title cover

title cover

Monday, February 18, 2013

Headline News 18.02.13


US & GLOBAL
Yen  jatuh  terhadap  euro  dan  dolar  pada  hari  Jumat  ditengah  ekspektasi  bahwa  para  pemimpin  G20  di  akhir  pekan  akan  menghindari  desakan  mereka  kepada  Jepang  seputar  kebijakan  moneter  yang  diterapkan  negara  tersebut  yang  telah  memicu  pelemahan  yen,  sementara harga minyak turun seiring mlemahnya aktifitas ekonomi. 

Wall Street ditutup flat, tertekan oleh saham Apple Inc dan Wal‐Mart Stores Inc, namun kekuatan dari rally saham yang telah mendorong  indeks S&P 500 untuk naik 6,6% sepanjang tahun ini, telah menghindarkan pasar dari kejatuhan. 

Data  yang  dirilis  akhir  pekan  kemarin  masih  menunjukkan  terkendalanya  pemulihan  ekonomi.  New  York  Federal  Reserve  melaporkan  sektor manufaktur di wilayah New York mengalami ekspansi sementara sebuah survey menunjukkan kenaikan tajam yang diluar dugaan  untuk sentimen konsumen AS di periode Februari. Sedangkan U.S. industrial production diluar dugaan turun di bulan Januari, menambah  kekhawatiran terhadap melemahnya aktifitas ekonomi. 

Harga minyak turun, dengan Brent futures mencatat kerugian mingguan pertamanya sejak medio Januari. 

Yen jatuh menyusul rancangan komunike yang disiapkan untuk para pemimpin keuangan G20 pada pertemuan mereka yang dimulai pada  hari Jumat lalu di Moskow. Draft menghilangkan bagian dari pernyataan G7 pekan kemarin yang menyatakan kebijakan fiskal dan moneter  hanya dapat digunakan untuk tujuan ekonomi domestik, demikian kata seorang delegasi G20. 

Sementara  Amerika  Serikat  bertindak  sejalan  dengan  posisi  negara‐negara  G7  dengan  menggunakan  alat  kebijakan  domestik  untuk  mendorong pertumbuhan dan mengurangi pengangguran, Ketua Federal Reserve Ben Bernanke mengatakan. 

Euro  terakhir  tercatat  naik  0,77%  di  125,04  yen,  setelah  di  awal  sesi  jatuh  ke  122,87  yen,  level  terendahnya  sejak  30  Januari.  Euro  menembus  level  tertinggi  34  bulan  di  sekitar  127,71  di  pekan  sebelumnya.  Yen  awalnya  mengalami  rally  di  pekan  kemarin  ditengah  ekspektasi para pemimpin G20 akan mengungkapkan ketidaksetujuan atas kebijakan Jepang. 

Di Wall Street, bursa saham tertekan oleh turunnya saham Wal‐Mart di akhir sesi setelah muncul berita dari Bloomberg bahwa peritel  terbesar  dunia  tersebut  mencatat  penjualan  terburuk  dalam  7  tahun  di  periode  Februari.  Wal‐Mart  ditutup  melemah  2,1%  di  69,30,  sementara saham Apple turun 1,38% ke 460,17, dua saham yang memberi tekanan terberat bagi S&P 500. 

Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 8,37 poin atau 0,06% di 13.981,76. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 1,59 poin,  atau 0,10% di 1.519,79. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 6,63 poin atau 0,21% di 3.192,03.  Dalam sepekan, S&P 500 naik  0,1% sementara Dow dan Nasdaq masing‐masing jatuh 0,1%. 

Kenaikan  sentimen  konsumen,  berdasarkan  The  Thomson  Reuters/University  of  Michigan  index,  awalnya  mendorong  penguatan  pada  saham AS dan Eropa, sebelum akhirnya mengalami retracement. Data awal menunjukkan indeks sentimen konsumen secara keseluruhan  naik ke 76,3 dari 73,8 di bulan Januari, melampaui ekspektasi ekonom di 74,8.  

Indeks ekuitas global dalam MSCI turun 0,26% di 355,40. Di Eropa, indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup melemah 0,2% di 1.161,39,  level terendah sejak awal Januari. 

Peningkatan aktifitas merger and acquisition, dengan lebih dari $158 milyar kesepakatan yang dicapai dalam 45 hari pertama tahun ini,  telah  memberi  dukungan  pada pasar  ekuitas.  Sedangkan  di  pasar  komoditas,  Brent  berjangka  untuk  pengiriman  April  turun  34  sen  ke  $117,66 per barel. Sednagkan harga minyak mentah berjangka AS turun $1,45 ke $95,86 per barel.  

Industrial production turun 0,1% setelah mencatat revisi 0,4% untuk bulan Desember, kontras dengan ekspektasi terjadi kenaikan tipis di  bulan Januari. Treasury AS tenor 10 tahun jatuh  4/32 dengan yield 2,0104%.  

Harga emas ditutup melemah hampir 1,8% dipicu menguatnya dolar menjelang sidang G20. Kurangnya minat investor Cina terhadap emas  dan menguatnya dolar telah memicu tertekannya emas lebih dari 3,7% sepekan kemarin, penurunan mingguan terbesarnya sejak Mei.  Harga  emas  memangkas  kerugiannya  untuk  ditutup  stabil  di  sekitar  $1.605,75  per  ons,  setelah  terkoreksi  ke  level  intraday  low  di  $1.598,04 per ons, level terendahnya sejak 19 Agustus.  


GOLD & COMMODITIES
Harga emas ditutup mendekati pelemahan 1.8 persen Jumat lalu, memperluas tren penurunan mingguan ketika beberapa faktor bearish,  termasuk kenaikan dollar kedepannya dari meeting G20, berkonspirasi menekan harga dibawah level support utama untuk anjlok ke level  terendah yang terlihat bulan Agustus.   

Turunnya hasrat investor terhadap logam mulia, anjloknya permintaan fisik dari Cina berkenaan dengan perayaan Lunar New Year dan  kenaikan dollar yang menekan logam mulia anjlok lebih dari 3.7 persen minggu ini, penurunan terbesar sejak bulan Mei. 

"This is basically technical selling pressure. We're going into a long weekend and you've got people squaring up positions in what is most  likely thin holiday trading," kata Sean McGillivray, head of asset allocation untuk Great Pacific Wealth Management di Oregon.  


OIL & COMMODITIES
Harga  minyak  merosot  pada  hari  Jumat  dan  Brent  futures  berakhir  pada  minggu  pertama  level  penutupan  negatif  mereka  sejak  pertengahan  Januari  setelah  mengalami  penurunan    tak  terduga  dalam  Industrial  production  AS  memacu  kekhawatiran  tentang  tertinggalnya  kegiatan perekonomian. 

Industrial  production  turun  0,1  persen  pada  bulan  lalu  setelah  naik  0,4  persen  setelah  mengalami  revisi  pada  bulan  Desember.  Para  ekonom telah memperkirakan peningkatan dalam industrial output pada bulan Januari. 

"We gave (U.S.) oil many chances to get above $98 and test $100 a barrel. And it becomes a situation where we can't rally, so we sell it,"  ucap Richard Ilczyszyn, chief market strategist di iitrader.com LLC, Chicago. 

Untuk minggu ini, U.S. crude mengalami penurunan signifikan sebesar 1.45 dollar yang berakhir dengan nilai  95,86 dollar per barel. U.S.  crude mengalami peningkatan tipis sebesar 14 sen per barel. 

"All commodities are selling off hard," ucap Carsten Fritsch, senior oil and commodities analyst di Commerzbank, Frankfurt. "This data is  worse than most economists had been expecting."  

Pembicaraan  antara  Iran  dan  PBB  tampaknya  telah  gagal  seiring  pengawas  telah  kembali  dari  pembicaraan  di  Teheran  dengan  tidak  adanya kesepakatan dalam investigasi pengaktifan nuklir dan tidak adanya tanggal untuk pertemuan yang baru. 

EURO ZONE
Zona euro mencatatkan kenaikan pada surplus perdagangan pada bulan Desember, meskipun melemah daripada ekspektasi, karena makin dalamnya penurunan impor  daripada ekspor, tunjuk data Jumat lalu.  

European  Union's  statistics  office Eurostat  mengatakan  surplus  perdagangan  unadjusted  dari 17  negara‐negara  yang    berada  dalam  euro  sebesar  11.7  milyar euro  ($15.6 milyar) pada bulan Desember.  

Ini melebihi dari 8.0 milyar euro pada tahun sebelumnya tetapi dibawah 13.1 milyar euro pada polling para ekonom pada perkiraan Reuters.  

Inflasi Yunani turun pada bulan Januari ke level terendahnya sejak data dimulai tahun 1996, national statistics service (ELSTAT) mengatakannya setelah lima tahun pada  austerity‐yang mengarahkan pada resesi yang menekan consumer price dan menurunkan nilai dari properti.  

Perdana menteri Portugal membuka pintu untuk menurunkan perkiraan ekonomi pemerintah tahun 2013 Jumat lalu, pergerakan yang dapat merusak upaya Portugal  untuk mencapai tujuan bujet dibawah bailout EU/IMF.  


U.K.
Sterling mencatat kerugian mingguan terbesarnya dalam sebulan pada hari Jumat, diperdagangkan mendekati level terendah 6‐1/2 bulan terhadap dolar yang dicapai di awal sesi  setelah data retail sales Inggris dirilis lebih buruk dari perkiran. 

Investor cenderung menahan diri menjelang akhir pekan, dan sterling berpotensi melanjutkan koreksinya di pekan ini menyusul minimnya data ekonomi Inggris yang akan dirilis,  yang menambah kekhawatiran ekonomi akan tergelincir kedalam resesi. 

Data  retail  sales  kian  menambah  prospek  suram  ekonomi  Inggris  dan  juga  sterling,  yang  telah  mengalami  tekanan  sejak  hari  Rabu,  ketika  laporan  inflasi  kuartalan  BoE  memproyeksikan inflasi akan mengalami kenaikan namun pertumbuhan ekonomi melemah. 

Sterling menguat 0,1% di sekitar $1,5515, masih tidak jauh dari level intraday low di $1,5462 ketika rilis data retail sales Inggris, dimana merupakan level terendahnya sejak 26  Juli. 

Retail sales Inggris dirilis turun 0,6% dari bulan sebelumnya, kontras dengan ekspektasi pasar sebelumnya yang menunjukkan kenaikan 0,4%. 

Sterling  saat  ini  telah  melemah  lebih  dari  4,5%  terhadap  dolar  sepanjang  tahun  ini.  Pasar  memprediksi  sterling  akan  turun  di  bawah  $1,50  di  bulan‐bulan  mendatang,  level  terendah sejak Juli 2010. 

Pasar  akan  mencermati  data pekerjaan  Inggris  dan  BoE  Monetary  Policy  Committee  minutes  untuk  melihat  apakah  ada perbedaan  pandangan  diantara  anggota  BoE  tentang  toleransi bank  sentral terhadap  kenaikan inflasi  di  atas  target.  Jika  MPC secara  jelas  mendukung  inflasi  yang  tinggi  untuk periode  yang lebih  lama  guna mendorong prospek  pertumbuhan ekonomi yang masih lemah saat ini, maka akan berpotensi menopang penguatan sterling dari koreksinya belakangan ini. 

Tekanan  jual  sterling  juga  nampaknya  akan  berkurang  setelah  investor  menjual  sterling  secara  tajam  pasca  dewan  kebijakan  BoE  pada  hari  Rabu  lalu  mengisyaratkan  akan  melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut meskipun inflasi meningkat.


JAPAN
Harga saham terbaru dan pergerakan nilai tukar menunjukkan bahwa kebijakan moneter dapat memiliki efek nyata pada perekonomian, penasihat ekonomi Perdana  Menteri Shinzo Abe mengatakan hari Jumat dalam pidatonya di Washington. 

"The argument that monetary policy doesn't work was disproved by the present surge of stock price, as well as the weakening of the yen," Koichi Hamada, penasihat  khusus ekonomi Shinzo Abe, mengatakan dalam sebuah pidato di Peterson Institute for International Economics, Washington. 

Produksi industri Jepang naik 2,4 persen pada Desember, revisi data pemerintah dirilis pada hari Jumat, terbantu oleh meningkatnya sektor peralatan transportasi  dan mesin umum. 

Angka tersebut dibandingkan dengan pengumuman awal mengalami peningkatan sebesar 2,5 persen, dan diikuti penurunan 1,4 persen pada November. 

Data menunjukkan bahwa indeks capacity utilisation naik 2,9 persen pada Desember dari bulan sebelumnya mendekati angka 84,6.


AUSTRALIA
Inflasi Australia adalah "pretty well contained"/terkendali cukup baik dan consumer sentiment telah membaik berkat sebagian dari penurunan tingkat suku bunga,  seorang central banker mengatakannya.  

Asisten Gubernur RBA Christopher Kent membuat pernyataannya pada Q&A session setelah memberikan pidato pada Committee untuk Economic Development of  Australia di Perth.  

Treasuri Wayne Swan mengatakan Australia akan melanjutkan mengejar agenda pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja ketika dia mengambil alih kursi ketua dari  negara‐negara Group of 20 tahun depan.  

Mr Swan menghadiri meeting Menteri Keuangan G20 di Russia akhir pekan ini dimana dia akan juga mendorong pada keterbukaan dari celah‐celah yang digunakan  oleh perusahaan‐perusahaan multinasional dalam mengurangi pajak.


SWISS
Franc Swiss diperdagangkan melemah terhadap euro pada hari Jumat, memangkas keuntungan dari sesi sebelumnya ketika data ekonomi Eropa menunjukkan terjadi resesi yang  lebih dalam di tahun lalu yang memicu tertekannya euro. 

Buruknya prospek pemulihan ekonomi kawasan telah memperkuat dugaan bahwa bank sentral Eropa (ECB) akan memangkas suku bunganya, mendorong mata uang tunggal  mendekati level terendah 3 pekan terhadap dolar. 

Meskipun  begitu,  langkah  pemerintah  Swiss  pada  pertengahan  pekan  kemarin  untuk  meredam  booming  pada  sektor  perumahan  dengan  membuat  bank  menahan  modal  tambahan terhadap hipotik, sebuah langkah yang bisa mencegah arus masuk modal spekulatif, telah bertindak sebagai “rem” bagi penguatan franc. 

Franc terkoreksi 0,1% dibandingkan penutupan New York hari Kamis, bergerak di sekitar 1,2315 franc per euro. Sedangkan terhadap dolar, franc bergerak stabil di sekitar 0,9210  franc per dolar. 

Hingga berita ini ditulis, pasar masih menantikan hasil sidang G20 di Moskow untuk melihat langkah apa yang akan dilakukan untuk meredam perang mata uang. 

Sementara  data  ekonomi  Swiss  yang  akan  dirilis  pekan  ini  diantaranya  data  ZEW  Investor  Sentiment  yang  akan  dirilis  hari  Rabu  yang  nampaknya  masih  akan  menunjukkan  pesimisme dan data Trade Balance yang diprediksi akan menunjukkan kenaikan surplus perdagangan Swiss. Jika data dirilis lebih baik dari perkiraan, maka berpeluang mendorong  kenaikan franc Swiss.