title cover

title cover

Wednesday, August 7, 2013

Headline News 07.08.13

US & GLOBAL
Wall Street melemah pada hari Selasa, merosot kembali dari level tertingginya belakangan ini, dan dolar menembus level terendah 6 pekan terhadap yen setelah investor menaksir kembali kemungkinan The Fed akan mulai mengurangi program stimulusnya.

Dengan berkurangnya musim laporan earnings, minimnya data ekonomi AS pekan ini dan fokus pada kebijakan The Fed, maka perdagangan di bursa saham AS terlihat sepi. Tipisnya perdagangan hari Selasa terjadi sehari setelah perdagangan mencatat volume transaksi tertingginya tahun ini.

Sejumlah komentar dari para petinggi The Fed telah membuat pasar ragu terhadap perkiraan waktu untuk kemungkinan The Fed mengurangi program pembelian obligasi, yang sebelumnya telah memicu penguatan pada pasar saham.

Fed officials "are all hedging themselves, which is why the market continues to just be a little bit confused and why it is going to churn. There is really no reason at the moment for the market to go higher because it is still too unclear," kata Ken Polcari, director of the NYSE floor division pada O'Neil Securities di New York.

Dennis Lockhart, president of the Federal Reserve Bank of Atlanta, mengatakan kepada Market News International bahwa The Fed dapat mulai mengurangi program stimulusnya secepatnya di bulan September, namun bisa jadi akan menunggu lebih lama jika ekspektasi pertumbuhan ekonomi di semester kedua tahun ini ternyata tidak memenuhi harapan.

Sedangkan Kepala Fed Chicago, Charles Evans, yang paling vokal dalam memberikan pernyataan yang dovish (pro stimulus), mengatakan bank sentral AS kemungkinan akan mengurangi pembelian obligasi di akhir tahun ini, dan tidak tertutup kemungkinan paling cepat bulan depan.

Data semalam menunjukkan defisit perdagangan AS menyusut tajam di bulan Juni ke level terendahnya selama lebih dari 3‐1/2 tahun seiring berkurangnya impor, mengisyaratkan adanya revisi naik untuk PDB‐Q2 AS.

Dow Jones industrial average <.DJI> merosot 93,39 poin atau 0,6% ke 15518,74, sedangkan S&P 500 <.SPX> turun 9,77 poin atau 0,57% ke 1697,37 dan Nasdaq Composite <.IXIC> terkoreksi 27,182 poin atau 0,74% ke 3665,77.

Indeks FTSEurofirst 300 mengakhiri rally‐nya selama 6 hari terakhir, setelah ditutup melemah 0,4%, meskipun pasar masih mendapat dukungan dari rilis optimis data pertumbuhan sektor manufaktur di Jerman dan Inggris. Sedangkan indeks ekuitas global MSCI tercatat turun 0,3%.

Dolar terkoreksi terhadap yen untuk ketiga kalinya menyusul investor berspekulasi bahwa The Fed kemungkinan belum akan menarik stimulusnya secepat yang diperkirakan pasca rilis data pekerjaan yang mengecewakan di akhir pekan lalu. Dolar mencatat intraday low di 97,51 yen, level terendahnya sejak 26 Juni. Dolar terakhir bergerak di sekitar 97,73 yen atau turun 0,6%. Ekspektasi bahwa Bank Sentral Jepang (BOJ), dalam sidangnya pekan ini, akan menahan diri dari penambahan stimulus, juga turut mendorong penguatan yen.

"While the weakness of the dollar is pronounced against the yen, it is a broad sell‐off that has more to do with Fed policy than BoJ policy. This is symptomatic of how trading has been all summer, with so much volatility and people looking to lock in profits whenever they can," kata Charles St‐Arnaud, foreign exchange strategist pada Nomura Securities di New York.

Harga obligasi pemerintah AS ditutup relatif stabil setelah muncul permintaan yang solid untuk lelang Treasury tenor 3 tahun senilai $32 milyar, merupakan yang pertama untuk lelang kupon obligasi tenor 3 tahun dalam pekan ini. Harga Treasury tenor 10 tahun juga stabil dengan yield 2,643 persen.

Harga minyak jatuh setelah presiden Iran yang baru terpilih, Hassan Rouhani, mengatakan ia siap untuk memasuki perundingan yang "serius dan substantif" atas program nuklir Teheran, dimana telah mengurangi potensi risiko geopolitik. Brent Crude <LCOc1> ditutup melemah 52 sen ke $108,18 per barel, sementara U.S. crude <CLc1> turun $1,26 ke $105,30. 



GOLD & COMMODITIES
Pergerakan emas melemah menyentuh titik terendah dalam hampir tiga minggu pada hari Selasa, kehilangan 1,5 persen setelah data ekonomi AS menunjukkan adanya gap perdagangan dan indikasi lebih bahwa Federal Reserve bisa menarik stimulus moneter pada awal bulan depan.

Kegagalan Bullion untuk bertahan di atas $ 1.300 per ounce pada hari sebelumnya berdampak dengan aksi jual yang dipicu oleh indicator tehnikal.

Emas berada di bawah tekanan setelah data perdagangan internasional Senin menunjukkan ekonomi AS kemungkinan tumbuh lebih cepat dari yang dilaporkan pada kuartal kedua, berkat penyempitan tajam dalam defisit perdagangan ke posisi terendah dalam lebih dari 3‐1/2 tahun di bulan Juni seiring ekspor menyentuh rekor tinggi dan di atas nilai impor.

Charles Evans, presiden Federal Reserve Bank Chicago, Selasa, mengatakan Fed mungkin akan mengurangi program stimulus pada akhir tahun ini, dan tergantung pada data ekonomi dan bisa melakukannya secepatnya pada awal bulan depan.

"While a pushback in QE withdrawal expectations may provide some relief for the bullion market and help engineer a short term rally, the implications behind this action is ultimately negative for gold," ucap James Steel, chief metals analyst di HSBC.

Harga spot emas melemah 1,5 persen menjadi 1,283.60 dollar/ounce, setelah sebelumnya turun sebanyak 1,9 persen ke level terendah sejak 18 Juli di 1,279.24 dollar/ounce sebelumnya.

Rilis data Reuters menunjukkan bahwa emas berjangka AS untuk periode Desember <GCZ3> melemah 19,90 dollar dengan 1,282.50 dollar ounce, dengan volume perdagangan sekitar 30 persen di bawah rata‐rata 30‐hari.


OIL & COMMODITIES
Oil melemah sekitar $1 barrel Selasa lalu karena presiden terbaru Iran menandai keinginan untuk bernegosiasi dengan Barat berkenaan dengan ketegangan di program nuklir Iran dan karena penurunan harga gasoline AS setelah aksi jual pada ethanol credit (unsur kimia dalam pembuatan minyak).

Presiden terpilih Iran Hassan Rouhani mengatakan dia siap untuk masuk dalam negosiasi “serious and substantive”, mengurangi resiko geopolitik untuk harga minyak mentah.

Tanda‐tanda bahwa the Fed AS kemungkinan akan mengurangi program stimulus pembelian obligasi tahun ini juga memiliki pengaruh yang negatif terhadap harga oil.

The American Petroleum Institute, sebuah grup industri, mengatakan Selasa lalu bahwa cadangan crude oil AS melemah hingga 3,66 juta barrel dalam mingguan hingga 2 Agustus, penurunan tertajam daripada ekspektasinya.

EURO ZONE
Perekonomian Italia menyusut kurang dari yang diperkirakan pada kuartal kedua, memberikan indikasi keluar dari resesi terpanjang pasca‐perang, tetapi krisis politik yang memanas belum bisa menggagalkan pemulihan tentatif.

National statistics bureau ISTAT pada hari Selasa mengatakan bahwa Produk domestik bruto kuartal, menurun 0,2 persendan 2,0 persen secara tahunan.

Kemerosotan triwulanan periode ini adalah yang terkecil sejak awal resesi yang dimulai pada pertengahan tahun 2011, dan penurunan sebesar 0,4 pesen diperkirakan oleh para analis dalam survei yang dilakukan oleh Reuters.

"Summer data can be volatile and there is political risk in Italy but the picture for the economy still definitely looks more positive than four weeks ago," ucap Deutsche Bank economist Marco Stringa.

German industry orders dirilis di atas perkiraan pada bulan Juni, dirilis menguat terbesar sejak Oktober, seiring kontrak untuk barang‐barang besar‐tiket melonjak dan permintaan zona euro rebound, menunjukkan manufaktur secara bertahap membaik setelah melemah diawal tahun.

Nilai kontrak melonjak 3,8 persen pada bulan Juni, data dari Kementerian Ekonomi menunjukkan. Itu jauh lebih baik daripada perkiraan konsensus dalam jajak pendapat Reuters meningkat sebesar 1,0 persen, dan bahkan melampaui estimasi tertinggi 2,5 persen.

"That's a really strong increase and suggests the euro zone and Germany are on the road to recovery, as has already been suggested by sentiment indicators," ucap Thilo Heidrich, an economist di Postbank.
  • "The economy in the single currency bloc probably exited its recession in the second quarter and we will see a gradual economic recovery in the second half."


U.K.
Sterling awalnya tertekan, utamanya terhadap euro, pada perdagangan hari Selasa kemarin setelah ada indikasi bahwa dalam Laporan Inflasi yang akan dirilis hari  Rabu ini BoE akan mempertahankan suku bunga rendah untuk jangka waktu yang lama, namun sterling kemudian berhasil rebound dan ditutup menguat setelah rilis  optimis data industrial output Inggris. Sedangkan terhadap dolar, sterling bergerak relatif stabil, setelah dolar mendapat dukungan dari rilis defisit perdagangan AS. 

Laporan Inflasi BoE yang akan dirilis sekitar pukul 16.30 wib akan menjadi yang pertama untuk Mark Carney sejak menjabat sebagai gubernur BoE yang baru. Pasar  saat ini memprediksi BoE akan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah paling tidak hingga tahun 2015/2016. 

Meredanya ekspektasi The Fed akan segera mengurangi program pembelian obligasi dalam jangka pendek kedepan telah berlanjut menekan dolar. Dolar telah mulai  tertekan  sejak  Jumat  lalu  ketika  data  pekerjaan  AS  dirilis  mengecewakan  dan  mendorong  investor  untuk  menaksir  kembali  kapan  kiranya  The  Fed  akan  mulai  mengurangi program pembelian obligasi per bulannya yang senilai $85 milyar. 

Namun demikian, koreksi dolar terhadap sterling masih cukup terbatas, dimana dolar mendapat support dari rilis data defisit perdagangan AS yang menyusut tajam di  bulan Juni ke level terendahnya selama lebih dari 3‐1/2 tahun seiring berkurangnya impor, mengisyaratkan adanya revisi naik untuk PDB‐Q2 AS. 
  • Perkembangan pasar tenaga kerja AS akan terus dicermati pelaku pasar, dimana data jobless claims yang dirilis tiap minggu akan terus dipantau. 


JAPAN
• Perekonomian Jepang kemungkinan bertumbuh dalam tahunan 3.6 persen bulan April‐Juni untuk mencatatkan rangkaian tiga kuartalnya mengalami ekspansi, polling Reuters menunjukkannya, ditambah bertumbuhnya tanda‐tanda pengaruh yang positif dari kebijakan reflasionari perdana menteri Shinzo Abe yang meluas.

• Tanda‐tanda akan memberikan pemerintah pembenaran kedepannya dengan rencana kenaikan pajak penjualan tahun depan, meskipun keputusan akan memakan waktu lebih dan melibatkan banyak faktor‐faktor lain yang diberikan kepekaan politik menurut para analis.

• Sementara itu pertumbuhan akan melambat dari 4.1 persen yang terlihat pada kuartal pertama, yang akan berbasis luas dengan kenaikan dalam ekspor dan pembelanjaan modal ditambah penguatan dalam personal consumption, katanya lagi.

Jepang bermaksud untuk menaikkan pajak penjualan pada bulan April menjadi 8% dari 5% dan hingga 10% di bulan Oktober 2015, sebagai bagian usaha untuk memangkas utang publik, yang mana diantara yang terbesar dalam negara‐negara industri maju.


AUSTRALIA
• The Reserve Bank of Australia telah memangkas suku bunga ke rekor terendah baru 2,5 persen, mengutip bawah rata‐rata pertumbuhan moderat dan harga komoditas.

• Dalam sebuah pernyataan yang menyertai keputusan tersebut, Gubernur RBA Glenn Stevens mengatakan pertumbuhan masih di bawah tren, tapi ada "reasonable prospect" untuk tahun 2014.

"This is expected to continue in the near term as the economy adjusts to lower levels of mining investment. The unemployment rate has edged higher," ucapnya.

• Mr Stevens mengatakan dalam sebuha laporan bahwa dolar Australia melemah 15 persen sejak April, namun mengatakan pelemahan ini masih cukup tinggi.

"It is possible that the exchange rate will depreciate further over time, which would help to foster a rebalancing of growth in the economy," ucapnya.
  • "The board has previously noted that the inflation outlook could provide some scope to ease policy further, should that be required to support demand."



SWISS
Meredanya ekspektasi The Fed akan segera mengurangi program pembelian obligasi dalam jangka pendek kedepan telah berlanjut menekan dolar  pada perdagangan hari Selasa. Dolar telah mulai tertekan sejak Jumat lalu ketika data pekerjaan AS dirilis mengecewakan dan mendorong investor  untuk menaksir kembali kapan kiranya The Fed akan mulai mengurangi program pembelian obligasi per bulannya yang senilai $85 milyar. 

Namun demikian, koreksi dolar terhadap franc Swiss masih cukup terbatas, dimana dolar mendapat support dari rilis data defisit perdagangan AS  yang menyusut tajam di bulan Juni ke level terendahnya selama lebih dari 3‐1/2 tahun seiring berkurangnya impor, mengisyaratkan adanya revisi  naik untuk PDB‐Q2 AS. 

Perkembangan pasar tenaga kerja AS akan terus dicermati pelaku pasar, dimana data jobless claims yang dirilis tiap minggu akan terus dipantau. 


Sedangkan dari dalam negeri Swiss, data CPI periode Juli juga akan dicermati pasar, dimana diprediksi turun 0,1% year‐on‐year, level yang sama  dengan data periode Juni. Sedangkan dalam basis bulan diprediksi turun 0,4% setelah mencatat naik 0,1% di bulan sebelumnya.