US & GLOBAL
• Indeks saham dunia berlanjut naik pada hari Jumat didukung oleh rilis positif melempaui ekspektasi data manufaktur AS bulan Juni, namun melemahnya data produksi industri di Asia menyebabkan turunnya harga minyak. Indeks saham Eropa ditutup pada level tertinggi dalam 1 bulan dan ketiga indeks saham utama Wall Street melonjak lebih dari 1% melanjutkan sentimen positif aset beresiko yang terinspirasi dari voting parlemen Yunani untuk langkah penghematan (austerity measures).
• Rilis positif dara manufaktur AS dan hasil voting parlemen Yunani yang sesuai harapan pasar menyebabkan investor kembali ke aset‐aset beresiko dan meninggalkan aset safe‐haven – sehingga menyebabkan turunnya harga obligasi pemerintah AS. Bangkitnya optimisme dari rilis data ekonomi AS akan meningkatkan harapan pasar bahwa ekonomi negara terbesar di dunia tersebut pulih dari tekanannya baru‐baru ini.
Ekonom mengatakan ekonomi telah melewati titik kritis dan pertumbuhan terlihat siap untuk melanjutkan tingkatnya ke atas 3% lebih pada semester kedua tahun ini.
• Tiga indeks (Wall Street) mengalami persentase kenaikan terbesar dalam basis mingguan sejak Juli 2009 – indeks Dow naik 5,4%, S&P500 melonjak 5,6% dan Nasdaq naik 6,2% minggu lalu. Di Eropa, indeks saham FTSEurofirst 300 ditutup naik 0,76% akhir minggu kemarin.
• Sementara harga benchmark obligasi AS yang bertenor 10 tahun <US10YT=RR> turun 9/32 setelah rilis data manufaktur AS, memicu kenaikan yield‐nya hingga 3,1935%.
• Harga emas <XAU=> jatuh hingga $1,478.78/ounce Jumat kemarin, level terlemah sejak 17 Mei, menyusul redanya uncertainty dan kekhawatiran pasar pasca persetujuan paket penghematan oleh parlemen Yunani Kamis minggu lalu.
• Mulai bangkitnya minat investor terhadap aset‐aset beresiko juga terindikasi lewat kenaikan harga obligasi indeks subprime‐mortgage (hipotek‐ ABX index) pada hari Jumat. Kenaikan indeks tersebut dipicu oleh perkembangan positif dalam krisis utang Yunani dan oleh penundaan lelang produk Maiden Lane II dari NY‐Fed, demikian menurut berita yang dilansir Thomson Reuters.
• Portofolio Maiden Lane II dibuat ketika terjadi krisis keuangan yang cukup besar untuk menyerap sekuritas hipotek berisiko – disitilahkan dengan "private‐label" – dari AIG, agar dapat mencegah keruntuhan perusahaan asuransi terbesar di dunia tersebut.
• Namun, perlu dicermati bahwa kekhawatiran investor belum hilang terhadap prospek pemulihan ekonomi global karena data manufaktur dari negara‐negara lain cenderung lebih tertekan. Di Asia dan Eropa saja, indeks manufaktur (PMI) periode Juni mereka masing‐masing turun ke sekitar level terendah beberapa bulan karena merosotnya demand di pasar internasional dan dimulainya siklus kenaikan suku bunga di masing‐ masing wilayah.
• Harga minyak mentah berjangka AS <CLc1> turun hampir 0,4% ke areal $94,75/barel pasca penutupan NY Jumat, setelah terpukul ke level day low $93,45 dipengaruhi oleh pertumbuhan indeks manufaktur Cina yang berada dalam kapasitas terlambannya selama 28 bulan – padahal Cina adalah konsumen terbesar di dunia bahan baku.
• Dolar AS menguat secara global setelah rilis data ISM Manufaktur Juni AS, tetapi kemudian menghapus kenaikannya untuk bergerak relatif stabil terhadap mata uang utama dunia. EURUSD Jumat kemarin terakhir diperdagangkan pada level $1,4520, atau naik sekitar 0,1% pada hari itu.
Namun mata uang tunggal Eropa tersebut telah mencatat penguatan lebih dari 2% sepanjang minggu kemarin, merupakan kinerja terbaiknya terhadap dolar sejak Januari.
• Investor sedang berada pada arus balik untuk kembali secara bertahap ke aset‐aset berisiko. Jajak pendapat Reuters menunjukkan alokasi investor ke aset global terlah mendorong peningkatan holdings untuk ekuitas pada bulan Juni, yang merupakan pertama kalinya sejak Januari.
• Untuk minggu ini, pasar akan fokus pada pertemuan ECB yang diperkirakan akan melanjutkan kenaikan suku bunganya dari levelnya saat ini. Dari AS, akan dinantikan data tenaga kerja periode Juni yang akan menjadi kunci dalam menentukan apakah gelombang negatif data ekonomi AS sudah berakhir atau belum.
• Makin besarnya arus minat investor terhadap aset beresiko akan terindikasi lewat tekanan pada harga obligasi pemerintah AS, terutama benchmark‐nya yang bertenor 10 tahun, bertepatan setelah The Fed baru saja mengakhiri program QE‐2 (berupa program pembelian obligasi)
senilai $600 milyar.
GOLD & COMMODITIES
• Emas melemah lebih dari 1 persen Jumat lalu ke level terendahnya dalam enam minggu, terpukul oleh anjloknya harga minyak mentah, naiknya dollar AS versus currency basket, dan persetujuan Yunani pada paket austerity, yang mana memangkas ketertarikan pada logam mulia sebagai haven from risk/berlindung dari resiko.
• Spot gold <XAU=> anjlok ke level terendahnya $1481,70 per ons, level terendahnya sejak 17 Mei, dan diperdagangkan pada level $1483,24 per ons pada pukul 1401 GMT, terhadap level $1499,60 pada penutupan New York Kamis sebelumnya. U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Agustus <GCv1> turun $19.10 ke level $1483,70.
• Logam mulia berada dibawah tekanan karena dollar index rebound dan U.S. crude futures <CLc1> melemah lebih dari $2 per barrel Jumat lalu setelah kekecewaan pada data ekonomi dari Cina, dimana factory output bulan Juni tumbuh pada level terlemahnya dalam 28 bulan.
• Spot platinum <XPT=> diperdagangkan pada level $1709,99 per ons versus $1720,15, sementara itu spot palladium <XPD=> berada pada level $752.47 per ons terhadap $752.25.
• Silver <XAG=> diperdagangkan pada level $33.69 per ons terhadap level $34.6