperoleh bantuan pinjaman lanjutan senilai €120 milyar ($17 miliar) – sebuah tekanan terhadap pemerintah Yunani untuk memperbaiki kondisi keuangannya yang morat‐marit.

Namun, investor masih bergulat dengan kekhawatiran apakah krisis utang Yunani ini akan beresiko sistemik. Berita dari Eropa tersebut awalnya dianggap negatif, namun mayoritas trader akhirnya menyimpulkan Yunani akan mendapatkan bantuan yang memadai di akhir tahun untuk mencegah default.

Sementara itu, Swiss franc yang masih cenderung menguat mengindikasikan bahwa kecemasan masih menghantui pasar meskipun bursa saham Wall Street mulai rebound dan harga‐harga di pasar Treasury AS mulai stabil. Euro melemah terhadap Swiss franc, berhasil mengatasi tekanannya atas dolar AS dan yen. Sementara indeks dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia tidak banyak berubah dari Jumat sebelumnya, di areal $75.

EURUSD naik sekitar 0,2% ke atas areal 1.4300an, sementara EURCHF melemah sekitar 0,1% di sekitar 1.2100an. Sementara indeks utama bursa saham Tokyo berpotensi melanjutkan kenaikan di pembukaan hari ini setelah indeks Nikkei tipe kontrak September di pasar Chicago naik 65 poin ke 9.445.

Indeks volatilitas CBOE <VIX.>, yang mengukur tingkat kekhawatiran pasar di bursa Wall Street, turun 8,2% ‐ sebuah persentase penurunan dalam basis harian terbesar dalam tiga bulan. Sebelumnya indeks volatilitas Euro‐STOXX50 <.V2TX>, yang mengukur tingkat kekhawatiran investor di bursa Eropa, ditutup naik 5,3%.

Harga obligasi AS bertenor 10 tahun <US10YT=RR> turun ke level 3/32 dengan yield 2,95% ‐ setelah merosot 2,89%, areal support kuat untuk yield obligasi AS tersebut dan sekaligus yield terendahnya sejak awal Desember yang sempat di‐test minggu lalu. Resiko penurunan lebih lanjut pada yield obligasi AS nampaknya akan sangat bergantung pada sentimen investor – dari krisis utang Eropa serta rilis data ekonomi pesimis yang memicu investor ‘lari’ dari aset‐aset beresiko tinggi.

Indeks utama bursa saham Eropa, FTSEurofirst 300 <.FTEU3>, ditutup turun 0,5% akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap krisis utang Yunani dan kemungkinan penurunan peringkat utang di Italia. Sementara indeks saham dunia dari MSCI turun 0,1%.
Harga minyak mentah brent <LCOc1> di bursa berjangka juga turun, sebesar 1,3% ke level $111,69/barel. Harga minyak mentah di bursa berjangka AS <CLc1> mentah ringan naik 0,27% ke level $93,32 usai penutupan NY. Sementara harga emas di bursa berjangka AS tipe kontrak Agustus berakhir naik 0,2% ke areal $1,542/ons. 

Masih bergantungnya kekhawatiran pasar terhadap isu krisis utang Eropa membuat pasar cenderung lari dari aset beresiko tinggi dan berlindung pada aset‐aset safe‐haven. Hal ini mendukung kenaikan harga emas belakangan ini, meskipun masih tertahan oleh cenderung menguatnya dolar AS, yang saat ini juga berfungsi sebagai salah satu aset safe‐haven karena rendahnya suku bunga AS.

Pelarian investor dari aset‐aset beresiko tinggi sempat terakumulasi Senin kemarin ketika pertemuan menteri‐menteri keuangan AS memberikan ruang waktu 2 minggu bagi Yunani untuk melakukan langkah penghematan baru (new austerity measure) – berupa pemangkasan spending dan kenaikan pajak – agar bisa memperoleh program bantuan lanjutan berupa pinjaman dana senilai 12 milyar euro.

Selama krisis Yunani dan Eropa masih menimbulkan ketidakpastian – atau belum ada langkah perbaikan kongkrit – maka peran safe‐ haven emas masih akan meningkat. Sementara kondisi perekonomian AS yang terus memburuk, di sisi lain, juga akan memberikan dukungan pada peran safe‐haven dolar AS, ini akan menghambat kenaikan ataupun beresiko memicu fluktuasi harga emas dalam jangka pendek ini.

Minggu ini pasar akan menantikan hasil pertemuan FOMC The Fed AS (Rabu besok) di tengah tahap akhir program bantuan ekonomi quantitative easing ke‐2 (QE2) pada akhir Juni ini. Jika ada kecenderungan The Fed terus mempertahankan kebijakan moneternya yang ultra‐longgar dan/atau ada indikasi program QE masih akan berlanjut, maka ini akan memberikan dukungan bagi akselerasi kenaikan harga emas. Untuk saat ini kami melihat target kenaikan awal di $1550/ons. Emas telah mencapai rekor puncak di areal $1575 di awal Mei lalu.