title cover

title cover

Tuesday, April 3, 2012

Headline News 03.04.12


US & GLOBAL
Pasar saham global mengalami rally, dengan saham‐saham AS mendorong kenaikan ke level tertinggi dalam empat tahunnya, dan harga  crude oil mengalami rebound Senin lalu setelah membaik dari ekspektasinya data manufaktur AS yang mendorong sentimen investor   

Saham‐saham berbasis energi dan material memimpin rally yang mendorong indeks S&P 500 menuju level tertinggi intraday yang terlihat  terakhir Mei 2008, sementara itu indeks Dow menyentuh level tertingginya sejak Desember 2007.   

Sentimen telah sedikit memburuk dari pelemahan data factory Eropa. Bursa Wall Street dibuka sedikit melemah tetapi tiga indeks saham  utama  AS  menguat  setelah  Institute  for  Supply  Management  melaporkan  pertumbuhan  pada  sektor  manufaktur  AS  yang  naik  pada  Maret. 

Indeks  Dow  Jones  industrial  average  <.DJI>  bertambah  52.45  poin,  atau  0.40  persen,  ke  level  13,264.49  pada  penutupannya.  Indeks  Standard  &  Poor's  500  <.SPX>  meningkat  10.57 poin,  atau  0.75  persen,  ke level  1,419.04.  Indeks  Nasdaq  Composite  <.IXIC>  menguat  28.13 poin, atau 0.91 persen, ke level 3,119.70.   

Indeks FTSEurofirst 300  <.FTEU3> dari saham‐saham utama regional menguat 1.5 persen ke level 1,085.04.   

Indeks MSCI all‐country world equity <.MIWD00000PUS> bertambah hampir 1 persen.   

Obligasi bertenor 10‐tahun Treasury note AS <US10YT=RR> meningkat 5/32 pada harga dengan yield 2.20 persen.   

Euro  dibuka  ke  level  terendah  dalam  kuartal  kedua  2012  terhadap  dollar  dan  yen  karena  pelemahan  data  manufaktur  Eropa  yang  menyoroti pertumbuhan antara outlook ekonomi AS dan zona euro. Euro <EUR=> merosot 0.2 persen terhadap dollar ke level $1.3326,  setelah tertekan ke level terendahnya $1.3281. Euro <EURJPY=> anjlok 1.4 persen ke level 109.28 yen.   

Harga emas meningkat secara moderat. Spot emas <XAU=> bertambah 0.6 persen ke level $1,677.46 per ons, sementara itu U.S. gold  futures <GCv1> untuk pengiriman bulan Juni naik $7.20 per ons ke level $1,679.10.

  • Harga  minyak  mentah  menghapus  penurunan  awalnya  untuk  berbalik menguat  dari  laporan  ISM  AS. Minyak mentah  diperdagangkan  melemah  pada  awalnya  dalam  harian  karena  aktivitas  factory  Eropa  mengalami  kontraksi  yang  menekan  membaiknya  outlook  manufaktur dari Cina, Korsel dan Taiwan, tiga pemimpin eksportir di Asia.   Brent crude untuk pengiriman Mei <LCOc1> di settled naik $2.55 ke level $125.43 per barrel. U.S. May crude <CLc1> meningkat $2.11  untuk di settle ke level $105.04 per barrel.


GOLD & COMMODITIES
Harga  emas  naik  secara  wajar  pada  hari  Senin,  dimana  awalnya  mengalami  kenaikan  akibat  faktor  teknikal  (technical  buying)  dan  kemudian menembus level tertinggi 3 hari setelah kenaikan emas mengikuti naiknya harga minyak dan ekuitas setelah data menunjukkan  adanya peningkatan sektor manufaktur di AS dan Cina. 

Emas  juga  mendapat  dukungan  setelah  euro  berhasil  memangkas  kerugiannya  atas  dolar,  dimana  mata  uang  tunggal  Eropa  sempat  terkoreksi ke level terendah 1 bulan atas dolar akibat buruknya data ekonomi Eropa. 

Harga emas spot naik 0.6% di $1,677.46 per ounce, sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni naik $7.20 per ounce di  $1,679.10.   

Harga  minyak  naik  untuk  kedua  kalinya  pada  hari  Senin,  mencatat  naik  2  persen  dipicu  penundaan  pemuatan  untuk  kargo  minyak  mentah Laut Utara dimana telah menambah kekhawatiran tentang gangguan pasokan global dan rilis positif data manufaktur AS telah  mengimbangi angka ekonomi yang mengecewakan dari Eropa. 

Sementara data manufaktur di AS dan Cina mengalami ekspansi di bulan Maret, sedangkan di zona euro mengalami kontraksi untuk ke‐8  kalinya secara berturut‐turut. 

Harga emas naik 6.6% di kuartal pertama, setelah komentar The Fed memastikan bahwa suku bunga masih akan dipertahankan di level  rendah untuk periode yang lebih panjang. 

Tanda‐tanda perbaikan dalam perekonomian AS telah memberi gambaran suram untuk emas, menyusul memulihnya kondisi ekonomi AS  berpotensi mengurangi kemungkinan bahwa The Fed akan memulai program stimulus dengan membeli obligasi pemerintah lebih lanjut,  atau pelonggaran kuantitatif.