U.S. & GLOBAL
• Bursa saham AS mencatatkan kenaikan terkuat dalam dua harinya Rabu lalu karena investor berbalik untuk mengoleksi saham‐saham finansial yang telah melemah dan melepas safer assets sepeti emas dalam perdagangan yang bergejolak.
• Pada penutupannya, indeks Dow Jones industrial average <.DJI> meningkat 143.95 poin, atau 1.29 persen, ke level 11,320.71. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> naik 15.25 poin, atau 1.31 persen, ke level 1,177.60. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> melejit 21.63 poin, atau 0.88 persen, ke level 2,467.69.
• Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> dari saham‐saham utama Eropa naik dalam rangkaian tiga harinya untuk ditutup menguat 1.4 persen.
• Investor memfokuskan untuk menaikkan kepemilikan cash karena ketidakpastian kedepannya dari pidato Bernanke di Jackson Hole, Wyoming,
Jumat ini.
• Dollar AS meningkat terhadap major currencies Rabu lalu, menghapus penurunan awalnya, dari kekhawatiran the Fed kemungkinan tidak menunjukkan tanda‐tanda stimulus berikutnya (QE3) terhadap perekonomian minggu ini.
• Yen merosot terhadap dollar dan euro setelah Jepang meluncurkan langkah‐langkah terkini untuk mengekang penguatan mata uangnya dan setelah Moody's menurunkan peringkat sovereign debt negara itu.
• Euro terakhir melemah 0.1 persen ke level $1.4418 <EUR=EBS>, sementara terhadap yen ‐ dollar membalikkan penurunan pada awalnya untuk diperdagangkan menguat 0.4 persen ke level 76.99 yen <JPY=EBS>.
• Harga Tresuri AS bertenor 30‐tahun melemah lebih dari 3 poin pada perdagangan sore harinya Rabu lalu, karena bursa Wall Street mengalami rally secara intensif dan mengarahkan aksi jual yang besar pada obligasi pemerintah AS.
• Emas anjlok 4 persen Rabu lalu karena peningkatan tajam pada durable goods orders AS dan ketidakpastian kedepannya dari pidato Ketua the Fed Ben Bernanke kepada central bankers yang memicu penurunan terbesar hariannya dalam 2.5 tahun. Spot emas <XAU=> merosot 4 persen untuk ditutup ke level $1,750.55 per ons.
• Harga Brent oil sedikit menguat pada perdagangan yang choppy Rabu lalu, tetapi harga crude AS tergelincir karena para trader menekankan ekspektasi dari dapat kembali terjadinya ekspor minyak Libya terhadap pelemahan yang mengejutkan pada cadangan crude di AS. Brent crude <LCOc1> di settled menguat 84 sen ke level $110.15 per barrel, setelah sempat mencapai level $111.00. Crude AS <CLc1> ditutup ke level $85.16, merosot 28 sen dalam hariannya, yang pada awalnya sempat menanjak ke level tertingginya $86.59.
• Sterling melemah terhadap dollar AS Rabu lalu, dipicu oleh stop loss orders karena anjlok dibawah level utamanya $1.65, dengan membaik dari ekspektasinya data durable goods orders AS yang mendorong investor untuk mengurangi posisi beli pada mata uang Inggris.
• Pelaku pasar mengatakan sterling akan berjuang untuk menemukan arah yang jelas dari pidato kepala the Fed Ben Bernanke di Jackson Hole, Wyoming Jumat ini. Beberapa investor berspekulasi kemungkinan dia menggunakan pidatonya untuk menandai stimulus moneter/QE3 kedepannya untuk mendorong perekonomian AS.
• Pound merosot 0.5 persen ke level $1.6411 <GBP=D4>, melewati stop disekitar level $1.6430, dengan trader mengutip pembicaraan aksi jual besar‐besaran sterling pada pukul 1215 GMT European Central Bank fix.
• Euro meningkat 0.5 persen ke level 88.00 pence <EURGBP=D4>, didorong oleh aksi beli dari model funds yang diatas level 87.50 pence, ungkap trader. Menguat diatas resistance yang berada disekitar level 100‐day moving average level 88.15 dan 55‐day moving average dilevel 88.21.
• Perbankan harus melaporkan data minimum yang ditetapkan pada perdagangan derivatif akhir tahun depan untuk membantu para regulator memonitor stabilitas finansial dan pelanggaran‐pelanggarannya, rencana rancangan dari pengawas pasar dan bank sentral yang diungkapkan Rabu lalu.
GOLD & COMMODITIES
• Emas anjlok tajam dalam penurunan harian terbesar sejak Desember 2008 silam ditingkahi naiknya kurs dollar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya seiring menguatnya ekspektasi bahwa Bernanke akhir pekan ini belum akan memastikan QE3.
• Koreksi tajam sebesar 4,3% ini menyebabkan emas ditutup melemah pada posisi 1750.55 USD per troy ounce seiring maraknya aksi ambil untung pelaku pasar dimana investor cenderung untuk menyiapkan dana menjelang ketidakpastian akan pemberlakuan QE3 oleh The Fed. Sebagai catatan, emas telah menguat 400 USD sejak Juli lalu.
• Tekanan pada emas berlanjut setelah rilis data durable goods orders Amerika untuk Juli naik 4%, jauh mengungguli ekspektasi ekonom 2,4%, yang kemudian mendukung minat investor pada aset beresiko.
• Analis mengingatkan koreksi tajam emas dapat berlanjut, terutama jika pada Jumat akhir pekan ini The Fed belum memastikan akan pemberlakuan program quantitative easing ke‐3.
• Namun demikian, menurut Morgan Stanley, bank sentral negara‐negara di dunia yang tengah mengambil posisi sebagai net buyer terhadap emas, tampaknya akan mempertahankan kepemilikan emasnya meskipun nantinya akan menghadapi situasi dimana membutuhkan untuk menaikkan uang cash untuk mengatasi eskalasi krisis hutang.
• “Membelinya lagi suatu saat nanti pasti akan ada diposisi yang sangat amat mahal”, demikian menurut Peter Richardson ‐ Morgan Stanley Australia.
“Mereka lebih dalam posisi untuk menumpuk aset dalam emas daripada menggunakannya sebagai mekanisme dalam meredam tumpukan hutang”, demikian tandas Richardson.
• Bank sentral merupakan pemegang aset emas terbesar dunia, dan bank sentral dari Thailand, Korea Selatan, Kazakhstan, Meksiko serta Rusia terus meningkatkan kepemilikannya terhadap emas dalam beberapa bulan terakhir.
• Pembelian emas oleh bank sentral tahun ini saja mencapai 192,3 metrik tons, sampai dengan semester pertama 2011, berdasarkan data dari World Gold Council.
• Bank Sentral Korea Selatan melakukan pembelian 25 ton emas dalam satu bulan antara Juni hingga Juli. Dalam pernyataan resminya setelah mengumumkan pembelian itu mengatakan "menambah kepemilikan terhadap emas membantu mengurangi resiko investasi dalam kerangka manajemen
devisa".