US & GLOBAL
• Penguatan dari earning korporasi mendorong kebanyakan pasar saham global menguat Selasa lalu sementara itu euro naik setelah permintaan yang membaik dari lelang obligasi pemerintah Eropa yang menenangkan permasalahan mengenai anjloknya pertumbuhan ekonomi zona euro.
• Yields dari obligasi Belanda, Spanyol dan Italia melemah karena membaiknya penjualan, menenangkan pasar sehari setelah pemerintah Belanda collapsed berkenaan dengan pemangkasan bujet.
• Data dari pasar perumahan AS juga mendorong optimisme mengenai recovery ekonomi AS dan membantu menyalakan kembali risk appetite/hasrat pada aset‐aset beresiko.
• Big manufacturers AS melanjutkan gelombang penguatan pertumbuhan earning, dengan hasil dari United Technologies Corp <UTX.N>, 3M Co <MMM.N>, Illinois Tool Works <ITW.N> dan Parker‐Hannifin Corp <PH.N> melewati perkiraan Wall Street.
• Recovery dari permintaan AS membantu mengimbangi pelemahan perekonomian Eropa dan perlambatan pertumbuhan (ekonomi) Cina, yang hingga saat ini telah menjadi sumber terpercaya dari cepatnya pertumbuhan perusahaan‐perusahaan besar Amerika.
• Indeks Dow dan S&P 500 naik, tetapi Nasdaq turun karena Apple <AAPL.O>, berkenaan dengan hasil earning yang anjlok setelah pentupan pasar, merupakan penekan terbesar. Sahamnya turun 2 persen dalam perdagangan yang volatil. Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> naik 74.39 poin, atau 0.58 persen, ke level 13,001.56. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> menguat 5.03 poin, atau 0.37 persen, ke level 1,371.97. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> merosot 8.85 poin, atau 0.30 persen, ke level 2,961.60.
• Di Eropa, saham‐saham rebound karena perusahaan mencatatkan bullish updates, seperti French tire maker Michelin <MICP.PA>, yang naik 6.1 persen. Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup meningkat 1.1 persen ke level 1,032.50, sehari setelah terpukul ke level terendah tiga bulannya.
• Saham‐saham global yang diukur dari indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS> bertambah 0.5 persen ke level 323.01.
• Euro rally terhadap dollar setelah laporan perumahan AS yang menenangkan kekhawatiran mengenai recovery ekonomi AS sementara itu menyalakan toleransi (aset‐aset beresiko) pada awal dari dua hari meeting dari the Fed. Euro <EUR=>, yang telah mengalami harian terburuknya Senin lalu, naik sekitar 0.3 persen ke level $1.3188.
• Dollar AS turun terhadap mata uang mitra utama lainnya, dengan dollar index <.DXY> turun 0.23 persen ke level 79.24.
• Harga emas naik setelah kenaikan pada saham‐saham dan logam‐logam industri tetapi tekanan jual membatasi kenaikan kedepannya dari U.S. option expiration dan ketidakpastian berkenaan the Fed meeting. U.S. gold futures <GCM2> untuk pengiriman Juni di settled naik $11.20 per ons ke level $1,643.80.
• Harga brent crude turun dan crude AS sedikit naik, memperkecil spread antara dua benchmark tersebut, sementara itu pelemahan gasoline futures membuat kerumitan karena pelaku pasar untuk rotated position kedepannya dari laporan cadangan mingguan. Brent June crude <LCOc1> turun 55 sen untuk di settle ke level $118.16 per barrel. U.S. June crude <CLc1> menguat 44 sen untuk di settle ke level $103.55 per barrel.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas naik pada hari Selasa, menyusul naiknya ekuitas dan logam industri, namun tekanan jual telah membatasi kenaikannya menjelang berakhirnya COMEX untuk kontrak Mei serta ketidakpastian seputar keputusan hasil sidang The Fed pekan ini.
• Logam mulia, yang dalam tahun ini bergerak searah dengan aset‐aset beresiko, berhasil menguat kemarin setelah ekuitas AS mengalami kenaikan dipicu oleh laporan laba yang kuat dari sejumlah perusahaan AS dan laporan data penjualan rumah di AS yang tidak begitu buruk. Rally pada harga tembaga juga turut mengangkat emas.
• Volume transaksi berada di bawah level rata‐rata dalam 3 sesi berturut‐turut, karena investor menunggu hasil keputusan sidang The Fed dini hari nanti.
• Harga emas spot naik 0.3% di $1,642 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Juni naik $11.20 per ounce di $1,643.80.
• Membaiknya ekuitas AS, yang dimotori oleh membaiknya prospek ekonomi AS dan meredanya kekhawatiran terhadap krisis utang Eropa, telah mengurangi minat investor pada emas.
• Sementara permintaan fisik emas dari India juga masih mengecewakan. Jumlah belanja emas dalam perayaan festival Hindu Akshaya Tritiya menurun dibandingkan dengan kondisi biasanya.