title cover

title cover

Monday, August 27, 2012

Headline News 27.08.12


US & GLOBAL
Bursa saham Amerika dan Eropa menguat dan euro berhasil menjauhi level terendah hariannya terhadap dolar pada sesi  Jumat terdorong berita yang menyatakan ECB sedang mempertimbangkan penetapan target di pasar obligasi dalam upaya  untuk  mengendalikan  biaya  pinjaman  beberapa  negara  zona  euro.  Bursa  saham  sebelumnya  berada  dibawah  tekanan  menyusul  kekhawatiran  tentang  Yunani  dan  ketidakpastian  atas  bagaimana  Eropa  akan  mengatasi  krisis  utang  Spanyol.  Telah berkembang spekulasi dalam beberapa pekan terakhir bahwa ECB akan segera memulai pembelian obligasi Spanyol  dan Italia.Namun keputusan itu tidak akan dilakukan sebelum sidang ECB tanggal 6 September dan belum jelas seberapa  lebar target yang akan ditetapkan ECB atau bagaimana caranya ECB melakukan intervensi di pasar obligasi. 

Turut menopang sentimen investor, adalah pernyataan Ketua The Federal Reserve Ben Bernanke yang mengatakan The Fed  memiliki  ruang  untuk  memberlakukan  stimulus  moneter  tambahan  untuk  menopang  ekonomi  Amerika.  Pernyataan  Bernanke tersebut disampaikan dalam sebuah surat kepada panel pengawasan Kongres Amerika. 

The Dow Jones industrial average <DJI.> berakhir naik 100.51 poin, atau 0,77 persen, ke 13,157.97. Indeks Standard & Poor  500 <SPX.> ditutup naik 9,04 poin, atau 0,64 persen, ke 1,411.12. The Nasdaq Composite Index <IXIC.> ditutup naik 16.39  poin,  atau  0,54  persen,  ke  3,069.79.  The  FTSEurofirst  300  <FTSE.>  naik  0,11  persen  ke  1,090.38  poin.  The  MSCI  saham  global index <. MIWD00000PUS> turun 0,1 persen ke 324,34. 

Rilis  data  Amerika  yang  beragam,  menambah  ketidakpastian  mengenai  apakah  The  Fed  akan  segera  bertindak  untuk  memberlakukan stimulus. Durable Goods Orders untuk periode Juli melonjak, tetapi non‐defense capital goods ex‐aircraft  yang  merupakan  tolak  ukur  business  spending  menurun  dalam  2‐bulan  terakhir  secara  berturut‐turut,  menunjuk  ke  perlambatan pertumbuhan di bidang manufaktur. 

Ben Bernanke dan para pemimpin bank sentral akan bertemu di Jackson Hole, Wyoming, pekan depan pertemuan tahunan  yang diharapkan akan memberikan kejelasan mengenai prospek kebijakan moneter. Bernanke menggunakan acara ini dua  tahun sebelumnya untuk menetapkan pemberlakuan pelonggaran moneter lanjutan The Fed

Sentimen investor masih rapuh dan kekhawatiran tentang Yunani mendukung permintaan akan obligasi Jerman <FGBLc1>,  yang mencatat penguatan mingguan terpesat sejak awal Juli. Jerman dan Perancis menegaskan keinginannya agar Yunani  tetap berada di zona euro, namun Athena harus memenuhi komitmennya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan hal  tersebut setelah bertemu dengan Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras. 

Euro  <EUR=>  turun  0,4  persen  ke  setelah  sempat  mencapai  session  low  di  1,2511.  Euro  sempat  turun  ke  level  1.2511  setelah Market News International melaporkan bahwa Kementerian Keuangan Jerman tengah mempertimbangkan secara  serius rencana kemungkinan keluarnya Yunani dari Uni Eropa. Terhadap yen, dolar AS naik 0,3 persen ke 78,69 yen <JPY=>. 

Obligasi Amerika tenor 10‐tahun <US10YT=RR> harganya turun 2/32, dengan imbal hasil berada pada 1,6814 persen. 

Minyak  mentah  berjangka  Brent  turun  1  persen  terdesak  sebuah  laporan  jurnal  perdagangan  bahwa  Badan  Energi  Internasional dapat memanfaatkan cadangan minyak strategis pada awal September. Di London, Brent crude pengiriman  Oktober <LCOc1> turun 1,42 USD ke 113,59 USD per barel. Minyak mentah AS <CLc1> turun 12 sen ke 96,15 USD per barel. 

Harga  emas  mencatat  kenaikan  terbesar  mingguan  mereka  sejak  Januari,  menyusul  penguatan  beruntun  dalam  7‐sesi  terakhir  mencapai level  tertinggi dalam 4‐1/2  bulan  terakhirditunjang  ekspektasi stimulus moneter  Amerika. Harga spot  emas <XAU=> berakhir menguat di 1.670 USD per troy ounce.   


GOLD & COMMODITIES
Harga emas ditutup flat Jumat lalu karena pasar mengambil nafas dulu setelah rally dalam rangkaian tujuh harinya ke level  tertinggi dalam 4‐1/2 bulan Kamis sebelumnya dari harapan terkini dari putaran berikutnya dari stimulus moneter AS/QE3 . 

Platinum juga mencatatkan penguatan dalam kenaikan dua minggunya, naik 5 persen dan mendekati 9 persen bulan ini,  setelah pecahnya kekerasan pada tambang platinum di Afrika Selatan, dengan sumber sekitar 80 persen dalam pasokan  platinum, yang menewaskan sekitar 44 orang.  

Spot emas telah naik lebih dari 3.4 persen minggu, kenaikan terbesar mingguannya sejak minggu terakhir bulan Januari,  didorong setelah minutes the Fed untuk policy meeting Agustus dengan bank kemungkinan untuk mengarah pada stimulus  moneter "fairly soon" kecuali jika perekonomian AS membaik secara signifikan.  

Putaran  terbaru  dari  QE3/quantitative easing  – cetak  uang  untuk membeli obligasi  pemerintah  dengan menjaga tingkat  suku bunga rendah dalam jangka panjang‐mendorong kekhawatiran inflasi kedepannya. Putaran pertama kedua dari QE AS  telah mendorong harga emas naik dua kali lipat dalam empat tahun terakhir. 


OIL & COMMODITIES
Harga  oil  merosot  Jumat  lalu  setelah  laporan  bahwa  International  Energy  Agency  kemungkinan  merilis  persediaan  oil  secepatnya pada bulan September, setelah anjlok dari hambatan rencana yang dipimpin AS. 

Crude AS turun terbatas karena ancaman produksi Teluk Meksiko dari Badai tropis Isaac dan potensi gangguan pasokan  yang mendorong aksi jual Brent crude oil futures dan aksi beli pada crude AS, kata broker

"Oil prices declined on word of a change of heart at the IEA on a coordinated release of global SPR barrels. The market has  been very sensitive to speculation over a release, which, if it were to occur, would work to lower prices for a time," kata John  Kilduff, mitra pada Again Capital LLC di New York.     

Badai tropis Isaac mengarahkan tujuan pada daerah rawan banjir di Haiti Jumat lalu dan diekspektasi untuk menjadi badai  besar/topan ketika bergolak ke dalam Teluk Meksiko awal minggu depan, pada jalur yang dapat dilihat dari New Orleans  hingga mengarah ke Florida. 


EURO ZONE
Akhir pekan lalu euro melemah terhadap dolar AS dalam sesi perdagangan yang cukup volatile setelah sempat mencapai level tertinggi sejak 7‐pekan terakhir pada  sesi Kamis. Investor cenderung masih bimbang akan kemungkinan prospek euro dan langkah apa yang akan diambil oleh para pemangku kebijakan untuk menangani  krisis hutang Uni Eropa. Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 0,52 persen terhadap dolar AS ke 1.2510. 

Tekanan terhadap euro antara lain berasal dari adanya laporan bahwa Kementrian Keuangan Jerman tengah mempertimbangkan rancangan apabila Yunani pada  akhirnya harus terpaksa meninggalkan Uni Eropa. Sementara itu meskipun menegaskan bahwa pemerintahannya masih mendukung Yunani tetap berada dalam Uni  Eropa,  namun Kanselir  Jerman Angela  Merkel  menekankan  masih perlunya  penilaian  dari “troika” pada  September  mendatang  mengenai kondisi  perekonomian  Yunani sebelum memberikan bantuan keuangan lebih lanjut.  

Dalam pertemuannya dengan Kanselir Merkel, Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras menegaskan bahwa pihaknya tidak menginginkan tambahan dana bantuan,  namun meminta tambahan waktu pemangkasan anggaran agar bisa memenuhi target perbaikan fiskalnya. Sementara itu Deputi Perdana Menteri Spanyol – Soraya  Saenz de Santamaria menampik anggapan yang beredar bahwa pemerintahannya tengah melakukan pembicaraan dengan pemangku kebijakan Uni Eropa mengenai  kemungkinan bantuan keuangan yang akan ditujukan untuk menekan tingginya imbal hasil obligasi Spanyol. 

Pekan  ini pelaku pasar akan mengamati  sejumlah  rilis  data diantaranya  survey  IFO  Jerman untuk periode Agustus  yang diperkirakan  turun menjadi 102.6  (lebih  rendah dari periode sebelumnya103.3), disusul data Consumer Confidence Jerman untuk periode September. Kemudian pada sesi Rabu akan rilis data CPI Jerman  untuk periode Agustus yang diperkirakan turun. Sesi Kamis akan rilis data Unemployment Jerman untuk Agustus dan sentiment  di Uni Eropa secara keseluruhan  untuk periode Agustus yang diperkirakan memburuk. Pada sesi Jumat akan rilis data CPI dan Unemployment Uni Eropa untuk periode Juli yang diperkirakan naik  menjadi 11,3 persen. 

U.K.
Akhir pekan lalu sterling melemah terhadap dolar AS setelah revisi terbaru GDP Inggris untuk triwulan keduan 2012 merujuk pada kontraksi yang masih  dalam, yaitu sebesar ‐0,5 persen. Walaupun lebih baik dari perkiraan analis, yang memprediksi kontraksi sebesar ‐0,7 persen, namun analis menyatakan  laporan tersebut secara umum memberikan gambaran bahwa ekspor masih lemah, investasi turun dan tingkat belanja masyarakat terus merosot.  

Kondisi  tersebut  akan  meningkatkan  ekspektasi  pemberlakuan  quantitative  easing  lanjutan  dari  BoE.  Dimana  dengan  pelonggaran  kuantitatif  akan  cenderung  menekan  kinerja  sterling  karena  meningkatnya  suplai  mata  uang  tersebut  di  pasar  finansial.  Hingga  akhir  sesi  New  York,  sterling  tercatat  melemah  0,51  persen  terhadap  dolar  AS  ke  1.5806.  Meski  demikian,  sterling  tetap  mencatat  kinerja  mingguan  terbaik  sejak  pertengahan  Juni  silam,  ditunjang oleh ekspektasi QE3 pasca minutes sidang The Fed periode Agustus.   

Anggota BoE – Martin Weale menyatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk memangkas suku bunga acuan daripada meningkatkan jumlah dana dalam  program quantitative  easing. Meski demikian Weale juga  menegaskan bahwa memangkas suku bunga  acuan  menjadi 0 persen atau 0,25  persen akan  menimbulkan  dampak  buruk,  diantaranya  melemahkan  posisi  keuangan  beberapa  bank  di  Inggris  karena  menurunkan  tingkat  bunga  dalam  deposit  mereka.  

Pekan ini pelaku pasar akan mengamati sejumlah rilis data diantaranya data perkembangan harga rumah periode Agustus berdasarkan Nationwide . Pada  sesi Kamis akan rilis data Consumer Credit  dan Mortgage Approvals untuk periode Juli. Sesi Jumat akan rilis data Consumer Confidence untuk  periode  Agustus.


JAPAN
Yen menguat terhadap 16‐mata uang utama dunia lainnya (naik 6,5 persen) seiring pelemahan bursa saham Asia dan lemahnya rilis data ekonomi global  yang mengangkat minat investor pada aset safe haven, pada khususnya yen. Yen mencatat penguatan 5‐harian terpesatnya terhadap dolar AS dalam 12‐ pekan terakhir menyusul buruknya rilis jobless claims Amerika dan redupnya aktifitas manufaktur di Eropa dan Cina. 

Ketua BOJ ‐ Masaaki Shirakawa akhir pekan lalu menyatakan bahwa bank sentral telah menempuh pelonggaran moneter skala besar namun penguatan  yen akhir‐akhir ini meningkatkan tekanan pada ekonomi Jepang. Shirakawa menekankan pentingnya pergerakan yen sesuai dengan kondisi fundamental  ekonomi Jepang. Perkembangan di Eropa masih menjadi perhatian utama untuk Jepang, sementara CPI diperkirakan akan bertahan di level 1 persen untuk  jangka waktu lama. Lebih lanjut, Shirakawa memerkirakan perlambatan permintaan global masih akan berlanjut.  

Pekan ini pelaku pasar akan mengamati sejumlah rilis data diantaranya retail sales untuk periode Juli. Pada sesi Selasa akan rilis Cabinet Office Monthly  Economic Report yang akan memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi Jepang berdasarkan pandangan pemerintah. Sedangkan pada akhir pekan  akan rilis data PMI manufaktur untuk periode Agustus, data sektor ketenagakerjaan dan CPI untuk periode Juli. 


AUSTRALIA
Australian dan New Zealand dollar mencatatkan pelemahan mendekati level terendahnya dalam enam minggu terhadap euro Jumat lalu karena  investor  berlanjut  untuk  melanjutkan  posisi  beli  pada  euro,  yang  membawa  kedua  mata  uang  tersebut  mencatatkan  untuk  ditutup  dalam  penurunan mingguannya.  

Euro melejit naik ke level A$1.2047 <EURAUD=R> dan NZ$1.5470 <EURNZD=R>, level tertingginya sejak 12 Juli, yang secara luas terjadi aksi jual.  Investor telah mengabaikan posisi bearish pada euro, meskipun tidak terdapat perkembangan yang nyata pada rencana utang Eropa.  

"Given how oversold it was and with everyone positioned short, it was only natural that you'd see a savage correction to the upside," kata David  Scutt, seorang trader pada Arab Bank Australia.  


SWISS
Swiss  franc  Jumat  lalu  diperdagangkan  hanya  dibawah  level  tertinggi  sebelumnya  dalam  7‐minggu  terhadap  the  greenback,  yang  mana  telah  mendapat dorongan berkenaan dengan ekspektasi dari policy easing/QE3 di AS.   

Berita  mengenai  krisis  utang  zona  euro  atau  lesunya  perekonomian  AS  telah  menjadi  kunci  untuk  menentukan  pergerakan  pada  Swiss  franc  meskipun sejak Swiss National Bank membatasi kenaikan pada level 1.20 per euro pada the safe‐haven franc 6 Sept. lalu.    

Euro  telah  mencapai  level  tertinggi  dalam  7‐minggunya  terhadap  dollar  minggu  ini  dari  ekspektasi  the  Fed  AS  kemungkinan  untuk  memilih  stimulus moneter "fairly soon".  Juga terdorong dari kedepannya setelah suatu sumber mengatakan Spanyol menegosiasikan dengan zona euro  berhubungan dengan kondisi untuk memberikan bantuan.