US & GLOBAL
• Bursa global terkoreksi dalam 7 hari berturut‐turut pada hari Kamis setelah data menunjukkan ekonomi zona euro jatuh kedalam resesi di kuartal ketiga dan adanya kekhawairan “tebing fiskal” AS, sementara harga minyak turun meskipun terjadi kekerasan di Jalur Gaza. Rilis buruk data ekonomi telah meminimalisasi pengaruh dari kerusuhan Timur Tengah, dimana eskalasi ketegangan di wilayah tersebut dapat mengancam terhambatnya pasokan minyak. Hamas menembakkan puluhan roket ke Israel selatan, menewaskan tiga orang, dan Israel meluncurkan banyak serangan udara di seluruh Jalur Gaza.
• Harga minyak terkoreksi pada hari Kamis ketika sebuah kenaikan klaim pengangguran dan laporan laba perusahaan yang mengecewakan telah menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi, dan pasar memusatkan perhatiannya di Timur Tengah. Kontrak Desember Brent yang sudah jatuh tempo dirilis naik $1.36 ke $110.97 per barel, sedangkan untuk kontrak Januari turun 68 sen ke $107.80 per barel. Rilis mengecewakan data ekonomi juga turut menekan saham dan minyak mentah AS yang turun 87 sen ke $85.45 per barel.
• Bursa saham AS mengalami tekanan dengan indeks S&P 500 terkoreksi untuk ketiga kalinya secara berturut‐turut setelah Wal‐Mart Stores Inc <WMT.N>, peritel terbesar dunia, memberikan laporan penjualan kuartalan yang mengecewakan. Saham juga tertekan oleh kekhawatiran masalah anggaran pemerintah AS dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di tahun 2013.
• Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 28.57 poin atau 0.23% di 12,542.38. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> jatuh 2.16 poin atau 0.16% ke 1,353.33. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> melemah 9.87 poin atau 0.35% di 2,836.94.
• Saham Wal‐Mart jatuh 3.6% ke $68.72 setelah melaporkan penjualan kuartalan naik 3.4%, di bawah perkiraan pasar, menyusul menurunnya permintaan dari China dan Jepang, dan juga AS.
• Badai Sandy di wilayah Timur Laut AS telah memicu naiknya klaim pengangguran mingguan ke level tertinggi 1‐1/2 tahun di pekan lalu. Menurunnya indeks bisnis The Fed untuk wilayah Mid‐Atlantic juga terimbas oleh Badai Sandy, yang telah menyebabkan padamnya listrik dan masalah komunikasi.
• Di Eropa, bursa saham berakhir melemah, dengan indeks utama menembus level terendah 2 bulan pasca rilis data ekonomi yang mengecewakan. Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup melemah 0.9% di 1,078.64, level terendahnya sejak awal September.
• Pertumbuhan ekonomi di Jerman, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di zona euro, melambat menjadi 0.2% di kuartal ketiga dibandingkan dengan periode kuartal sebelumnya, sementara untuk PDB zona euro menunjukkan kontraksi kedua kalinya secara berturut‐turut yang mengindikasikan ekonomi jatuh kedalam resesi. PDB‐Q3 zona euro terkontraksi 0.1% setelah mencatat kontraksi 0.2% di kuartal kedua sebelumnya, membuatnya tersungkur kedalam resesi keduanya sejak 2009.
• Bursa dunia mencatat kerugian dalam 7 hari berturut‐turut. Indeks ekuitas dunia MSCI turun 0.35% ke 317.54 dan saat ini mencatat turun lebih dari 3% dalam bulan ini.
• Yen anjlok ke level terendahnya terhadap dolar sejak akhir April setelah pemimpin dari partai oposisi utama Jepang meminta untuk memberlakukan suku bnga negatif, melemahkan daya tarik mata uangnya meskipun berstatus safe‐haven. Dolar menguat 1.16% ke 81.17 yen. Euro terapresiasi ke level tertinggi 2 pekan terhadap yen dan juga terhadap dolar, meskipun kondisi ekonomi kawasan terlihat suram. Euro tercatat naik 0.32% di $1.2775.
• Sementara harga Treasury AS naik tipis dengan Treasury tenor 10 tahun naik 2/32 dengan yield di 1.589%. Sedangkan harga emas turun 0.7% ke $1,713.99, sebagian karena rebound setelah menembus level terendah 1 pekan di $1,704.69.
GOLD & COMMODITIES
• Emas di pasar spot <XAU=> merosot lebih dari 1% ke level terendah selama sepekan Kamis kemarin mengikuti penurunan di bursa‐bursa saham, namun masih dibayangi oleh isu fiscal cliff AS.
• Data membuktikan bahwa krisis hutang Eropa telah menghambat pertumbuhan ekonomi Eropa pada Q3 – yang Kamis kemarin menjadi faktor penekan aset finansial global sejak sesi Eropa.
• Tekanan emas kemarin juga dipicu oleh berakhirnya aksi mogok pekerja tambang di Afrika Selatan, setelah para buruh tambang tersebut mencapai kesepakatan dengan Anglo American Platinum Ltd – produsen logam mulia terkemuka dunia.
• Korelasi searah antara bursa saham dan pasar emas ini dikomentari oleh Nic Brown, seorang analis dari Natixis: “You get periods of high correlation between risky assets, and this seems to be happening now. There are times when gold is just another commodities.”
• Sementara terkait dengan fiscal cliff AS – pemangkasan anggaran dan kenaikan pajak yang akan efektif awal tahun 2013 jika Kongres AS tidak mencapai kesepakatan atau proses negosiasi untuk solusinya berlarut‐larut – Nic Brown berpendapat bahwa itu akan mendorong kenaikan harga emas kembali sebagai aset safe‐haven.
• Faktor geopolitik, yang saat ini kembali memanas di jalur Gaza menyusul serangan militer Israel ke kelompok militan Hamas Palestina, biasanya memberikan dampak pada harga emas, dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak yang akan mempengaruhi inflasi dan kemudian mendorong perekonomian ke arah resesi. Jika isu geoplitik ini terus memburuk, pada gilirannya dapat mempengaruhi emas sebagai aset safe‐haven. Untuk saat ini pengaruh tersebut, menurut Ole Hansen, VP di Saxo Bank, masih dibatasi karena penguatan dolar AS.
• Sebagai informasi, sebuah laporan dari World Gold Council (WGC) Kamis kemarin menunjukkan bahwa demand emas global merosot 11% pada Q3 dari rekor tertingginya yang dicapai di kuartal yang sama tahun 2011 sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh merosotnya permintaan dari Cina karena perlambatan ekonominya, namun masih tingginya permintaan dari India – pembeli emas terbesar dunia – mampu menghambat penurunan lebih besar.
• Namun WGC memproyeksikan harga emas masih akan bertahan di atas levelnya saat ini karena pelonggaran moneter global (berupa pembelian aset pemerintah di negara‐negara besar dunia oleh masing‐masing bank sentralnya, kekhawatiran fiscal cliff AS serta peningkatan demand musiman emas di India dan Cina dalam beberapa bulan ke depan.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak terkoreksi pada hari Kamis ketika sebuah kenaikan klaim pengangguran dan laporan laba perusahaan yang mengecewakan telah menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi, dan pasar memusatkan perhatiannya di Timur Tengah.
• Tekanan muncul setelah data klaim pengangguran mingguan AS mencatat naik pekan lalu, merefelksikan dampak dari Badai Sandy di bulan Oktober, yang juga melemahkan aktifitas ekonomi di wilayah Mid‐Atlantic.
• Data yang menunjukkan ekonomi zona euro kembali jatuh kedalam resesi kedua sejak 2009 di kuartal ketiga juga turut memberi tekanan pada harga minyak.
• Hasil mengecewakan dari Wal‐Mart Stores Inc dan kekhawatiran terjadinya “tebing fiskal” AS juga menekan pasar ekuitas dan pasar minyak.
• Perdagangan terlihat fluktuatif, dengan harga minyak sempat menguat dengan cepat menyusul kekerasan antara Israel dan Hamas menarik perhatian pasar. Hamas menembakkan puluhan roket ke Israel selatan, menewaskan tiga orang, dan Israel meluncurkan banyak serangan udara di seluruh Jalur Gaza.
• Sementara kejadian antara Israel dan wilayah Palestina tidak langsung mengancam pasokan, pasar minyak sensitif terhadap kekerasan di Timur Tengah, yang menghasilkan sepertiga minyak dunia. Pedagang khawatir bahwa produsen Arab dapat terseret ke dalam konflik, yang dapat mempengaruhi jalur suplai mereka.
• Kontrak Desember Brent yang sudah jatuh tempo dirilis naik $1.36 ke $110.97 per barel, sedangkan untuk kontrak Januari turun 68 sen ke $107.80 per barel. Sementara untuk minyak mentah berjangka AS pengiriman Desember turun 87 sen ke $85.45 per barel.
EURO ZONE
• EURUSD berlanjut bangkit dari level terendah selama 2 bulan, di sekitar 1.2662 yang dicapai Selasa lalu, menuju kembali ke areal 1.2800 di sesi AS semalam. Para trader mengatakan kenaikan ini dipicu oleh aksi beli dari sejumlah korporasi Eropa.
• Rebound EURUSD nampaknya masih rentan jika melihat lambannya pertumbuhan ekonomi Q3 di sejumlah wilayah Eropa serta uncertainty terhadap bantuan lanjutan ke Yunani dan Spanyol.
• Namun di sisi lain, menurut para analis pasar, investor justru khawatir untuk terus menekan (sell) euro dalam kapasitas besar karena kemungkinan langkah kejutan dari otoritas Eropa untuk solusi krisis hutang regionalnya.
• Yang jelas akselerasi rebound EURUSD untuk menguji areal 1.2800 semalam terjadi setelah rilis pesimis data‐data ekonomi AS, seperti weekly jobless claims dan Philadelphia Fed index, sebagai dampak dari terjangan badai topan Sandy beberapa waktu lalu.
U.K.
• Sterling melemah terhadap euro dan menguat dari level terendah 2 bulan terhadap dolar pada hari Kamis, namun pergerakannya terlihat rentan tekanan setelah data ekonomi Inggris dirilis pesimis yang meningkatkan resiko dilanjutkannya stimulus.
• Sterling terakhir kali tercatat bergerak menguat 0.2% di $1.5862, setelah tersungkur ke level intraday low di $1.5828, level terendahnya sejak 5 Oktober, setelah rilis data penjualan ritel Inggris yang mengalami penurunan diluar dugaan.
• Namun sterling berpotensi kembali menguat terhadap dolar seiring dengan menguatnya euro menyusul minat terhadap aset beresiko meningkat setelah rilis lebih baik dari perkiraan untuk data ekonomi Perancis dan Jerman.
• Data ekonomi menunjukkan penjualan ritel Inggris di bulan Oktober turun 0.8%, dibandingkan dengan ekspektasi pasar tidak terjadi perubahan (0.0%). Kondisi ini telah menghapus kenaikan 0.6% di bulan September sebelumnya dan menggugurkan harapan adanya dukungan dari sektor belanja pada proses pemulihan ekonomi. Kondisi ini juga menurunkan ekspektasi untuk GDP‐Q4 Inggris setelah di kuartal ketiga mencatat pertumbuhan positif.
• Prospek sterling terlihat masih suram seiring melemahnya perekonomian Inggris yang diprediksi hampir tidak mengalami pertumbuhan di kuartal keempat tahun ini dan hanya mengalami ekspansi seidikit di atas 1% untuk tahun depan, berdasarkan jajak pendapat Reuters.
• Terhadap euro, sterling menembus level terendah 2 pekan. Euro menguat 0.2% di 0.8055 pound setelah mencatat intraday high di 0.8065 pound, yang merupakan level tertingginya sejak 31 Oktober. Namun demikian, euro juga menghadapi resiko untuk terdepresiasi lebih lanjut jika krisis utang kawasan terus berkelanjutan dan ekonomi zona euro terancam melemah lebih buruk dari Inggris.
JAPAN
• Akselerasi pelemahan yen berlanjut Kamis kemarin, ke level terlemahnya sejak April terhadap dolar AS dan ke level terlemahnya selama 2 pekan atas euro (meskipun data GDP Q3 Eropa kemarin mengindikasikan resesi kedua yang dialaminya sejak 2009), seiring berkembangnya dinamika politik Jepang sejak pernyataan Yoshihiko Noda yang akan membubarkan parlemen Jepang Jumat ini dan akan mengadakan pemilu pada 16 Desember mendatang.
• Kamis kemarin oposisi (LDP) kembali menghimbau BoJ untuk terus melakukan pelonggaran moneter dalam rangka memenuhi target inflasi – sehingga meredam peran safe‐haven yen di tengah uncertainty global saat ini.
• Shinzo Abe, ketua partai LDP yang kembali akan dicalonkan menjadi PM Jepang di pemilu darurat yang rencananya akan diselenggarakan Desember mendatang, Kamis kemarin kembali menghimbau BoJ agar menerapkan kebijakan suku bunga di bawah 0% (sub‐zero) dan melawan penguatan yen.
• Dinamika politik Jepang, pembubaran parlemen dan pelaksanaan pemilu darurat Desember, yang akan mempengaruhi kebijakan ekonomi dan moneternya, potensial masih akan memicu akselerasi pelemahan yen. Namun uncertainty pada solusi krisis hutang Eropa dan isu fiscal cliff AS yang masih membayangi pelaku pasar, dapat menyebabkan rentannya pergerakan yen di sisa November dan di penghujung tahun 2012 ini.
AUSTRALIA
• Aussie dollar tertekan ke level terendahnya untuk beberapa pekan menyusul para investor mulai memangkas posisi long (beli) mereka – namun masih relatif menguat atas yen didorong oleh spekulasi pelonggaran moneter lebih lanjut di Jepang.
• AUDUSD tertekan ke level terendah selama 3 pekan di 1.0308 kemarin.
• Berlanjutnya penurunan bursa saham global, lemahnya data tenaga kerja dan indeks sentiment dari wilayah Philadelphia, serta data yang membuktikan resesi ekonomi akibat krisis hutang di wilayah Eropa, mendorong investor untuk melakukan penyesuaian portofolio dan menghindar dari Aussie dollar – sebagai salahsatu aset high‐risk.
• Selain itu meningkatnya kekhawatiran terhadap fiscal cliff AS dan memanasnya konflik geopolitik di jalur Gaza antara Israel dan kelompok militan Palestina, menjadi faktor lainnya yang telah membayangi tekanan AUDUSD belakangan ini.
• Isu dalam negeri terbilang sedikit sekali yang bisa mempengaruhi pergerakan AUDUSD, dan investor dapat melakukan tekanan lebih besar untuk AUDUSD jika masih cenderung fokus pada data ataupun peristiwa global yang akhir‐akhir ini menyebabkan aset‐aset beresiko menjadi dihindari kembali.
SWISS
• Franc Swiss bergerak relatif stabil terhadap euro namun berhasil melanjutkan penguatannya terhadap dolar setelah rilis data zona euro menunjukkan ekonomi kawasan kembali jatuh kedalam resesi keduanya sejak 2009 di kuartal ketiga tahun ini, sementara kekhawatiran terhadap “tebing fiskal” AS telah membebani sentimen pasar.
• Franc diperdagangkan di sekitar 1.2036 franc per euro, mendekati level tertinggi 10 pekan terhadap mata uang tunggal Eropa tersebut dalam pekan ini. Sedangkan dolar tercatat melemah 0.25% terhadap franc setelah bergerak di sekitar 0.9425 franc dibandingkan penutupan New York hari Rabu.
• Ekonomi zona euro kembali mengalami resesi meskipun 2 negara kawasan yaitu Jerman dan Perancis menunjukkan pertumbuhan positif. Kedua negara tersebut mencatat ekspansi ekonomi sebesar 0.2% di kuartal ketiga. Ekonomi zona euro mencatat kontraksi 0.1% di kuartal ketiga setelah mencatat kontraksi 0.2% di kuartal kedua sebelumnya.