title cover

title cover

Wednesday, September 21, 2011

Headline News 21.09.11


US & GLOBAL
  • Ekspektasi bahwa the Fed akan bertindak untuk mendorong perekonomian AS mendongkrak harga minyak mentah Selasa lalu, tetapi ekuitas anjlok dari kehatihatian pada apakah the Fed akan benarbenar mengumumkan pada policy meetingnya hari Rabu. 


  • Bursa saham AS ditutup sedikit berubah Selasa lalu karena investor menunggu untuk melihat jika the Fed AS akan menawarkan pada stimulus ekonomi (QE3) dan jika Yunani mencapai kemajuan pada pembicaraan untuk menghindari default utangnya.   


  • Indeks  Dow  Jones  industrial  average  <.DJI>  ditutup  menguat  7.65  poin,  atau  0.07  persen,  ke  level  11,408.66.  Indeks  Standard  &  Poor's  500  <.SPX> berkurang 2.00 poin, atau 0.17 persen, ke level 1,202.09. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> melemah 22.59 poin, atau 0.86 persen, ke level 2,590.24. 


  • Indeks MSCI's allcountry world equity <.MIWD00000PUS> meningkat 0.4 persen. 


  • Harga Tresuri AS <US10YT=RR> menghapus penurunan tipisnya dan berbalik flat Selasa lalu karena sahamsaham memangkas kenaikannya dan investor bertahan pada safehaven obligasi pemerintah AS.   


  • Dollar AS anjlok ke level terendah hariannya terhadap yen Selasa lalu dari teknikal yang mendorong pasar, karena trader stop dibawah level 76.40. Pada penutupan perdagangan New York, dollar merosot ke level harian terendahnya 76.351 yen, menurut EBS <JPY=EBS> dan terakhir diperdagangkan pada level 76.400, atau anjlok 0.3 persen dalam hariannya.    


  • Harga emas melonjak mencapai kenaikan terbesar dalam delapan harinya Selasa lalu, berbalik kembali dari penurunan tajam sehari sebelumnya karena mengantisipasi kedepannya stimulus AS yang menyatu dengan kekhawatiran terkini berkenaan dengan pertumbuhan (ekonomi) global. Pada pukul 2:30 p.m. EDT (1830 GMT), harga spot emas <XAU=>, berada diatas level $1,802per ons, setelah sempat rally ke level diatas $1,810. Sempat diperdagangkan terakhir pada level Senin lalu $1,777.64.   


  • Harga minyak mentah menguat Selasa lalu setelah penurunan tajam sehari sebelumnya, karena pasar finansial mendapatkan dorongan dari harapan pada kebijakan the Fed yang dapat mendorong perekonomian. U.S. crude contract untuk bulan Oktober <CLc1>, yang expired pada penutupannya, di settled naik $1.19 ke level $86.89 per barrel. Dengan kontrak bulan November yang naik $1.11 untuk di settle ke level $86.92 per barrel.



GOLD & COMMODITIES
  • Emas dan komoditas lainnya seperti minyak bumi dan perak ditutup menguat menyusul tingginya ekspektasi bahwa The Fed akan meluncurkan stimulus lanjutan  guna  mendukung  pemulihan  ekonomi  Amerika.  Pandangan  tersebut  berkombinasi  dengan  pemangkasan  peringkat  kredit  Italia  oleh  lembaga pemeringkat S&P pada sesi Selasa 20 September lalu turun menopang minat investor pada aset safe haven. 


  • Hingga akhir sesi New York, emas tercatat menguat 1,4% ke 1803.25 USD per troy ounce, sedangkan perak naik tipis 0,3% ke 39.56 USD per troy ounce.  


  • Berdasarkan jajak pendapat terakhir yang dilansir oleh Bloomberg terhadap peserta konferensi tahunan LBMA di Montreal, Kanada, emas diperkirakan akan  mencapai  level  2019  USD  per  troy  ounce  sebelum  akhir  tahun.  Untuk  2012  emas  diperkirakan  akan  dapat  mencapai  level  2200  USD  per  troy ounce. Sementara itu perak diperkirakan akan mencapai level 47 USD per troy ounce pada 2012 mendatang. 


  • Sepanjang 2011 emas telah menguat 25% setelah sempat mencapai level tertingginya di 1920.30 USD per troy ounce pada awal September ini.  


  • Pada sesi ini pelaku pasar diperkirakan akan cenderung lebih berhatihati sebagai antisipasi berbagai kemungkinan langkah yang akan diambil oleh The Fed  dalam  pertemuan  September.  Meskipun  saat  ini  luas  diperkirakan  The  Fed  akan  kembali  meluncurkan  stimulus  keuangan  guna  menanggulangi perlambatan ekonomi Amerika. 


  • Namun demikian perlu diwaspadai jika ternyata langkah yang diambil The Fed tidak sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar saat ini, atau bahkan mengulur waktu sembari membiarkan ekonomi Amerika pulih berangsungangsur dengan sendirinya. Kondisi tersebut, jika terjadi maka justru potensial menekan kinerja emas.