US & GLOBAL
• Bursa saham global mengalami tekanan untuk 4 sesi berturut‐turut Senin kemarin masih dipengaruhi oleh kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global, sementara euro tergelincir setelah seorang pejabat Jerman memberikan indikasi bahwa bailout lanjutan untuk Yunani belum bisa dipastikan.
• Namun tekanan di bursa AS dan Eropa tidak se‐signifikan apa yang terjadi di pasar saham Peru yang tertekan lebih dari 10% setelah kemenangan pemilihan presiden oleh mantan komandan militer sayap kiri, Ollanta Humala, yang memicu kekhawatiran kembali terhadap reformasi pasar bebas yang pernah menjadi isu besar di sana.
• Investor ‘membuang’ aset‐aset keuangan Peru, memicu pembekuan di perdagangan bursa sahamnya serta terjadinya intervensi mata uang oleh bank sentralnya karena investor meragukan kepemimpinan Humala untuk perbaikan ekonomi. Indeks pasar saham Peru <.IGRA> merosot lebih dari 12%, sedangkan mata uang sol peru jatuh 1,5%, mendorong bank sentral menawarkan untuk menjual sertifikat deposito senilai $215 juta ditujukan untuk membatasi kejatuhan mata uang itu. Sementara analis mengatakan pasar bereaksi berlebihan dan merekomendasikan investor untuk mencari peluang buy on dips pada pasar obligasi Peru.
• Harga minyak mentah terkoreksi lebih rendah dari akhir minggu lalu, menjelang pertemuan OPEC akhir pekan ini, di tengah isu dan indikasi bahwa harga tinggi minyak belakangan ini telah menghancurkan permintaan energi di negara‐negara Barat.
• Di bursa Wall Street, indeks S&P500 berlanjut tertekan ke level terendah selama 2 bulan masih dipengaruhi oleh rilis pesimis data tenaga kerja dan manufaktur AS periode Mei – yang per penutupan minggu kemarin sekaligus membuat S&P500 mengalami tekanan selama 5 minggu berturut‐turut. Indeks tersebut turun lebih dari 5% dari level high bulan Mei, tetapi masih terakumulasi naik sekitar 3,0% sepanjang tahun 2011 ini.
• Di Eropa, indeks saham FTSEurofirst 300 <.FTEU3> turun 0,6% ke level 1104.97, level penutupan terendahnya selama 11 minggu. Indeks saham dunia yang diukur oleh MSCI, turun 0,8%, sementara indeks saham untuk emerging market <.MSCIEF> merosot 0,6%.
• EURUSD diperdagangkan lebih rendah Senin kemarin disbanding penutupan akhr minggu lalu – tertekan kembali ke bawah areal 1,4600 setelah juru bicara Departemen Keuangan Jerman mengatakan program bantuan kedua untuk Yunani itu belum bisa dipastikan. EURUSD berlanjut tertekan setelah Jean‐Claude Juncker, ketua para menteri keuangan zona euro, mengatakan euro dalam level yang "overvalued."
• Para pembuat kebijakan telah beringsut menuju sebuah paket bailout baru, seperti yang dikatakan media di Jerman bisa bernilai lebih dari 100 miliar euro. Hal tersebut menjadi pemicu kenaikan EURUSD ke level tertinggi 1 bulan di 1,4658. Para trader mengatakan bahwa pasar berasumsi kesepakatan yang akan dicapai akan memberikan Yunani lebih banyak waktu untuk membayar hutangnya, sementara pandangan optimis
terhadap kelanjutan suku bunga ECB, yang akan melangsungkan pertemuan moneternya Kamis minggu ini, masih dominan di pasar. Kedua pandangan di pasar tersebut menjadi pemicu bangkitnya EURUSD dari tekanannya akibat concern krisis utang Yunani beberapa waktu lalu.
• Fokus masih akan tertuju kepada perbedaan suku bunga, utamanya dengan estimasi bahwa The Fed AS belum akan menormalisasi kebijakan moneternya tahun ini, sebuah kenaikan lanjutan suku bunga ECB akan memberikan benefit untuk euro.
• Harga minyak mentah di bursa berjangka AS <CLc1> ditutup di bawah $100/barel, atau turun lebih dari 1,5%. Sementara harga minyak mentah brent di pasar berjangka London <LCOc1> diperdagangkan di $114,48/barel, atau turun 1,18% ‐ sekaligus penutupan terendah sejak tanggal 24 Mei. Pertemuan OPEC pekan ini diproyeksikan akan menghasilkan target untuk meningkatkan produksi minyak, meskipun usulan target yang senantiasa dilakukan oleh anggota terkemuka Arab Saudi tersebut akan menghadapi tentangan keras dari produsen minyak Venezuela dan Iran.
• Kekhawatiran tentang ekonomi memicu kenaikan untuk aset safe‐haven emas, dengan harga spot emas <XAU=> ditutup di areal $1,543.50/ons atau naik sekitar 0,1%, setelah sempat mencapai day high Senin kemarin di $1,553.30. Harga obligasi di pasar Treasury AS jatuh menjelang auction obligasi minggu ini, yang bernilai $66 milyar.
GOLD & COMMODITIES
• Emas naik ke level tertingginya yang lebih dari sebulan Senin lalu, karena kekhawatiran dari melambatnya ekonomi dan ekspektasi dari melonggarnya kebijakan U.S. money yang mendorong permintaan safe‐haven.
• Harga emas telah naik mendekati 6 persen dalam tiga minggu terakhir, didorong dari rangkaian kekecewaan dari indikator ekonomi AS termasuk pelemahan data job Jumat lalu.
• "A lot of people are taking their risk off by getting out of the S&P 500 and other riskier assets. There is too much uncertainty with the U.S. currency and the euro. So, people think the safest place is the gold market at the moment," ungkap Phillip Streible, senior market strategist pada Lind Waldock, sebuah unit dari futures broker MF Global.
• Spot gold <XAU=> menguat 0.7 persen ke level $1553,50 per ons pada pukul 12:22 p.m. EDT (1622 GMT), menguatkan rangkaian kenaikan tiga minggunya dan penguatan ke level tertingginya sejak awal Mei. Emas mencapai rekor tertingginya $1575,79 per ons tanggal 2 Mei lalu.
• U.S. August gold futures <GCQ1> naik $10.40 ke level $1552,20.
• Spot silver <XAG=> meingkat 2.4 persen ke level $37.055, mengalami rebound dari level terendahnya dalam dua minggu dari sehari sebelumnya, yang membawa rasio gold/silver menjadi 42.1, level terendahnya sejak Kamis lalu, menandakan outperformance pada emas dalam beberapa hari terakhir.