title cover

title cover

Monday, June 4, 2012

Headline News 04.06.12




US & GLOBAL
Yields  dari  obligasi  AS  dan  Eropa  turun  ke  level  terendahnya  Jumat  lalu  dan  pasar  saham  anjlok  setelah  laporan  jobs  AS  yang  merosot  memperparah pada ketakutan penurunan (ekonomi) global dan membawa investor bergegas pada safety.   

Data  yang  menunjukkan  pertumbuhan  job  AS  melemah  dalam  level  terendah  tahunannya,  menggarisbawahi  tumbuhnya  rasa  bahwa  perekonomian  AS  tidaklah  kebal  terhadap  perlambatan  di  Eropa  dimana  Spanyol  berjuang  untuk  mendukung  perbankannya  atau  terhadap  turunnya perekonomian Cina.    

Indeks  bursa  AS  dan  Eropa  merosot  tajam.  Indeks  blue‐chip  Dow  dan  FTSEurofirst  300  dari  saham‐saham  Eropa  menghapus  kenaikan  tahunannya.   

Data manufaktur Cina yang melemah dan suramnya laporan aktivitas factory Eropa menambah ketakutan, mendorong safe‐haven emas kepada  kenaikan terbesar hariannya yang lebih dari tiga tahun.  

Indeks  MSCI's  all‐country  world  equity  <.MIWD00000PUS>  turun  1.9  persen,  sementara  itu  FTSEurofirst  300  <.FTEU3>  ditutup  melemah  1.9  persen ke level 954.874, menghapus kenaikan tahunannya.   

Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup merosot 274.88 poin, atau 2.22 persen, untuk ditutup ke level 12,118.57. Indeks Standard &  Poor's 500 <.SPX> berkurang 32.29 poin, atau 2.46 persen, untuk ditutup 1,278.04. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> melorot 79.86 poin, atau  2.82 persen, ke level 2,747.48.    

Obligasi  bertenor  10‐tahun  AS/Treasury  notes  <US10YT=RR>  naik  hingga  1‐4/32  pada  harga  dengan  yield  1.442  persen,  terendah  dalam  tahunannya pada awal 1800‐an, menurut data Reuters.   

Dollar melemah terhadap euro dan yen Jumat lalu setelah suramnya laporan jobs AS yang mendorong pembicaraan the Fed kemungkinan perlu  mengambil langkah kedepannya pada monetary easing untuk menopang rapuhnya perekonomian. Dollar melorot 0.27 persen ke level 78.14 yen,  setelah mecapai level terendahnya 77.65 pada data Reuters, terendah sejak pertengahan Februari. Euro diperdagangkan naik 0.40 persen ke  level  $1.2406  <EUR=>,  rebound  dari  level  terendahnya  $1.2286,  terendah  sejak  1  Juli,  2010.  Telah  naik  hingga  ke  level  $1.2456  pada  data  Reuters, dibantu oleh pembicaraan pasar dari koordinasi monetary easing oleh negara G20 pada akhir pekan.   

Emas naik lebih dari 4 persen dalam hariannya pada spekulasi otoritas AS dapat meluncurkan putaran berikutnya pada monetary easing (QE3)  untuk mendorong pertumbuhan  ekonomi. Spot emas <XAU=> naik ke level tertingginya $1,629.41, sebelum membagi kenaikannya. U.S.  gold  futures <GCQ2> untuk pengiriman Agustus di settled naik $57.90 ke level $1,620.50 per ons.   

Brent crude oil futures <LCOc1> turun ke level terendah sejak Februari 2011 ke level intra‐day terendah $97.70, sebelum di settling anjlok $3.44  ke level $98.43. U.S. July crude <CLc1> melorot $3.30 untuk di settle ke level $83.23 per barrel, settlement terendah sejak 7 Okt.   



GOLD & COMMODITIES
Emas berhasil melonjak 4% pada hari Jumat, mencatat kenaikan harian terbesarnya selama lebih dari 3 tahun terakhir, menyusul rilis buruk data  non‐farm  payrolls  AS  telah  menambah  kekhawatiran  seputar  melambatnya  pemulihan  ekonomi  global  dan  meningkatkan  spekulasi  untuk  kemungkinan The Fed malanjutkan kebijakan moneter longgarnya. 

Logam mulia awalnya terkoreksi, namun kemudian berhasil rebound $60 per ounce dari level intraday low setelah investor memburu emas untuk  melindungi  asetnya  dari  ketidakpastian  kondisi  ekonomi  global  setelah  tingkat  pengangguran  AS  meningkat  untuk  pertama  kalinya  dalam  11  bulan terakhir. 

Emas tercatat naik 3.5% dalam sepekan terakhir, merupakan kenaikan terbesarnya sejak akhir Januari, ketika investor sudah resah atas kondisi  keuangan Spanyol yang morat‐marit dan Yunani yang mungkin keluar dari zona euro, yang bisa memicu krisis utang Eropa di luar kendali. 

Logam mulia terlihat bergerak berlawanan arah dengan aset beresiko, mencatat kenaikan disaat harga minyak Brent jatuh di bawah $100 per  barel dan indeks Dow Jones merosot 2% dan menghapus keuntungannya tahun ini. 

Aksi beli secara teknikal juga turut membantu menopang kenaikan emas setelah areal tripple bottom di sekitar $1,530 per ounce cukup kuat  menahan koreksi emas lebih lanjut. 

Harga emas spot terapresiasi mendekati level tertinggi 2 pekan setelah mencatat intraday high di $1,629.41 per ounce dan tercatat naik 3.9% di  $1,624.20 pada akhir sesi New York, rally 1 hari terbesarnya sejak Januari 2009.  Sedangkan emas berjangka untuk pengiriman Agustus naik $57.90 di level $1,620.50, dengan volume transaksi berada sekitar 50% di atas level  rata‐rata 30 hari. 

Pertumbuhan  lapangan  kerja  di  AS  di  bulan  Mei  mencatat  yang  terlemah  dalam  setahun  terakhir  dan  perusahaan  menambah  lebih  sedikit  lowongan  kerja  dalam  2  bulan  sebelumnya  dibandingkan  laporan  awalnya,  mengindikasikan  pemulihan  ekonomi  tengah  terhambat.  Jumlah  pekerjaan  yang  mampu  disediakan  di  bulan  Mei  sebanyak  69.000,  level  terkecilnya  sejak  Mei  tahun  lalu,  jauh  di  bawah  ekspektasi  sebanyak  150.000 pekerjaan, demikian data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan. Sementara di bulan Maret dan April, pekerjaan yang disediakan  49.000 lebih sedikit dari laporan awalnya. Adapun tingkat pengangguran naik menjadi 8.2% dari 8.1%. Para ekonom menyalahkan krisis keuangan  yang berkepanjangan di Eropa dan pertumbuhan Cina yang melambat telah menyebabkan lesunya aktivitas pabrikan di AS pada bulan Mei. 




OIL & COMMODITIES
Harga minyak Brent jatuh dalam 4 hari berturut‐turut pada hari Jumat, terkoreksi di bawah $100 per barel ke level terendah 16 bulan, dipicu  buruknya data ekonomi AS dan Cina sehingga mendorong investor untuk memburu aset‐aset aman resiko. 

Data  menunjukkan  pertumbuhan  lapangan  kerja  di  AS  di  bulan  Mei  mencatat  yang  terlemah  dan  tingkat  pengangguran  mengalami  kenaikan  untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir dan perusahaan menambah lebih sedikit lowongan kerja dalam 2 bulan sebelumnya dibandingkan  laporan  awalnya,  mengindikasikan  pemulihan  ekonomi  tengah  terhambat.  Sementara  laporan  dari  Cina,  sebagai  negara  konsumen  minyak  terbesar kedua di dunia mengindikasikan melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut setelah data manufakturnya dirilis turun, yang  membuat harga minyak tertekan di awal sesi. Kekhawatiran terhadap krisis utang eropa kian manambah sentimen negatif di pasar minyak, dan  membuat Brent terkoreksi lebih dari $128 per barel dari level puncak 2012 yang dicapainya di awal maret.  

Di bulan Mei, minyak Brent dan dan minyak mentah AS (US crude) mencatat kerugian bulanan terbesarnya sejak akhir 2008, setelah pelaku pasar  fokus pada potensi terhambatnya suplai minyak Iran akibat sanksi yang dijatuhkan pihak Barat terhadap Teheran. 

Harga  minyak  Brent  untuk  pengiriman  Juli  anjlok  $3.44  ke  $98.43  per  barel,  level  penutupan  terendahnya  sejak  27  Januari  2011,  setelah  tergelincir  di  bawah  $100  untuk  pertama  kalinya  sejak  Oktober.  Adapun  level  intraday  low  Brent  tercatat  di  $97.54,  yang  merupakan  level  terendahnya sejak Februari 2011. 

Sementara untuk harga minyak mentah AS (US crude) pengiriman Juli juga jatuh untuk keempat kalinya secara berturut‐turut, merosot $3.30 dan  berkahir di level $83.23 per barel, level penutupan terendahnya sejak 7 Oktober. Adapun level intraday low minyak mentah AS tercatat di $82.29,  juga merupakan level terendahnya sejak Okotber. US crude tercatat merosot 8.4% dalam sepekan, merupakan korkesi mingguankelimanya secara  berturut‐turut. Penurunan sebesar 20.68% dalam 5 pekan adalah prosentase penurunan 5 pekan terbesarnya sejak pekan yang berakhir per 18  Januari 2009. 

Data ekonomi AS yang dirilis Departemen Tenaga Kerja akhir pekan kemarin menunjukkan jumlah pekerjaan yang mampu disediakan di bulan  Mei sebanyak 69.000, level terkecilnya sejak Mei tahun lalu, jauh di bawah ekspektasi sebanyak 150.000 pekerjaan. Sementara di bulan Maret  dan April, pekerjaan yang disediakan 49.000 lebih sedikit dari laporan awalnya. Adapun tingkat pengangguran naik menjadi 8.2% dari 8.1%. Para  ekonom  menyalahkan  krisis  keuangan  yang  berkepanjangan  di  Eropa  dan  pertumbuhan  Cina  yang  melambat  telah  menyebabkan  lesunya  aktivitas pabrikan di AS pada bulan Mei. Laporan buruk payrolls dapat memaksa The Federal Reserve untuk segera meluncurkan putaran ketiga  pembelian obligasi untuk menopang kelanjutan pertumbuhan ekonominya. 
EURO ZONE
Dollar AS melemah terhadap euro pada sesi Jumat akhir pekan lalu tertekan rilis data sektor ketenagakerjaan Amerika untuk periode Mei yang memburuk, kondisi  mana meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed pada akhirnya akan menerapkan program quantitative easing lanjutan guna menopang pemulihan ekonomi Amerika.  Program tersebut berpretensi melemahkan dolar AS karena meningkatkan ketersediaan dolar AS di pasaran.  

Euro  bangkit  dari  pelemahan  ke  level  terendah  sejak  23‐bulan  terakhir  terhadap  dolar  AS  setelah  mencatat  pelemahan  bulanan  sebesar  7  persen  selama  Mei.  Namun  demikian  para  analis  masih  mempertahankan  pandangan  bearish  terhadap  euro  sehubungan  masih  kuatnya  tekanan  dari  berbagai  ketidakpastian  dan  potensi faktor‐faktor yang dapat memperburuk krisis hutang kawasan tersebut ditengah minimnya upaya signifikan dari para pengambil kebijakan. 

Pekan depan pelaku pasar akan mengamati hasil dari sidang ECB, yang meskipun berdasarkan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters, ECB masih akan  mempertahankan suku bunga pada level 1 persen. Namun spekulasi bahwa bank sentral akan melakukan pemangkasan suku bunga mulai berkembang.  

Sementara  itu  berdasarkan  data dari  bank  sentral  Spanyol,  Bank  of  Spain,  memperlihatkan  besaran  dana  yang  ditarik  keluar  dari  perbankan  Spanyol  sepanjang  periode Maret naik menjadi sebesar 66,2 miliar euro (82 miliar USD). Ini merupakan level penarikan dana terbesar sejak 1990 silam, dipicu oleh kekhawatiran akan  kesehatan perbankan Spanyol. 

Dalam sepekan terakhir euro tercatat mengalami pelemahan 0,66 persen terhadap dolar AS ke 1.2432, sementara itu euro juga mencatat pelemahan 2,73 persen  terhadap yen ke 97.00, sebaliknya euro mencatat penguatan 1,33 persen terhadap sterling ke 0.8093 dan stagnan terhadap Swiss franc di 1.2012.




U.K.
Aktivitas manufaktur Inggris merosot kefase tercepatnya dalam tiga tahun pada bulan Mei karena meluasnya perlambatan ekonomi global yang menekan  permintaan pada barang‐barang Inggris, menurut survei Jumat lalu. 

Indeks Markit/CIPS Manufacturing Purchasing Managers' memperkirakan sektor akan berlanjut tertekan dari perekonomian yang mana terperosok dalam  resesi keduanya dalam dua tahun, dan kemungkinan ditambah ekspektasi Bank of England yang akan membutuhkan tindakan  untuk menangkis ancaman  yang berlarut‐larut pada perlambatan zona euro. 

Gambaran  tersebut  juga  kemungkinan  menambah  permintaan  untuk  Konservatif  Inggris  yang  memimpin  koalisi  pemerintah  untuk  menemukan  cara  terkini untuk mendorong pertumbuhan dengan austerity plans




JAPAN
Dolar AS melemah terhadap yen pada sesi Jumat akhir pekan lalu tertekan buruknya rilis data sektor ketenagakerjaan Amerika yang meningkatkan ekspektasi bahwa  The Fed pada akhirnya akan mengumumkan program quantitative easing lanjutan guna menopang pemulihan ekonomi yang masih rentan. Yen menguat ke level  tertinggi sejak pertengahan Februari tahun ini. Namun berkaitan dengan penguatan ini, Menteri Keuangan sementara menolak untuk berkomentar. 

Padahal sepanjang pekan ini spekulasi pasar akan kemungkinan intervensi oleh otoritas Jepang mulai berkembang, dipicu pernyataan Menteri Keuangan Jun Azumi  dan Gubernur BOJ – Masaaki Shirakawa yang menegaskan bahwa penguatan yen saat ini tidak selaras dengan kondisi fundamental ekonomi. Bank of Japan sendiri  dikabarkan telah melakukan pengecekan kurs dan suku bunga di perbankan negara tersebut, sebuah mekanisme yang biasa dilakukan sebelum otoritas melakukan  upaya intervensi guna melemahkan yen secara sistematis.  

Dalam sepekan terakhir dolar AS tercatat melemah 2,08 persen terhadap yen ke 77.99, sementara itu euro melemah 2,73 persen terhadap yen ke 97.00. Sedangkan  Aussie dolar tercatat melemah 2,70 persen terhadap yen 75.63 dan sterling turun tajam 3,98 persen terhadap yen ke 119.77.



AUSTRALIA
Aussie sudah terlihat mengalami tekanan jual di awal sesi Jumat setelah rilis data manufaktuur Cina yang melemah. Indeks PMI Cina untuk bulan Mei turun ke 50.4  poin dari 53.3 di bulan April sebelumnya. Cina merupakan pasar ekspor utama Ausralia, dimana jika terlihat adanya indikasi pelemahan pada data ekonominya maka  akan memberi pukulan pada sektor ekspor Australia, dan berdampak buruk pada nilai tukar mata uang lokalnya.  

Tekanan pada Aussie terus berlanjut di sesi New York, setelah data ketenagakerjaan AS dirilis buruk. Aussie sempat terkoreksi di bawah $0.9600 setelah mencatat  intraday low di $0.9583, sebelum akhirnya bergerak di sekitar $0.9685. 

Pertumbuhan lapangan kerja di AS di bulan Mei mencatat yang terlemah dalam setahun terakhir dan perusahaan menambah lebih sedikit lowongan kerja dalam 2  bulan sebelumnya dibandingkan laporan awalnya, mengindikasikan pemulihan ekonomi tengah terhambat. Jumlah pekerjaan yang mampu disediakan di bulan Mei  sebanyak  69.000,  level  terkecilnya  sejak  Mei  tahun  lalu,  jauh  di  bawah  ekspektasi  sebanyak  150.000  pekerjaan,  demikian  data  dari  Departemen  Tenaga  Kerja  menunjukkan. Sementara di bulan Maret dan April, pekerjaan yang disediakan 49.000 lebih sedikit dari laporan awalnya. Adapun tingkat pengangguran naik menjadi  8.2%  dari  8.1%.  Para  ekonom  menyalahkan  krisis  keuangan  yang  berkepanjangan  di  Eropa  dan  pertumbuhan  Cina  yang  melambat  telah  menyebabkan  lesunya  aktivitas pabrikan di AS pada bulan Mei. 

Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan sebenyak 8 dari 20 kalangan ekonom memprediksi RBA akan mempertahankan suku bunganya di level 3.75% pada  sidangnya hari Selasa besok, setelah secara mengejutkan memangkas 50 basis poin bulan lalu. Beberapa alasan yang mendasari ekspektasi ini adalah bahwa RBA  nampaknya butuh beberapa waktu untuk melihat dampak dari  langkah  pemangkasan suku  bunga  yang telah  dilakukannya  dan  disamping itu indikator ekonomi  dalam negeri juga masih menunjukkan peningkatan. 




SWISS
Aktifitas manufaktur Swiss turun ke level terendah 3 tahun di bulan Mei dan berpotensi terus melemah seiring minimnya order, menyusul sektor berjuag ditengah  kuatnya  nilai  tukar  dan  lemahnya  permintaan  dari  zona  euro  akibat  krisis  utang  yang  tenag  melanda  kawasan  tersebut,  demikian  sebuah  survey  menunjukkan.  Indeks PMI yang dirilis oleh Credit Suisse turun ke 45.4 di bulan Mei dari 46.9 di bulan sebelumnya. Indeks terus tergelincir di bawah angka 50 yang mengindikasikan  sektor manufaktur tengah mengalami kontraksi untuk kedua kalinya secara berturut‐turut. Data bulan Mei adalah yang terendah sejak Juli 2009 ketika perusahaan‐ perusahaan  pulih  dari  dampak  runtuhnya  Lehman  Brothers.  Zona  euro  adalah  mitra  dagang  terbesar  Swiss.  Sektor  manufaktur  dan  ekspor  adalah  yang  paling  terpukul akibat kuatnya nilai tukar Swiss franc, meskipun pengiatan franc telah dibatasi di level 1.20 franc per euro oleh SNB pada September tahun lalu untuk  mengurangi resiko deflasi dan resesi.  

Dolar awalnya menguat terhadap Swiss franc hingga  mencatat intraday  high  di 0.9771 franc,  level tertingginya sejak 11 Februari 2011,  namun kemudian anjlok  hingga mencatat intraday low di 0.9641 franc sebelum akhirnya bergerak di sekitar 0.9675 franc setelah rilis data pekerjaan AS yang mengecewakan. 

Pertumbuhan lapangan kerja di AS di bulan Mei mencatat yang terlemah dalam setahun terakhir dan perusahaan menambah lebih sedikit lowongan kerja dalam 2  bulan sebelumnya dibandingkan laporan awalnya, mengindikasikan pemulihan ekonomi tengah terhambat. Jumlah pekerjaan yang mampu disediakan di bulan Mei  sebanyak  69.000,  level  terkecilnya  sejak  Mei  tahun  lalu,  jauh  di  bawah  ekspektasi  sebanyak  150.000  pekerjaan,  demikian  data  dari  Departemen  Tenaga  Kerja  menunjukkan. Sementara di bulan Maret dan April, pekerjaan yang disediakan 49.000 lebih sedikit dari laporan awalnya. Adapun tingkat pengangguran naik menjadi  8.2%  dari  8.1%.  Para  ekonom  menyalahkan  krisis  keuangan  yang  berkepanjangan  di  Eropa  dan  pertumbuhan  Cina  yang  melambat  telah  menyebabkan  lesunya  aktivitas pabrikan di AS pada bulan Mei.   

Pekan ini pasar akan mencermati data tingkat pengangguran dan CPI untuk periode Mei, dimana nampaknya masih relatif terkendali.