title cover

title cover

Tuesday, March 12, 2013

Headline News 12.03.13


US & GLOBAL
Bursa saham Wall Street menguat di sesi Senin kemarin, mendorong indeks  Dow untuk mencatat rekor tertingginya yang baru, dipicu  optimisme terhadap perekonomian AS, sementara harga minyak mentah AS rebound setelah data industri Cina awalnya sempat memicu  penurunan. 

Menguatnya  ekuitas  telah  membatasi  minat  pada  aset  aman  resiko  seperti  obligasi  pemerintah  AS,  sehingga  memicu  turunnya  harga  Treasury  AS.  Rally  pada  ekuitas, bersamaan  dengan  meningkatnya  optimisme  pada  prospek  ekonomi  AS  setelah  rilis  menggembirakan  data  ketenagakerjaan  AS  akhir  pekan  lalu  juga  telah  membatasi  minat  pada  aset  aman  resiko  seperti  emas,  meskipun  emas  masih  mencatat naik berkat rilis buruk data ekonomi Cina. 

Bursa saham Eropa melemah setelah terjadi pemangkasan pada peringkat utang Italia pada Jumat lalu oleh Fitch Ratings, yang mana telah  menggoyahkan kepercayaan investor terhadap kondisi keuangan negara tersebut dan memicu melemahnya saham perbankan. 

Dolar  masih  melanjutkan  penguatannya  berkat  rilis  menggembirakan  data  ketenagakerjaan  AS  hari  Jumat,  bergerak  mendekati  level  tertinggi 3‐1/2 tahun terhadap yen dan tertinggi 3 bulan terhadap euro. 

Indeks  saham  Standard  &  Poor's  500  melanjutkan  apresiasinya  untuk  ketujuh  kalinya  secara  berturut‐turut  dan  mencatat  intraday  tertingginya sejak 5 Oktober 2007. 

Data  ketenagakerjaan  AS  hari  Jumat  bersamaan  dengan  data  perumahan,  telah  memperkuat  minat  pada  saham  dan  penguatannya  berpotensi berlanjut seiring upaya stimulus dari The Fed. 

Barometer untuk melihat tingkat kekhawatiran pada Wall Street, CBOE Volatility Index, atau yang dikenal dengan VIX <.VIX>, turun ke  level terendah sejak Februari 2007, ditutup melemah 8,2% di 11,56. 

Menguatnya  Wall  Street  ditambah  dengan  kenaikan  0,53%  pada  indeks  saham  Nikkei  telah  mendorong  naiknya  ekuitas  global  MSCI  sebesar 0,39% ke 361,51, mendekati level tertinggi sejak medio 2008. 

Indeks Dow ditutup naik 50,22 poin atau 0,35% di 14.447,29. Indeks S&P 500 berakhir naik 5,04 poin atau 0,32% di 1.556,22. Sedangkan  indeks Nasdaq ditutup menguat 8,51 poin atau 0,26% di 3.252,87. Dow tercatat naik lebih dari 10% dalam tahun ini, sementara S&P 500  naik lebih dari 9%. 

Indeks  saham  Eropa,  FTSEurofirst  300  index  <.FTEU3>,  ditutup  melemah  0,05%  di  1.194,64,  turun  dari  level  tertinggi  September  yang  dicapai pekan lalu. 

Di akhir pekan kemarin, Cina melaporkan data produksi industri tahunannya di periode Januari dan Februari naik 9,9%, level terendahnya  sejak Oktober 2012, sementara data CPI melonjak melampaui perkiraan di bulan Februari. 

Lembaga pemeringkat Fitch pada Jumat lalu memangkas peringkat utang Italia menjadi BBB‐plus dari A‐minus dan memberikan outlook  negatif, menambah resiko bahwa peringkat utang berpotensi untuk dipangkas kembali. Prospek suram tersebut telah memicu turunnya  harga obligasi pemerintah Italia dan menaikkan yield‐nya sebesar 7 basis poin menjadi 4,66%. 
Harga Treasury AS tenor 10 tahun berakhir melemah 2/32 dengan yield di 2,056%. Adapun yield‐nya mencatat level tertinggi 11 bulan di  2,087% pada Jumat lalu. 

Harga emas mencatat kenaikan tipis 0,2% di $1.581,40 per ons. Harga emas terlihat bergerak stabil di kisaran $1.560 ‐ $1.590. 

Downgrade peringkat utang Italia dan melemahnya data sektor industri Cina telah memicu turunnya harga minyak, tembaga dan bahan  mentah lainnya. U.S. oil futures <CLc1> naik 11 sen atau 0,12% di $92,06 per barel, menghapus kerugian awalnya lebih dari $1. Namun  Brent crude <LCOc1> ditutup melemah 63 sen atau 0,57% di $110,22 per barel. 

Dolar  melanjutkan  apresiasinya  terhadap  sejumlah  rivalnya  setelah  data  ketenagakerjaan  yang  dirilis  optimis  akhir  pekan  lalu  memicu  spekulasi  bahwa  The  Federal  Reserve  akan  menunda    kebijakan  moneter  ultra‐longgar  lebih  cepat  daripada  yang  diantisipasi.  Kemungkinan bahwa The Fed dapat mengendalikan langkah stimulus setelah pemerintah pada hari Jumat melaporkan peningkatan pada  data pekerjaan yang kuat pada bulan Februari dan penurunan tingkat pengangguran ke level terendah empat tahun kemungkinan akan  menjaga dolar tetap menguat untuk saat ini. Indeks dolar turun 0,19% di 82,52, tidak jauh dari level tertinggi 7 bulan di 82,92 yang dicapai  pada hari Jumat. Euro berakhir flat di $1,3049, tidak jauh dari level terendah 3 bulan di $1,2955, sementara yen menguat 0,2% terhadap  dolar di 96,27 yen. 


GOLD & COMMODITIES
Emas sedikit naik dalam perdagangan yang sepi Senin lalu setelah campuran data ekonomi Cina, tetapi rally baru‐baru ini pada ekuitas AS  dan membaiknya outlook ekonominya yang menekan ketertarikan pada logam mulia.   

Harga  emas  didukung  oleh  data  resmi  yang  dirilis  akhir  pekan  yang  menunjukkan  factory  output  Cina  dan  pembelanjaan  konsumen  melemah dari perkiraan bulan Februari, yang membuat peluang untuk stimulus ekonomi. 

Dengan begitu tanda‐tanda naiknya inflasi dapat mendorong pengambil kebijakan Cina untuk memperketat kebijakan moneternya lebih  awal daripada perkiraan, kata para analis. 

"Despite gold's relatively decent performance last week, the pressure will be back on the complex this week, particularly if U.S. equities  resume their advance," kata Edward Meir, metals analyst pada futures brokerage INTL FCStone.      


OIL & COMMODITIES
Harga Brent crude oil melemah pada sesi perdagangan Senin, mendapat tekanan berdasarkan kekecewaan terhadap data China, sebagai negara  konsumsi  minyak  terbesar  kedua  dunia,  sementara  technical  support  dan  dollar  yang  mengalami  pelemahan  dan  telah  membantu  U.S.  crude  ditutup sedikit lebih tinggi. 

Biro Nasional Statistik Cina mengatakan pada hari Sabtu bahwa indeks harga konsumen naik 3,2 persen pada Februari dari tahun sebelumnya,  dibandingkan  ekspektasi  kenaikan  3,0  persen,  sementara  pertumbuhan  industrial  production  tahunan  pada  bulan  Januari  dan  Februari,  digabungkan sebesar 9,9 persen, pertumbuhan terendah sejak Oktober 2012. 

Suatu sumber dari industri ini mengatakan bahwa Saudi Arabia memproduksi crude oil pada bulan Februari lebih banyak dibandingkan pada bulan  sebelumnya, bahkan saat pengurangan jumlah supply untuk customers, dengan pemberitaan akan banyaknya produksi ini mendorong tertekannya  crude futures pada sesi perdagangan Senin. 

"The  crude  oil  market  tipped  back  to  the  downside  ...  as  China's  industrial  output  fell  short  of  expectations  and  Saudi  Arabia  was  reportedly  producing more in February than the month before," Tim Evans, energy futures specialist di Citi Futures dan OTC Clearing di New York. 

U.S. April crude menguat 11 sen dan ditutup dengan nilai 92,06 per barel, namun terus mengalami fluktuatif hingga transaksi ditutup.  U.S. crude  mengalami peningkatan setelah jatuh lebih dari 1 dollar dengan nilai 90,89 dollar – terus menuju level support sedikit di atas MA‐100 hari yang  ditutup dengan nilai 90,84 dollar. 


EURO ZONE
Outlook ekonomi dari industri utama ekonomi membaik dengan AS dan Jepang memimpin, OECD mengatakan Senin lalu, yang menambah aktivitas dalam zona euro yang juga naik.  

Gambaran berasal  setelah berita minggu lalu bahwa  jobless rate AS  telah  anjlok  ke  level terendah  empat tahunnya,  menawarkan sinyal terang  pada kesehatan perekonomian  terbesar didunia. 

Perekonomian Italia mengalami kontraksi 0.9 persen dalam kuartal keempat tahun lalu, bersamaan dengan perkiraan sebelumnya, dan gross domestic product turun dengan revisi  2.8 persen dalam basis tahunan/year‐on‐year, data menunjukkannya.   

International lenders Portugal akan memberikan bailed‐out tambahan satu tahun pada negara, hingga tahun 2015, untuk memangkas defisit bujet dibawah 3 persen pada gross  domestic product, kata sumber yang dekat dengan lender mengatakannya. 


U.K.
Sterling jatuh ke level terendah 2‐1/2 tahun terhadap dolar pada hari Senin menyusul maraknya aksi jual oleh investor, karena mereka melihat sterling masih lebih rentan tekanan  menyusul kondisi yang kontras antara ekononmi Inggris dan AS. 

Sementara rilis optimis data pekerjaan AS akhir pekan lalu telah mendukung spekulasi bahwa The Federal Reserve akan membatasi program pembelian aset pada akhir tahun ini,  Inggris diprediksi akan memasuki resesi ketiga dalam empat tahun. hal itu kemungkinan akan mendorong Bank of England untuk mencetak lebih banyak uang untuk mendukung  perekonomian. 

Kondisi tersebut telah mendorong berkembangnya spekulasi bahwa sterling berpotensi melanjutkan depresiasinya dalam beberapa hari kedepan menuju kisaran $1,47‐an. 

Sterling telah menjadi salah satu mata uang utama dunia berkinerja terburuk di tahun 2013, setelah jatuh 8,4% terhadap dolar dan 7,6% terhadap euro. 

Sterling  awalnya  sempat  tergelincir  ke  $1,4868,  level  terendahnya  sejak  medio  2010  sebelum  akhirnya  rebound  dan  terakhir  tercatat  bergerak  stabil  di  sekitar  $1,4912,  dibandingkan penutupan New York hari Jumat. Sterling jatuh di bawah $1,49 untuk pertama kalinya selama lebih dari 2‐1/2 tahun pada hari Jumat setelah data non‐farm payrolls 
AS mencatat naik 236.000 di bulan lalu, dan mendorong tingkat pengangguran untuk turun ke 7,7%, level terendahnya sejak Desember 2008. 

Sterling juga merosot terhadap euro. Euro terakhir tercatat naik 0,4% terhadap sterling di sekitar 0,8745 pound, meskipun penguatan euro nampaknya masih akan terhambat  oleh keprihatinan pada kondisi politik di Italia. 

Setelah rilis data sektor konstruksi yang mengecewakan pada hari Kamis lalu yang telah menambah prospek suram ekonomi Inggris, maka pasar saat ini akan mencermati data  sektor industri dan manufaktur Inggris pada hari Selasa ini. Jika data tersebut dirilis buruk, maka akan memicu berlanjutnya depresiasi sterling.    


JAPAN
Janji pemerintahan Jepang untuk menetapkan pemimpin dari bank sentral negara tersebut pada hari Senin dengan tujuan cepat melakukan implentasi yang baru  terhadap kebijakan stimulus moneter guna keluar dari keadaan perekonomian yang tengah berada dalam kesulitan, kasus ini ditegaskan oleh penurunan tajam yang  terjadi dalam pasar modal yang merupakan suatu tolak ukur.  

Namun, deklarasi Haruhiko Kuroda bahwa "kecepatan adalah penting" tampaknya mengalami perlawanan dari anggota dewan BoJ Koji Ishida, yang dalam komentar  terpisah menyuarakan hati‐hati terhadap pengambilan langkah ortodoks yang terlalu cepat. 

Yang  menjadi  hal  penting  dalam  perbedaan  opini  bahwa  ketika  anggota  dewan  sembilan  secara  umum  sependapat  akan  perlunya  lanjutan  dari  stimulus,  ada  perbedaan  pendangan  tentang  bagaimana  cara  terbaik  untuk  membangun  kembali  perekonomian  yang  telah  berada  dalam  kesulitan  demi  pertumbuhan  yang  konsisten setiap tahunnya. 

Pemerintah mengatakan pada hari  Senin bahwa data Japan's core private‐sector  machinery  orders melemah setelah  melakukan penyesuaian  sebesar 13,1 persen  pada bulan Januari dari bulan sebelumnya seiring perusahaan mesin elektrik enggan untuk mendukung invesasi. 

Kantor  kabinet  berpendapat  bahwa  machinery  orders,  dianggap  sebagai  indikator  utama  akan  belanja  peruasahaan,  menunjukkan  tanda‐tanda  mengalami  peningkatan moderat, namun secara signifikan menurun pada bulan Januari. 


AUSTRALIA
Australia dan New Zealand dollar tertekan melemah terhadap dollar AS Senin lalu yang ditekan oleh penguatan yang mengejutkan pada data tenaga kerja AS, tetapi  bertahan didekat level puncak tahun 2008 versus yen dari bertumbuhnya ekspektasi pada easing agresif di Jepang.   

Aussie <AUD=D4> berada pada level $1.0224, dari level $1.0239 di New York Jumat lalu, ditekan oleh dollar AS <.DXY> yang mana bertahan mendekati level tertinggi  tujuh bulannya terhadap mata uang utama lainnya.  

Tenaga  kerja  Federal  dapat  menghadapi  keributan  internal  minggu  ini,  setelah  mengusir  cabang  dari  Australia  Barat  untuk  pemeriksaan  lebih  lanjut  oleh  kepemimpinan perdana menteri.  

Pasar obligasi Australia telah ditutup melemah karena laporan AS tenaga kerja yang positif yang mendorong aksi jual pada fixed income securities.  


SWISS
Dolar  menguat  terhadap  sejumlah  rivalnya  setelah  data ketenagakerjaan  yang  dirilis  optimis akhir  pekan  lalu  memicu  spekulasi  bahwa The  Federal  Reserve akan  menunda    kebijakan  moneter  ultra‐longgar  lebih  cepat  daripada  yang  diantisipasi.  Kemungkinan  bahwa  The  Fed  dapat  mengendalikan  langkah  stimulus  setelah  pemerintah pada hari Jumat melaporkan peningkatan pada data pekerjaan yang kuat pada bulan Februari dan penurunan tingkat pengangguran ke level terendah  empat tahun kemungkinan akan menjaga dolar tetap menguat untuk saat ini. 

Namun demikian, franc Swiss bergerak relatif stabil terhadap dolar karena berimbangnya sentimen yang berkembang di pasar, dimana data optimis AS diimbangi oleh  rilis buruk data retail sales Cina. Di sesi New York, dolar bergerak melemah 0,3% di sekitar 0,9485 dibandingkan level penutupan New York hari Jumat lalu. Meskipun  demikian, koreksi dolar masih cukup terbatas pasca mengalami rebound tajam. 

Data pada Jumat lalu menunjukkan tidak terjadi deflasi di Swiss meskipun kecenderungan untuk itu tetap ada di sejumlah komponen. 

SNB telah memberlakukan batasan untuk nilai tukar minimum EUR/CHF di 1,20 franc sejak September 2011 untuk mencegah terjadinya deflasi dan resesi, setelah  investor mencari tempat yang aman dari krisis zona euro yang telah mendorong mata uang franc Swiss melonjak 25% hanya dalam beberapa bulan. Bank sentral  diperkirakan  akan  menegaskan  kembali  komitmennya  untuk  kebijakan  moneternya  tersebut  ketika  mengumumkan  keputusan  kebijakan  moneter  kuartalan  pada  pukul 15.30 wib hari Kamis, tanggal 14 Maret.