title cover

title cover

Monday, May 28, 2012

Headline News 28.05.12

US & GLOBAL
Bursa saham AS dan euro merosot Jumat lalu karena memburuknya keuangan Spanyol dan kemungkinan Yunani keluar dari  euro membayangi laporan membaiknya laporan consumer confidence AS.   

Saham‐saham Eropa naik untuk rangkaian dua harinya, tetapi kenaikan didorong oleh defensive plays seperti saham‐saham  utilitas dan pembuat obat. Prospek outlook ekonomi yang sulit di Eropa menekan hasrat investor pada aset‐aset beresiko.  

Setelah mencatatkan beberapa kenaikan pada awal hariannya, ekuitas AS merosot karena kemajuan kedepannya dari libur  tiga hari dengan adanya Memorial Day, karena ketidakpastian berlanjutnya diseputar permasalahan Eropa.    

Indeks  Dow  Jones  industrial  average  <.DJI>  ditutup  melemah  74.92  poin,  atau  0.60  persen,  ke  level  12,454.83.  Indeks  Standard & Poor's 500 <.SPX> melorot 2.86 poin, atau 0.22 persen, ke level 1,317.82. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC>  berkurang 1.85 poin, atau 0.07 persen, ke level 2,837.53.    

Di Eropa, indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> naik 0.2 persen untuk ditutup ke level 984.97. Indeks MSCI's all‐country world  equity <.MIWD00000PUS> merosot 0.2 persen ke level 300.23.  

Euro mencapai level terendah dalam 22‐bulan terhadap dollar AS setelah Presiden dari Catalonia, daerah otonomi terkaya  di  Spanyol,  mengatakan  tidak  ada  pilihan  untuk  pendanaan  kembali  yang  lebih  dari  13  milyar  euro  pada  debt  yang  dijadwalkan  tahun  ini.  Euro  secara  singkat  berada  dibawah  level  $1.25  <EUR=EBS>  pada  trading  platform  EBS  tetapi  membagi penurunannya untuk diperdagangkan melorot 0.2 persen ke level $1.2510.  

The U.S. Dollar Index <.DXY> naik 0.09 persen ke level 82.420.   

Obligasi  pemerintah  AS  bertenor  10‐tahun/U.S.  Treasury  note  <US10YT=RR>  naik  10/32  pada  harga  dengan  yield  1.75  persen.   

Harga emas sedikit naik Jumat lalu setelah perdagangan yang choppy tetapi logam mulia masih ditutup melemah dalam  mingguan setelah meluasnya aksi jual komoditas pada awalnya minggu ini berkenaan dengan penguatan dollar. Pada hari  Jumat, COMEX's gold futures contract, untuk Juni <GCM2>, di settled ke level $1,568.90, naik 0.7 persen dalam harian. Pada  basis mingguan June gold anjlok 1.2 persen berkenaan dengan penurunan dalam tiga hari dari awal minggunya, khususnya  Rabu sebelumnya yang hampir semua komoditas anjlok. Spot emas <XAU=> berada di sekitar level $1,572 per ons, naik 1  persen dalam harian dan turun 1.3 persen dalam mingguan.   

Brent crude <LCOc1> menguat 28 sen untuk di settle ke level $106.83 per barrel. U.S. July crude <CLc1> sedikit naik 20 sen  untuk  di  settle  ke  level  $90.86,  tetapi  walau  begitu  harga  oil  menguat  dalam  harian  dari  kurangnya  kemajuan  yang  berhubungan  dengan  Iran  dan  membaiknya  consumer  sentiment  AS,  crude  futures  sedang  menuju  ke  dalam  rangkaian  empat minggunya karena permasalahan ekonomi Eropa mengancam pada pengurangan permintaan.   




GOLD & COMMODITIES
Harga emas ditutup menguat di akhir pekan kemarin namun logam mulia masih ditutup mlemah pekan kemarin setelah  komoditas global mengalami tekanan jual sebelumnya di pekan kemarin akibat menguatnya dolar. 

Harga emas spot dan berjangka AS menguat sekitar 1% setelah investor memangkas posisi bearish emas menjelang libur  panjang akhir pekan berkenaan dengan libur pasar AS Memroial Day pada hari Senin. 

Emas  awalnya  mendapat  tekanan  setelah  adanya  permohonan  bantuan  dari  wilayah  Catalonia,  Spanyol.  Permohonan  tersebut telah memicu tertekannya euro, yang belum lama ini mendapat tekanan akibat masalah krisis utang Yunani hingga  ke level terendah 22 bulan terhadap dolar. Namun, emas kemudian berhasil rebound seiring membaiknya kondisi pasar. 

Harga emas COMEX pengiriman Juni naik 0.7% di $1,568.90 per ounce. Sedangkan emas spot bergerak sedikit di bawah  $1,572 per ounce, atau naik 1%, namun mencatat turun 1.3% dalam sepekan. 

Sedangkan minat beli dari India masih tipis sehingga kurang mendukung penguatan emas lebih lanjut. 

Perkembangan  yang  terjadi  di  Eropa,  terkait  kemungkinan  Yunani  akan  keluar  dari  keanggotaan  zona  euro  nampaknya  masih akan mendominasi pasar dalam pekan ini.




OIL & COMMODITIES
Harga minyak menguat pada hari Jumat dipicu minimnya perkembangan negosiasi antara Iran dan pihak barat seputar kegiatan nuklir  Iran dan meningkatnya data sentimen konsumen AS. Namun demikian, minyak mencatat koreksi mingguan untuk keempat kalinya secara  berturut‐turut akibat masalah krisis Eropa yang nampaknya masih akan melemahkan permintaan untuk bahan bakar. 

Ketidakpastian  politik  dan  ekonomi  Eropa  telah  menekan  euro  terhadap  dolar,  dan  bersamaan  dengan  indikasi  melambatnya  perekonomian Cina dan meningkatnya stok minyak mentah AS, telah membatasi kenaikan minyak berjangka Brent dan minyak mentah  AS. 

Hasil pertemuan terkait pembahasan program nuklir Iran di pekan kemarin tidak membuahkan kemajuan yang berarti, dan kedua kubu  sepakat untuk melanjutkan pertemuan di bulan Juni, menyalakan kembali kemungkinan berlanjutnya konflik dan hambatan pada suplai. 

Sementara data sentimen konsumen AS mencatat naik ke level tertinggi selama lebih dari 4 tahun di bulan Mei. Data yang dirilis lebih  tinggi dari perkiraan telah memabntu mengangkat harga minyak. 

Brent July crude <LCOc1> naik 30 sen ke $106.85 per barel, setelah bergerak dari $106.02 ke $107.24. Jika harga ditutup di atas $107.14  maka akan terhindar dari kerugian mingguannya.  Sedangkan U.S. July crude <CLc1> naik 32 sen di $90.98, setelah ditranskasikan dari $90.20 ke $91.32, dengan mencatat intraday high di  bawah level hari sebelumnya.   

Perkembangan  yang  terjadi  di  Eropa,  terkait  kemungkinan  Yunani  akan  keluar  dari  keanggotaan  zona  euro  nampaknya  masih  akan  mendominasi pasar dalam pekan ini. 



EURO ZONE
Akhir pekan lalu  euro anjlok ke  level terendah  sejak  2‐tahun  terakhir terhadap  dolar AS, terdesak  kekhawatiran para investor mengenai kemungkinan  hengkangnya Yunani dari keanggotaan zona eropa yang ditakutkan akan menyeret sejumlah negara lain pada kemungkinan serupa. Turut menekan kinerja  euro adalah permintaan dari daerah otonomi paling makmur Spanyol, Catalonia, yang meminta bantuan keuangan dari pemerintah pusat. Permintaan dari  Catalonia  ini  menegaskan  berkembangnya  krisis  di  Spanyol,  setelah  salah  satu  perbankan  terbesar  negeri  tersebut,  Bankia,  meminta  bail  out  dari  pemerintah Spanyol senilai 15 miliar euro. 

Eskalasi krisis hutang kawasan Uni Eropa masih akan menjadi bahan pertimbangan utama para investor dalam mengelola portofolio investasinya dalam  sepekan ke depan. Kondisi eropa berdampak langsung pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika dan Cina yang selama ini menjadi motor utama  penggerak ekonomi dunia. Para analis mata uang terkemuka memprediksi aksi jual terhadap euro masih akan berlanjut dalam sepekan kedepan, terutama  jika belum adanya langkah dan sikap yang jelas mengenai penanganan krisis hutang Yunani dan kemungkinan menjalarnya masalah serupa ke Spanyol,  Irlandia bahkan Italia.  

Dalam  sepekan  terakhir  euro tercatat  pelemahan  tajam  2,09  persen  terhadap  dolar  AS ke  1.2515,  sementara  itu  euro  juga  mencatat  pelemahan  1,24  persen  terhadap  yen  ke  99.72,    euro  juga  mencatat  pelemahan  1,13  persen  terhadap  sterling  ke  0.7987  dan  stagnan  terhadap  Swiss  franc  di  1.2012.




U.K.
Pelemahan  data  gross  domestic  product  Inggris  minggu  ini  meningkatkan  untuk  stimulus  berikutnya  dari  Bank  of  England,  tetapi  ini  harus  dipertimbangkan terhadap inflasi diatas target, pengambil kebijakan BoE Martin Weale mengatakannya.   

Revisi  data  resmi  minggu  ini  menunjukkan  bahwa  perekonomian  Inggris  mengalami  kontraksi  0.3  persen  pada  kuartal  pertama,  penurunan  terbesar daripada perkiraan awalnya ‐0.2 persen.   

Setelah perkiraan pertama dirilis, Weale mengatakan menguatkan BoE pada pembelian aset.   

Ditanyakan  pada  wawancara BBC  mengenai reaksinya  terhadap  data  revisi terakhir, Weale mengatakan  telah  mengkonfirmasi  pernyataannya  bahwa perekonomian Inggris telah flat atau turun tipis untuk sementara waktu.   

"I said when those (preliminary Q1 GDP) figures appeared that I thought they strengthened the case for further support for the economy, for  further asset purchases," ungkapnya.   

"At the same time, of course, we have to remember that although we had recent good (inflation) news ... nevertheless the inflation rate is 3  percent rather than 2 percent and it's been above target for quite a long time," kata Weale.   

Keluarnya  Yunani  dari  zona  euro  zone  akan  membuat  suatu  "chain  reaction  of  uncertainty"  yang  akan  sangat  terasa  pada  sektor  perbankan  Inggris, Deputi perdana menteri Inggris Nick Clegg mengatakannya.   

Dia memperingatkan bahwa kemungkinan Yunani keluar tidak akan menyelesaikan permasalahan saat ini pada zona euro tetapi malahan akan  meperbesar ketidakstabilan di antero Eropa dan meluas keperekonomian global.




JAPAN
Meningkatnya harga energi dunia mengangkat inflasi di tataran konsumen Jepang pada periode April sebesar 0,4 persen. Namun demikian inflasi masih  jauh dari target BOJ sebesar 1 persen. Data tersebut dipandang masih akan memberikan tekanan pada BOJ untuk terus melanjutkan upaya pelonggaran  moneternya guna menanggulangi deflasi dan membentengi ekonomi dari dampak penguatan kurs yen.  

Menteri Keuangan Jun Azumi mengharapkan Yunani akan tetap berada pada keanggotaan zona eropa. Azumi menegaskan bahwa Yunani seharusnya tetap  memikul tanggung jawabnya terhadap Uni Eropa dengan mengimplementasikan reformasi fiskal meskipun menghadapi tentangan dari rakyatnya sendiri.  Kemungkinan keluarnya Yunani dari zona eropa berdampak pada pasar saham Jepang yang anjlok tajam, dan para eksportir yang terus terbebani oleh  penguatan kurs yen.  

Dalam sepekan terakhir dolar AS tercatat menguat 0,81 persen terhadap yen ke 79.65, sementara itu euro melemah 1,24 persen terhadap yen ke 99.72.  Sedangkan Aussie dolar tercatat melemah tipis 0,05 persen terhadap yen 77.73 dan sterling turun 0,18 persen terhadap yen ke 124.73.  




AUSTRALIA
Kondisi  yang  masih  belum  menentu  di  Eropa  terkait  masalah  krisis  utang,  membuat  investor  berlaku  hati‐hati,  dan  membuat  Aussie  bergerak relatif stabil terhadap dolar di akhir pekan. Aussie tercatat bergerak di sekitar $0.9776, naik 0.1% dari posisi penutupan New  York hariKamis di sekitar $0.9765. 

Pada hari Rabu sebelumnya, Aussie terkoreksi ke level terendah 6 bulan di sekitar $0.9693. Namun aussie kemudian rebound menyusul  berbagai komentar yang mengindikasikan Yunani belum akan keluar dari keanggotaan zona euro. 

Sementara harga obligasi berjangka Australia sedikit melemah karena investor menunggu perkembangan lebih lanjut dari krisis utang  Eropa. 

Perkembangan  yang  terjadi  di  Eropa,  terkait  kemungkinan  Yunani  akan  keluar  dari  kenaggotaan  zona  euro  nampaknya  masih  akan  mendominasi pasar dalam pekan ini. 

Pandangan  pasar  juga  akan  terfokus  pada  sidang  reguler  bank  sentral  Australia  (RBA)  pada  5  Juni  mendatang,  dimana  lengkah  pemangkasan suku bunga lebih lanjut nampaknya masih terbuka. 

Pekan  ini,  data  penjualan  ritel  dan  perumahan  Australia  akan  dicermati  pasar  dimana  kedua  data  nampaknya  akan  dirilis  turun,  berdasarkan jajak pendapat Reuters.




SWISS
Swiss franc berhasil rebound dari level terendah 15 bulan terhadap dolar setelah menembus level 0.96 per dolar untuk pertama kalinya sejak  Februari 2011, dipicu aksi ambil untung pelaku pasar. 

Dalam beberapa sesi terakhir, franc terkoreksi seiring melemahnya euro atas dolar, dipicu kekhawatiran atas kemungkinan Yunani keluar dari  keanggotaan zona euro dan krisis yang terjadi pada perbankan Spanyol. 

Setelah sempat menguat ke 0.9539 franc per dolar, Swiss franc kemudian bergerak di sekitar 0.9590 franc, melemah sekitar 0.1% dibandingkan  penutupan New York hari Kamis di sekitar 0.9578 franc.  Sedangkan terhadap euro, Swiss franc bergerak relatif stabil di sekitar 1.2010 franc. 

Adapun data ekonomi Swiss yang berhasil dirilis pada hari Jumat adalah data non‐farm payrolls untuk kuartal pertama yang tercatat naik 1.3% y/y  menjadi 4.049 juta. 

Barometer  untuk  indikator  utama  ekonomi  Swiss,  KOF,  diprediksi  meningkat  ke  0.52  di  bulan  Mei  dari  0.40  di  bulan  April,  berdasarkan  jajak  pendapat dari para ekonom yang dikumpulkan oleh Dow  Jones Newswires.  Barometer tersebut diperkirakan akan terus meningkat meskipun  terlihat  kondisi  bisnis  yang  mengecewakan  dari  Eropa,  dan  data  KOF  mengindikasikan  ekonomi  Swiss  akan  tumbuh  secara  perlahan  dalam  6  bulan kedepan. Data KOF akan dirilis pada 30 Mei sekitar pukul 14.00 wib. 

Perkembangan yang terjadi di Eropa, terkait kemungkinan Yunani akan keluar dari kenaggotaan zona euro nampaknya masih akan mendominasi  pasar dalam pekan ini.