US & GLOBAL
• Bursa saham AS dan Eropa melanjutkan tekanan dalam 6 sesi berturut‐turut Rabu kemarin, menyusul kekhawatiran tentang prospek ekonomi global yang suram. Sedangkan harga minyak melonjak setelah OPEC gagal mencapai kesepakatan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
• Dolar AS mencapai titik terendah selama 1 bulan di bawah areal 80 yen karena meningkatnya risk aversion di tengah kegalauan ekonomi global, tetapi USD rebound terhadap euro setelah data ekonomi Jerman dirilis lebih lemah dari perkiraan dan meningkatnya kembali ketidakpastian seputar resolusi krisis utang Yunani.
• Komentar Bernanke, dikombinasikan dengan tenaga kerja dan data manufaktur AS yang lemah belum lama ini memberikan tekanan pada yield obligasi AS di bawah key‐level 3% serta memicu kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi AS akan mengganggu pertumbuhan ekonomi global. Ketua Federal Reserve, Ben Bernanke, Selasa sebelumnya mengakui bahwa ekonomi AS telah melambat tetapi tidak memberikan petunjuk bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan stimulus lebih lanjut untuk mendukung pertumbuhan. Pasar berharap akan ada indikasi mengenai program stimulus lanjutan (QE3), namun hal tersebut tidak terucapkan.
• Indeks bursa saham dunia dalam MSCI tergelincir 0,8%, indeks pasar saham emerging market <.MSCIEF> turun 0,7%. Sementara indeks bursa saham Eropa, FTSEurofirst 300 <.FTEU3>, turun 0,9% ke level penutupan terendah selama 3 bulan dan sekaligus merupakan tekanan selama 6 sesi berturut‐turutnya.
• Harga minyak mentah brent di pasar berjangka <LCOc1> naik $1,07, atau 1% ke level $117,85/barel. Sementara harga minyak mentah bursa berjangka AS <CLc1> naik sekitar 1,3% ke areal $100.78/barel setelah penutupan NY Rabu. Pertemuan OPEC berakhir tanpa kesepakatan untuk meningkatkan produksi setelah Arab Saudi gagal meyakinkan anggota lainnya. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran kurangnya pasokan tahun ini, yang akan mendorong kenaikan harga minyak lebih lanjut tahun ini sehingga melahirkan kekhawatiran lebih lanjut terhadap kelanjutan pemulihan ekonomi global yang tersendat.
• Sementarahargaemasdipasarspot<XAU=>turunkelevel$1,537.30/ons,darilevel$1,542.80padapenutupanpasarNYSelasa. • EURUSD turun 0,8 persen terhadap dolar AS ke level 1,4565 dan turun lebih dari 1 persen ke 116,31 yen setelah data ekspor April Jerman membukukan penurunan terbesar mereka selama lebih dari 2tahun, sementara industrial output‐nya juga merosot 0,6%. Ketidakpastian atas krisis utang Yunani juga mengganggu arus demand euro. Sebuah laporan oleh Uni Eropa, ECB dan IMF yang diperoleh Reuters menunjukkan bahwa pencairan bantuan Yunani berikutnya tidak bisa berlangsung sampai pemerintahnya mengoreksi program penyesuaian pembiayaan negara. Yunani telah disepakati di tahun lalu memperoleh bantuan senilai 110 milyar euro namun masih gagal mengangkat kembali kepercayaan dalam keuangannya. Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan Yunani membutuhkan bantuan tambahan 90 milyar euro, yang akan direalisasi hingga 2014.
• Meskipundiliputiolehkekhawatirankrisisutang,analismasihmemperkirakankenaikansukubungaberikutnyadariECBtahuniniuntukmelawan
inflasi. Usai pertemuan moneter sore nanti, presiden ECB Jean‐Claude Trichet diharapkan akan memberi indikasi terhadap potensi kenaikan suku
bunga, yang oleh mayoritas kalangan pasar akan dialgnsungkan pada pertemuan Juli depan.
• Sebuah peringatan dari Fitch Ratings bahwa Amerika Serikat mungkin tidak akan mampu mempertahankan level peringkat tinggi (AAA) untuk utangnya jika mengalami default secara "teknis" ternyata tidak banyak memberikan dampak untuk dolar dan harga Treasury. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun <US10YT=RR> berada di 2,95%, turun tipis dari 3,00% Selasa sebelumnya. Diferensiasi yield obligasi 10 tahun AS sekitar 9 bps di bawah obligasi Bunds Jerman, merupakan diferensiasi terlebarnya dalam 1 bulan. Secara ironis, harga di pasar Treasury bisa rally jika pasar global terguncang oleh default AS. Lihatlah apa yang terjadi pada tahun 2008: saat AS menjadi sumber dari krisis keuangan secara keseluruhan, namun dolar AS dan harga di pasar obligasi naik – menekan yield‐nya.
• Emas melemah Rabu lalu karena dollar index menguat dalam hariannya setelah the Fed Chairman Ben Bernanke tidak memberikan petunjuk lebih lanjut kedepannya dari monetary easing AS tetapi mengakui ekonomi telah melambat.
• Bullion investors kecewa dengan ketidakpastian berkenaan dengan the Fed yang akan memulai putaran baru dari pembelian government bond, suatu bentuk dari money creation yang diketahui sebagai quantitative easing. Emas naik 5 persen dalam tiga minggu sebelumnya dari suramnya data ekonomi AS, termasuk melemahnya laporan jobs.
• "It is very doubtful now that the United States will be raising interest rates over the next 12 months, which means the negative interest rate environment in the U.S. is going to stay," kata analis VM Group Carl Firman. "That will leave investors looking for higher returns elsewhere, and gold is one beneficiary of that."
• Spot gold <XAU=> anjlok 0.3 persen ke level $1537,85 per ons pada pukul 12:04 p.m. EDT (1604 GMT). U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Agustus <GCQ1> merosot $4.40 per ons ke level $1539,60.
• Emas sempat mencapai level puncaknya $1575,79 per ons pada 2 Mei lalu. • Silver <XAG=> berkurang 1.2 persen ke level $36.68 per ons, bersamaan arah dengan emas.