• Bursa saham global masih melemah pada sesi Senin menyusul berlanjutnya kekhawatiran investor tentang data ekonomi di Asia yang mengecewakan, sementara itu menteri‐menteri keuangan Uni Eropa kembali bertemu untuk mengatasi krisis utang zona euro.Bursa saham Wall Street berakhir melemah karena investor juga menyiapkan diri untuk dimulainya musim corporate earnings untuk kuartal kedua.
• Data inflasi Cina dirilis lebih lemah dari perkiraan dan terjadi penurunan rekor dalam pesanan mesin Jepang menambah suram rilis data sektor ketenagakerjaan AS pada Jumat pekan lalu, menimbulkan kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi global.
• Keraguan bahwa pertemuan menteri keuangan zona euro akan menghasilkan kemajuan lebih jauh menurunkan sentimen, sedangkan imbal hasil obligasi Spanyol dan Italia naik ke level yang disebut sebagai unsustainable. Para diplomat mengatakan pada Senin bahwa Eropa akan memberikan Spanyol ekstra perpanjangan waktu untuk mencapai target defisit setelah menguraikan penghematan anggaran lebih lanjut untuk pertemuan menteri keuangan di Brussels.
• Spekulasi bahwa para pemangku kebijakan akan melangkah dengan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan perekonomian membantu untuk membatasi kerugian. Euro berhasil bangkit terhadap dolar AS pasca pelemahan ke level terendah sejak 2‐tahun terakhir. Euro <EUR=> berakhir naik 0,2 persen terhadap dolar pada 1,2314.
• Indeks FTSEurofirst 300 <. FTEU3> berakhir turun 0,4 persen pada 1,030.09. Indeks bursa saham global MSCI <MIWD00000PUS.>, terpukul pelemahan sesi Asia, turun 0,6 persen.
• Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.>jatuh 36,18 poin atau 0,28 persen, ke 12,736.29. Indeks Standard & Poor 500 <. SPX> turun 2,22 poin atau 0,16 persen, ke 1,352.46. Nasdaq Composite Index <IXIC.> turun 5,56 poin atau 0,19 persen, ke 2,931.77.
• Di Amerika Serikat, investor mengalihkan perhatian pada rilis laporan keuangan Alcoa pasca penutupan bursa. Produsen aluminium tersebut melaporkan kerugian bersih kuartal kedua karena harga logam merosot tapi penghasilan tidak termasuk penjualan item mengalahkan ekspektasi. Saham Alcoa naik lebih tinggi di perdagangan setelah penutupan bursa.
• Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi tetap membuka pintu untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut setelah ECB memangkas suku bunganya ke rekor 0,75 persen rendah pekan lalu.
• Harapan bank sentral AS akan merilis QE3 mendorong naiknya harga obligasi AS lebih tinggi, dengan imbal hasil yang mendekati level terendah sepanjang sejarah. Obligasi tenor 10‐tahun AS <UST10Y=RR> harganya naik 12/32 dengan imbal hasil 1,52 persen.
• Harga minyak mentah naik akibat pemogokan oleh pekerja dan penutupan sementara yang direncanakan oleh perusahaan yang mengancam akan menutup produksi minyak mentah Norwegia secara keseluruhan. Harga minyak Brent <LCOc1> naik 2,04 USD ke 110,23 USD per barel dan US <CLc1> mentah ditutup naik 1,54 USD ke 85,99 USD.
GOLD & COMMODITIES
• Emas ditutup naik pada volume perdagangan yang tipis Senin lalu setelah penurunan tajam sebelumnya, didorong menguat oleh harga komoditas dan didukung sebagian oleh turunnya data inflasi dari Cina dan penurunan tipis pada dollar, meskipun ketidakpastian berkenaan dengan outlook dari tingkat suku bunga AS khususnya investor yang berhasrat pada logam mulia.
• Laporan bulanan employment AS menunjukkan 80,000 pekerja bertambah pada non‐farm payrolls bulan Juni, ditutup mendekati ekspektasi dengan investor sedikit yakin untuk langkah agresif yang merupakan salah satu cara atau lainnya pada putaran ketiga dari pembelian obligasi.
• Polling ekonom oleh Reuters saat ini melampirkan peluang 70 persen pada the Fed untuk memulai putaran QE3 dari quantitative easing atau pembelian obligasi pemerintah untuk menurunkan borrowing costs. Ini memperkirakan telah naik dari perkiraan 50 persen pada ahir Juni lalu.
OIL & COMMODITIES
• Oil terdorong naik Senin lalu karena pemogokan oleh pekerja dan telah merencanakan penghentian pekerjaan oleh perusahaaan yang mengancam untuk menghentikan sepenuhnya produksi minyak mentah Norwegia, menekan pelemahan data dari Jepang yang juga menekan harga ekuitas.
• Penurunan dari ekspektasinya data inflasi Cina dan laporan yang menunjukkan machinery orders Jepang merosot ke fase terendahnya pada bulan Mei yang menekan ekuitas dan menahan harga oil, meskipun ekspektasi bahwa Cina kemungkinan melakukan kebijakan moneter yang lebih longgar untuk menstimulasi pertumbuhan yang mendukung pada oil.
• Negosiasi hari Minggu lalu antara para pekerja Norwegia dan majikan berkenaan dengan bayaran (gaji) dan pensiun sebenarnya tidak dapat menyelesaikan persengketaan, meningkatkan momok penutupan untuk pertama kalinya dari industri minyak Norwegia yang telah lebih dari 25 tahun beroperasi.
• Presiden ECB Mario Draghi masih membuka peluang untuk kemungkinan dilanjutkannya pemangkasan suku bunga, dengan mengatakan bank sentral akan membuat keputusan berdasarkan perkembangan data ekonomi yang terjadi.
• Pemangkasan suku bunga deposito ECB lebih lanjut di bawah 0% nampaknya tidak akan banyak berdampak pada prospek ekonomi, demikian pendapat dari dewan kebijakan ECB Ewald Nowotny. Kemungkinan dampak yang lebih besar akan terlihat pada besarnya risk aversion di pasar. Ia juga memperkirakan kemungkinan suku bunga acuan akan kembali dipangkas.
• Pembicaraan antara para pemimpin keuangan Eropa masih terus disorot pasar, meskipun nampaknya tidak akan membawa banyak kemajuan. Pesimisme pasar ini telah menekan obligasi Spanyol dan Italia, dengan yield mereka kembali naik ke level unsustainable.
• Euro nampaknya masih akan melanjutkan tekanannya seiring terbukanya peluang untuk kelanjutan pemangkasan suku bunga.
U.K.
• Sterling berakhir menguat terhadap dolar AS pada sesi awal pekan ini masih terdampak rilis data non‐farm payrolls Amerika akhir pekan lalu yang dirilis dibawah perkiraan analis. Sementara itu sterling justru berakhir relatif stagnan terhadap euro setelah berhasil membukukan level tertinggi sejak 3‐1/2 tahun lalu terhadap mata uang tunggal zona eropa tersebut seiring berlanjutnya kekhawatiran para investor terhadap krisis hutang kawasan tersebut.
• Krisis hutang kawasan Uni Eropa menjadikan investor mengalihkan asetnya kepada sterling sebagai mata uang alternatif yang relatif lebih aman daripada euro. Dengan kondisi ini para analis memperkirakan sterling masih berpotensi melanjutkan penguatan terhadap euro. Sementara itu terhadap dolar AS, sterling juga masih berpotensi menguat seiring berkembangnya ekspektasi pelonggaran moneter The Fed menyusul buruknya rilis data Amerika akhir‐akhir ini.
• Penciptaan lapangan kerja di Inggris mengalami penurunan ke level terendah dalam kurun 3‐tahun terakhir pada periode Juni, demikian berdasarkan jajak pendapat yang dilansir Recruitment and Employment Confederation (REC) dan KPMG. RC Permanent places index yang mengukur berapa banyak pekerja yang dipekerjakan mengalami penurunan ke level 46.8 pada Juni, lebih rendah dibanding data periode sebelumnya 51.0. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh berkembangnya pesimisme di kalangan penyedia lapangan kerja pada prospek pertumbuhan ekonomi.
JAPAN
• Order mesin inti Jepang (core machinery orders) turun ke level terendahnya di bulan Mei, sebuah indikasi bahwa pabrikan tertekan oleh menurunnya permintaan global, meskipun data tersebut nampaknya tidak akan menjadi sesuatu yang mendesak untuk BOJ melonggarkan kebijakan moneternya dalam pekan ini.
• Order mesin baru , yang membantu untuk mengukur kekuatan belanja modal, turun 14.8% di ulan Mei, jauh lebih buruk dari perkiraan turun 3.3%, dan mencatat penurunan tertajamnya sejak data mulai dirilis pada bulan April 2005.
• Rilis data yang lebih buruk dari perkiraan tersebut mengindikasikan pemulihan ekonomi Jepang masih akan tersendat seiring krisis utang Eropa yang terus berlanjut dan melambatnya pertumbuhan ekonomi di Cina sebagai mitra dagang utama Jepang.
• Bank of Japan diperkirakan akan menunda pelonggaran kebijakan moneter pada hari Kamis, menyusul keyakinan bahwa perekonomian negara itu sedang menuju pemulihan yang moderat karena kuatnya permintaan domestik telah meringankan tekanan akibat pelambatan pertumbuhan global.
• Beberapa pelaku pasar memperkirakan BOJ akan menindaklanjuti langkah‐langkah stimulus minggu lalu oleh bank sentral Eropa, Inggris dan Cina dengan ekspansi moneter sendiri dalam sebuah langkah terkoordinasi untuk meringankan tekanan akibat perlambatan global.
• Namun dengan belum adanya tanda‐tanda terancamnya prospek pemulihan ekonomi Jepang, maka BOJ melihat tidak adanya alasan untuk mengeluarkan “senjata pamungkasnya” saat ini, kecuali terjadi lonjakan tajam yen secara tiba‐tiba yang memukul sentimen bisnis.
AUSTRALIA
• Kekecewaan pada gambaran pasar tenaga keja AS menjadi kunci utama yang menekan Australian dollar anjlok Senin lalu.
• Pada pukul 1700 Australian dollar diperdagangkan pada level 101.91 sen AS, merosot dari penutupan Jumat lalu dilevel 102.55 sen AS.
• Telah anjlok ke level terendah dalam 10 harinya Senin pagi lalu, setelah data non‐farm payrolls AS menunjukkan kenaikan hanya 80,000 new jobs pada bulan Juni, dibandingkan pada ekspektasi para 100,000.
• Currency strategist RBC Michael Turner mengatakan bahwa sejak itu, terdapat sangat sedikit perubahan pada mata uang Australia.
• Gambaran resmi employment telah menguat tetapi indikator pasar tenaga kerja telah melemah.
SWISS
• Swiss franc merosot ke level terendah dalam 19‐bulan terhadap dollar AS Senin lalu karena kekhawatiran mengenai lesunya pertumbuhan global yang menekan sentimen kedepannya dari meeting para menteri keuangan zona euro untuk mencoba dan menyempurnakan rencana untuk menaikkan utang negara dan perbankan.
• Harga consumer dan producer Cina turun melebihi ekspektasi pada bulan Juni, menandai anjloknya permintaan untuk barang dan memicu kedepannya mengenai tingkat kesehatan ekonomi global setelah tekanan data jobs AS Jumat lalu.
• Jumlah uang cash bank komersial bertahan dengan Swiss National Bank menaikkan ke level tertinggi barunya, menandai kekhawatiran yang mengemuka kembali berkenaan dengan zona euro karena pengaruh dari langkah untuk menangani krisis utang yang membawa summit Uni Eropa memudar.