US & GLOBAL
• Bursa saham global jatuh pada perdagangan hari Rabu kemarin setelah investor kecewa dengan hasil laporan laba perusahaan, sementara euro terkoreksi ditengah indikasi bahwa zona euro menghadapi resiko resesi yang lebih dalam dibandingkan perkiraan sebelumnya.
• Buruknya prospek keuangan perusahaan dan pendapatan laba yang di bawah perkiraan pada sejumlah perusahaan multinasional besar AS memicu kegelisahan baru investor tentang perlambatan ekonomi, sementara tidak menyebutkan adanya peningkatan pasar tenaga kerja dalam statement The Fed semalam telah menyebabkan tertekannya bursa saham di akhir sesi. The Fed menegaskan kembali sikapnya untuk mempertahankan suku bunga mendekati 0% hingga medio 2015 dan janjinya untuk melanjutkan langkah mendukung pertumbuhan ekonomi yang saat in tengah memulih. Dalam sidangnya semalam, dewan kebijakan The Fed tidak mengubah rencananya untuk melakukan pembelian obligasi berbasis hipotek senilai $40 milyar per bulan untuk mendorong turunnya suku bunga dan memperkuat proses pemulihan ekonomi. The Fed nampaknya akan bersikap defensive ditengah kondisi tingkat pengangguran yang masih tinggi dan minimnya penciptaan lapangan kerja.
• Tiga dari perusahaan besar pembuat senjata AS berhasil melaporkan laba kuartal ketiga yang melampaui perkiraan dan menaikkan proyeksinya untuk setahun penuh, meskipun kemungkinan adanya tambahan pemangkasan anggaran pertahanan AS berpotensi meredupkan prospek industri persenjataan AS di tahun 2013 mendatang. Lockheed Martin Corp <LMT.N>, Boeing Co's <BA.N> defense division dan Northrop Grumman Corp <NOC.N> melaporkan laba yang lebih tinggi dan strong margins meskipun terjadi penurunan penjualan, dimana telah mendorong naiknya saham ketiga perusahaan tersebut di New York Stock Exchange. Saham Boeing <BA.N> jatuh 0.15% ke $72.71, Northrop <NOC.N> turun 0.5% ke $69.33 namun Lockheed naik 2.1% ke $93.92.
• Berdasarkan data Thomson Reuters hingga hari Selasa, dari 161 perusahaan yang tergabung kedalam S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan labanya, 60% berhasil melampaui ekspektasi pasar, jumlah prosentase yang menurun dari 67% dalam 4 kuartal terakhir. Pendapatan laba diprediksi turun 2.2%dibandingkan dengan kuartal tahun lalu.
• Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 25.19 poin atau 0.19% di 13,077.34. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> jatuh 4.36 poin atau 0.31% di 1,408.75. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> melemah 8.77 poin atau 0.29% di 2,981.70.
• Sebelumnya data ekonomi Cina menunjukkan sektor manufaktur turun dalam 12 bulan berturut‐turut di periode Oktober, meskipun indikasi perlambatan terlihat mereda dan memberikan dukungan positif bagi pasar.
• Euro jatuh terhadap dolar dan yen dipicu rilis buruk data Jerman yang diluar dugaan. Namun pelemahan euro terlihat terbatas setelah menteri keuangan Yunani mengatakan Athena telah diberi waktu tambahan oleh pemberi pinjaman internasional untuk memberlakukan pemotongan penghematan. Euro mencatat intraday low di $1.2918, level terendahnya dalam sepekan, sebelum akhirnya memangkas kerugiannya dan bergerak di sekitar $1.2972, atau turun 0.1%. Aktifitas di sektor manufaktur dan jasa Jerman menurun dalam 6 bulan terakhir di periode Oktober dipicu minimnya order, mengindikasikan ekonomi Jerman stagnan di semester kedua 2012.
• Bursa saham Eropa berhasil menahan koreksinya selama 3 hari terakhir, dengan indeks saham Eropa FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup naik 0.5% di 1093.71, setelah terkoreksi 1.7% pada hari Selasa. Sedangkan indeks saham global MSCI turun 0.1% di 328.45.
• Harga minyak Brent jatuh dalam 7 sesi berturut‐turut pada hari Rabu menyusul naiknya stok minyak mentah AS dan rilis pesimis data ekonomi Eropa yang telah mengimbangi dukungan positif dari prospek meningkatnya permintaan minyak dari Cina. Harga minyak berjangka Brent kontrak Desember jatuh 40 sen ke $107.89 per barel. Sedangkan untuk harga minyak mentah AS turun 94 sen di $85.73 per barel.
• Treasury AS tenor 10 tahun turun 8/32 engan yield 1.7889%. Emas jatuh di hari Rabu hanya sedikit di atas $1,700 per ounce usai muncul pernyataan The Fed semalam. Harga emas spot turun 0.3% di $1,703.20 per ounce setelah menembus level intraday low di $1,698.70, level terendahnya sejak 7 September.
GOLD & COMMODITIES
• Emas merosot dibawah level $1,700 pe ons Rabu lalu untuk pertama kalinya dalam tujuh minggu dari pernyataan kebijakan the Fed AS yang yang terjebak dengan rencananya sendiri untuk menjaga stimulus hingga pasar tenaga kerja membaik tetapi membuat beberapa kejutan dalam pernyataan kebijakannya.
• Logam mulia merosot Selasa lalu 1.2 persen karena kekhawatiran perekonomian yang menekan ekuitas dan komoditas. Pada awal Rabu lalu, logam mulia menguat setelah survei pada purchasing managers Cina mengalami recovery moderat bulan Oktober.
• Analis mengatakan the Federal Open Market Committee terlihat masih tetap pada stimulus pembelian obligasi ketika rilis policy statement Rabu lalu. The Fed telah siap diindikasikan akan menunjukkan tindakan yang lebih dari biasanya yang menunjukkan penguatan ekonomi untuk menghentikan stimulus.
• "Gold is starting to adjust to the reality that there will be deflation forces continue to assert themselves in the weeks and months ahead,"
kata James Dailey, seorang portfolio manager pada TEAM Financial Asset Management, yang memiliki aset $215 juta.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak Brent jatuh dalam 7 sesi berturut‐turut pada hari Rabu menyusul naiknya stok minyak mentah AS dan rilis pesimis data ekonomi Eropa yang telah mengimbangi dukungan positif dari prospek meningkatnya permintaan minyak dari Cina.
• Stok minyak mentah AS melonjak 5.9 juta barel pekan lalu, jauh di atas proyeksi pasar 1.9 juta barel kenaikannya, demikian laporan dari U.S. Energy Information Administration.
• Stok bensin juga naik melampaui ekspektasi, namun total stok minyak suling turun sedikit di bawah ekspektasi pasar dan permintaan untuk produk ini selama empat minggu sebelumnya berada di bawah periode yang sama tahun lalu.
• Harga minyak awalnya sempat terangkat ketika sebuah survey PMI menunjukkan ekonomi CIna sedang merangkak naik secara perlahan dari periode pertumbuhan terlemahnya dalam 3 tahun. Data HSBC Flash Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) menembus level tertinggi 3 bulan di 49.1 di bulan Oktober dan sempat mendorong naiknya harga minyak, namun angkanya tersebut masih di bawah level kritis 50 yang menunjukkan sektor masih mengalami kontraksi.
• Harga minyak berjangka Brent kontrak Desember jatuh 40 sen ke $107.89 per barel. Adapun level intraday low Rabu di $106.80 adalah yang terendah sejak 20 September. Terakhir kali Brent mencatat penurunan berturut‐turut dalam 7 sesi pada Juli 2010. Sedangkan untuk harga minyak mentah AS turun 94 sen di $85.73 per barel, setelah terkoreksi ke $84.94, level terendahnya sejak 12 Juli.
EURO ZONE
• Presiden European Central Bank Mario Draghi membuat pertahanan yang hebat pada rencana pembelian obligasi untuk menenangkan krisis utang zona euro, mengatakan anggota parlemen Jerman mengkhawatirkan pada illegal funding dari pemerintah atau memicu inflasi yang salah.
• Negara anggota zona euro terbesar Jerman sedang tertekan ke dalam memburuknya perekonomian blok mata uang tersebut, survei bisnis memperkirakannya Rabu lalu, karena data yang menandai pelambatan pada Cina yang kemungkinan berkurang.
• Tekanan yang dimulai di Yunani dan menyebar ke negara‐negara kecil zona euro yang secara jelas menekan pada bulan Oktober, menandai bulan terburuknya untuk 17‐anggota blok sejak berkembang dari resesi yang lebih dari tiga tahun yang lalu.
• Business confidence Jerman dan aktivitas melorot pada bulan Oktober, yang memicu kembali pembicaraan bahwa negara dengan ekonomi terbesar di Eropa kemungkinan menghadapi resesi dan menghilangkan keraguan seberapa besar dari kerusakan krisis utang zona euro yang ditimbulkan. Ifo Business sentiment Jerman secara mengejutkan menjadi 100.0 pada Oktober, rangkaian penurunan enam kalinya dan ke level terendahnya sejak bulan Februari 2010, ditandai perkiraan level terendahnya pada polling Reuters dari 45 ekonom.
U.K.
• Sterling menembus level tertinggi 1 pekan terhadap euro dan menguat terhadap dolar di sesi Rabu kemarin dipicu rilis mengecewakan data ekonomi Eropa, dan rally sterling masih akan bergantung pada rilis data PDB‐Q3 Inggris pada hari Kamis ini, yang diprediksi tumbuh 0.6% setelah mengalami kontraksi dalam 3 kuartal terakhir.
• Euro melemah 0.6% terhadap sterling ke sekitar 0.8085 pound, terkoreksi jauh di bawah MA‐200 di 0.8108 pound dan membuka peluang untuk berlanjutnya koreksi, dengan areal support berikutnya berada di sekitar 0.8055 pound ‐‐‐ level terendah 16 Oktober. Euro juga terkoreksi terhadap dolar setelah rilis buruk data ekonominya menambah keprihatinan terhadap masalah krisis utang kawasan.
• Sterling menguat 0.5% di sekitar $1.6023, rebound dari level terendah 6 pekan di $1.5914 yang dicapai hari Selasa sebelumnya, meskipun investor masih enggan memborong mata uang tersebut dalam jumlah besar sebelum dirilisnya data PDB‐Q3 Inggris.
• Jika data PDB‐Q3 dirilis buruk, maka akan membuka peluang lebih besar bagi BoE untuk melanjutkan program quantitative easing (QE) yang berpotensi melemahkan sterling.
• Sementara data ekonomi Inggris menunjukkan order pabrikan jatuh diluar dugaan di bulan Oktober, menambah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi
yang sedang berlangsung nampaknya tidak akan bertahan lama. Survey dari Confederation of British Industry turun ke ‐23 di bulan Oktober dari ‐8 di bulan September sebelumnya, level terendah sejak Desember 2011, dan berada di bawah level ekspektasi ekonom yang paling pesimis sekalipun.
JAPAN
• Benchmark obligasi pemerintah Jepang sedikit menguat Rabu lalu, karena kekecewaan earning AS yang menekan risk appetite investor, dan sektor yang underperformed dari kekhawatiran mengenai situasi fiskal Jepang.
• DuPont <DD.N> dan United Technologies <UTX.N> mencatatkan earning kuartalan yang mengecewakan Selasa lalu, menambah permasalahan mengenai pengaruh dari perlambatan ekonomi global pada earnings. Japan's Nikkei stock average <.N225> anjlok 0.7 persen Selasa lalu, telah mencatakan rangkaian kenaikan dalam tujuh harinya, yang mendukung lending untuk obligasi.
• "The rebound in JGB futures is because of falls in U.S. and Japanese equities, plus the BOJ monetary policy easing expectation is supportive," kata Naomi Muguruma, senior fixed income strategist pada Mitsubishi UFJ Morgan Stanley.
AUSTRALIA
• Dollar berada didekat level tertinggi tiga bulannya versus yen Rabu lalu, didukung oleh harapan untuk kebijakan moneter yang ultra longgar Bank of Japan, sementara itu Australian dollar naik karena para trader memangkas perkiraan pada bank sentral untuk memangkas tingkat suku bunga bulan depan.
• Australian dollar naik 0.5 persen ke level $1.0313 <AUD=D4>, yang telah memperluas kenaikannya setelah survei pada manufaktur Cina yang mengurangi kekhawatiran pada hard landing untuk negara dengan ekonomi terbesar kedua didunia tersebut.
• Consumer prices Australia naik secara mengejutkan sebesar 1.4 persen dalam kuartal ketiga karena biaya energi memicu pada perkenalan terhadap carbon tax, yang membawa mata uang lokal naik karena pasar membagi ekspektasi pada kecepatan dan skala lebih lanjut pada pemangkasan tingkat suku bunga.
SWISS
• Dolar melanjutkan penguatannya terhadap franc Swiss ditengah absennya data ekonomi Swiss dan sikap investor yang cenderung menjauhi aset beresiko.
• Dolar menguat 0.1% terhadap franc Swiss di sekitar 0.9335 franc. Sementara euro melemah terhadap franc Swiss di sekitar 1.2095 franc.
• Pasar akan mencermati data Kof Swiss pada hari Jumat besok sekitar pukul 14.00 wib.