title cover

title cover

Wednesday, March 16, 2011

Headline News 16.03.11

US & GLOBAL 
• Bursa saham AS turun 1% namun berhasil ditutup menjauhi level terendahnya setelah pelaku pasar menyikapi secara positif pandangan The Fed mengenai
ekonomi yang cukup optimis dan munculnya keyakinan bahwa krisis nuklir Jepang hanya akan menekan saham‐saham secara temporer. Saham‐saham yang
berkaitan dengan nuklir (baik bahan baku maupun kontraktor reaktor) masih melanjutkan pelemahannya, disusul saham‐saham asuransi yang juga masih
melemah. Indeks Dow Jones <DJI.> turun 137,74 poin atau 1,15% ke 11,855.42, S&P500 <. SPX> turun 14,52 poin atau 1,12% ke 1,281.87 dan Nasdaq <.
IXIC> turun 33,64 poin atau 1,25% ke 2,667.33. Diperkirakan sejumlah 650 miliar USD dari valuasi pasar ekuitas global menyusut akibat tingginya
kekhawatiran pelaku pasar pada prospek aset beresiko termasuk saham‐saham yang dimiliki.
 

• Harga emas turun ke posisi terendah dalam 1‐bulan terakhir, namun berhasil bangkit dari level terendahnya tersebut setelah kekhawatiran pada krisis
nuklir Jepang kembali meningkatkan minat investor pada aset safe haven. Harga platinum juga turun tajam akibat berlanjutnya krisis nuklir di Jepang yang
berpotensi menurunkan permintaan industri otomotif negeri sakura tersebut. Harga spot emas <XAU=> turun 2,3% ke 1396.30 USD per troy ounce setelah
sempat anjlok hingga 1,380.90 USD per troy ounce, penurunan harian terbesar sejak 2‐bulan terakhir.
 

• Harga minyak Brent anjlok 4,5%, penurunan terbesar dalam 13‐bulan terakhir akibat krisis nuklir di Jepang yang menurunkan minat pada aset beresiko
meskipun bentrokan di Bahrain dan Libya berhasil menarik harga dari posisi terendahnya. Minyak Brent untuk pengiriman April <LCOc1> turun 5.15 USD ke
108,52 USD per barel, persentase penurunan terbesar sejak 4 Februari 2010. Sementara itu Crude berjangka AS untuk pengiriman April <CLc1> juga
mengalami penurunan hampir 4% ke 97,02 USD per barel setelah sempat anjlok ke 96,71 USD yang merupakan level terendah sejak 1 Maret silam.
 

• Yen menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya, menuju rekor tertinggi terhadap dolar AS, sebagai dampak dari kekhawatiran akan bencana nuklir
di Jepang yang memicu aksi jual saham global dan komoditi serta mendorong investor untuk menjauhi aset berisiko yang didanai dengan yen. Dollar AS
turun 1,1% terhadap yen ke 80.71 yen <JPY=> setelah sempat anjlok hingga 80,60 yen, tak terlalu jauh dari level terendah sepanjang masa di 79.75 yen pada
1995 silam. Namun demikian, dollar AS berhasil bertahan secara stabil terhadap euro dan yen setelah The Fed mengatakan pemulihan AS mendapatkan
dukungan yang cukup dan meningkatnya tekanan inflasi membuat The Fed masih akan mempertahankan kebijakan moneter longgarnya.
 

• Jepang menghadapi potensi bencana lanjutan setelah gempa dan tsunami akhir pekan lalu, dimana sebagian besar pembangkit tenaga listriknya lumpuh
dan ledakan reaktor nuklir tersebut telah melepaskan radiasi tingkat rendah ke arah Tokyo. Kondisi tersebut mendorong investor mengalihkan aset
finansialnya untuk memenuhi persediaan kebutuhan pokok.
 

• Euro turun 1,1% terhadap yen ke 112,99 yen <EURJPY=>. Penguatan tajam yen sangat mencolok terutama terhadap mata uang yang ber imbal hasil tinggi
seperti Aussie dan New Zealand dollar. Aussie dollar merosot ke level terendahnya dalam 9‐pekan terakhir ke 0,9815 <AUD=> serta anjlok ke level terendah
dalam kurun 4‐bulan terakhir terhadap yen ke 79.23 yen <AUDJPY=>. Para asset managers, hedge funds serta klien baik korporasi maupun perorongan
mengambil posisi beli terhadap yen untuk pertama kalinya sejak Oktober silam. Meskipun tidak ada intervensi dari pemangku kebijakan Jepang, namun
perlu diwaspadai jika dollar AS turun dibawah level 80 yen yang diperkirakan akan memancing reaksi berupa intervensi dari BOJ untuk membendung
penguatan yen.

No comments:

Post a Comment