• Bursa saham global dan harga minyak melonjak pada sesi Jumat ditunjang data ekonomi Cina yang meredam kekhawatiran akan hard landing pada ekonomi No 2 di dunia dan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi dunia lebih lanjut. Bursa saham AS menguat pasca pelemahan 6‐sesi beruntun, dan euro menguat terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam empat sesi terakhir ditunjang oleh naiknya minat terhadap aset beresiko.
• Bursa Wall Street menguat pada akhir sesi perdagangan, mendorong indeks Dow dan S&P 500 ke wilayah positif dalam basis mingguan. Nasdaq juga naik tapi tetap di wilayah negatif dalam basis mingguan. GDP Cina yang bertumbuh 7,6 persen, mengungguli ekspektasi pemerintah, memperkuat sentimen secara luas pada komoditas dan menunjang rally ekuitas.
• JPMorgan Chase & Co <JPM.N> membukukan kerugian senilai 4,4 miliar USD pada perdagangan yang dilakukan oleh trader yang disebut sebagai “Paus London” dan menyatakan kemungkinan akan menangguk kerugian lebih lanjut hingga 1,7 milyar USD. Tapi saham perbankan tersebut naik 6 persen karena kerugian perdagangan tersebut hanya memotong laba kuartal kedua sebesar 471 juta USD dibanding tahun sebelumnya, yang mencapai 4.96 miliar USD. Lonjakan saham JPMorgan mendukung kinerja S&P 500, dan mengangkat sektor perbankan <BKX.> hingga 3,26 persen.
• Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi telah menekan aset berisiko pada awal pekan lalu. Investor mengabaikan survei yang menunjukkan sentimen konsumen AS kembali melemah pada awal Juli ke terendah dalam tujuh bulan, karena masyarakat Amerika melihat prospek yang suram berkaitan sektor ketenagakerjaan dan pendapatan. Data yang dilansir Thomson Reuters / Universitas Michigan untuk keseluruhan indeks sentimen konsumen jatuh ke 72,0 dari 73,2 pada bulan Juni.
• Secara terpisah, inflasi di tataran produsen meningkat tipis pada bulan Juni menyusul penurunan biaya energi, menunjukkan bahwa tekanan inflasi tetap dapat diredam. Departemen Tenaga Kerja Ameirka menyatakan harga produsen yang disesuaikan secara musiman naik 0,1 persen, sebuah kondisi yang membuka pintu bagi upaya lebih lanjut dari The Federal Reserve untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
• Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> ditutup naik 203,82 poin atau 1,62 persen, ke 12,777.09. Indeks Standard & Poor 500 <. SPX> naik 22,02 poin atau 1,65 persen, ke 1,356.78. Indeks Nasdaq Composite <. IXIC> naik 42,28 poin atau 1,48 persen, ke 2,908.47. Untuk minggu lalu, Dow tercatat naik 0,04 persen, S&P 500 naik 0,15 persen namun Nasdaq turun 0,98 persen.
• Bursa saham Eropa memperpanjang kenaikan, para investor mengikuti spekulasi pergeseran alokasi aset menyusul lonjakan saham AS yang membantu euro untuk bangkit dari pelemahan ke level dua tahun terendah terhadap dolar AS. FTSEurofirst 300 <FTEU3.> naik 1,3 persen menjadi ditutup pada 1,042.63.
• Obligasi tenor 10‐tahun AS <US10YT=RR> harganya turun 4/32 dengan imbal hasil berkisar pada 1,4893 persen.
• Euro terakhir diperdagangkan di 1,2242 <EUR=>, naik 0,4 persen, rebound dari level terendah sejak pertengahan 2010 di 1,2160 pada awal sesi. Rebound euro juga mengubah sentimen atas utang pemerintah Italia. Imbal hasil obligasi Italia melonjak setelah pemangkasan peringkat kredit oleh Moody’s yang menyoroti risiko bahwa krisis utang kawasan berpotensi menelan ekonomi terbesar ketiga zona euro. Moody `s memperingatkan hal itu bisa melanjutkan downgrade peringkat kredit Italia, yang saat ini hanya dua tingkat di atas status junk, jika akses negara ke pasar utang mengering.
• Komoditas dunia menguat didukung oleh data PDB Cina yang tidak seburuk yang ditakutkan sebelumnya. Harga minyak Brent crude <LCOc1> ditutup naik 1,33 USD ke 102,40 USD per barel. Minyak mentah AS <CLc1> ditutup naik 1,02 USD ke 87,10 USD per barel, dan mencatat penguatan 3,1 persen dalam sepekan terakhir. Emas naik, terangkat oleh rally tajam bursa ekuitas dan komoditas, terpengaruh data Cina. Harga spot emas <XAU=> naik 1,04 persen menjadi 1,588.00 USD per troy ounce.
• Emas naik lebih dari 1.5 persen Jumat lalu karena tanda‐tanda perlambatan pertumbuhan (ekonomi) Cina yang menaikkan harapan untuk monetary easing disana dan memicu rally pada aset‐aset beresiko disemua lini, yang mendorong ketertarikan pada investasi emas, ditambah dukungan pada kenaikan pada saham‐saham dan komoditas.
• Logam mulia mencatatkan kenaikan mingguan mengikuti rally Jumat lalu, setelah data Cina menunjukkan pertumbuhan ke dalam rangkaian enam kuartalnya kefase terlemahnya yang lebih dalam tiga tahun.
• Cina mengatakan pada pertumbuhan (ekonomi) basis tahunannya pada 7.6 persen dalam kuartal kedua, dibawah level 8 persen dari penurunan sebelumnya yang dipicu respon yang kuat dari pengambil kebijakan.
OIL & COMMODITIES
• Harga oil naik 1 persen Jumat lalu karena laporan data GDP Cina yang bersamaan dengan ekspektasi dan sedikit diatas target pemerintah, menenangkan permasalahan mengenai perlambatan (ekonomi) dalam ekonomi negara terbesar kedua didunia tersebut.
• Brent dan U.S. crude futures menghadapi kenaikan mingguannya diatas 50‐hari moving average untuk pertama kalinya sejak bulan April.
• Gambaran pertumbuhan (ekonomi) kuartal kedua Cina membantu mendorong indeks saham‐saham AS lebih dari 1 persen dan juga mendukung saham‐saham Eropa, sementara itu euro naik turun terhadap dollar dan dollar index <.DXY> yang juga berada dalam perdagangan yang choppy.
• Embargo Uni Eropa terhadap minyak mentah Iran, ketidakpastian mengenai perselisihan program nuklir Iran dan pengaruh dari pemogokan di Norwegia dan lainnya gangguan pasokan North Sea yang juga mendukung pada crude, khususnya Brent, yang menguat dalam front‐month.
EURO ZONE
• Euro menguat terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam 4 hari terakhir di hari Jumat kemarin, rebound dari level terendah 2 tahun, setelah data ekonomi Cina mengurangi kekhawatiran seputar prospek pertumbuhan ekonomi global, sehingga mendorong investor untuk kembali memburu aset‐aset beresiko dan juga mata uang tunggal Eropa. Euro awalnya sempat tertekan setelah lembaga pemeringkat Moodys’ memangkas peringkat kredit Italia, setelah lembaga tersebut melihat potensi ekonomi Italia akan tertelan oleh krisis utang yang melanda kawasan. Italia merupakan negara dengan perekonomian terbesar ketiga di zona euro.
• Namun sentimen pasar kemudian terangkat setelah data menunjukkan ekonomi Cina tumbuh 7.6% di kuartal kedua, merupakan tingkat pertumbuhan terlemahnya
selama lebih dari 3 tahun terakhir tetapi masih lebih baik dari sejumlah ekspektasi pasar.
• Euro terakhir bergerak di sekitar $1.2234, naik 0.3% setelah terkoreksi ke level intraday low $1.2160, level terendahnya sejak medio 2010. Euro juga menguat terhadap yen, bergerak naik 0.3% di 96.94 yen. Sementara itu data producer prices AS hanya naik tipis di bulan lalu, mengisyaratkan tekanan inflasi relatif stabil dan membuka peluang bagi The Fed untuk melanjutkan kebijakan moneter longgar. Terhadap yen, dolar tercatat turun 0.1% di 79.18 yen.
• Pekan ini pasar akan mencermati testimoni dari Kepala The Fed Ben Bernanke mengenai kebijakan moneter yang telah dijalankan, dimana akan dilihat kemungkinan bank sentral AS tersebut menggulirkan program quantitative easing (QE) jilid 3. Bernanke dijadwalkan akan memberikan testimoni untuk anggota parlemen pada hari Selasa dan Rabu, dimulai sehari setelah Dana Moneter Internasional diperkirakan akan memangkas proyeksi pertumbuhan global ketika pihaknya merilis Outlook Ekonomi Dunia yang terbaru.
U.K.
• Akhir pekan lalu sterling menguat ke level tertinggi sepanjang 3‐1/2 tahun terakhir terhadap euro, setelah lembaga pemeringkat Moody’s memangkas peringkat hutang Italia, yang kemudian meningkatkan minat terhadap sterling sebagai alternative currency ditengah krisis hutang Uni Eropa. Euro anjlok ke level 78.63 pence terhadap pound, level terendah sejak November 2008. Investor terus menekan euro terhadap sterling menyusul belum adanya terobosan berarti dalam penanganan krisis hutang Uni Eropa.
• Sterling juga menguat terhadap dolar AS ditunjang oleh penguatan bursa saham global yang terdorong rilis data PDB Cina yang mengungguli ekspektasi. Penguatan bursa saham juga menopang minat terhadap aset beresiko termasuk sterling. Hingga akhir sesi New York, sterling tercatat menguat hingga 0,8 persen terhadap dolar AS setelah sempat mencapai session high di 1.5580. Meskipun demikian, analis mengingatkan bahwa prospek ekonomi Inggris juga tidak terlalu bagus, data pada sesi Jumat memperlihatkan bahwa construction output turun 6,3 persen dalam basis antar tahun pada periode Mei.
• Pekan ini pelaku pasar akan mengamati sejumlah rilis data diantaranya data inflasi, sektor ketenagakerjaan dan retail sales Inggris. Para investor juga akan mengamati pernyataan Kepala The Fed Ben Bernanke yang akan menyampaikan semiannual monetary policy report yang diharapkan akan memberikan sinyal apakah bank sentral Amerika tersebut akan menempuh program QE3 tahun ini.
JAPAN
• Menteri Keuangan Jepang Jun Azumi pada hari Jumat kemarin mengatakan bahwa Jepang akan mengambil tindakan di pasar uang jika diperlukan, menyusul kenaikan tajam yen berpotensi memukul perekonomian negeri itu.
• Ia menegaskan bahwa kenaikan tajam yen akan menekan ekonomi dan stabilitas keuangan. Pergerakan yen akan terus diawasi secara ketat dan pemerintah akan mengambil tindakan tegas jika memang diperlukan.
• Sementara itu sebuah data revisi ekonomi Jepang menunjukkan industrial output turun 3.4%
di bulan Mei, sebagian mencerminkan penyesuaian persediaan sementara, meskipun pandangan ini tidak pasti karena perlambatan pertumbuhan global. Data tersebut merupakan revisi turun dari laporan awalnya turun 3.1%, setelah mencatat turun 0.2% di bulan April sebelumnya. Sedangkan capacity utilisation index turun 2.2% di bulan Mei dari bulan sebelumnya menjadi 89.8.
• Pekan ini pasar akan mencermati testimoni dari Kepala The Fed Ben Bernanke mengenai kebijakan moneter yang telah dijalankan, dimana akan dilihat kemungkinan bank sentral AS tersebut menggulirkan program quantitative easing (QE) jilid 3. Bernanke dijadwalkan akan memberikan testimoni untuk anggota parlemen pada hari Selasa dan Rabu, dimulai sehari setelah Dana Moneter Internasional diperkirakan akan memangkas proyeksi pertumbuhan global ketika pihaknya merilis Outlook Ekonomi Dunia yang terbaru.
AUSTRALIA
• Australian dollar merosot dalam level penutupan perdagangannya Jumat lalu, tidak dapat menahan penguatan pada awalnya yang dibuat untuk merespon gambaran pertumbuhan ekonomi terakhir dari Cina.
• Pada pukul 1700 AEST Jumat lalu Australian dollar diperdagangkan pada level 101.58 sen AS, turun dari level 101.64 sen AS pada penutupan perdagangan Kamis sebelumnya.
• Mata uang lokal empat menguat setelah Cina mengatakan pertumbuhan perekonomiannya pada 7.6 persen dalam kuartal keduanya tahun 2012.
• Australian dollar naik hampir seperlima sen AS segera setelah data Cina yang dirilis sebelum berada dalam kisaran yang sempit pada sore harinya.
• Sementara itu perkembangan gross domestic product (GDP) melambat ke level terendahnya di Cina yang lebih dari tiga tahun, yang sejalan dengan ekspektasi pasar.
SWISS
• Swiss franc melonjak mendekati level terendahnya dalam 19‐bulan terhadap dollar Jumat lalu, setelah lembaga pemeringkat Moody's memangkas peringkat kredit Italia, meningkatkan prospek kedepannya pada gejolak pasar zona euro.
• Sejak Swiss National Bank membatasi pergerakan pada level 1.20 per euro akhir September, the franc secara luas diperdagangkan bersamaan dengan euro.
• Moody's memperingatkan kedepannya dapat menurunkan peringkat terbaru Italia Baa2, yang mana hanya berada diatas dua poin diatas junk status (obligasi sampah), jika akses ke pasar obligasi menurun.
• Pemangkasan peringkat menekan pada mata uang versus dollar, dan begitu juga pada the franc.
• Harga producer and import Swiss mencatatkan penurunan dalam tiga bulannya pada bulan Juni, ditekan merosot oleh anjloknya harga oil dan menggarisbawahi kebutuhan Swiss National Bank yang membatasi the franc untuk menjaga tekanan deflasi.