title cover

title cover

Tuesday, May 28, 2013

Headline News 28.05.13



US & GLOBAL
Bursa  saham  Eropa,  obligasi  dan  dolar  bergerak  relatif  tenang  pada  perdagangan  hari  Senin  setelah  mengalami  gejolak  pekan  lalu,  meskipun penurunan 3% pada indeks saham Jepang mendorong investor tetap berhati‐hati. 

Libur  pasar  Inggris  dan  AS  telah  membuat  pasar  obligasi  dan  ekuitas  Eropa  bergerak  lebih  tenang  dari  biasanya,  namun  pasca  kejatuhannya  pekan  lalu  telah  menggoda  para  investor  untuk  membeli,  dimana  Euro  STOXX  50  <.STOXX50E>  naik  0,8%  dan  obligasi  Spanyol dan Italia mencatat kenaikan pertamanya dalam 3 sesi terakhir. Dolar juga bergerak lebih stabil, meskipun turun kembali ke 101  yen. 

Penurunan indeks Nikkei sebesar 3,2% telah membawa kerugian sejak Kamis menjadi lebih dari 10%, meskipun indeks masih tercatat naik  35% tahun ini. 

Goncangan pekan lalu di pasar ekuitas, obligasi dan pasar uang telah dipicu oleh kekhawatiran bahwa The Fed akan mengakhiri kebijakan  moneter  longgar  lebih  cepat  dari  yang  diperkirakan,  buruknya  data  ekonomi  Cina,  dan  keraguan  seberapa  rendah  Jepang  akan  mengijinkan  mata  uangnya  melemah.  Meskipun  terjadi  goncangan,  namun  sebagian  besar  analis  pasar  memprediksi  akan  adanya  kenaikan moderat pada set beresiko ketimbang terjadi koreksi tajam. 

"The transition to a post U.S. QE (quantitative easing) world will be turbulent," kata strategis global J.P. Morgan, Dan Morris. "But with  fundamental drivers for equities still supportive, investors should tighten their seatbelts instead of reaching for the parachute."  

Sementara The Fed terlihat akan mengakhiri program quantitative easing (QE), ECB kemungkinan masih akan menderita krisis dan akan  melanjutkan kebijakan moneter longgarnya. 

Pada hari Rabu besok, Komisi Eropa akan merilis review kebijakan pemangkasan utang kawasan, dimana Perancis, Spanyol dan Slovenia  kemungkinan akan diberi tambahan waktu untuk memangkas defisit keuangannya hingga ke targetnya. Organisation for Economic Co‐ operation and Development juga akan merilis review untuk ekonomi negara‐negara maju di hari yang sama. 

Tiga  lelang  obligasi  pemerintah  Italia  pekan  ini  akan  menguji  seberapa  besar  minat  pasar  terhadapnya  setelah  adanya  indikasi  akan  diakhirinya  kebijakan  QE  The  Fed.  Obligasi  Italia  dan  Spanyol  mengalami  tekanan  jual  pekan  lalu  namun  yield  keduanya  mengalami  penurunan menyusul fokus pada langkah ECB berikutnya. 

Dewan kebijakan ECB  Joerg Asmussen mengatakan ECB masih akan melanjutkan kebijakan moneternya “selama dibutuhkan”, meskipun  ia terdengar hati‐hati tentang himbauan bank untuk menaruh uang di deposito di ECB, sesuatu yang dapat membantu menekan biaya  pinjaman nasional.  "One should be very cautious regarding the discussion if the ECB could introduce negative deposit rates ... This can have advantages, but it  can also have disadvantages," kata Asmussen di Berlin.  

Pasar komoditas terlihat masih tertekan, dengan Brent crude <LCOc1> turun menembus $102 per barel, melanjutkan koreksi 2% pekan  lalu, seiring masih suramnya kondisi ekonomi. 

Kegelisahan pelaku pasar telah membantu mengangkat harga emas ke $1394,39 per ons, sementara harga tembaga turun 0,2%.  

Setelah  buruknya  data  ekonomi  Cina  pekan  lalu  telah  meredupkan  prospek  permintaan  minyak,  maka  OPEC  diprediksi  akan  mempertahankan kebijakannya pada sidangnya hari Jumat pekan ini. 

"OPEC is in a hard situation," ujar Chakib Khelil, menteri perminyakan Aljazair dari 1999 hingga 2010. "The demand for OPEC oil is going  down, while increasing demand is being met by others..."   


GOLD & COMMODITIES
Emas naik Senin lalu, memperluas kenaikannya setelah penguatan mingguannya dalam bulanan karena dollar sedikit melemah dan pasar saham Eropa bertahan, sementara pembelian fisik masih bertahan di Asia. 

Volume kemungkinan menyisakan masih tipis secara keseluruhan harian sebagaimana keduanya Inggris dan AS mengalami liburan publik. 

Emas  masih  merosot  mendekati  17  persen  tahun  ini,  setelah  bulan  lalu  ditekan  harga  anjlok  untuk  merosot  ke  level  terendahnya  dua  tahun  $1321.35.  Penurunan  disebabkan  kekhawatiran  mengenai  bank  sentral  melakukan  aksi  jual  dan  menekan  harga  dibawah  level  support utama $1500 per ons.        

"Gold is holding around the levels seen at the end of last week, as there are few factors that are balancing each other out at the moment,"  analis Commerzbank Daniel Briesemann mengatakannya.  

"On the one side you have continued ETF (exchange‐traded fund) outflows and speculators cutting bullish bets on COMEX, while on the  other hand the metal is finding some support from continued demand for coins and bars amongst retail investors and ongoing purchases  by central banks from emerging countries, which kept buying in April."  


OIL & COMMODITIES
Kontrak  berjangka  Brent  oil  crude  melemah  pada  hari  Senin,  seiring  data  yang  melemah  pekan  lalu  dan  transaksi  perdagangan  yang  melemah  akibat  tertundanya perdagangan cukup lama karena hari libur publik di Amerika Serikat dan Inggris. 

Brent futures <LCOc1> dipped 11 cents to $102.53 per barrel at 1719 GMT, following the worst weekly performance in five weeks. U.S. crude <CLc1> shed  50 cents to $93.63 per barrel.  

Kontrak berjangka Brent <LCOc1> melemah sebesar 11 sen dengan nilai transaksi 102,53 dollar/barel, dan diikuti oleh kinerja mingguan terburuk dalam  lima minggu. U.S. crude <CLc1> merosot sebesar 50 sen dengan nilai transaksi 93,63 dollar/barel. 

Minyak berada di bawah tekanan pekan lalu seiring data rilis akan aktivitas pabrik China menurun pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan  dan manufaktur AS tumbuh pada laju yang paling lambat sejak Oktober. Amerika Serikat dan Cina adalah dua konsumen utama minyak dunia. 

Yang menjadi fokus utama berikutnya bagi para trader adalah producer cartel the Organisation of the Petroleum Exporting Counties (OPEC) di Wina, pada  hari Jumat, meskipun kebijakan produksi diharapkan akan berubah. 

"There is a risk that prices go down due to demand concerns and that OPEC is unlikely to change anything at the meeting this week," ucap Carsten Fritsch,  seorang oil analyst di Commerzbank, Frankfurt. 

Pergerakan harga minyak Brent sangat dekat dengan level pergerakan harga yang diminati oleh  produsen utama Arab Saudi dengan nilai 100 dollar/barel,  mengindikasikan  produsen yang paling berkuasa tidak mungkin akan memotong jumlah produksi. 

"People  will  slowly  move  towards  $100  a  barrel  at  the  end  of  the  week  unless  something  unexpected  happens  in  the  financial  markets  or  geopolitical  landscape," ucap Fritsch di Commerzbank. 


OIL & COMMODITIES
Kontrak  berjangka  Brent  oil  crude  melemah  pada  hari  Senin,  seiring  data  yang  melemah  pekan  lalu  dan  transaksi  perdagangan  yang  melemah  akibat  tertundanya perdagangan cukup lama karena hari libur publik di Amerika Serikat dan Inggris. 

Brent futures <LCOc1> dipped 11 cents to $102.53 per barrel at 1719 GMT, following the worst weekly performance in five weeks. U.S. crude <CLc1> shed  50 cents to $93.63 per barrel.  

Kontrak berjangka Brent <LCOc1> melemah sebesar 11 sen dengan nilai transaksi 102,53 dollar/barel, dan diikuti oleh kinerja mingguan terburuk dalam  lima minggu. U.S. crude <CLc1> merosot sebesar 50 sen dengan nilai transaksi 93,63 dollar/barel. 

Minyak berada di bawah tekanan pekan lalu seiring data rilis akan aktivitas pabrik China menurun pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan  dan manufaktur AS tumbuh pada laju yang paling lambat sejak Oktober. Amerika Serikat dan Cina adalah dua konsumen utama minyak dunia. 

Yang menjadi fokus utama berikutnya bagi para trader adalah producer cartel the Organisation of the Petroleum Exporting Counties (OPEC) di Wina, pada  hari Jumat, meskipun kebijakan produksi diharapkan akan berubah. 

"There is a risk that prices go down due to demand concerns and that OPEC is unlikely to change anything at the meeting this week," ucap Carsten Fritsch,  seorang oil analyst di Commerzbank, Frankfurt. 

Pergerakan harga minyak Brent sangat dekat dengan level pergerakan harga yang diminati oleh  produsen utama Arab Saudi dengan nilai 100 dollar/barel,  mengindikasikan  produsen yang paling berkuasa tidak mungkin akan memotong jumlah produksi. 

"People  will  slowly  move  towards  $100  a  barrel  at  the  end  of  the  week  unless  something  unexpected  happens  in  the  financial  markets  or  geopolitical  landscape," ucap Fritsch di Commerzbank. 


U.K.
Dolar dan euro berhasil rebound terhadap sterling pada perdagangan hari Senin, ditengah libur pasar AS berkenaan dengan hari libur nasional Memorial  Day dan juga libur pasar Inggris, Spring Bank Holiday.  

Aksi profit‐taking nampaknya telah memicu koreksi sterling terhadap dolar pasca penguatannya selama 2 hari berturut‐turut. Sementara euro juga berhasil  rebound terhadap sterling setelah koreksi tertahan di atas level 0,8530 pound. 

Data ekonomi Inggris yang dirilis belakangan ini menunjukkan terjadinya pemulihan ekonomi, meskipun masih rapuh dan BoE terlihat menahan diri dari  program  pembelian  obligasi,  dengan  hasil  minutes  hari  Rabu  lalu  menunjukkan  hanya  3  anggota  MPC‐BoE  yang  menghendaki  untuk  dilanjutkannya  kebijakan moneter longgar pada bulan Mei. Namun calon gubernur BoE yang baru, Mark Carney, nampaknya lebih cenderung untuk mengadopsi kebijakan moneter longgar yang agresif, dimana berpotensi menekan sterling. Kalangan strategis di BNP paribas memprediksi Carney akan men‐trigger tambahan 100  milyar pound dalam program quantitative easing di bulan Agustus dan memprediksi sterling bakal anjlok hingga ke $1,45 di akhir kuartal ketiga. 

JAPAN
Juru bicara pemerintah Jepang mengatakan pada hari Senin bahwa pelemahan yang baru terjadi terhadap bursa saham Tokyo adalah fase koreksi terhadap kenaikan yang terjadi  sebelumnya, mengindikasikan bahwa perekonomian negara sudah mulai pulih. 

"There were cases where (the Nikkei Stock Average) rose by over 1,000 points  in a week. So in that sense, this is an adjustment phase," Chief Cabinet Secretary Yoshihide Suga  mengatakan dalam sebuah konferensi pers. 

Setelah sempat melonjak pada pekan lalu yield obligasi pemerintah Jepang dimana peningkatan tersebut memberikan dampak dan memicu penurunan terhadap bursa Tokyo, dan   penasehat menteri keuangan Jepang menerbitkan sebuah laporan pada hari Senin guna mendesak pemerintah untuk melakukan reformasi fiskal yang serius untuk menghindari  kenaikan yield obligasi di masa mendatang. 

Dalam laporan itu tertulis bahwa "Fiscal reconstruction has become all the more important" akibat dampak dari kebijakan moneter yang agresif dalam hal stimulus moneter dan  fiskal  Perdana  Menteri  Shinzo  Abe,  dimana  laporan  ini  sebagai  peringatan  akan  telah  hilangnya  tujuan  awal  kebijakan  fiskal  yang  berdampak  terhadap  yield  obligasi  yang  meningkat dan merusak upaya BoJ untuk meningkatkan perekonomian. 

Terdapat perselisihan paham di dalam Bank of Japan's board terhadap bagaimana cara untuk mengarahkan stimulus moneter yang radikal guna mengakhiri deflasi selama hampir  dua  dekade,  menegaskan  akan  tantangan  awal  yang  dihadapi  oleh  Gubernur  Haruhiko  Kuroda  terhadap  usahanya  guna  mendorong  pertumbuhan  perekonomian  yang  berkelanjutan. 

Perbedaan pendapat yang disorot dalam agenda pertemuan pada tanggal 26 April, yang menunjukkan bahwa beberapa pembuat kebijakan menentang target inflasi sebesar 2  persen dalam dua tahun dan menyerukan lebih banyak fleksibilitas dalam membimbing kebijakan moneter. 

Dewan juga terlibat dalam perdebatan terhadap volatilitas pasar obligasi terbaru yang diikuti pelonggaran moneter BOJ pada tanggal 4 April, sebuah tanda bahwa anggota dewan  gelisah tentang kenaikan biaya pinjaman yang dapat merusak kebijakan ultra‐longgar bank sentral. 

"We're still seeing potential instability in the bond market," salah satu dari anggota sebagai mana dikutip setelah hasil pertemuan yang dirilis pada hari Senin.



AUSTRALIA
Para  pemilih  menempatkan  lebih  mempercayai  treasuri  bayangan  Joe  Hockey  untuk  mengatur  perekonomian  sejak  Treasuri  Wayne  Swan  menurunkan  anggaran dua minggu yang lalu, survei menunjukkannya.  

Polling online minggu terakhir mendapatkan 37 persen dari para responden berpikir Mr Hockey dapat lebih baik menangani perekonomian, yang naik dari  35 persen pada awal minggu ini. Sebaliknya, kepercayaan pada Mr Swan anjlok 28 persen dari 32 persen pada periode yang sama.  

Dalam  pidato  balasan  bujet,  Pemimpin  Oposisi  Tony  Abbott  berkomitmen  kembali  untuk  menyalurkan  keduanya  pajak  karbon  dan  pertambangan  jika  koalisi menang dalam pemilu bulan September.  

Tetapi dia juga mengatakan akan mempertahankan pembayaran kompensasi untuk rumah tangga.  

Tuntutan upah yang lebih mengancam proyek energi utama di Australia, seorang menteri tenaga kerja federal mengatakannya.  

Woodside Petroleum bulan lalu membuang $45 milyar proyek liquefied natural gas yang mana ditujukan untuk James Price Point, di Australia Barat.  

Para  pemimpin  bisnis  di  Australia  Barat  mengatakan  terdapat  tidak  seharusnya  terjadi  kenikan  upah  minimum  (negara  bagian)  tahun  ini,  dengan  WA  (Western Australia) Industrial Relations Commission mengatur untuk mendengar kasus upah minggu ini.  

Upah minimum WA sebesar $627.70 per minggu, setelah naik 3.4 persen tahun 2012. 



SWISS
Dolar dan euro berhasil rebound terhadap franc Swiss pada perdagangan hari Senin, ditengah libur pasar AS berkenaan dengan hari libur nasional Memorial  Day. Aksi short‐covering nampaknya mendorong penguatan dolar pasca koreksinya selama 2 hari berturut‐turut.  

Sementara euro juga berhasil rebound terhadap franc Swiss setelah mampu bertahan di atas level 1,2400 franc per euro. Pelemahan franc belakangan ini  dipicu oleh desakan agar SNB menaikkan batas minimum nilai tukar EUR/CHF ke 1,25 franc dari 1,20 franc saat ini untuk melindungi pekerjaan di sektor  industri terutama yang terimbas oleh pergerakan mata uang, seperti sektor mesin dan pariwisata. 

Data perdagangan Swiss yang akan dirilis hari Selasa ini diprediksi menunjukkan surplus yang mengecil menjadi 1,757 milyar franc di bulan April dari 1,9  milyar franc di bulan Maret. 


Investor  juga  akan  mencermati  data  PDB  Swiss  yang  akan  dirilis  hari  Kamis  yang  diprediksi  akan  menunjukkan  ekonomi  Swiss  tumbuh  0,2%  di  kuartal  pertama.