title cover

title cover

Thursday, June 6, 2013

Headline News 06.06.13

US & GLOBAL
Bursa  saham global  melemah, dengan indeks  saham AS mengalami koreksi tajam, sementara dolar  juga melemah  pada perdagangan hari Rabu setelah  investor beralih memburu aset aman resiko seperti obligasi pemerintah setelah data pekerjaan sektor swasta AS tidak sekuat ekspektasi pasar sebelumnya  dan kekecewaan terhadap upaya Jepang dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negerinya. Bursa AS turun secara dramatis, dengan indeks Dow  turun  di  bawah  15000  untuk  pertama  kalinya  sejak  7  Mei,  ditengah  perhatian  pasar  bahwa  penerapan  kebijakan  moneter  longgar  oleh  The  Fed  untuk  mendorong pemulihan ekonomi dirasa belum cukup untuk menopang keberlanjutan kenaikan bursa saham dalam tahun ini. Bursa  saham telah melemah  dalam  beberapa  hari  terakhir  setelah  investor  meragukan  kemampuan  bank‐bank  sentral  untuk  mendorong  pertumbuhan  ekonomi  dan  kemungkinan  stimulus akan dikurangi dalam beberapa bulan kedepan. Indeks ekuitas dunia MSCI terakhir tercatat melemah 1,5% ke level terendah 6 pekan. Pasar Eropa  jatuh  setelah  data  menunjukkan  aktifitas  bisnis  di  zona  euro  melemah  di  bulan  Mei  dan  juga  adanya  konfirmasi  bahwa  ekonomi  kawasan  mengalami  kontraksi di kuartal pertama. 

Sikap investor memicu indeks saham Nikkei Jepang jatuh 3,8 persen ke level terendah dua bulan, setelah tidak terkesan dengan janji dari Perdana Menteri  Shinzo Abe untuk membuat pertumbuhan pendapatan dan menyiapkan zona ekonomi khusus. 

Pelaku pasar juga mempertimbangkan prospek kuat untuk program stimulus moneter Federal Reserve AS, yang diharapkan akan dibatasi dalam beberapa  bulan  mendatang.  The  Fed  ‐  bank  sentral  AS  ‐  telah  secara  eksplisit  mengaitkan  kesehatan  pasar  pekerjaan  untuk  kelanjutan  kebijakan  moneter  ultra‐ longgar. Jika data pekerjaan dirilis lemah maka akan mendorong The Fed melanjutkan program pembelian obligasi untuk mempertahankan suku bunga  rendah, yang akan berdampak positif bagi saham. 

Hasil rilis Fed's Beige Book semalam tidak banyak berpengaruh kedalam pasar. Dalam rilis Fed’s Beige Books semalam, The Fed mengatakan ekonomi AS  mengalami ekspansi dalam level “rendah hingga sedang” sejak medio April sementara perekrutan tenaga kerja masih suram. Belanja konsumen meningkat  dan  sektor  perumahan  menunjukkan  indikasi  menguat.  Dalam  laporan  sebelumnya,  The  Fed  mengutip  pernyataan  “moderate”  growth  (pertumbuhan  berlevel  sedang),  maka  dalam  pernyataannya  semalam  yang  ada  penambahan  kata  “modest”  (rendah)  mengindikasikan  terjadi  pelambatan  dalam  perekonomiannya. Namun demikian, pelaku pasar nampaknya tetap optimis bahwa The Fed akan segera mengakhir program stimulusnya di akhir tahun ini.  Dolar  yang  terkoreksi  di  bawah  100  yen  di  sesi  Tokyo,  mencatat  low  di  98,95  yen.  Yen  telah  melemah  menyusul  naiknya  bursa  saham  Jepang  dalam  beberapa bulan terakhir ditengah ekspektasi meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jepang. 

Dow  Jones  industrial  average  <.DJI>  ditutup  melemah  216,95  poin  atau  1,43%  di  14960,59.  Sedangkan  Standard  &  Poor's  500  Index    <.SPX>  berakhir  melemah 22,48 poin atau 1,38% di 1608,90. Sementara Nasdaq Composite Index  <.IXIC> turun 43,78 poin atau 1,27% di 3401,48.  Keduanya, S&P 500 dan  Dow ditutup di level puncaknya pada 21 Mei. Indeks S&P 500 telah jatuh lebih dari 3% sejak mencapai level puncaknya.  

Sektor  swasta  AS  dilaporkan  menambah  pekerjaan  sebanyak  135000  di  bulan  Mei,  demikian  laporan  dari  ADP  payroll  service,  lebih  sedikit  dibanding  perkiraan  165000.  Data  tersebut  mengisyaratkan  bahwa  laporan  data  non‐farm  payrolls  AS  hari  Jumat  besok,  yang  sangat  dicermati  The  Fed,  akan  menunjukkan masih lemahnya pasar tenaga kerja AS di bulan Mei. Obligasi pemerintah AS naik usai rilis data tersebut yang menunjukkan masih lemahnya  sektor swasta AS dan sebuah barometer pekerjaan yang turun ke level terendahnya selama hampir setahun terakhir. Treasury tenor 10 tahun naik 18/32  dengan yield di 2,0839 persen. 

Indeks saham Eropa ditutup melemah 1,5% setelah rilis data pekerjaan AS, mencatat prosentase kerugian harian terbesarnya dalam sepekan. Pelemahan  ini meluas ke pasar ekuitas menyusul data menunjukkan melemahnya aktifitas bisnis di Eropa di bulan Mei dan juga penjualan ritel di bulan April yang  mengisyaratkan rendahnya permintaan konsumen. Data tersebut terus memberi tekanan pada ECB untuk memacu pertumbuhan ekonominya meskipun  nampaknya tidak akan mengubah pandangan bahwa ECB akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya usai sidangnya hari Kamis ini. Minimnya aksi  ECB dan melemahnya pasar ekuitas telah memicu yield obligasi pemerintah Jerman tenor 10 tahun melemah ke 1,512 persen dari posisi hari Senin di 1,534  persen, yang merupakan level tertingginya selama hampir 3 bulan. 

Brent crude turun tajam sesaat sebelum tutup pasar setelah muncul laporan akan segera beroperasinya kembali kilang minyak utama AS. Minyak awalnya  naik  setelah  data  stok  minyak  mingguan  AS  turun  di  pekan  lalu.  Namun  menjelang  tutup  pasar,  Brent  jatuh  ke  $102,85  per  barel  setelah  IIR  Energy  melaporkan BP Plc <BP.L> akan mulai memproduksi 260.000 barel per hari (bph) minyak mentahnya pada pengilangan 410.000 bph di Whiting, Indiana,  pada hari Kamis ini. Brent futures <LCOc1> ditutup melemah 20 sen di $103,04 per barel setelah mencatat intraday high di $104,07, kenaikan di atas $104  untuk  pertama  kalinya  dalam  5  sesi  terakhir.  Sedangkan  U.S.  crude  futures  ditutup  naik  43  sen  di  $93,74  per  barel,  setelah  mencatat  intraday  high  di  $94,48. Harga emas naik 0,4% di $1399,60 per ons, usah mencatat day’s low di $1395,19. Sedangkan kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Agustus  naik $8,40 di $1405,60, di atas day’s low di $1395,10.  


GOLD & COMMODITIES
Harga emas bertahan menguat dalam perdagangan Rabu lalu karena para investor mencari safer haven setelah data lapangan kerja swasta AS melemah  dari ekspektasinya. 

Anjloknya  pengangkatan  dalam  perusahaan‐perusahaan  AS  dalam  bulan  Mei  menahan  spekulasi  bahwa  the  Fed  AS  kemungkinan  memulai  untuk  menunjukkan program pembelian obligasi sebesar $85 milyar, bagian dari langkah stimulus oleh the Fed yang diketahui sebagai quantitavite easing atau  QE. 

QE membantu mendorong harga emas mencapai level tertingginya dalam tahun 2011 dari mempertahankan tingkat suku bunga rendah sepanjang masa,  yang menekan beberapa investor untuk safer aset‐aset, memberikan langkah yang lebih mudah terhadap pendanaan yang dilakukan, dan pada saat yang  sama memicu kekhawatiran berkenaan dengan inflasi. 

Laporan ADP menunjukkan private employers AS bertambah 135.000 lapangan kerja pada bulan Mei, ekspektasi yang tipis dari kenaikan 165.000. 

"The ADP (data) is suggesting instead of job growth stepping up, it's actually stepping down as we move into the summer months," kata Mark Zandi, kepala  ekonom pada Moody's Analytics, yang mana bermitra untuk mengembangkan laporannya.   

"It's not like we're falling off a cliff, it just feels like we're throttling back a little bit."  



OIL & COMMODITIES
Minyak  telah  diperdagangkan  lebih  tinggi  selama  sesi  perdagangan  setelah  rilis  data  yang  menunjukkan  penurunan  tajam  dalam  persediaan  minyak mentah AS pekan lalu. 

Brent melemah signifikan menyentuh level terendah di 102,85 dollar/barel setelah IIR Energi melaporkan bahwa BP Plc akan memulai menyuplai  minyak mentah 260.000 barel per‐hari dari kilang minyak di Whiting, Indiana, Kamis. 

Brent  futures  <LCOc1>    ditutup  melemah  20  sen  dengan  nilai  103,04  dollar/barel,  setelah  sempat  ditransaksikan  menyentuh  level  tertinggi  di  104,07 dollar. 

Kontrak berjangka U.S. crude ditutup 43 sen lebih tinggi dengan nilai kontrak 93,74 dollar/barel, setelah sempat menyentuh high dengan nilai  94,48 dollar. 

EURO ZONE
Euro  kemungkinan  akan  melanjutkan  tren  pelemahannya  terhadap  dollar  hingga  12  bulan  kedepan  setelah  pergolakannya  dalam  bulan  April  dan  Mei,  menurut  polling  Reuters  dari  60  foreign  exchange  strategists dan ekonom.  

Euro telah mengalami fluktuasi sekitar level $1.29 hingga $1.32 terhadap dollar dalam dua bulan sebelumnya, tetapi analis mengekspektasi prospek ekonomi zona euro untuk mengalami penumpukan tekanan  dalam bulan kedepannya.  

Mendekati dua pertiga dari orang Perancis berpikir Uni Eropa menunjukkan arah yang salah dan lebih darinya tidak menyetujui kepemimpinan Presiden Francois Hollande, menurut survei yang telah banyak  disaksikan yang telah dirilis. 

Polling  yang  dilakukan  dalam  enam  negara  Uni  Eropa  oleh  Gallup,  juga  menemukan  kebanyakan  orang  Inggris  ingin  keluar  dari  Uni  Eropa,  gambaran  yang  lebih  tinggi  daripada  survei  baru‐baru  ini.  Ini  kemungkinan mendorong permintaan untuk awal referendum Inggris mengenai keanggotaan dalam Uni Eropa.  

Tetapi yang paling mencolok temuan yang berhubungan dengan Perancis, pendiri negara anggota Uni Eropa yang mengalami peningkatan kekecewaan berkenaan dengan Eropa ditengah pertumbuhan yang  anjlok dan naiknya tingkat pengangguran sejak Hollande menjabat setehun yang lalu.  

Gross domestic product Portugal anjlok 0.4 persen dalam kuartal pertama setelah kontraksi 1.8 persen kuartal sebelumnya karena negara memasuki resesi tahun ketiganya, data menunjukkannya.  

Finlandia  melemah  menuju  resesi  setelah  data  gross  domestic  product  (GDP)  kuartal  pertama  yang  menunjukkan  dua  rangkaian  kontraksi  kuartalannya,  ditekan  turun  oleh  penurunan  dan  ketidakpastian  ekonomi zona euro.  

Latvia mendapatkan lampu hijau Rabu lalu untuk mengadopsi euro dari tahun 2014, penobatan yang timbul dari krisis ekonomi dan menandai pada investor bahwa zona euro diarahkan untuk meluas daripada  terpisahkan/disintegrasi.  

Nagara kecil Baltik akan menjadi negara Uni Eropa yang ke‐18 untuk menggunakan mata uang tunggal dimulai tahun depan setelah para menteri keuangan Uni Eropa secara formal mendukung Komisi Eropa  merekomendasi positif pada meeting 9 Juli.  

Euro, yang diluncurkan sebagai uang dan koin pada 1  Jan., 2002, yang saat ini digunakan sekitar 330 juta orang dan telah menjadi mata uang utama dunia. 



U.K.
Sterling merangkak naik ke level tertinggi 4 pekan terhadap dolar dan level tertinggi 2 pekan terhadap euro pada hari Rabu setelah data sektor jasa mengisyaratkan terjadinya peningkatan  pada perekonomian Inggris dan mengurangi prospek untuk pelonggaran moneter lebih lanjut. Namun demikian, apresiasi sterling masih terlihat terbatas, menjelang dilantiknya Gubernur BoE  yang baru Mark Carney di bulan Juli yang diprediksi akan mengadopsi kebijakan moneter longgar yang agresif, khususnya jika inflasi terjun bebas. 

Sterling naik 0,5% di sekitar $1,5400, setelah mencatat intraday high di $1,5408, level tertingginya sejak 10 Mei, dibantu oleh data payrolls AS di sektor swasta yang dirilis di bawah ekspektasi  pasar. Area resistance saat ini berada pada level puncak pertengahan April di $1,5410. Jika berhasil menembus di atas area tersebut maka sterling berpeluang menuju target $1,5607, level  tertinggi 1 Mei. 

Data PMI sektor jasa Inggris kemarin dirilis optimis setelah mencatat naik ke 54,9 di bulan Mei dari 52,9 di bulan April sebelumnya, jauh di atas proyeksi pasar naik ke level 53. Rilis data  tersebut melanjutkan rilis optimis data PMI sektor manufaktur dan konstruksi sebelumnya. 

Seberapa besar apresiasi sterling bergantung pada rilis data ketenagakerjaan AS di hari Jumat besok. Jika data dirilis optimis, maka akan mendorong penguatan dolar dan menekan sterling dan  memicu ekspektasi The Fed akan mengurangi/mengakhiri program stimulusnya dalam beberapa bulan kedepan. 

Sementara euro tercatat melemah 0,5% di sekitar 0,8500 pound setelah menembus level terendah 2 pekan di 0,8488 pound. Euro berpotensi melanjutkan koreksinya jika dalam sidangnya  nanti malam, Presiden ECB Mario Drgahi memberikan pandangan pesimis terhadap prospek ekonomi kawasan. 

Bank sentral Inggris juga akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya hari Kamis ini yang diprediksi akan tetap mempertahankan suku bunga dan target pembelian asetnya.  


JAPAN
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menjabarkan pandangannya terhadap pertumbuhan perekonomian pada hari Rabu, menjelaskan tentang usulan meningkatkan pendapatan per kapita national sebanyak 40%.

Tujuan ambisius Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tentang perekonomian Jepang adalah bagian dari strategi ekonomi untuk membalikkan deflasi selama beberapa dasawarsa guna menghidupkan kembali perekonomian yang lesu. Ini juga sejalan dengan tujuan Bank Jepang untuk menciptakan inflasi 2% dalam dua tahun.

Menjabarkan sebuah daftar usulan reformasi yang panjang mulai dari meningkatkan produktivitas pertanian untuk memungkinkan penjualan obat online, Mr Abe mengatakan pada sebuah forum makan siang pribadi bahwa jika langkah‐langkah ini semua dilaksanakan, pendapatan nasional tumbuh lebih dari 3% per tahun, meningkatkan pendapatan rata‐rata per kapita setidaknya 1.5 juta yen dalam 10 tahun ke depan.

Pendapatan nasional Jepang per kapita mencapai sekitar 3.8 juta yen di tahun yang berakhir pada bulan Maret.

"It's time for Japan to become the engine of global economic recovery," ucap Mr. Abe.



AUSTRALIA
Pertumbuhan ekonomi Australia yang konservatif memperkirakan bank sentral kemungkinan membutuhkan untuk memangkas tingkat suku bunga lagi dalam bulan mendatang.  

Kepala ekonom (Kamar Dagang dan Industri) Australia Chamber of Commerce and Industry (ACCI) Greg Evans mengatakan kejelasan bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan membutuhkan  untuk mempertimbangkan kedepannya pemangkasan tingkat suku bunga untuk mendukung pelemahan dan mendukung pada meluasnya basis pertumbuhan.  

"Regrettably, the March national accounts provide few encouraging signals that a shift is occurring in the economy as the mining investment boom tails off," kata Mr Evans.  

Rekening nasional menunjukkan gross domestic product (GDP) mengalami ekspansi 0.6 persen dalam kuartalan bulan Maret, menurut Australian Bureau of Statistics Rabu lalu.  

Pertumbuhan ekonomi Australia anjlok dalam kuartalan bulan Maret, dan bahwa kemungkinan melangkah untuk berlanjut karena puncak dari anjloknya investasi pertambangan.  

Gross  domestic  product  (GDP)  bertumbuh  0.6  persen  dalam  tiga  bulan  pertama  tahunan,  Australian  Bureau  of  Statistics  mengatakannya,  dibawah  perkiraan  pasar  0.8  persen.  Langkah  pertumbuhan tahunan 2.5 persen, pertama kalinya dibawah tiga persen sejak kuartal terakhir tahun 2011.  

Ini membuktikan dari data bahwa booming pertambangan Australia bergerak kedalam fase terbarunya.  

Treasuri bayangan Joe Hockey mengkhawatirkan ekonomi lokal kehilangan momentum, meskipun membaiknya kinerja ekspor.  

Harga obligasi Australia naik setelah rilis gambaran pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan yang menaikkan prospek dari pemangkasan berikutnya dari bank sentral.  



SWISS
Dolar  terkoreksi  secara  umum  pada  hari  Rabu  kemarin  pasca  data  pertumbuhan  tenaga  kerja  sektor  swasta  AS  yang  dirilis  lebih  rendah  dari  perkiraan  di  bulan  Mei  lalu  dan  minimnya  peningkatan pada aktifitas pabrikan AS yang mana mengurangi peluang untuk The Fed segera mengakhiri program stimulusnya. 

Dalam rilis Fed’s Beige Books semalam, The Fed mengatakan ekonomi AS mengalami ekspansi dalam level “rendah hingga sedang” sejak medio April sementara perekrutan tenaga kerja masih  suram. Belanja konsumen meningkat dan sektor perumahan menunjukkan indikasi menguat. Dalam laporan sebelumnya, The Fed mengutip pernyataan “moderate” growth (pertumbuhan  berlevel sedang), maka dalam pernyataannya semalam yang ada penambahan kata “modest” (rendah) mengindikasikan terjadi pelambatan dalam perekonomiannya. 

Namun demikian, pelaku pasar nampaknya tetap optimis bahwa The Fed akan segera mengakhir program stimulusnya di akhir tahun ini. 

Dolar melemah sekitar 0,5% terhadap franc Swiss di 0,9420 franc dibandingkan dengan posisi penutupan New York hari Selasa. Sedanhkan euro terkoreksi 0,4% di sekitar 1,2335 franc. 


Sebelum dirilisnya data non‐farm payrolls AS hari Jumat, investor terlebih dahulu akan mencermati data inflasi Swiss yang akan dirilis hari Kamis ini. Hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan  inflasi tahunan Swiss diprediksi turun 0,6% di bulan Mei.