title cover

title cover

Friday, May 18, 2012

Headline News 18.05.12


US & GLOBAL
Bursa saham AS tertekan ke level terendah dalam empat bulannya Kamis lalu, kerena naiknya yield obligasi Spanyol yang menambah  kekhawatiran investor berkenaan dengan perbankan negara tersebut dan putaran lainnya dari pelemahan data menekan harapan pada  recovery perekonomian AS.   

Ditambah  tekanan  pada  bursa  Wall  Street  dengan  laporan  pemerintah  AS  yang  menunjukkan  manufaktur  pada  negara‐negara  mid‐ Atlantic tidak seperti ekspektasi yang mengalami kontraksi pada bulan Mei.  

Berdasarkan  data  terakhir  indeks  Dow  Jones  industrial  average  <.DJI>  turun  157.65  poin,  atau  1.25  persen,  untuk  ditutup  ke  level  12,440.90.  Indeks  Standard  &  Poor's  500  <.SPX>  melemah  19.92  poin,  atau1.50  persen,  ke  level  1,304.88.  Indeks  Nasdaq  Composite  <.IXIC> berkurang 60.35 poin, atau 2.10 persen, kelevel 2,813.69.   

Bursa saham global yang dinilai dengan indeks MSCI's world equity <.MIWD00000PUS>, anjlok 1 persen dan mencatatkan penurunan hari  kelimanya, bersamaan dengan bursa AS.   

Yen  mencatatkan  kenaikan  tajam  terhadap  euro  dan  dollar  Kamis  lalu,  didorong  oleh  aksi  beli  berkenaan  dengan  permasalahan  perbankan di Spanyol dan Yunani, berpeluang menyebar jika Yunani meninggalkan euro dan kekecewaan data ekonomi AS. Euro anjlok  ke level 100.54 yen <EURJPY=>, terendah sejak 7 Februari. Terakhir berada pada level 100.94, turun lebih dari 1.0 persen.     

Dollar  juga  melorot  tajam  terhadap  yen,  anjlok  ke  level  79.12  yen  <JPY=>,  terendah  sejak  17  Februari.  Pada  awal  perdagangan  sore  harinya, the greenback melemah 1.2 persen ke level 79.33 yen.   

Harga  obligasi  pemerintah  AS/Treasury  debt  naik  Kamis  lalu  karena  kekecewaan  data  aktivitas  bisnis  regional  AS  dan  kekhawatiran  mengenai gejolak politik Yunani dan tingkat kesehatan perbankan Spanyol yang memicu aksi beli safe‐haven.   

Spot emas mengalami rally lebih dari 2 persen Kamis lalu yang merupakan kenaikan terbesar satu harinya sejak akhir Januari, karena aksi  tanda‐tanda technical buy dan tanda terkini kesuraman perekonomian AS yang lebih menekan keputusasaan pada zona euro. Spot emas  <XAU=> melonjak lebih dari 2.6 persen pada intraday high ke level $1,579.70 dengan cepat dalam perdagangan pagi harinya dan naik  2.36 persen ke level $1,575.5 per oz pada pukul 2:22 p.m. EDT (1822 GMT).   

U.S.  crude  futures  melemah  dalam  rangkaian  lima  harinya  Kamis  lalu  pada  perdagangan  yang  choppy  karena  pelemahan  data  perkonomian AS dan berlanjutnya kekhawatiran mengenai zona euro dan krisis utang Yunani yang menekan harga oil pada kedua sisi  dari  negara‐negara  di  Atlantic.  U.S.  June  crude  <CLc1>  melorot  25  sen,  atau  0.27  persen,  untuk  di  settle  ke  level  $92.56  per  barrel,  terendah sejak settlement 2 Nov. 2 ketika crude ditutup ke level $92.51. Kisaran perdagangan Kamis lalu di level $92.09‐$93.88.   



GOLD & COMMODITIES
Emas rally lebih dari 2.6% pada hari Kamis, ini merupakan kenaikan 1 hari terbesarnya sejak akhir Januari, dipicu aksi beli secara teknikal  dan indikasi melambatnya pertumbuhan ekonomi AS yang pengaruhnya mengalahkan kondisi buruk di Eropa. 

Setelah mengalami kondisi bearish pada hari Rabu, pasca terkoreksi lebih dari 20% dari level rekor tertinggi September, emas kemudian  menguat  setelah  data  Philadelphia  Federal  Reserve  menunjukkan  kontraksi  pada  aktifitas  pabrikan  di  wilayah  Mid‐Atlantic  AS,  yang  menambah  harapan  bahwa  The  Fed  akan  menggelontorkan  sejumlah  besar  uang  ke  dalam  sistem  guna  merangsang  pertumbuhan  ekonomi. 

Technical buying juga turut menopang rally emas setelah tersungkur mendekati level terendah Desember. 

Namun  dengan  kondisi  bursa  saham  AS  yang  melemah  dan  masalah  Yunani  yang  kemungkinan  keluar  dari  keanggotaan  zona  euro,  nampaknya  masih  akan  memberikan  gambaran  suram  bagi  prospek  emas  kedepannya.  Rally  yang  terjadi  saat  ini  nampaknya  hanya  bersifat sementara. 

Emas  spot  naik  2.25%  di  $1,573.40  per  ons,  sedikit  di  bawah  level  intraday  high  di  $1,579.70,  dan  naik  lebih  dari  $50  sejak  terjatuh  kedalam level terendah Desember di sekitar $1,527 pada hari Rabu. 

Sejak tahun lalu, banyak investor menjauhi emas karena mereka menggunakan emas untuk menutup kerugian di pasar lainnya setelah  krisis  Eropa  meningkatkan  prospek  untuk  terjadinya  resesi  global.  Namun  di  Cina,  permintaan  emas  mencapai  rekor  tertinggi  pada  kuartal  pertama  karena  kekhawatiran  investor  terhadap  inflasi  dan  pengekangan  pasar  properti,  demikian  laporan  dari  World  Gold  Council. 

Investor akan mengawasi krisis utang zona euro, yang telah merugikan mata uang tunggal Eropa. Kepala Dana Moneter Internasional  Christine Lagarde memperingatkan "sangat mahal" konsekuensi yang ditanggung jika Yunani dibiarkan meninggalkan zona euro, sebuah  kemungkinan yang sangat kecil bahwa para pemimpin Eropa mulai membahas secara terbuka. 

Investor juga terfokus pada perkembangan di Spanyol, dimana biaya pinjaman atau yield obligasi naik pada lelang obligasi setelah data  ekonomi mengkonfirmasi bahwa negara tersebut kembali dalam resesi.




OIL & COMMODITIES
Harga minyak Brent turun lebih dari 2% pada hari Kamis, menyentuh harga terendahnya sejak Desember, karena investor menjauhi aset  beresiko akibat meningkatnya kekhawatiran bahwa krisis di Yunani akan menular ke negara anggota zona euro lainnya. Sedangkan harga  minyak entah AS turun lebih tipis dibandingkan Brent. 

Fokus pasar masih tertuju pada perkembangan di Yunani dan krisis di zona euro yang telah menekan harga minyak belakangan ini. Harga  minyak  berjangka  AS  turun  demikian  juga  dengan  ekuitas  AS  setelah  serangkaian  data  ekonomi  AS  dirilis  buruk  dan  menambah  kekhawatiran terhadap memburuknya kondisi di Eropa. 

Para pemimpin politik Yunani gagal mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan koalisi pasca pelaksanaan pemilu bulan ini  yang tidak menghasilkan pemenang mayoritas. Adapun pemilu kedua di Yunani dijadwalkan akan dilaksanakan pada 17 Juni mendatang,  namun rumor mengenai kemungkinan Yunani keluar dari keanggotaan zona euro tengah menjadi perbincangan hangat di pasar. 

Di pasar London, ICE Brent crude futures untuk pengiriman Juli sebagai kontrak minyak yang baru, turun $2.19 ke lvel $107.56 per barel,  setelah tersungkur ke level intraday low di $107.26, level terendahnya sejak 30 Desember.  Sedangkan US crude turun 38  sen di  $92.43  setelah mencatat day low di  $92.09. Pada hari Selasa sebelumnya, harga mencatat level  $91.81, level terendahnya sejak 3 November. 

Keuntungan yang diperoleh minyak mentah AS di pertengahan sesi terpangkas setelah data Philadelphia Federal Reserve menunjukkan  kontraksi pada aktifitas pabrikan di wilayah Mid‐Atlantic AS, yang menambah harapan bahwa The Fed akan menggelontorkan sejumlah  besar uang ke dalam sistem guna merangsang pertumbuhan ekonomi. 

Faktor lainnya yang turut menekan harga minyak adalah pembicaraan seputar dikeluarkannya cadangan minyak strategis. Laporan dari  kantor  berita Kyodo  menyebutkan  bahwa Presiden  AS  Barack Obama  diperkirakan  akan  mencari  dukungan  pada  hari  Sabtu dari  para  pemimpin Grup Delapan lainnya untuk melepaskan cadangan minyak strategis di musim panas ini menyusul embargo Uni Eropa pada  minyak mentah Iran mulai berlaku. 

International Energy Agency, penasehat untuk 28 negara industri maju, masih siap untuk merilis stok minyak strategis jika diperlukan,  menyusul  harga  minyak  terus  mengancam  kondisi  ekonomi  yang  memang  masih  rapuh,  meskipun  harga  minyak  belakangan  ini  mengalami penurunan. 

Sebelumnya, minyak sempat menguat ke level intraday high setelah pasar bereaksi terhadap sambutan dari Duta Besar AS untuk Israel  bahwa rencana serangan militer AS terhadap Iran masih berlaku dan pilihan tersebut "sepenuhnya masih tersedia".  
EURO ZONE
Euro sempat anjlok ke level terendah sejak 4‐bulan terakhir menyusul berlanjutnya kekhaatiran pelaku pasar akan kondisi Uni‐Eropa terutama berkaitan  dengan kondisi perbankan kawasan tersebut dan prospek keluarnya Yunani dari kenanggotaan Uni‐Eropa. Meningkatnya kekhawatiran tersebut kemudian  mendorong investor mengalihkan investasinya pada dolar AS, yang menguat ke level tertinggi sejak 4‐bulan terakhir terhadap mata uang utama dunia  lainnya. 

Adanya rumor akan kemungkinan pemangkasan peringkat kredit perbankan Spanyol juga menekan bursa saham Eropa. Saham bank asal Spanyol – Bankia  anjlok 20 persen menyusul laporan dari harian El Mundo bahwa para nasabah bank tersebut telah menarik dana hingga lebih dari 1 miliar euro dalam  seminggu terakhir.  

Data fundamental ekonomi Spanyol juga semakin memberatkan sentimen pelaku pasar, dimana GDP Spanyol untuk triwulan 1‐2012 mengalami kontraksi  0,3 persen, menandaskan kondisi resesi yang dialami negara tersebut setelah terkontraksi dengan besaran yang sama pada triwulan 4‐2011 silam. 

Hingga  akhir  sesi  New  York,  euro  tercatat  melemah  0,17  persen  terhadap  dolar  AS  ke  1.2693,  euro  juga  kembali  anjlok  1,36  persen  terhadap  yen  ke  100.70, namun euro menguat 0,60 persen terhadap sterling ke 0.8035 dan melemah tipis 0,02 persen Swiss franc di 1.2007. 




U.K.
Bank of England seharusnya hanya melakukan quantitative easing pembelian aset berikutnya jika perekonomian kelihatan untuk anjlok menuju  resesi yang mendalam, yang mana tidak terlihat terjadi, pengambil kebijakan BoE Paul Fisher mengatakan dalam wawancara yang di publikasikan  Kamis lalu.   

"The key reason for restarting QE last October was the possibility that the UK could topple over into a deep recession again. We seem to have  hopefully headed that risk off at the pass," Fisher mengatakan pada Dow Jones Newswires.   

BoE  membeli  125  milyar  pound  pada  gilts/obligasi  dibawah  program  QE  antara  Oktober  dan  yang  dimulai  bulan  ini,  tetapi  setelah  sejak  memutuskan bahwa tidak dibutuhkannya lagi QE untuk saat ini, terutama dengan dibuktikan inflasi melambat yang anjlok sekitar 2 persen.   

Perdana  menteri  David  Cameron  memaksa  penguasa  Eropa  Kamis  lalu  untuk  melakukan  lebih  pada  krisis  utang  zona  euro  dan  menaikkan  prospek  pada  default  Yunani  untuk  menyatakan  tetap  berusaha  terhadap  sesuatu yang  tidak  populer  dengan  memangkas  pembelanjaan  dan  mengurangi utang rumah tangganya.   

Memperingatkan bahwa kelangsungan hidup euro saat ini dipertanyakan, Cameron menunjukkan meningkatnya peringatan dan frustrasi bahwa  krisis diluar kontrol, yang mengancam perekonomian Inggris sekitar $2.5 trilyun dan prospek pemilunya tahun 2015.  




JAPAN
Perdana Menteri Yoshihiko Noda menyampaikan harapannya bahwa BOJ akan terus melakukan langkah tegas guna menanggulangi deflasi. Ini merupakan  tekanan lanjutan dari pemerintah terhadap BOJ untuk menerapkan stimulus moneter tambahan guna menopang pertumbuhan ekonomi. Menanggapi hal  tersebut, Gubernur BOJ Masaaki Shirakawa menyatakan bahwa bank sentral berharap target inflasi 1 persen akan dapat segera tercapai, untuk itu  pihaknya dengan segenap kekuatan berupaya untuk mencapai stabilitas pertumbuhan ekonomi dengan menyeimbangkan harga barang. Dalam sidangnya  pekan depan, BOJ diperkirakan masih akan mempertahankan kebijakannya saat ini.  

Produk bruto Jepang untuk triwulan 1‐2012 mengalami pertumbuhan cukup pesat sebesar 1.0% melebihi ekspektasi sebesar 0.9%, jauh mengungguli data  triwulan sebelumnya ‐0.2%.Sedangkan data GDP dalam basis antar tahun dirilis 4.1%, atau melebihi ekspektasi 3.5%, juga jauh mengungguli data periode  sebelumnya  ‐0.7%.  Ini  merupakan  torehan  pertumbuhan  ekonomi  beruntun  dalam  3‐triwulan  terakhir.  Catatan  pertumbuhan  ekonomi  tersebut  merupakan yang terpesat sejak triwulan 3‐2011 silam. 

Berkaitan dengan rilis data tersebut Menteri Ekonomi Jepang mengatakan bahwa pihaknya terus mengharapkan pertumbuhan ekonomi triwulan 2‐2012  akan  terus  bertumbuh  secara  moderat.  Untuk  itu  pemerintah  Jepang  terus  memperhatikan  perkembangan  krisis  hutang  kawasan  Uni‐Eropa  yang  berdampak pada permintaan produk asal Jepang dari kawasan tersebut, seiring lemahnya pertumbuhan ekonomi.  

Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat melemah 1,22 persen terhadap yen di 79.32, sementara itu euro anjlok 1,36 persen terhadap yen ke 100.70.  Sedangkan  Aussie  dolar  tercatat  melemah  1,41  persen  terhadap  yen  78.45  dan  sterling  turun  1,94  persen  terhadap  yen  ke  125.27.  




AUSTRALIA
Aussie berhasil menguat pada perdagangan hari Kamis meskipun masih di bawah paritasnya, dipicu komentar bahwa The Fed berpeluang untuk kembali  melakukan langkah‐langkah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. 

Aussie  menguat  ke  level  intraday  high  $0.9963,  namun  di  akhir  sesi  New  York  kembali  terkoreksi  ke  level  intraday  low  di  $0.9884,  sebelum  akhirnya  bergerak di sekitar $0.9890. 

Aussie terlihat menguat di akhir sesi New York Rabu, usai merilis minutes dari sidang 24/25 April. Dalam minutes tersebut disebutkan anggota The Fed siap  meluncurkan quantitative easing putaran ketiga jika ekonomi kehilangan momentumnya. 

Sedangkan pada hari Senin sebelumnya, Aussie jatuh di bawah 1 dolar AS untuk pertama kalinya dalam 5 bulan terakhir setelah para pemimpin politik  Yunani  gagal  mencapai  kesepakatan  untuk  membentuk  pemerintahan  koalisi  pasca  pelaksanaan  pemilu  bulan  ini  yang  tidak  menghasilkan  pemenang  mayoritas. Adapun pemilu kedua di Yunani dijadwalkan akan dilaksanakan pada 17 Juni mendatang, namun rumor mengenai kemungkinan Yunani keluar  dari keanggotaan zona euro tengah menjadi perbincangan hangat di pasar. 

Aussie berpotensi menguat menembus di atas paritasnya seiring semakin jelasnya kondisi di Yunani dan prospeknya di zona euro. 

Sementara  itu,  sebuah  survey  oleh lembaga  swasta menunjukkan  ekspektasi  inflasi  Australia  akan  berada  sedikit  di  atas  zona  aman  bank  sentral,  dan  kemungkinan akan menunda langkah pemangkasan suku bunga untuk saat ini. 

Survey yang dilakukan oleh Melbourne Institute menyebutkan ekspektasi inflasi diprediksi turun 0.2% menjadi 3.1% di bulan Mei, namun masih di atas  target inflasi RBA antara 2%‐3%. 

RBA  memangkas  suku  bunga  sebesar  50  bps  menjadi  3.75%  pada  sidangnya  tanggal  1  Mei.  Pasar  saat  ini  memprediksi  RBA  kemungkinan  akan  mempertahankan suku bunganya di bulan Juni sambil melihat dampak yang terjadi usai pemangkasan suku bunga yang dilakukan di bulan Mei tersebut,  sebelum akhirnya melanjutkan pemangkasan kembali. 




SWISS
Euro  melemah  ke  level  terendah  4  bulan  terhadap  dolar  dipicu  kekhawatiran  pada  nasib  perbankan  di  Yunani  dan  Spanyol  dan  juga  prospek penularannya jika Yunani keluar dari zona euro.  

Meningkatnya keengganan pada aset beresiko telah mendorong menguatnya dolar terhadap sejumlah rival utamanya. Rumor mengenai  kemungkinan bank Spanyol diturunkan peringkatnya telah memicu koreksi tajam pada ekuitas Eropa dan membuat euro berada dalam  tekanan. 

Euro terkoreksi ke $1.26670, level terendahnya sejak medio Januari, sedangkan dolar menguat ke level tertinggi 4 bulan terhadap Swiss  franc ke 0.9482 franc sebelum akhirnya bergerak di sekitar 0.9460 franc.  

Bursa Swiss libur pada hari Kamis kemarin berkenaan dengan hari libur nasional, Ascention Day