US & GLOBAL
• Bursa Wall Street mengalami aksi jual yang cepat Selasa lalu, dengan benchmark S&P mencatatkan kinerja terburuk hariannya dalam empat bulan, ditekan kekhawatiran oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan harga oil tertekan pada penurunan persentase terbesar dalam tahun ini dari kekhawatiran mengenai melemahnya permintaan dari Cina.
• Tanda‐tanda dari melemahnya recovery AS setelah rilis data yang mengecewakan Jumat lalu dari lapangan kerja bulan Maret dan beban krisis utang zona euro yang menekan gambaran dari pertumbuhan (ekonomi) global, meningkatkan kembali aksi beli untuk gold sebagaimana obligasi pemerintah AS dan Jerman.
• Tiga indeks utama bursa anjlok dibawah level support utama, dan 80 persen dari saham‐saham yang tercatat pada bursa New York Stock Exchange dan Nasdaq Stock Market ditutup melemah. Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> melemah 213.66 poin, atau 1.65 persen, ke level 12,715.93 pada penutupannya. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> merosot 23.61 poin, atau 1.71 persen, ke level 1,358.59. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> berkurang 55.86 poin, atau 1.83 persen, ke level 2,991.22.
• Saham Apple <AAPL.O> yang pada awalnya membawa penurunan tren harian tetapi kemudian berbalik. Sahamnya mencapai level tertinggi $644, yang mendorong kapitalisasi pasar untuk mencapai $600 milyar, sebelum berbalik melemah untuk ditutup turun 1.2 persen ke level $628.44. Setelah bursa ditutup, Dow component Alcoa Inc. <AA.N>, melaporkan profit untuk kuartal pertama yang melewati ekspektasi dari penurunan kuartalannya.
• Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa ditutup merosot 2.48 persen ke level 1.026.15 poin. Indeks ini telah anjlok lebih dari 7 persen sejak mencapai level tertinggi delapan bulannya pada pertengahan Maret dan naik hanya 2.7 persen tahun ini. Meluasnya pelemahan ekuitas menekan indeks MSCI global stock <.MIWD00000PUS> melorot dalam rangkaian enam harinya. Telah anjlok 1.5 persen dan melemah ke level terendahnya sejak awal Februari.
• Pada pasar currency, euro <EUR=> turun 0.2 persen versus dollar ke level $1.3082, mendekati level terendah satu bulannya $1.3033 yang terjadi Senin lalu. Terhadap yen, euro <EURJPY=> berkurang 1.2 persen ke level 105.55 yen setelah pada awalnya mencapai level terendahnya 105.46 yen – level terendah terhadap yen sejak 22 Feb.
• Benchmark obligasi bertenor 10‐tahun/Treasury notes <US10YT=RR> terakhir diperdagangkan naik 18/32 dalam harganya dengan yield 1.982 persen, level terendahnya dalam empat minggu.
• Spot emas <XAU=> mengarahkan kenaikan dalam choppy trading. Telah naik 1.1 persen ke level $1,658.19 per ons. Dalam perdagangan minyak mentah, Brent crude <LCOc1> di settled turun 2.27 persen ke level $119.88. U.S. oil <CLc1> melorot $1.23 atau 1.21 persen ke level $100.92 per barrel.
GOLD & COMMODITIES
• Emas menguat 1% pada hari Selasa, menyusul turunnya ekuitas telah memicu aksi beli logam mulia. Emas telah mencatat kenaikan selama 4 hari berturut‐turut, merupakan kenaikan harian terlamanya dalam 2 bulan. Sejumlah investor juga memanfaatkan harga rendah untuk kembali masuk pasar dengan membeli emas. Emas telah berbalik menguat dengan cepat pasca kajatuhannya selama rilis optimis data ekonomi AS yang sempat mengurangi ekspektasi akan berlanjutnya kebijakan moneter longgar oleh The Fed.
• Logam mulia, bersamaan dengan harga obligasi pemerintah AS (Treasury), tertopang oleh meningkatnya aksi beli setelah indeks S&P 500 terkoreksi di bawah level support kunci sebelum dimulainya musim laporan earnings kuartal pertama.
• Harga emas spot naik 1.2% di $1,660.20 per ounce, kenaikan 1 hari terbesarnya selama lebih dari 2 pekan, setelah rebound dari level intraday low di $1,631.70. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni berakhir naik $16.80 di $1,660.70.
• Emas masih tercatat 7% di bawah level tertinggi mendekati $1,800 per ounce di akhir Februari. Tren pergerakan emas secara umum seiring dengan pergerakan pasar ekuitas di tahun ini, namun rilis pesimis data pekerjaan AS Jumat lalu nampaknya telah mengubah tren tersebut.