US & GLOBAL
• Yields dari obligasi AS dan Eropa turun ke level terendahnya Jumat lalu dan pasar saham anjlok setelah laporan jobs AS yang merosot memperparah pada ketakutan penurunan (ekonomi) global dan membawa investor bergegas pada safety.
• Data yang menunjukkan pertumbuhan job AS melemah dalam level terendah tahunannya, menggarisbawahi tumbuhnya rasa bahwa perekonomian AS tidaklah kebal terhadap perlambatan di Eropa dimana Spanyol berjuang untuk mendukung perbankannya atau terhadap turunnya perekonomian Cina.
• Indeks bursa AS dan Eropa merosot tajam. Indeks blue‐chip Dow dan FTSEurofirst 300 dari saham‐saham Eropa menghapus kenaikan tahunannya.
• Data manufaktur Cina yang melemah dan suramnya laporan aktivitas factory Eropa menambah ketakutan, mendorong safe‐haven emas kepada kenaikan terbesar hariannya yang lebih dari tiga tahun.
• Indeks MSCI's all‐country world equity <.MIWD00000PUS> turun 1.9 persen, sementara itu FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup melemah 1.9 persen ke level 954.874, menghapus kenaikan tahunannya.
• Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup merosot 274.88 poin, atau 2.22 persen, untuk ditutup ke level 12,118.57. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> berkurang 32.29 poin, atau 2.46 persen, untuk ditutup 1,278.04. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> melorot 79.86 poin, atau 2.82 persen, ke level 2,747.48.
• Obligasi bertenor 10‐tahun AS/Treasury notes <US10YT=RR> naik hingga 1‐4/32 pada harga dengan yield 1.442 persen, terendah dalam tahunannya pada awal 1800‐an, menurut data Reuters.
• Dollar melemah terhadap euro dan yen Jumat lalu setelah suramnya laporan jobs AS yang mendorong pembicaraan the Fed kemungkinan perlu mengambil langkah kedepannya pada monetary easing untuk menopang rapuhnya perekonomian. Dollar melorot 0.27 persen ke level 78.14 yen, setelah mecapai level terendahnya 77.65 pada data Reuters, terendah sejak pertengahan Februari. Euro diperdagangkan naik 0.40 persen ke level $1.2406 <EUR=>, rebound dari level terendahnya $1.2286, terendah sejak 1 Juli, 2010. Telah naik hingga ke level $1.2456 pada data Reuters, dibantu oleh pembicaraan pasar dari koordinasi monetary easing oleh negara G20 pada akhir pekan.
• Emas naik lebih dari 4 persen dalam hariannya pada spekulasi otoritas AS dapat meluncurkan putaran berikutnya pada monetary easing (QE3) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Spot emas <XAU=> naik ke level tertingginya $1,629.41, sebelum membagi kenaikannya. U.S. gold futures <GCQ2> untuk pengiriman Agustus di settled naik $57.90 ke level $1,620.50 per ons.
• Brent crude oil futures <LCOc1> turun ke level terendah sejak Februari 2011 ke level intra‐day terendah $97.70, sebelum di settling anjlok $3.44 ke level $98.43. U.S. July crude <CLc1> melorot $3.30 untuk di settle ke level $83.23 per barrel, settlement terendah sejak 7 Okt.
GOLD & COMMODITIES
• Emas berhasil melonjak 4% pada hari Jumat, mencatat kenaikan harian terbesarnya selama lebih dari 3 tahun terakhir, menyusul rilis buruk data non‐farm payrolls AS telah menambah kekhawatiran seputar melambatnya pemulihan ekonomi global dan meningkatkan spekulasi untuk kemungkinan The Fed malanjutkan kebijakan moneter longgarnya.
• Logam mulia awalnya terkoreksi, namun kemudian berhasil rebound $60 per ounce dari level intraday low setelah investor memburu emas untuk melindungi asetnya dari ketidakpastian kondisi ekonomi global setelah tingkat pengangguran AS meningkat untuk pertama kalinya dalam 11 bulan terakhir.
• Emas tercatat naik 3.5% dalam sepekan terakhir, merupakan kenaikan terbesarnya sejak akhir Januari, ketika investor sudah resah atas kondisi keuangan Spanyol yang morat‐marit dan Yunani yang mungkin keluar dari zona euro, yang bisa memicu krisis utang Eropa di luar kendali.
• Logam mulia terlihat bergerak berlawanan arah dengan aset beresiko, mencatat kenaikan disaat harga minyak Brent jatuh di bawah $100 per barel dan indeks Dow Jones merosot 2% dan menghapus keuntungannya tahun ini.
• Aksi beli secara teknikal juga turut membantu menopang kenaikan emas setelah areal tripple bottom di sekitar $1,530 per ounce cukup kuat menahan koreksi emas lebih lanjut.
• Harga emas spot terapresiasi mendekati level tertinggi 2 pekan setelah mencatat intraday high di $1,629.41 per ounce dan tercatat naik 3.9% di $1,624.20 pada akhir sesi New York, rally 1 hari terbesarnya sejak Januari 2009. Sedangkan emas berjangka untuk pengiriman Agustus naik $57.90 di level $1,620.50, dengan volume transaksi berada sekitar 50% di atas level rata‐rata 30 hari.
• Pertumbuhan lapangan kerja di AS di bulan Mei mencatat yang terlemah dalam setahun terakhir dan perusahaan menambah lebih sedikit lowongan kerja dalam 2 bulan sebelumnya dibandingkan laporan awalnya, mengindikasikan pemulihan ekonomi tengah terhambat. Jumlah pekerjaan yang mampu disediakan di bulan Mei sebanyak 69.000, level terkecilnya sejak Mei tahun lalu, jauh di bawah ekspektasi sebanyak 150.000 pekerjaan, demikian data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan. Sementara di bulan Maret dan April, pekerjaan yang disediakan 49.000 lebih sedikit dari laporan awalnya. Adapun tingkat pengangguran naik menjadi 8.2% dari 8.1%. Para ekonom menyalahkan krisis keuangan yang berkepanjangan di Eropa dan pertumbuhan Cina yang melambat telah menyebabkan lesunya aktivitas pabrikan di AS pada bulan Mei.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak Brent jatuh dalam 4 hari berturut‐turut pada hari Jumat, terkoreksi di bawah $100 per barel ke level terendah 16 bulan, dipicu buruknya data ekonomi AS dan Cina sehingga mendorong investor untuk memburu aset‐aset aman resiko.
• Data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja di AS di bulan Mei mencatat yang terlemah dan tingkat pengangguran mengalami kenaikan untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir dan perusahaan menambah lebih sedikit lowongan kerja dalam 2 bulan sebelumnya dibandingkan laporan awalnya, mengindikasikan pemulihan ekonomi tengah terhambat. Sementara laporan dari Cina, sebagai negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia mengindikasikan melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut setelah data manufakturnya dirilis turun, yang membuat harga minyak tertekan di awal sesi. Kekhawatiran terhadap krisis utang eropa kian manambah sentimen negatif di pasar minyak, dan membuat Brent terkoreksi lebih dari $128 per barel dari level puncak 2012 yang dicapainya di awal maret.
• Di bulan Mei, minyak Brent dan dan minyak mentah AS (US crude) mencatat kerugian bulanan terbesarnya sejak akhir 2008, setelah pelaku pasar fokus pada potensi terhambatnya suplai minyak Iran akibat sanksi yang dijatuhkan pihak Barat terhadap Teheran.
• Harga minyak Brent untuk pengiriman Juli anjlok $3.44 ke $98.43 per barel, level penutupan terendahnya sejak 27 Januari 2011, setelah tergelincir di bawah $100 untuk pertama kalinya sejak Oktober. Adapun level intraday low Brent tercatat di $97.54, yang merupakan level terendahnya sejak Februari 2011.
• Sementara untuk harga minyak mentah AS (US crude) pengiriman Juli juga jatuh untuk keempat kalinya secara berturut‐turut, merosot $3.30 dan berkahir di level $83.23 per barel, level penutupan terendahnya sejak 7 Oktober. Adapun level intraday low minyak mentah AS tercatat di $82.29, juga merupakan level terendahnya sejak Okotber. US crude tercatat merosot 8.4% dalam sepekan, merupakan korkesi mingguankelimanya secara berturut‐turut. Penurunan sebesar 20.68% dalam 5 pekan adalah prosentase penurunan 5 pekan terbesarnya sejak pekan yang berakhir per 18 Januari 2009.
• Data ekonomi AS yang dirilis Departemen Tenaga Kerja akhir pekan kemarin menunjukkan jumlah pekerjaan yang mampu disediakan di bulan Mei sebanyak 69.000, level terkecilnya sejak Mei tahun lalu, jauh di bawah ekspektasi sebanyak 150.000 pekerjaan. Sementara di bulan Maret dan April, pekerjaan yang disediakan 49.000 lebih sedikit dari laporan awalnya. Adapun tingkat pengangguran naik menjadi 8.2% dari 8.1%. Para ekonom menyalahkan krisis keuangan yang berkepanjangan di Eropa dan pertumbuhan Cina yang melambat telah menyebabkan lesunya aktivitas pabrikan di AS pada bulan Mei. Laporan buruk payrolls dapat memaksa The Federal Reserve untuk segera meluncurkan putaran ketiga pembelian obligasi untuk menopang kelanjutan pertumbuhan ekonominya.
EURO ZONE
• Dollar AS melemah terhadap euro pada sesi Jumat akhir pekan lalu tertekan rilis data sektor ketenagakerjaan Amerika untuk periode Mei yang memburuk, kondisi mana meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed pada akhirnya akan menerapkan program quantitative easing lanjutan guna menopang pemulihan ekonomi Amerika. Program tersebut berpretensi melemahkan dolar AS karena meningkatkan ketersediaan dolar AS di pasaran.
• Euro bangkit dari pelemahan ke level terendah sejak 23‐bulan terakhir terhadap dolar AS setelah mencatat pelemahan bulanan sebesar 7 persen selama Mei. Namun demikian para analis masih mempertahankan pandangan bearish terhadap euro sehubungan masih kuatnya tekanan dari berbagai ketidakpastian dan potensi faktor‐faktor yang dapat memperburuk krisis hutang kawasan tersebut ditengah minimnya upaya signifikan dari para pengambil kebijakan.
• Pekan depan pelaku pasar akan mengamati hasil dari sidang ECB, yang meskipun berdasarkan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters, ECB masih akan mempertahankan suku bunga pada level 1 persen. Namun spekulasi bahwa bank sentral akan melakukan pemangkasan suku bunga mulai berkembang.
• Sementara itu berdasarkan data dari bank sentral Spanyol, Bank of Spain, memperlihatkan besaran dana yang ditarik keluar dari perbankan Spanyol sepanjang periode Maret naik menjadi sebesar 66,2 miliar euro (82 miliar USD). Ini merupakan level penarikan dana terbesar sejak 1990 silam, dipicu oleh kekhawatiran akan kesehatan perbankan Spanyol.
• Dalam sepekan terakhir euro tercatat mengalami pelemahan 0,66 persen terhadap dolar AS ke 1.2432, sementara itu euro juga mencatat pelemahan 2,73 persen terhadap yen ke 97.00, sebaliknya euro mencatat penguatan 1,33 persen terhadap sterling ke 0.8093 dan stagnan terhadap Swiss franc di 1.2012.
U.K.
• Aktivitas manufaktur Inggris merosot kefase tercepatnya dalam tiga tahun pada bulan Mei karena meluasnya perlambatan ekonomi global yang menekan permintaan pada barang‐barang Inggris, menurut survei Jumat lalu.
• Indeks Markit/CIPS Manufacturing Purchasing Managers' memperkirakan sektor akan berlanjut tertekan dari perekonomian yang mana terperosok dalam resesi keduanya dalam dua tahun, dan kemungkinan ditambah ekspektasi Bank of England yang akan membutuhkan tindakan untuk menangkis ancaman yang berlarut‐larut pada perlambatan zona euro.
• Gambaran tersebut juga kemungkinan menambah permintaan untuk Konservatif Inggris yang memimpin koalisi pemerintah untuk menemukan cara terkini untuk mendorong pertumbuhan dengan austerity plans.
JAPAN
• Dolar AS melemah terhadap yen pada sesi Jumat akhir pekan lalu tertekan buruknya rilis data sektor ketenagakerjaan Amerika yang meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed pada akhirnya akan mengumumkan program quantitative easing lanjutan guna menopang pemulihan ekonomi yang masih rentan. Yen menguat ke level tertinggi sejak pertengahan Februari tahun ini. Namun berkaitan dengan penguatan ini, Menteri Keuangan sementara menolak untuk berkomentar.
• Padahal sepanjang pekan ini spekulasi pasar akan kemungkinan intervensi oleh otoritas Jepang mulai berkembang, dipicu pernyataan Menteri Keuangan Jun Azumi dan Gubernur BOJ – Masaaki Shirakawa yang menegaskan bahwa penguatan yen saat ini tidak selaras dengan kondisi fundamental ekonomi. Bank of Japan sendiri dikabarkan telah melakukan pengecekan kurs dan suku bunga di perbankan negara tersebut, sebuah mekanisme yang biasa dilakukan sebelum otoritas melakukan upaya intervensi guna melemahkan yen secara sistematis.
• Dalam sepekan terakhir dolar AS tercatat melemah 2,08 persen terhadap yen ke 77.99, sementara itu euro melemah 2,73 persen terhadap yen ke 97.00. Sedangkan Aussie dolar tercatat melemah 2,70 persen terhadap yen 75.63 dan sterling turun tajam 3,98 persen terhadap yen ke 119.77.
• Aussie sudah terlihat mengalami tekanan jual di awal sesi Jumat setelah rilis data manufaktuur Cina yang melemah. Indeks PMI Cina untuk bulan Mei turun ke 50.4 poin dari 53.3 di bulan April sebelumnya. Cina merupakan pasar ekspor utama Ausralia, dimana jika terlihat adanya indikasi pelemahan pada data ekonominya maka akan memberi pukulan pada sektor ekspor Australia, dan berdampak buruk pada nilai tukar mata uang lokalnya.
• Tekanan pada Aussie terus berlanjut di sesi New York, setelah data ketenagakerjaan AS dirilis buruk. Aussie sempat terkoreksi di bawah $0.9600 setelah mencatat intraday low di $0.9583, sebelum akhirnya bergerak di sekitar $0.9685.
• Pertumbuhan lapangan kerja di AS di bulan Mei mencatat yang terlemah dalam setahun terakhir dan perusahaan menambah lebih sedikit lowongan kerja dalam 2 bulan sebelumnya dibandingkan laporan awalnya, mengindikasikan pemulihan ekonomi tengah terhambat. Jumlah pekerjaan yang mampu disediakan di bulan Mei sebanyak 69.000, level terkecilnya sejak Mei tahun lalu, jauh di bawah ekspektasi sebanyak 150.000 pekerjaan, demikian data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan. Sementara di bulan Maret dan April, pekerjaan yang disediakan 49.000 lebih sedikit dari laporan awalnya. Adapun tingkat pengangguran naik menjadi 8.2% dari 8.1%. Para ekonom menyalahkan krisis keuangan yang berkepanjangan di Eropa dan pertumbuhan Cina yang melambat telah menyebabkan lesunya aktivitas pabrikan di AS pada bulan Mei.
• Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan sebenyak 8 dari 20 kalangan ekonom memprediksi RBA akan mempertahankan suku bunganya di level 3.75% pada sidangnya hari Selasa besok, setelah secara mengejutkan memangkas 50 basis poin bulan lalu. Beberapa alasan yang mendasari ekspektasi ini adalah bahwa RBA nampaknya butuh beberapa waktu untuk melihat dampak dari langkah pemangkasan suku bunga yang telah dilakukannya dan disamping itu indikator ekonomi dalam negeri juga masih menunjukkan peningkatan.
SWISS
• Aktifitas manufaktur Swiss turun ke level terendah 3 tahun di bulan Mei dan berpotensi terus melemah seiring minimnya order, menyusul sektor berjuag ditengah kuatnya nilai tukar dan lemahnya permintaan dari zona euro akibat krisis utang yang tenag melanda kawasan tersebut, demikian sebuah survey menunjukkan. Indeks PMI yang dirilis oleh Credit Suisse turun ke 45.4 di bulan Mei dari 46.9 di bulan sebelumnya. Indeks terus tergelincir di bawah angka 50 yang mengindikasikan sektor manufaktur tengah mengalami kontraksi untuk kedua kalinya secara berturut‐turut. Data bulan Mei adalah yang terendah sejak Juli 2009 ketika perusahaan‐ perusahaan pulih dari dampak runtuhnya Lehman Brothers. Zona euro adalah mitra dagang terbesar Swiss. Sektor manufaktur dan ekspor adalah yang paling terpukul akibat kuatnya nilai tukar Swiss franc, meskipun pengiatan franc telah dibatasi di level 1.20 franc per euro oleh SNB pada September tahun lalu untuk mengurangi resiko deflasi dan resesi.
• Dolar awalnya menguat terhadap Swiss franc hingga mencatat intraday high di 0.9771 franc, level tertingginya sejak 11 Februari 2011, namun kemudian anjlok hingga mencatat intraday low di 0.9641 franc sebelum akhirnya bergerak di sekitar 0.9675 franc setelah rilis data pekerjaan AS yang mengecewakan.
• Pertumbuhan lapangan kerja di AS di bulan Mei mencatat yang terlemah dalam setahun terakhir dan perusahaan menambah lebih sedikit lowongan kerja dalam 2 bulan sebelumnya dibandingkan laporan awalnya, mengindikasikan pemulihan ekonomi tengah terhambat. Jumlah pekerjaan yang mampu disediakan di bulan Mei sebanyak 69.000, level terkecilnya sejak Mei tahun lalu, jauh di bawah ekspektasi sebanyak 150.000 pekerjaan, demikian data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan. Sementara di bulan Maret dan April, pekerjaan yang disediakan 49.000 lebih sedikit dari laporan awalnya. Adapun tingkat pengangguran naik menjadi 8.2% dari 8.1%. Para ekonom menyalahkan krisis keuangan yang berkepanjangan di Eropa dan pertumbuhan Cina yang melambat telah menyebabkan lesunya aktivitas pabrikan di AS pada bulan Mei.
• Pekan ini pasar akan mencermati data tingkat pengangguran dan CPI untuk periode Mei, dimana nampaknya masih relatif terkendali.