US & GLOBAL
• Bursa Wall Street mengalami penurunan dalam 5 minggu berturut‐turut hingga penutupan perdagangan Jumat lalu, dan harga di pasar obligasi AS naik karena rilis pesimis di luar perkiraan pertumbuhan lapangan kerja di sana yang meningkatkan kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar dunia tersebut kian merosot dalam perlambatannya.
• EURUSD ke level tertinggi 1 bulan Jumat tersebut karena mulai berkembangnya titik terang untuk solusi krisis utang Eropa, setelah berita menyebutkan paket bantuan untuk Yunani akan bergulir di bulan Juli – di sisi lain lemahnya data tenaga kerja AS menekan USDJPY.
• Harga minyak bangkit dari tekanannya akibat lemahnya dolar AS atas euro yang diikuti dengan pelemahannya atas mata uang utama dunia lainnya, serta dipicu oleh rilis positif data indeks sektor jasa Mei AS dari Institute for Supply Management (ISM).
• Tapi itu tidak cukup untuk menghilangkan kegelisahan yang akhir minggu tersebut hampir sepenuhnya muncul dari laporan tenaga kerja AS (nonfarm payroll) – yang dirilis 54k (dari ekspektasi 150k) yang merupakan ekspansi terendahnya sejak September. Selain itu tingkat pengangguran naik menjadi 9,1% pada bulan Mei akibat naiknya harga energy dan dampak dari gempa bumi Jepang yang melesukan bisnis serta perekonomian.
Laporan tenaga kerja AS tersebut menambah kontribusi bahwa langkah pemulihan ekonomi AS sedang mendapat hambatan. Yang menjadi kejutan pasar bukan hanya bahwa perlambatan ekonomi AS datang tidak terduga, tetapi juga terjadi secara meluas mulai dari pasar perumahan, tenaga kerja, manufaktur dan data consumer spending.
• Indeks utama bursa saham Wall Street, S&P500 <SPX.>, mengalami akumulasi tekanan lebih dari 2% sepanjang minggu lalu – penurunan terbesar sejak Agustus dan mengakumulasi tekanannya selama 5 minggu berturut‐turut. Indeks tersebut turun sekitar 5% dari level tertingginya April lalu, mengindikasikan bahwa trend sedang melemah. Sementara indeks saham dunia, yang diukur dengan indeks saham dunia MSCI, berhasil menghambat tekanannya di sesi awal Jumat tersebut. Indeks saham Eropa <.FTEU3> turun 0,4%.
• Kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS mendorong harga obligasi AS bertenor 10‐tahun di pasar Treasury‐nya naik 11/32 dan menekan yield kembali ke bawah 3% ‐ pertama kalinya terjadi minggu lalu sejak Desember 2010 karena kecemasan investor terhadap ekonomi.
• Tekanan pada data ekonomi AS belakangan ini memunculkan pertanyaan apakah The Fed AS akan kembali melanjutkan kebijakan cheap‐money yang merupakan cara mereka untuk membantu perekonomian sejak krisis keuangan memuncak di sana. Untuk reaksi pasar saat ini nampaknya tidak akan terlalu memperdulikan kenyataannya bagaimana, melainkan hanya melihat persepsi yang berkembang saat ini yakni peluang bahwa program QE3 (di tengah masa akhir QE2 Juni ini) ‘setidaknya’ akan dibahas kembali. Program penyelamatan ekonomi lanjutan (QE2) yang bernilai $600 milyar melalui pembelian obligasi akan berakhir Juni ini. Program ini telah membanjiri pasar keuangan dengan dolar sejak Oktober,
mendorong sebagian besar keuntungan di saham dan komoditas.
• Sementara harga minyak mentah di bursa berjangka AS <CLc1> masih bertahan di atas level $100/barel meskipun tercatat turun sekitar 0,3% dari Kamis sebelumnya. Sebelumnya, di sesi awal Jumat kemarin, harga minyak mentah tersebut merosot 2% karena tekanan di pasar tenaga kerja dikhawatirkan akan berimbas pada tekanan consumer spending dan mengurangi permintaan terhadap bahan bakar.
• EURUSD melonjak ke level tertinggi 1 bulan Uni Eropa, ECB dan IMF menegaskan bagian berikutnya bantuan untuk Yunani harus tersedia pada bulan Juli. Mata uang tunggal Eropa tersebut naik setinggi $1,4642, terkuat sejak Mei 6. Dollar jatuh ke satu bulan rendah <JPY=> 80,06 yen.
GOLD & COMMODITIES
• Emas mencapai level tertingginya Jumat lalu karena dollar AS anjlok setelah laporan bulanan jobs AS menunjukkan ekonomi membuat jauh lebih sedikit lapangan kerja dari ekspektasi.
• Spot gold <XAU=> menyentuh level puncaknya $1546,39 per troi ons. Telah diperdagangkan pada level $1542,15 pada pukul 1326 GMT dari level $1532,55 per ons pada penutupan New York Kamis sebelumnya. Logam mulia mencapai level tertinggi/puncaknya $1575,79 pada 2 Mei.
• Harga emas dalam sterling <XAUGBP=R> mencapai level tertingginya 946.79 pounds ($1548) per ons karena melemahnya dollar AS terhadap basket of currencies yang memicu rush pada precious metal.
• "This is gold‐friendly data ... (it) points to a slacking U.S. economy. In the worst case scenario, we could have a double‐dip in the U.S. economy and possibly deflation, which would also help gold," kata Robin Bhar, seorang analis pada Credit Agricole.
• "The weaker dollar is also helping gold. We should see gold moving to recent highs or even to new highs if we see more risk‐averse news."
• Spot silver <XAG=> sempat menyentuh level $35.34 per ons, level terendahnya sejak 24 Mei. Terakhir diperdagangkan apada level $35.58 dari $36.17 pada penutupan Kamis lalu.
• Platinum <XPT=> ke level $1806,99 dari level $1809,60 dan palladium <XPD=> pada level $769.22 dari level $767.05.