US & GLOBAL
• Bursa saham global ditutup melemah dan harga obligasi Amerika meningkat seiring ekspektasi pengumuman stimulus keuangan dari bank sentral, sedangkan harga minyak berakhir melemah dalam perdagangan yang cukup volatile sehubungan kekhawatiran atas badai tropis di Teluk Meksiko. Indeks S&P 500 ditutup relatif stagnan namum Nasdaq Composite naik tipis, dipimpin oleh kenaikan saham Apple <AAPL.O>, yang mencapai rekor penutupan tertinggi di 675,68 USD per lembar setelah memenangkan tuntutan pada pengadilan paten Samsung Electronics <005930.KS>. Saham Samsung anjlok 7,45 persen selama sesi perdagangan bursa Seoul.
• Investor menantikan hasil dari pertemuan para pejabat bank sentral dunia di Jackson Hole, Wyoming, pada hari Jumat untuk kejelasan tentang kemungkinan pengumuman QE3 oleh The Federal Reserve dan bagaimana ECB akan mengatasi krisis kredit di kawasan tersebut. Volume perdagangan harian merupakan yang terendah sepanjang 2012 ini dan libur nasional Inggris – Summer Bank Holiday juga menurunkan volume perdagangan di bursa Eropa.
• The Dow Jones industrial average <DJI.> turun 33,30 poin, atau 0,25 persen, ke 13,124.67. The S & P 500 Index <SPX.> turun 0,69 poin, atau 0,05 persen, ke 1,410.44. The Nasdaq Composite <IXIC.> naik tipis 3,40 poin, atau 0,11 persen, ke 3,073.19. Indeks pan‐Eropa FTSE 300 <FTEU3.> ditutup naik 0,5 persen.
• Minyak mentah AS <CLc1> melemah 0,7 persen ke 95,47 USD per barel, sementara Brent <LCOc1> turun 1,2 persen ke 112,26. Badai tropis Isaac mendekati Teluk Meksiko dan para investor telah memperkirakan penutupan perusahaan kilang minyak Amerika
• Euro merosot terhadap dolar AS pada akhir perdagangan New York terdesak rilis data sentimen bisnis Jerman, meskipun survey tersebut meningkatkan harapan bahwa ekonomi tersebut Eropa tersebut akan melakukan langkah tambahan guna menopang pemulihan ekonomi Uni Eropa. Euro <EUR=>turun 0,1 persen ke 1,2496, menjauhi level tertinggi sepanjang 7‐pekan terakhir yang tercetak pada Kamis pekan lalu di 1,2589.
• Pandangan tersebut mendapat sokongan dari sikap Presiden The Fed Chicago ‐ Charles Evans, yang mengatakan dalam sebuah pidato di Hong Kong bahwa The Fed harus segera memulai babak baru dari stimulus moneter, dengan membeli obligasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan penurunan tingkat pengangguran.
• Kemungkinan program QE3 dari Fed mengangkat harga obligasi Amerika. Obligasi Amerika tenor 10‐tahun <US10YT=RR> harganya naik 10/32, dengan imbal hasil pada 1,6506 persen.
• Kepala ECB ‐ Eropa Mario Draghi pada awal Agustus mengisyaratkan bahwa bank sentral akan mulai membeli utang pemerintah untuk mengurangi biaya pinjaman Spanyol dan Italia, komentar yang terus memicu bangkitnya sentimen di pasar global. Namun, selama akhir pekan Kepala Bundesbank ‐ Jens Weidmann menyebut rencana pembelian obligasi ECB sebagai obat yang berbahaya, menunjukkan meningkatknya kegelisahan atas kebijakan tersebut.
• Harga emas <XAU=> mencapai level tertinggi sejak pertengahan April seiring ekspektasi QE3 The Fed, namun kemudian ditutup melemah seiring aksi jaga‐jaga para investor menjelang pertemuan Jackson Hole. Emas terakhir diperdagangkan di sekitar 1.664 USD per troy ounce.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas sempat mencapai level tertingginya sejak pertengahan April silam pada sesi awal pekan ini, setelah sempat naik hingga 1676.45 USD per troy ounce. Penguatan in ditunjang spekulasi yang berkembang bahwa The Fed akan menerapkan pelonggaran kuantitatif untuk menopang pemulihan ekonomi, meningkatkan resiko inflasi yang membuat investor akan mengalihkan investasinya pada instrument seperti emas yang tidak beresiko terpapar tekanan inflasi.
• Namun demikian, emas kemudian tercatat ditutup melemah 0,37 persen pada level 1663.60 USD per troy ounce. Hal tersebut dipengaruhi oleh bertahannya kekhawatiran investor menjelang pertemuan para petinggi bank sentral akhir pekan ini. Para investor menantikan hasil dari pertemuan para petinggi bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, dimana pada pertemuan sebelumnya digunakan sebagai momen oleh The Fed untuk mengumumkan rencana QE2.
• Sementara itu berdasarkan jajak pendapat terakhir yang dilansir oleh Bloomberg, memperlihatkan bahwa mayoritas ekonom percaya harga emas akan melonjak mencapai diatas level 1800 USD per troy ounce hingga akhir tahun 2012 ini. Penguatan tersebut dipengaruhi oleh stimulus ekonomi tambahan oleh pemerintah Amerika dan pemerintah Cina yang meningkatkan minat investor terhadap emas sebagai mekanisme lindung nilai terhadap inflasi.
OIL & COMMODITIES
• Harga minyak berjangka Brent berbalik melemah pada sesi awal pekan ini, setelah diturun di bawah level 112 USD per barel setelah sempat menguat ditunjang kekhawatiran bahwa badai tropis akan berpotensi menutup sebagian kilang Amerika. Sementar itu tekanan pada harga minyak dipengaruhi oleh kemungkinan dirilisnya cadangan minyak strategis negara barat untuk menekan kenaikan harga minyak dunia akhir‐akhi rini.
• Harga minyak Brent crude ditutup melemah 1,33 USD ke 112.26 USD, sedangkan minyak US crude turun 68 sen ke 95.47 USD per barel. Volume perdagangan tipis, sehubungan libur nasional Inggris – Summer Bank Holiday.
• Badai Tropis Isaac tengah menuju teluk Meksiko dan mendekati jaringan kilang Lousiana, menyebabkan penutupan beberapa kilang minyak milik perusahaan asal Amerika dan meningkatkan prospek lonjakan harga minyak. Faktor lainnya yang berpotensi akan mendongkrak kembali harga minyak dunia adalah berita terbakarnya kilang minyak terbesar Benezuela yang meningkatkan kekhawatiran akan kembali beroperasinya kilang tersebut.
• Harga minyak dunia tercatat mengalami penguatan hingga 30 persen sejak Juni pasca sanksi internasional yang memukul ekspor minyak Iran diiringi oleh perawatan beberapa kilang minyak di kawasan North Sea yang menghambat suplai minyak dunia.
• Euro melemah terhadap dolar dalam pergerakannya yang tipis Senin kemarin,setelah penurunan yang lebih tajam dari perkiraan untuk sentimen bisnis Jerman telah meningkatkan harapan bahwa Jerman akan berbuat lebih banyak lagi untuk memacu pertumbuhan di zona euro. Sentimen terhadap euro masih belum menentu karena pasar masih menantikan serangkaian even penting di bulan depan seperti sidang ECB pada 6 September diikuti oleh putusan Mahkamah Konstitusi Jerman mengenai dana bailout permanen zona euro pada 12 September.
• Sentimen bisnis Jerman turun dalam 4 bulan berturut‐turut di periode Agustus dan mencatat level terendahnya sejak Maret 2010, dimana iklim bisnis terpukul oleh kekhawatiran mengenai prospek ekspor zona euro, demikian dilaporkan lembaga survey Ifo Jerman.
• Euro mencatat intraday high di $1.2535 usai rilis data Ifo, dan terakhir bergerak melemah tipis di sekitar $1.2500. Euro masih berada di bawah level puncaknya di $1.2589 yang dicapai hari Kamis, level tertinggi sejak 4 Juli.
• Euro berpotensi menguat lebih lanjut menjelang testimoni Kepala The Fed Ben Bernanke dalam pertemuannya di Jackson Hole, Wyoming pada hari Jumat ditengah ekspektasi akan digulirkannya paket stimulus The Fed jilid 3 guna menstimulasi pertumbuhan ekonominya. Harapan akan digulirkannya quantitative easing jilid 3 tersebut diperkuat oleh pernyataan Presiden Fed Chicago Charles Evans yang mengatakan bank sentral sebaiknya segera meluncurkan stimulus berikutnya dan membeli obligasi untuk menekan tingkat pengangguran.
• Euro menguat 1.4% di pekan lalu dipicu optimisme ECB akan segera membeli obligasi Spanyol dan Italia untuk menekan biaya pinjaman di kedua negara tersebut.
U.K.
• Sterling ditutup melemah terhadap dolar AS, volume perdagangan sangat tipis berkaitan dengan libur Nasional Summer Bank Holiday. Hingga akhir sesi New York, sterling tercatat melemah 0,23 persen ke level 1.5786.
• Berdasarkan data dari Hometrack, harga rumah di Inggris pada periode Agustus kembali melemah dalam dua bulan terakhir secara berturut‐turut seiring penurunan permintaan rumah ditengah pasar perumahan yang masih “rentan”. Harga rumah dilaporkan turun 0,1 persen dibandingkan Juli, demikian berdasarkan perusahaan riset properti asal London tersebut. Harga rumah di London sendiri mengalami stagnansi, merupakan untuk pertama kalinya sepanjang 2012 dimana harga rumah di ibu kota gagal meningkat.
• Pasar properti Inggris masih berada dalam tekanan seiring gagalnya ekonomi Inggris bangkit dari kondisi resesi ditambah memburuknya krisis Uni Eropa, menurunkan kepercayaan dan meningkatkan biaya peminjaman. Ofisial Bank of England memberikan penilaian dari dampak rencana mereka untuk meningkatkan kredit seiring tengah dipertimbangkannya langkah ekspansi stimulus untuk ekonomi melalui program pelonggaran kuantitatif.
JAPAN
• Sekitar satu dari lima perusahaan besar Jepang ingin melihat porsi pasokan listrik tenaga nuklir dikurangi menjadi nol pada tahun 2030, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan, di tengah keributan anti‐nuklir yang tumbuh setelah bencana atom Fukushima tahun lalu. Namun menggarisbawahi kekhawatiran tentang kenaikan biaya energi tanpa listrik atom, sisa responden mendukung peran lanjutan untuk energi nuklir, dengan kelompok terbesar memilih untuk porsi 15 persen. Jajak pendapat itu datang setelah Perdana Menteri Yoshihiko Noda mempertimbangkan pilihan untuk rencana energi jangka menengah sambil bersumpah untuk mengurangi ketergantungan pada energi atom tanpa mengatakan berapa banyak atau kapan.
• Rilis data Ifo Jerman telah memicu penguatan euro, meskipun kemudian bergerak relatif flat terhadap yen di sekitar 98.52 yen. Dolar juga bergerak flat terhadap yen Jepang di sekitar 78.68 yen.
• Dolar berpotensi melemah lebih lanjut menjelang testimoni Kepala The Fed Ben Bernanke dalam pertemuannya di Jackson Hole, Wyoming pada hari Jumat ditengah ekspektasi akan digulirkannya paket stimulus The Fed jilid 3 guna menstimulasi pertumbuhan ekonominya. Harapan akan digulirkannya quantitative easing jilid 3 tersebut diperkuat oleh pernyataan Presiden Fed Chicago Charles Evans yang mengatakan bank sentral sebaiknya segera meluncurkan stimulus berikutnya dan membeli obligasi untuk menekan tingkat pengangguran.
AUSTRALIA
• Dolar Australia (Aussie) tergelincir ke satu bulan terendah di $1.0368 dan tampaknya rentan terhadap tekanan lebih lanjut di tengah kekhawatiran baru tentang ekonomi China. Aussie sering digunakan untuk mengekspresikan pandangan tentang kondisi ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
• Pada hari Senin kemarin, Perdana Menteri Cina Wen Jiabao mendesak untuk dilakukan langkah tambahan untuk mendorong kenaikan ekspor dan membantu mencapai target ekonomi setelah data terbaru menunjukkan keuntungan perusahaan industri turun 5.4% dalam 12 bulan hingga Juli lalu.
• Sementara itu, dolar juga berpotensi melemah lebih lanjut menjelang testimoni Kepala The Fed Ben Bernanke dalam pertemuannya di Jackson Hole, Wyoming pada hari Jumat ditengah ekspektasi akan digulirkannya paket stimulus The Fed jilid 3 guna menstimulasi pertumbuhan ekonominya. Harapan akan digulirkannya quantitative easing jilid 3 tersebut diperkuat oleh pernyataan Presiden Fed Chicago Charles Evans yang mengatakan bank sentral sebaiknya segera meluncurkan stimulus berikutnya dan membeli obligasi untuk menekan tingkat pengangguran.
SWISS
• Pembatasan pada harga Swiss franc yang ditetapkan tahun lalu oleh Bank Nasional Swiss adalah langkah ekstrim yang diambil dalam keadaan ekstrim dan tetap menjadi kebijakan yang tepat untuk tantangan ekonomi saat ini, demikian Kepala SNB Thomas Jordan mengatakan. SNB menetapkan batasan untuk franc pada 1.20 per euro pada tanggal 6 September, untuk mengurangi risiko Swiss tergelincir ke dalam resesi. Dalam menanggapi pertanyaan oleh SF televisi Swiss apakah SNB memiliki skenario untuk mengakhiri kebijakan moneternya tersebut, Jordan mengatakan: "pembatasan nilai tukar adalah sebuah langkah yang ekstrim untuk situasi yang ekstrim meskipun hal ini tidak untuk selamanya. Tapi sekarang ini bukan saatnya untuk mengajukan pertanyaan tersebut. Kebijakan moneter yang diterapkan saat ini masih tepat untuk menjawab tantangan yang kita hadapi saat ini."
• Dolar berpotensi melemah lebih lanjut menjelang testimoni Kepala The Fed Ben Bernanke dalam pertemuannya di Jackson Hole, Wyoming pada hari Jumat ditengah ekspektasi akan digulirkannya paket stimulus The Fed jilid 3 guna menstimulasi pertumbuhan ekonominya. Harapan akan digulirkannya quantitative easing jilid 3 tersebut diperkuat oleh pernyataan Presiden Fed Chicago Charles Evans yang mengatakan bank sentral sebaiknya segera meluncurkan stimulus berikutnya dan membeli obligasi untuk menekan tingkat pengangguran.