title cover

title cover

Wednesday, August 15, 2012

Headline News 15.08.12


US & GLOBAL
Bursa saham global dan harga minyak dunia menguat pada sesi Selasa, ditunjang oleh rilis data retail sales Amerika yang  mengungguli ekspektasi menunjang minat investor pada aset beresiko, meskipun buruknya data pertumbuhan ekonomi di  Eropa menguatkan ekspektasi untuk stimulus keuangan terbaru.  

Data retail sales Amerika dirilis menguat pada periode Juli, kenaikan pertama kalinya sejak 4‐bulan terakhir. Hal tersebut  meningkatkan ketidakpastian di pasar obligasi mengenai apakah pertumbuhan ekonomi Amerika telah melambat pada titik  dimana The Fed nampaknya harus meluncurkan stimulus keuangan terbaru pada sidangnya bulan depan. Ketidakpastian  tersebut kemudian berlanjut menekan harga obligasi pemerintah Amerika.  

Sementara  itu  harga  obligasi  pemerintah  Jerman  juga  turun  setelah  data  terakhir  dari  Jerman  dan  Perancis  berhasil  menahan  laju  kontraksi  ekonomi  zona  eropa  pada  triwulan  kedua‐2012.  Ekonomi  dari  17‐negara  anggota  zona  eropa  tercatat mengalami kontraksi 0,2 persen pada triwulan kedua‐2012, meskipun Jerman justru berhasil mencatat kenaikan  GDP sebesar 0,3 persen. Namun demikian prospek performa ekonomi zona eropa berdasarkan indicator ekonomi paling  mutakhir masih cenderung suram. 

Indeks S&P 500 mencapai tingkat tertinggi sejak tanggal 1 Mei lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average <DJI.> ditutup naik  2,71 poin, atau 0,02 persen, ke 13,172.14. Indeks S & P 500 <SPX.> berakhir turun 0,18 poin, atau 0,01 persen, ke 1,403.93.  Indeks Nasdaq Composite <IXIC.> berakhir turun 5,54 poin atau 0,18 persen, ke 3,016.98.Indeks saham Eropa <FTEU3.> naik  0,66 persen ke 1,101.97 poin, sedangkan indeks bursa saham global MSCI <MIWD00000PUS.> naik 0,15 persen menjadi  323,01 poin. 

Rilis data retail sales Amerika yang membaik kemudian mendongkrak kinerja dolar AS terhadap yen dan menekan harga  emas. Dolar AS naik 0,55 persen terhadap yen ke 78.74, sedangkan euro turun 0,07 persen ke 1.2323. Harga emas turun  0,65 persen ke level terendahnya sejak lebih  dari 1‐pekan terakhir,  dimana berakhir pada kisaran 1598.49 USD per troy  ounce. Investor cenderung berhati‐hati dalam menunggu kepastian rencana penggelontoran stimulus keuangan oleh bank  sentral. 

Harga  minyak  dunia  menguat  seiring  rilis  data  ekonomi  Eropa  yang  masih  lebih  baik  dari  perkiraan  sebelumnya,  dan  menjelang rilis laporan cadangan minyak Amerika yang diperkirakan akan memperlihatkan penurunan stok minyak. Harga  minyak jenis Brent <LCOc1> ditutup naik 43 sen ke 114.03 USD per barel, sedangkan minyak jenis US Crude <CLc1> naik 70  sen ke 93.43 USD per barel. 

Di  pasar  obligasi,  obligasi  pemerintah  Amerika  dan  Jerman  harganya  mengalami  penurunan  seiring  aksi  investor  yang  memangkas kepemilikan pada aset safe haven terutama obligasi ditunjang oleh data pertumbuhan Jerman dan Perancis  yang tidak seburuk perkiraan. Harga obligasi pemerintah Jerman turun 77 basis poin ke 142.41. Sedangkan harga obligasi  pemerintah Amerika tenor 10‐tahun turun 18/32 dengan imbal hasil berkisar pada 1,727 persen. 



GOLD & COMMODITIES
Harga  emas  turun  Selasa  lalu,  karena  tingkat  kesehatan  dari  data  penjualan  ritel  AS  menekan  investor  emas  untuk  memperhitungkan kembali berdasarkan ekspektasi dari segera terjadinya pada putaran berikutnya monetary easing (QE3)  dari the Fed dan ikut mendorong dollar.  

Harga  platinum  bertahan  untuk  menguat,  setelah  tambang  platinum  terbesar  ketiga  dunia  Lonmin  <LMI.L>  <LONJ.J>  mengatakan  menghentikan  semua  operasinya  di  Afrika  Selatan,  yang  mana  menyimpan  sekitar  12  persen  dari  pasokan  global, setelah kekerasan dalam salah satu fasilitasnya dengan menewaskan sembilan orang. 

Emas kembali mendapat tekanan setelah data menunjukkan penjualan ritel AS naik pada bulan Juli untuk pertama kalinya  dalam empat bulan karena naiknya permintaan secara meluas, dari mobil hingga barang elektronik, yang menandai bahwa  konsumen  dapat  mendorong  pertumbuhan  (ekonomi)  kuartal  ketiga.  Emas  anjlok  sekitar  1  persen  setelah  rilis  data  AS  tersebut. 

"Better  economic  figures  may  make  the  Fed  postpone  or  do  away  with  additional  stimulus,"  kata  George  Gero,  vice  president pada RBC Capital Markets.  

Tanda‐tanda  yang  positif  dari  perekonomian  dapat  memangkas  peluang  dari  putaran  berikutnya  pada  langkah  stimulus  seperti  quantitative  easing  –  mencetak  uang  untuk  membeli  obligasi  ‐  ekspektasi  yang  mendukung  harga  dalam  bulan‐ bulan ini.  


OIL & COMMODITIES
Brent  oil  futures  ditutup  ke  level  tertinggi  dalam  tiga  bulannya  Selasa  lalu  karena  peningkatan  penjualan  ritel  AS,  terbatasnya  pasokan  crude  dari  North  Sea  dan  spekulasi  mengenai  stimulus  ekonomi  yang  menekan  pelemahan  data  pertumbuhan (ekonomi) zona euro. 

Crude AS ditutup naik mendekati 1 persen setelah data menunjukkan penjualan ritel AS untuk pertama kalinya naik dalam  empat bulan dan producer prices meningkat pada fase tercepatnya dalam lima bulan, keduanya mendukung sinyal untuk  oil.   

Penguatan data dari penjualan ritel AS, yang mana naik pada bulan Juli untuk pertama kalinya dalam empat bulan karena  naiknya permintaan secara meluas untuk segala sesuatunya dari mobil hingga barang‐barang elektronik, yang mendorong  kebanyakan dari pasar keuangan. Merupakan kenaikan terbesarnya sejak bulan Februari dan berada diatas ekspektasi para  analis. 

"I think the strength of the retail sales numbers and (gains in the) stock market have pushed up (oil) demand expectations,"  ungkap Carl Larry, Presiden pada Oil Outlooks LLC di New York.  

Pada pasca settlement trading, oil membagi kenaikannya setelah grup industri American Petroleum Institute mengatakan  stok crude domestik naik 2.8 juta barrel minggu lalu, menekan perkiraan penurunan 1.7 juta barrel pada polling Reuters.  

Para pelaku pasar sempat berharap Ketua the Fed AS Ben Bernanke akan mengumumkan putaran ketiga dari quantitative  easing bulan ini dan melihat untuk data bulan‐bulan mendatang untuk indikasi kedepannya sebagai suatu kemungkinan.  


EURO ZONE
Dolar menguat terhadap yen Jepang pada hari Selasa dipicu rilis data retail sales AS yang lebih baik dari perkiraan, dimana telah mendorong investor untuk mempertimbangkan  kembali kemungkinan Fed melancarkan stimulus moneter yang berdampak buruk pada dolar. Euro juga menguat terhadap yen, namun terlihat menguat terbatas terhadap  dolar, menyusul rilis data ekonomi Jerman dan Perancis yang lebih baik dari perkiraan masih tertekan oleh kekhawatiran terhadap melambatnya pemulihan ekonomi di zona  euro.  

Data AS semalam menunjukkan retail sales naik untuk pertama kalinya dlama 4 bulan terakhir di bulan Juli, mengindikasikan belanja konsumen dapat membantu mempercepat  pemulihan ekonomi di kuartal ketiga. Dolar menembus level intraday high di 78.93 yen, level tertingginya sejak 18 Juli. Dolar terakhir bergerak di sekitar 78.84 yen, atau naik  0.7%. Sementara laporan lainnya menunjukkan producer prices AS naik di bulan Juli pada level terpesatnya dalam 5 bulan terakhir. 

Meredanya ekspektasi diluncurkannya quantitative easing jilid 3 oleh The Fed dalam waktu dekat telah membantu mengangkat dolar. Jika The Fed meluncurkan QE3, maka akan  merugikan  dolar,  karena  nilai  mata  uang  akan  melemah  akibat  bank  sentral  mencetak  lebih  banyak  dolar.  Adapun  sidang  The  Fed  berikutnya  akan  digelar  pada  12‐13  September. 

Sementara  ekonomi  AS  menunjukkan  sinyal  pemulihan,  namun  sebaliknya  dengan  kondisi  ekonomi  di  sebagian  besar  zona  euro  yang  masih  mengalami  resesi.  Data  menunjukkan  ekonomi  zona  euro  secara  keseluruhan  mengalami  kontraksi  0.2%  di  kuartal  kedua,  menunjukkan  negara‐negara  sekeliling  zona  euro  bernasib  lebih  buruk  dibandingkan dengan negara‐negara ekonomi inti zona euro. Data sentimen investor dan analis Jerman (ZEW index) juga turun lebih rendah dari perkiraan di bulan Agustus.  Euro terakhir bergerak di sekitar $1.2330, atau naik 0.2% dibanding penutupan New York hari Senin. Euro sedikit terangkat setelah juru bicara mahkamah konstitusi Jerman  mengatakan  tidak  ada  penundaan  untuk  vonis  yang  dijatuhkan  pada  12  September  mengenai  dana  penyelamatan  zona  euro  dan  pakta  fiskal  Uni  Eropa.  Putusan  itu  kemungkinan akan menghapus beberapa ketidakpastian yang telah membuat pergerakan euro terbatas belakangan ini.   


U.K.
Sterling sempat menguat terhadap dolar AS ke level tertingginya sejak 2‐pekan terakhir ditunjang rilis data inflasi Inggris untuk periode Juli yang diluar perkiraan  ternyata mengalami kenaikan. Meskipun demikan analis mengingatkan penguatan sterling tersebut nampaknya akan terbatas seiring ekspektasi bahwa BoE pada  akhirnya akan  menempuh  pelonggaran  moneter  tambahan  dalam  waktu  tidak  lama  lagi.  Hingga akhir  sesi  New  York,  sterling  tercatat  melemah  0,13  persen  ke  kisaran 1.5677. 

Analis memprediksi inflasi Inggris akan melambat pada periode Juli, dalam basis antar tahun, namun kenyataannya inflasi di tataran konsumen / CPI mengalami  kenaikan ke 2,6 persen mengungguli ekspektasi 2,3 persen. Jika tekanan inflasi melambat maka akan mempermudah langkah BoE dalam menggelontorkan stimulus  keuangan  ,  namun  demikian  meskipun  inflasi  justru  naik  tidak  serta  merta  mengubah  pandangan  pelaku  pasar  bahwa  BoE  tetap  akan  menempuh  pelonggaran  kuantitatifnya.  

Inflasi  yang  naik  semakin  menurunkan  harapan  peningkatkan  tingkat  belanja  masyarakat  Inggris.  Resesi  yang  melanda  semakin  memberatkan  kondisi  ekonomi  masyarakat Inggris yang terpaksa menurunkan standar hidupnya untuk pertama kali dalam kurun 30‐tahun terakhir seiring naiknya pajak dan tingginya harga barang  yang  tidak  ditunjang  dengan  kenaikan  pendapatan.  Perdana  Menteri  David  Cameron  bahkan  mengingatkan  bahwa  pengetatan  anggaran  yang  sebelumnya  dtargetkan dalam 5‐tahun, ternyata berdasarkan perkiraan terbaru nampaknya akan berlangsung hingga 2020 mendatang. 

Pada sesi Rabu, pelaku pasar akan menantikan sejumlah rilis data ekonomi, diantaranya data sektor ketanagakerjaan Inggris untuk periode Juni dan minutes dari  sidang BoE awal Agustus lalu. 


JAPAN
Sejumlah  anggota  bank  sentral  Jepang  (BOJ)  mengatakan  bank  sentral  seharusnya  tidak  mengesampingkan  opsi  apapun  dan  siap  untuk  bertindak  jika  resiko  besar  muncul  sebagai akibat dari krisis utang Eropa, demikian minutes dari sidang BOJ bulan Juli menunjukkan, menandakan kekhawatiran bank atas krisis utang kawasan. BOJ juga khawatir  tentang perlambatan pertumbuhan di luar negeri, memperingatkan bahwa pemulihan mungkin agak tertunda sebagai dampak dari penyebaran krisis utang Eropa. Salah satu  anggota juga mengatakan bank sentral harus waspada terhadap risiko kenaikan yen dan harga saham yang jatuh, yang akan memukul ekonomi Jepang. Pada pertemuan Juli, BOJ  mempertahankan kebijakan moneter untuk ketiga kalinya secara berturut‐turut dan mempertahankan pandangannya bahwa perekonomian Jepang sedang menuju pemulihan  yang moderat karena mendapat dukungan dari permintaan domestik yang akan mengimbangi tekanan akibat perlambatan ekonomi global. 

Namun minutes juga mengindikasikan bahwa dewan kebijakan bank sentral menjadi kurang yakin bahwa pertumbuhan di luar negeri akan segera menopang dan mendukung  pemulihan  ekonomi  Jepang.  Sejumlah  anggota  BOJ  mengatakan  kuatnya  ekonomi  AS  dan  CIna  akan  membantu  pertumbuhan  ekonomi  global,  mengindikasikan  BOJ  mengandalkan peningkatan ekonomi di negara‐negara tersebut ketika memproyeksikan pemulihan ekonomi Jepang. Seiring adanya tekanan pada BOJ untuk melonggarakan  kebijakan moneternya, perwakilan pemerintah yang hadir pada pertemuan meminta bank sentral untuk bertindak "keras dan tegas" untuk mencapai target inflasi 1 persen.  

Dolar menguat terhadap yen Jepang pada hari Selasa dipicu rilis data retail sales AS yang lebih baik dari perkiraan, dimana telah mendorong investor untuk mempertimbangkan  kembali kemungkinan Fed melancarkan stimulus moneter yang berdampak buruk pada dolar.  

Data AS semalam menunjukkan retail sales naik untuk pertama kalinya dlama 4 bulan terakhir di bulan Juli, mengindikasikan belanja konsumen dapat membantu mempercepat  pemulihan ekonomi di kuartal ketiga. Dolar menembus level intraday high di 78.93 yen, level tertingginya sejak 18 Juli. Dolar terakhir bergerak di sekitar 78.84 yen, atau naik  0.7%.  Sementara  laporan  lainnya  menunjukkan  producer  prices  AS  naik  di  bulan  Juli  pada  level  terpesatnya  dalam  5  bulan  terakhir.  Meredanya  ekspektasi  diluncurkannya  quantitative easing jilid 3 oleh The Fed dalam waktu dekat telah membantu mengangkat dolar. Jika The Fed meluncurkan QE3, maka akan merugikan dolar, karena nilai mata  uang akan melemah akibat bank sentral mencetak lebih banyak dolar. Adapun sidang The Fed berikutnya akan digelar pada 12‐13 September.  


AUSTRALIA
Australian dan New Zealand dollar mengalami konsolidasi dibawah level tertinggi bulannya Selasa lalu dan rentan terhadap setiap kekecewaan dari data  Eropa dan AS yang dapat menambah permasalahan terhadap pertumbuhan (ekonomi) global.     

Aussie  <AUD=D4>  berada  pada  level  $1.0485,  yang  telah  melemah  0.5  persen  sehari  sebelumnya.  Para  trader  mengatakan  tekanan  dalam  posisi  euro/Aussie dapat terlihat untuk menge‐tes kembali level terendah Senin lalu $1.0497, dimana break untuk berlanjut pada target 20‐day moving average di  level $1.0460. Dengan level terendahnya pada level 1.0481. 

Pasar obligasi Australia turun setelah survei swasta menunjukkan dorongan pada business confidence bulan Juli.  

Survei National Australia Bank (NAB), menemukan bahwa business confidence naik pada bulan Juli, dibantu oleh komentar dari pengambil kebijakan dari  Eropa selama sebulan, yang mana memperkirakan bahwa stimulus ekonomi dapat terjadi.  

Pagi ini data sentimen konsumen Australia bulan Agustus dan berikutnya adalah laporan WPI untuk kuartal kedua.  



SWISS
Swiss franc bersamaan dengan euro naik terhadap dollar Selasa lalu, dengan mata uang tunggal terdorong oleh para pelaku pasar memperkirakan tekanan  dari rilis (data) ekonomi di Eropa dan AS berikutnya dalam harian kemungkinan memperkuat untuk lebih besarnya stimulus moneter untuk mendorong  pertumbuhan (ekonomi) global.   

Swiss producer and import prices mencatatkan penurunan dalam rangkaian empat bulannya pada bulan Juli, data menunjukkannya Selasa lalu, didukung  dengan Swiss National Bank yang menjaga untuk membatasi penguatan the franc untuk menangkal deflasi.   

Kombinasi  indeks  harga  turun  1.8  persen  dari  tahun  lalu,  sedikit  melorot  dari  perkiraan  1.7  persen  pada  polling  Reuters.  <ECONCH>  Indeks  turun  0.3  persen dalam bulanannya, the Federal Statistics office mengatakannya, melemah dari perkiraan para analis yang memperkirakan penurunan 0.2 persen.      

"Since the Swiss National Bank chiefly is keen on preventing deflationary trends, data on preliminary price levels is especially important. The data for July  should confirm the SNB in its policy," analis Commerzbank mengatakannya.