title cover

title cover

Monday, August 26, 2013

Headline News 26.08.13

US & GLOBAL
• Indeks saham global berakhir menguat pada hari Jumat, sementara dolar terkoreksi setelah sebuah laporan pemerintah AS menunjukkan penjualan rumah baru mengalami penurunan tajam dan menambah keraguan terhadap waktu pelaksanaan pengurangan program stimulus oleh The Fed.

New home sales turun 13,4% di bulan juli ke level tahunan 394.000, jauh di bawah ekspektasi pasar, demikian dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS, menyuramkan sejumlah indikasi positif yang mendukung pemulihan ekonomi AS.

• Sedangkan pasar saham Eropa berlanjut menguat, tapi perhatian tetap kuat pada Asia setelah terjadi fluktuasi cukup tajam sepekan kemarin telah menggerus miliaran dolar dari pasar negara berkembang untuk kedua kalinya dalam dua bulan.

Yield Treasury AS melemah namun masih bergerak di sekitar level tertinggi 2 tahun, dengan investor enggan untuk menembus kisaran perdagangan saat ini, menyusul ketidakpastian mengenai waktu pemangkasan stimulus The Fed. Treasury AS tenor 10 tahun naik 18/32, dengan yield di 2,818 persen.

• Adapun sidang The Fed berikutnya akan digelar pada 17‐18 September mendatang.

Dow Jones industrial average <.DJI> naik 46,77 poin atau 0,31% ke 15010,51, sedangkan S&P 500 <.SPX> naik 6,54 poin atau 0,39% ke 1663,50 dan Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah 19,085 poin atau 0,52% ke 3657,792.

• Resiko terbesar yang akan dihadapi ekonomi AS adalah sebuah langkah pengetatan kebijakan yang prematur oleh The Fed, demikian pendapat dari ekonom Stanford University, Robert Hall, yang dilontarkannya dalam konferensi tahunan Kansas City Federal Reserve Bank di Jackson Hole, Wyoming.

• Indeks saham pasar negara berkembang MSCI mencatat kenaikan pertamanya setelah dalam 6 sesi berada di zona merah, sementara tekanan jual pada rupee India mereda setelah mengalami minggu terburuknya terhadap dolar dalam dekade terakhir.

• Dolar menyerahkan keuntungannya terhadap sejumlah rival utamanya setelah awalnya menguat ke level puncak 3 pekan terhadap yen, ditopang oleh kenaikan yield obligasi AS ditengah ekspektasi The Fed akan mengurangi pembelian obligasi bulan depan.

• Turbulansi yang terjadi sepekan kemarin dipicu oleh keyakinan bahwa The Fed akan mengurangi program stimulusnya, sebuah optimisme yang kemudian didukung oleh membaiknya rilis data ekonomi global.

• Jerman malaporkan ekonomi tumbuh 0,7% di kuartal kedua, sementara Inggris merevisi tingkat pertumbuhan ekonominya.

• Sementara data PMI sepekan kemarin menunjukkan terjadi ekspansi yang lebih baik dari perkiraan di zona euro, rebound pada sektor manufaktur Cina dan aktifitas manufaktur AS pada level tertinggi 5 bulan.

• Indeks saham Eropa, FTSEurofirst 300 <.FTEU3>, terapresiasi 0,4%. Rebound pada pasar saham Asia dan Eropa telah membantu indeks saham global MSCI naik 0,8%, meskipun masih belum cukup kuat untuk menghindarkannya dari pelemahan selama 3 pekan berturutturut.

Brent dan US crude mendapat support dari terganggunya ekspor minyak Libya. Brent crude <LCOc1> naik 1% ke $111,01 per barel, dan U.S. crude <CLc1> naik 1,3% ke $106,43 per barel.



GOLD & COMMODITIES
• Pergerakan harga emas menguat hampir 2 persen pada hari Jumat, menyentuh level tertinggi penutupan perdagangan dalam lebih dari dua bulan terakhir mendekati level 1.400 dollar/ounce, seiring penurunan besar dalam data U.S. new home sales, di tengah harapan baru bahwa Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan stimulus ekonomi.

• Untuk minggu ini, emas naik 1,6 persen menyentuh level kenaikan mingguan ketiga secara beruntun. Emas telah menguat selama enam dari tujuh pekan terakhir sejak emas jatuh ke level terendah tiga tahun di level 1.180 dollar/ounce pada tanggal 28 Juni.

Sales of new single‐family homes di Amerika Serikat melemah lebih dari 13 persen pada bulan Juli ke level terendah dalam sembilan bulan. Data Departemen Perdagangan jauh lebih lemah dari yang diekspektasikan, bahkan ketika stimulus Fed tetap menerapkan kebijakan stimulusnya.

"The new home sales number is terrible, so the fear is clearly that higher interest rate (are) going to topple this housing recovery, which means the Fed has to ease and not tighten," ucap Axel Merk, portfolio manager of Merk Funds yang mengelola sekitar 500 juta dollar dalam bentuk currency mutual‐fund assets.

• Bullion ikut menyoroti ketika tiga pejabat Fed mengungkapkan pandangan yang berbeda tentang kapan harus mengurangi pembelian obligasi bulanan bank sentral sebesar 85 milyar dollar. Investor telah mencoba untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada pertemuan kebijakan Fed bulan depan.

• Harga spot emas spot naik 1,6 persen di level 1,396.56 dollar/ounce, setelah mencapai level 1,398.20, dollar, level tertinggi perdagangan sejak tanggal 7 Juni.

• US Comex emas berjangka untuk periode Desember <GCZ3> ditutup menguat 25 dollar di level 1,395.80 dollar/ounce, dengan volume perdagangan Comex sekitar 20 persen di bawah rata‐rata 30‐hari.


OIL & COMMODITIES
Kenaikan dalam gasoline futures membantu harga oil menguat Jumat lalu mengikuti berita penghentian unit pada refinery East Coast Kanada.

Sementara itu volume perdagangan untuk kontrak Brent crude menguat, naik dari kontrak futures AS melampaui terhadap international benchmark. Brent premium terhadap WTI dipersempit menjadi $4.16 per barrel selama dalam hariannya, setelah melonjak $3 per barrel pada awalnya minggu ini yang membawa rentang menjadi $6 untuk pertama kalinya sejak akhir bulan Juni.

Pengamat pasar mengaitkan pergerakan tiba‐tiba dari pelemahan pada dollar setelah Departemen Perdagangan AS melaporkan penurunan lebih besar dari ekspektasinya dalam new home sales AS ke level terendah dalam sembilan bulannya.

Volume perdagangan Brent 8 persen dibawah rata‐rata moving average harian yang hanya dibawah kontrak 500.000, sementara itu crude AS mendekati 40 persen dibawah rata‐rata dari 370.000 kontraknya.

Terminal ekspor crude oil terbesar di Libia, Es Sider dan pelabuhan minyak Zuetina masih ditutup, Deputi Kementerian Oil Omar Shakmak mengatakan meskipun beberapa perbaikan terlihat pada pelabuhan minyak lainnya.


EURO ZONE
Permintaan domestik menguat secara signifikan dengan ekspansi kuartalan Jerman yang sangat kuat dalam lebih dari satu tahun antara bulan April hingga Juni, memicu optimisme di negara Jerman sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Eropa akan mengalami kinerja yang sangat bagus di tahun 2013 dan mendukung pemulihan zona euro .

Detail akan data dirilis pada hari Jumat menunjukkan sebuah keraguan akan sektor konstruksi setelah musim dingin yang keras, keinginan perusahaan 'yang kuat untuk mesin dan peralatan dan konsumsi swasta yang sehat, semua didukung kenaikan kuartalan produk domestik bruto sebesar 0,7 persen.

Para analis mengatakan bangkit kembalinya Jerman meningkatkan revisi perkiraan pertumbuhan 2013 dan mendukung pemulihan tentatif di ekonomi zona euro.

"The composition of the growth is very good. It is being driven more strongly from within, which is good for Germany and the euro zone," ucap economist Holger Sandte di Nordea. "It is also positive that firms are investing more in equipment and are not so hesitant anymore."

Permintaan domestik naik 0,5 poin terhadap PDB di kuartal 2 dan perdagangan 0,2 poin persentase asing.

"Growth is broadly supported ‐ two‐thirds comes from domestic demand, a third from trade... This could be the start of a long upturn for investment. Low interest rates and returning confidence provide a sound basis for this," ucap Christian Schulz di Berenberg Bank.


U.K.
Sterling  menyerahkan  keuntungan  pada  hari  Jumat  dipicu  kekhawatiran  Kepala  Bank  of  England  (BoE)  Mark  Carney  akan  menghentikan  pembicaraan  mengenai kenaikan tajam tingkat suku bunga pasar Inggris, yang mungkin akan dilakukan pada awal pekan ini, dan menegaskan kembali janjinya untuk  mempertahankan suku bunga rendah hingga akhir 2016 seperti yang tercantum dalam rencana arahan kedepan (forward guidance) bank. Kondisi ini telah  menekan sterling yang pada awalnya sempat menguat pasca rilis data pertumbuhan ekonomi Inggris yang melampaui perkiraan. 

Meskipun data perumahan AS dirilis buruk,  namun  sterling gagal memanfaatkan momentum  tersebut,  tidak seperti halnya euro yang berhasil menguat  0,3% terhadap dolar. Sterling terakhir tercatat bergerak di sekitar $1,5570, atau turun 0,1% dari posisi penutupan New York hari Kamis, setelah menembus  level terendah 1 pekan di $1,5538. 

Meskipun BoE  berjanji  untuk mempertahankan suku bunga rendah hingga tingkat pengangguran turun  menjadi 7%, yang nampaknya  akan  sulit  dicapai  dalam kurun waktu 3 tahun, namun membaiknya data ekonomi telah menimbulkan keraguan pada asumsi tersebut dan mendukung sterling di akhir sesi. 

Sterling pada awalnya menguat terhadap dolar dan juga euro setelah data PDB‐Q2 Inggris mencatat ekspansi 0,7%, melampaui ekspektasi pasar 0,6%. Hal  ini memperkuat prospek untuk terjadinya kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan BoE. 

Sementara itu, tumbuhnya ekspektasi bahwa The Fed akan menjadi bank sentral pertama dunia yang mengurangi stimulusnya, yang kemungkinan akan  dilakukan bulan depan, berpotensi mendorong apresiasi dolar terhadap sterling. 

Euro berhasil menguat terhadap sterling setelah data kepercayaan konsumen di zona euro melonjak ke level tertinggi dalam 2 tahun, menambah sinyal  positif terhadap proses pemulihan ekonomi kawasan. 

Sejumlah data ekonomi AS akan dirilis pekan ini diantaranya data revisi PDB‐Q2, durable goods orders dan consumer confidence. Jika data dirilis optimis,  maka akan memperkuat kembali ekspektasi pengurangan stimulus The Fed dan berpotensi memicu apresiasi dolar. 

JAPAN
Kebanyakan perusahaan Jepang tidak akan menambah pengangkatan (pekerja) untuk tahun 2014 dan lebih dari satu dari enam akan mengambil langkah tambahan dalam pemangkasan biaya karena rencana kenaikan pajak penjualan tahun depan dari memburuknya kondisi ekonomi, menurut polling Reuters yang menggarisbawahi skeptisnya kebijakan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Hasil dari Survei Reuters Corporate menawarkan catatan laporan jangka menengah yang membawa ketenangan dari "Abenomics" karena memfokuskan perubahan dari awal untuk stimulus moneter dan fiskal terhadap kekhawatiran mengenai deregulasi dan usaha untuk mengatasi utang publik Jepang yang besar.

Abe telah berjanji memutuskan pada apakah untuk bergerak kedepannya dengan mengusulkan kenaikan pajak penjualan setelah rangkaian pemeriksaan pemerintah yang diatur mulai minggu depan dengan para ekonom dan pemimpin bisnis seperti Presiden Toyota Motor Corp's <7203.T> Akio Toyoda.

Keberhasilan kebijakan Abe akan bergantung apakah Japan Inc dapat meyakinkan untuk mengangkat lebih banyak pekerja, mendorong penggajian dan investasi lebih dari operasi mereka untuk menggerakan perekonomian hingga pertumbuhan yang berkelanjutan dan target inflasi 2 persen oleh bank sentral. Tetapi survei Reuters dilakukan antara 2 Agust. dan 19 Agust. yang menunjukkan lebih banyak kehati‐hatian daripada optimisme dikalangan bisnis.


AUSTRALIA
Kontrak obligasi berjangka Australia telah mengakhiri dua hari sesi pelemahan perdagangan secara beruntun, yang dipicu oleh ekspektasi kebijakan stimulus ekonomi di AS.

Antisipasi bahwa Federal Reserve AS akan meredakan program pembelian obligasi bulanan sebesar 85 miliar dollar dimana telah menyebabkan melemahnya obligasi AS dan Australia selama dua pekan terakhir.

Commonwealth Bank interest rate strategist Philip Brown tidak terkejut dengan koreksi di pasar Australia pada hari Jumat.

"We had a fair bit of a sell off in the last few days, so it's probably enough to calm down a little bit," ucapnya.

"The first day after a big move normally does go the other way."

Kontrak obligasi berjangka Australia dengan jatuh tempo 10 tahun untuk periode September diperdagangkan di level 95,945 naik dari level 95,915 pada hari Kamis.


SWISS
Dolar gagal melanjutkan apresiasinya terhadap franc Swiss dipicu rilis buruk data perumahan AS. Data new home sales periode Juli mencatat turun 13,4% ke  level tahunan 394.000 unit, lebih rendah dari perkiraan 490.000. Sedangkan data bulan Juni juga mengalami revisi turun menjadi 455.000 dari laporan awal  497.000. Data mencatat penurunanke level terendah dalam 9 bulan. 

Kondisi ini mengisyaratkan kenaikan suku bunga KPR nampaknya tengah membebani proses pemulihan ekonomi AS. Data tersebut berpotensi mengurangi  peluang The Fed untuk memangkas program stimulusnya di akhir tahun ini. Kondisi ini juga memberikan keraguan atas ekspektasi Wall Street bahwa The  Fed akan mengurangi pembelian obligasinya di bulan September mendatang. 

Suku bunga hipotek (KPR) telah meningkat tajam sejak Mei dipicu ekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi pembelian obligasi dengan segera. Pasar  perumahan, yang telah memberi tekanan besar pada ekonomi AS sejak resesi 2007‐09, terlihat mulai bangkit di awal tahun lalu ketika harga rumah mulai  mengalami kenaikan. 

Hingga berita ini ditulis, pasar tengah menantikan pernyataan dari Wakli Kepala The Fed Janet Yellen yang dijadwalkan memberikan pernyataan pada hari  Sabtu (24/8) untuk melihat kejelasan mengenai peluang The Fed untuk mengurangi pembelian obligasi. 

Sejumlah data ekonomi AS akan dirilis pekan ini diantaranya data revisi PDB‐Q2, durable goods orders dan consumer confidence. Jika data dirilis optimis,  maka akan memperkuat kembali ekspektasi pengurangan stimulus The Fed dan berpotensi memicu apresiasi dolar. 

Sementara dari dalam negeri Swiss data yang akan dirilis pekan ini adalah UBS indicator, non‐farm payrolls dan KOF leading indicator. 


Dolar terakhir tercatat di sekitar 0,9215 franc, atau melemah 0,2% dari posisi penutupan New York hari Kamis.