US & GLOBAL
• Bursa saham global dan euro menguat pada sesi Jumat akhir pekan lalu ditopang oleh kesepakatan pemimpin‐pemimpin Uni‐Eropa untuk membangun kesatuan fiskal guna mengatasi krisis hutang kawasan. Turut menopang sentimen pelaku pasar adalah rencana pemerintah Cina yang akan membentuk
suatu badan investasi senilai 300 miliar USD yang akan ditujukan ke Uni‐Eropa dan Amerika. Sementara itu imbal hasil obligasi Italia terus menurun dibawah level 7%. Para pengamat melihat bahwa penurunan imbal hasil tersebut dipengaruhi oleh pembelian obligasi tersebut oleh pihak ECB secara
terus menerus.
• Dengan dipimpin oleh Jerman dan Perancis, 26 dari 27 negara‐negara Uni‐Eropa menyetujui pembentukan integrasi ffiskal yang lebih erat dengan pengawasan anggaran lebih ketat. Sementara itu Inggris menyatakan belum dapat menerima perubahan dari traktat Uni‐Eropa tersebut. Kesepakatan ini
menopang minat investor terhadap aset beresiko, yang selama ini tertekan akan kekhawatiran pada resolusi krisis hutang Uni‐Eropa. Namun demikian beberapa analis memperingatkan bahwa pemimpin Uni‐Eropa belum bisa memberikan jawaban yang meyakinkan atas kekhawatiran investor pada
kemampuan Italia dan Spanyol mengatasi hutang negaranya yang semakin menggelembung.
• Euro mencatat penguatan 0,2% ke 1.3372, sempat menguat hingga 1.3433 ditunjang berita rencana investasi Cina. Namun demikian, kekhawatiran mengenai implementasi pengawasan anggaran negara‐negara Uni‐Eropa masih membayangi sentimen pelaku pasar.
• Indeks bursa saham eropa, The FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup menguat 1,3% ke 985.81 poin. Sementara itu indeks Dow Jones <.DJI> ditutup menguat 186.56 poin atau 1.55% ke 12,184.26, indeks S&P 500 <.SPX> menguat 20.84 poin atau 1.69% ke 1,255.19 dan Nasdaq <.IXIC> naik 50.47 poin atau 1.94% ke 2,646.85. Sektor perbankan yang selama ini tertekan kekhawatiran akan krisis hutang Uni‐Eropa, menguat, indeks sektor keuangan di New York, The Financial Select Sector SPDR <XLF> naik 2.2% ke 13.10 USD, sementara the STOXX Europe 600 Banking Index <.SX7P> menguat 2.6% ke 135.18.
• Membaiknya rilis data consumer sentiment Amerika juga turut mendukung kinerja positif bursa Wall Street. Consumer Sentiment berdasarkan jajak pendapat reuters & Universitas Michigan untuk Desember naik ke level tertinggi sejak 6‐bulan terakhir, menguatkan sinyalemen bahwa prospek ekonomi
mulai membaik. Sedangkan defisit perdagangan Amerika untuk Oktober menyempit ke level terendah sejak 10‐bulan terakhir, meskipun impor ke Cina naik ke level tertingginya.
• Sementara itu harga obligasi Amerika melemah seiring menguatnya bursa saham Wall Street, investor mulai mengurangi kepemilikannya pada obligasi.
Harga obligasi Amerika dengan tenor 10‐tahun <US10YT=RR> turun 27/32, dengan imbal hasil 2.07%. Harga minyak menguat, minyak jenis ICE Brent futures <LCOc1> naik 51 cent ke 108.81 USD per barrel, sedangkan minyak jenis U.S. crude futures <CLc1> naik 1.07 USD ke 99.41 USD per barel.
• Sementara itu emas ditutup menguat tipis 0,2% setelah sempat anjlok dalam beberapa sesi sebelumnya. Penguatan emas mengikuti kenaikan bursa saham global yang ditunjang oleh kesepakatan pemimpin Uni‐Eropa untuk mendukung pendalaman integrasi ekonomi kawasan. Kinejra emas ditopang juga oleh rils data sentimen konsumen di Amerika yang meningkat ke level tertinggi dalam 6‐bulan terakhir. Dalam sepekan terakhir, emas tercatat melemah 2% ke kisaran 1710.39 USD per troy ounce. Sementara itu perak turun 1,2% dalam sepekan terakhir ke 32.17 USD per ounce.
EURO ZONE
• Euro menguat Jumat lalu dari spekulasi bahwa investasi kendaraan terbaru Cina dapat memberikan lebih banyak pendanaan untuk beban utang negara‐negara zona euro tetapi masih rentan sementara itu menyuarakan solusi pada krisis utang masih sukar untuk dipahami.
• Euro terakhir menguat 0.4 persen ke level $1.3405 sementara itu juga diperdagangkan meningkat 0.4 persen ke level 104.11 yen, mengalami recovering dari pelemahan awalnya di level 103.15 yen.
• Kenaikan pada mata uang tunggal menekan pada dollar, yang menekan mendekati pelemahan setengah persen terhadap currency basket ke level 78.507.
• Perekonomian Belanda akan anjlok kedalam resesi pada kuartl ini karena perusahaan dan konsumen memangkas pembelanjaan karena krisis zona euro dan defisit bujet akan melebihi 3 persen pada GDP tahun 2011‐2013, bank sentral Belanda mengatakannya Jumat lalu.
• Sebagai hasilnya bank sentral mengatakan pemerintah akan membutuhkan untuk membuat kedepannya pemangkasan pembelanjaan, suatu pergerakan yang dapat menaikkan tensi antara koalisi berkuasa dan sekutu utamanya di parlemen.
• Ketahanan Jerman terhadap krisis utang yang melanda tetangganya kelihatan untuk menjadi buyar setelah data menunjukkan ekspor mencatatkan penurunan terbesarnya dalam setengah tahun pada Oktober, dan perkiraan Bundesbank terhadap musim dingin dan pertumbuhan yang rendah tahun
depan.
• Perekonomian Yunani mengalami kontrasi 5.0 persen dalam basis tahunannya pada kuartal ketiga, sedikit melemah dari kuartal sebelumnya, data seasonally unadjusted dari country's statistics service menunjukkannya Jumat lalu