title cover

title cover

Wednesday, March 16, 2011

Breaking News 16.03.11


FOMC Meeting
Berikut statement dari sidang The Fed tanggal 15 Maret :

Informasi yang diterima sejak sidang The Fed di bulan Januari mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi masih terus berlangsung dan kondisi pasar tenaga kerja secara keseluruhan meningkat secara gradual. 

Tingkat belanja dan bisnis investasi pada peralatan dan software (perangkat lunak) juga terus mengalami ekspansi.Namun sektor perumahan
masih tertekan.

Harga komoditas meningkat secara signifikan sejak musim panas, dan kekhawatiran terhadap berkurangnya pasokan minyak telah memicu kenaikan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir.

Kenaikan pada harga energi dan komoditas lainnya belakangan ini telah memicu naiknya inflasi, meskipun efek dari kondisi tersebut nampaknya hanya sementara saja. Namun komite akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh evolusi inflasi dan ekspektasi inflasi yang akan berkembang.

Komite akan terus mempertahankan target suku bunga di kisaran 0-0.25 persen dan akan terus memantau perkembangan ekonomi dan kondisi finansial dan akan menggunakan segala daya upaya untuk men-support
pemulihan ekonomi dan mempertahankan kondisi inflasi pada level aman.















Headline News 16.03.11

US & GLOBAL 
• Bursa saham AS turun 1% namun berhasil ditutup menjauhi level terendahnya setelah pelaku pasar menyikapi secara positif pandangan The Fed mengenai
ekonomi yang cukup optimis dan munculnya keyakinan bahwa krisis nuklir Jepang hanya akan menekan saham‐saham secara temporer. Saham‐saham yang
berkaitan dengan nuklir (baik bahan baku maupun kontraktor reaktor) masih melanjutkan pelemahannya, disusul saham‐saham asuransi yang juga masih
melemah. Indeks Dow Jones <DJI.> turun 137,74 poin atau 1,15% ke 11,855.42, S&P500 <. SPX> turun 14,52 poin atau 1,12% ke 1,281.87 dan Nasdaq <.
IXIC> turun 33,64 poin atau 1,25% ke 2,667.33. Diperkirakan sejumlah 650 miliar USD dari valuasi pasar ekuitas global menyusut akibat tingginya
kekhawatiran pelaku pasar pada prospek aset beresiko termasuk saham‐saham yang dimiliki.
 

• Harga emas turun ke posisi terendah dalam 1‐bulan terakhir, namun berhasil bangkit dari level terendahnya tersebut setelah kekhawatiran pada krisis
nuklir Jepang kembali meningkatkan minat investor pada aset safe haven. Harga platinum juga turun tajam akibat berlanjutnya krisis nuklir di Jepang yang
berpotensi menurunkan permintaan industri otomotif negeri sakura tersebut. Harga spot emas <XAU=> turun 2,3% ke 1396.30 USD per troy ounce setelah
sempat anjlok hingga 1,380.90 USD per troy ounce, penurunan harian terbesar sejak 2‐bulan terakhir.
 

• Harga minyak Brent anjlok 4,5%, penurunan terbesar dalam 13‐bulan terakhir akibat krisis nuklir di Jepang yang menurunkan minat pada aset beresiko
meskipun bentrokan di Bahrain dan Libya berhasil menarik harga dari posisi terendahnya. Minyak Brent untuk pengiriman April <LCOc1> turun 5.15 USD ke
108,52 USD per barel, persentase penurunan terbesar sejak 4 Februari 2010. Sementara itu Crude berjangka AS untuk pengiriman April <CLc1> juga
mengalami penurunan hampir 4% ke 97,02 USD per barel setelah sempat anjlok ke 96,71 USD yang merupakan level terendah sejak 1 Maret silam.
 

• Yen menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya, menuju rekor tertinggi terhadap dolar AS, sebagai dampak dari kekhawatiran akan bencana nuklir
di Jepang yang memicu aksi jual saham global dan komoditi serta mendorong investor untuk menjauhi aset berisiko yang didanai dengan yen. Dollar AS
turun 1,1% terhadap yen ke 80.71 yen <JPY=> setelah sempat anjlok hingga 80,60 yen, tak terlalu jauh dari level terendah sepanjang masa di 79.75 yen pada
1995 silam. Namun demikian, dollar AS berhasil bertahan secara stabil terhadap euro dan yen setelah The Fed mengatakan pemulihan AS mendapatkan
dukungan yang cukup dan meningkatnya tekanan inflasi membuat The Fed masih akan mempertahankan kebijakan moneter longgarnya.
 

• Jepang menghadapi potensi bencana lanjutan setelah gempa dan tsunami akhir pekan lalu, dimana sebagian besar pembangkit tenaga listriknya lumpuh
dan ledakan reaktor nuklir tersebut telah melepaskan radiasi tingkat rendah ke arah Tokyo. Kondisi tersebut mendorong investor mengalihkan aset
finansialnya untuk memenuhi persediaan kebutuhan pokok.
 

• Euro turun 1,1% terhadap yen ke 112,99 yen <EURJPY=>. Penguatan tajam yen sangat mencolok terutama terhadap mata uang yang ber imbal hasil tinggi
seperti Aussie dan New Zealand dollar. Aussie dollar merosot ke level terendahnya dalam 9‐pekan terakhir ke 0,9815 <AUD=> serta anjlok ke level terendah
dalam kurun 4‐bulan terakhir terhadap yen ke 79.23 yen <AUDJPY=>. Para asset managers, hedge funds serta klien baik korporasi maupun perorongan
mengambil posisi beli terhadap yen untuk pertama kalinya sejak Oktober silam. Meskipun tidak ada intervensi dari pemangku kebijakan Jepang, namun
perlu diwaspadai jika dollar AS turun dibawah level 80 yen yang diperkirakan akan memancing reaksi berupa intervensi dari BOJ untuk membendung
penguatan yen.

Japan stocks jump 6 percent, JGBs slide as nuclear fears

TOKYO | Tue Mar 15, 2011 9:29pm EDT
TOKYO (Reuters) - Japanese stocks rallied more than 6 percent on Wednesday after their worst two-day selloff since the 1987 crash, with some investors picking up battered shares even as many said the risk of a worsening nuclear crisis could hit the market further.

Traders said the gains were likely driven by market players, such as hedge funds, covering short positions in futures, as well as some buying by portfolio managers after the two-day battering down stocks down more than 16 percent.

"The rebound is pretty strong as investors realized they may have panicked a bit too much yesterday," said Fujio Ando, senior managing director at Chibagin Asset Management.
"But it's mostly short covering by both domestic and foreign players, and not honest, active buying, because nuclear worries are still strong," Ando said.

JGB futures slid more than half a point and 20-year yields jumped to a one-year high as bond dealers fretted that a long-term bond auction later in the day may have trouble finding buyers. Japanese insurers sold bonds on Tuesday to cover losses in their stock portfolios, traders said.

The yen dropped across the board, with the dollar pushing up to 81.10 yen but still not far from a record low of 79.75 hit against the Japanese currency in 1995. The Australian dollar jumped nearly 1 percent against the yen.

Traders are still keeping an eye out for Japanese companies and insurers selling their hefty foreign asset holdings and repatriate funds to cover costs from the nuclear crisis, quake and tsunami, a factor that could drive the yen higher.

Japan's Nikkei average was up 6.4 percent at 9,152 .N225 after having plunged 10.6 percent on Tuesday but was still down 11 percent from Friday's close. Osaka Nikkei futures were up 4.5 percent at 9,030.
The broader TOPIX pushed up 6.5 percent to 816 .TOPX.

Hedge funds were cited as aggressive sellers of Nikkei futures on Tuesday as the market panicked over reports of leaking radiation from the stricken Fukushima nuclear reactor and higher radiation readings near Tokyo. Domestic fund managers have largely stuck to the sidelines, traders said.

Bonds lost more ground. Ten-year JGB futures were down more than half a point to 139.71, while the 20-year yield shot up 7 basis points to a one-year high of 2.150 percent.
Japan's Ministry of Finance will sell 1.1 trillion yen ($13.4 billion) of 20-year bonds later in the day.