title cover

title cover

Thursday, May 31, 2012

Headline News 31.05.12



US & GLOBAL
Bursa  saham  AS  anjlok  Rabu  lalu  karena  naiknya  yields  obligasi  Spanyol  dan  Italia  yang  menambah  tensi  pada  pasar  keuangan mengenai kemampuan Eropa dalam menyelesaikan krisis utang yang bertumbuh.   

Indeks  S&P  500  telah  merosot  mendekati  6  persen  pada  bulan  Mei,  menghadapi  kinerja  terburuknya  sejak  bulan  September. Indeks Dow Jones industrial average <.DJI> melemah 160.83 poin, atau 1.28 persen, ke level 12,419.86. Indeks  S&P 500 <.SPX> berkurang 19.10 poin, atau 1.43 persen, ke level 1,313.32. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> melorot 33.63  poin, atau 1.17 persen, ke level 2,837.36.   

Yield obligasi benchmark Treasury AS anjlok ke level terendah sekurang‐kurangnya dalam 60 tahun Rabu lalu, sementara itu  saham dan komoditas terjadi aksi jual karena ketakutan krisis utang zona euro yang menghantui investor.    

Bursa  saham  Eropa  yang  dicatatkan  oleh  indeks  FTSEurofirst  300  <.FTEU3>,  merosot  1.5  persen  untuk  ditutup  ke  level  975.74, setelah diperdagangkan 105 persen dari rata‐rata volume perdagangan 90‐harinya. Indeks MSCI's all‐country world  equity <.MIWD00000PUS> berkurang 1.66 persen.   

Di Yunani, hasil dari pemilu bulan depan yang kemungkinan memutuskan apakah masih berada dalam euro masih tidak  pasti karena polling menunjukkan pihak yang mendukung atau melawan terhadap bailout.    

Euro  melorot  1  persen  terhadap  dollar  AS  Rabu  lalu,  merosot  mendekati  level  terendah  dua  tahunnya  karena  permasalahan krisis sovereign debt Eropa dan sektor perbankan yang membawa investor untuk melakukan aksi jual pada  mata  uang  tunggal  tersebut.  Euro  turun  ke  level  terendahnya  $1.2360  EUR=,  terendah  sejak  1  Juli  2010.  Terakhir  diperdagangkan  pada  level  $1.2374,  merosot  0.98  persen  dalam  hariannya.  Support  saat  ini  disekitar  level  $1.2150,  terendah yang terjadi akhir Juni 2010, dan kemudian terendah tahun 2010 pada level $1.1875.   

Emas melakukan pemulihan yang dramatis pada pertengahan hariannya pada volume perdagangan yang besar Rabu lalu,  rebound  lebih  dari  $30  per  ons  setelah  anjlok  pada  awalnya  bersamaan  dengan  aset‐aset  beresiko,  kemudian  melonjak  sebagaimana aksi beli safe‐haven yang berbalik setelah technical bounce diatas support utama di level $1,530 per ons. Spot  emas <XAU=> naik 0.7 persen ke level $1,565.30 per ons pada pukul 1828 GMT, yang telah melorot ke level terendah dua  minggunya $1,531.49.     

Harga oil anjlok lebih dari 3 persen Rabu lalu ke level terendah yang mendekati enam bulannya karena ketakutan mengenai  krisis utang zona euro memicu penurunan pada risk appetite. Harga untuk Brent dan U.S. West Texas Intermediate futures  mengalami  penurunan  terbesar  bulanannya  sejak  krisis  keuangan  tahun  2008,  dengan  U.S.  oil  mencapai  level  utama  dibawah teknikal karena investor beralih kepada safer havens. Brent July crude <LCOc1> melorot $3.21 ke level $103.47 per  barrel,  settlement  terendah  sejak  16  Des.  Harga  Brent  merosot  lebih  dari  $15  per  barrel  pada  bulan  Mei,  menghadapi  penurunan bulanan terbesarnya sejak Oktober 2008, tepat setelah ambruknya Lehman  Brothers. U.S. July crude <CLc1>  merosot $2.94 ke level $87.82 per barrel, settlement terendah sejak 21 Okt. 2011.



GOLD & COMMODITIES
Emas  menguat  ditengah  kondisi  perdagangan  yang  fluktuatif  pada  hari  Rabu,  menyusul  koreksi  tajam  pada  ekuitas  dan  komoditas  lainnya  telah  mendorong  permintaan  terhadap  aset  aman,  sementara  technical  buying  juga  turut  memberi  dukungan. Emas mengalami rebound setelah mendekati areal support $1,530 per ounce. 

Emas  di  awal  sesi  terkoreksi  lebih  dari  1%  dipicu  meningkatnya  kekhawatiran  seputar  krisis  utang  Eropa  yang  telah  menyebabkan  tertekannya  euro,  ekuitas  dan  komoditas.  Sedangkan  aset  aman  lainnya  seperti  Treasury  AS  dan  Bunds  Jerman naik tajam. 

Harga  emas  sendiri  tercatat  telah  terkoreksi  sebesar  6%  di  bulan  Mei,  merupakan  performa  bulanan  terburuk  sejak  Desember, ketika mengalami penurunan 11%. 

Harga emas spot naik 0.6% di $1,563.70 per ounce, setelah menembus level terendah 2 pekan di $1,531.49.    Sedangkan U.S. COMEX gold futures <GCM2> untuk pengiriman Juni naik $14.70 per ounce di $1,563.40.   

Perhatian  pasar  saat  ini  tertuju  pada  data  non‐farm  payrolls  AS  yang  akan  dirilis  hari  Jumat,  yang  diperkirakan  terjadi  penambahan pekerjaan baru sebanyak 150.000 di bulan Mei. Jika data dirilis buruk maka berpotensi menambah volatilitas  di pasar. 




OIL & COMMODITIES
Harga minyak turun lebih dari 3% pada hari Rabu ke level terendahnya selama hampir 6 bulan dipicu kekhawatiran terhadap krisis utang  Eropa yang mendorong investor menjauhi aset beresiko. 

Harga minyak jenis Brent dan West Texas Intermediate crude futures AS menuju koreksi bulanan terbesarnya sejak krisis finansial 2008,  setelah harga minyak menembus di bawah level support‐nya secara teknikal. 

Kekhawatiran  terhadap memburuknya krisis finansial di Eropa semakin meningkat setelah yield obligasi Spanyol dan Italia mengalami  kenaikan  dan  hasil  jajak  pendapat  terbaru  menunjukkan  partai  sayap  kiri,  yang  anti  penghematan,  nampaknya  akan  mengalami  kemenangan menjelang pemilu yang baru di bulan depan. 

Krisis yang terjadi di Eropa telah memicu koreksi Brent hampir $100 per barel, jauh di bawah level puncak 2012 di atas $128 yang dicapai  awal Maret lalu. Ekuitas dan komoditas, termasuk logam industri platinum dan tembaga juga turut melemah. 

Brent July crude <LCOc1> turun $3.21 ke $103.47 per barel,level penutupan terendahnya sejak 16 Desember. Harga minyak Brent telah  turun lebih dari $15 per barel sepanjang bulan Mei ini, berpotensi mencatat koreksi bulanan terbesarnya sejak Oktober 2008, sebulan  pasca runtuhnya Lehman Brothers. 

Sedangkan U.S. July crude <CLc1> turun $2.94 ke $87.82 per barel, level penutupan terendahnya sejak 21 Oktober 2011. Harga minyak  berjangka AS tersebut berpotensi mencatat kerugian lebih dari 17% di bulan Mei, dan akan mencatat koreksi bulanan terbesarnya sejak  Oktober 2008. 

Sementara itu data menunjukkan stok minyak turun 353,000 barel di pekan lalu berdasarkan laporan dari American Petroleum Institute  (API), kontras dengan ekspektasi terjadi kenaikan. Sementara data serupa dari U.S. Energy Information Administration baru akan dirilis  nanti malam sekitar pukul 22.00 wib. 

Permintaan minyak di bulan Maret sebesar 194,000 barel per hari, lebih rendah dari estimasi sebelumnya, dan turun 1.228 juta bpd dari  tahun sebelumnya, demikian laporan dari Energy Information Administration (EIA) Rabu kemarin.  Permintaan minyak di bulan Maret telah direvisi turun 1.07% menjadi 18.020 juta bpd dari estimasi EIA sebelumnya 18.214 juta bpd.  Permintaan telah turun 6.38% dari 19.248 juta bpd yang tercatat di bulan tersebut tahun lalu. 

Perhatian  pasar  saat  ini  tertuju  pada  data  non‐farm  payrolls  AS  yang  akan  dirilis  hari  Jumat,  yang  diperkirakan  terjadi  penambahan  pekerjaan baru sebanyak 150.000 di bulan Mei. Jika data dirilis buruk maka berpotensi menambah volatilitas di pasar. 



EURO ZONE
Euro  kembali  melemah  mendekati  level  terendah  sejak  2‐tahun  terakhir  terhadap  dolar  AS  terdesak  berlanjutnya  pesimisme  investor  setelah  naiknya  tingkat  borrowing  cost  Italia  dan  memuncaknya  kewaspadaan  terhadap  sektor  perbankan  Spanyol.  Biaya  pendanaan  di  Italia  meningkat  tajam  setelah  pada lelang obligasi tenor 10‐tahun, imbal hasilnya meningkat ke level 6 persen untuk pertama kalinya sejak Januari.  

Turut menekan performa euro adalah hasil jajak pendapat terbaru yang memperlihatkan kemungkinan naiknya dukungan bagi partai radikal sayap kiri  SYRIZA di Yunani yang meningkatkan kewaspadaan akan penolakan bail out dan pemangkasan anggaran oleh pemerintah baru Yunani.  

Sementara  itu  berdasarkan  sumber  terdekat  dari  pemerintah  Spanyol,  menyatakan  kemungkinan  pemerintah  akan  melakukan  rekapitalisasi  senilai  19  miliar euro dengan menerbitkan surat utang baru dan juga mengambil dana dari sumber dana restrukturisasi perbankan dan cadangan devisa tresuri.  

Hingga akhir sesi New York, euro tercatat melemah 1,02 persen terhadap dolar AS ke 1.2367, euro juga kembali melemah 1,51 persen terhadap yen ke  97.81 yen, namun naik  tipis 0,04 persen terhadap sterling ke 0.7991 dan turun tipis 0,02 persen Swiss franc di 1.2006 .




U.K.
Bank of England kemungkinan tidak  menginjeksi lebih banyak uang ke dalam perekonomiannya ketika terjadi pertemuan minggu depan, tetapi  polling para ekonom pada Reuters Rabu lalu mengatakan bahkan akan memulai mencetak untuk menekan dimasa mendatang.   

Meskipun berita resesi yang sedikit mendalam sejak Monetary Policy Committee pada pertemuan lalu, hanya 2 dari 50 responden pada polling  mengatakan kemungkinan untuk menambah menjadi 325 milyar pound yang telah siap untuk dicetak ketika pertemuan 7 Juni.   

Perpecahan pada zona euro tidak dapat dihindari, pengambil kebijakan Bank of England Paul Fisher dikutip pernyataannya Rabu lalu, ditengah  tumbuhnya kegelisahan mengenai stabilitas pada mata uang tunggal.   

Dalam  wawancaranya,  Fisher  yang  menduduki  BoE's  Monetary  Policy  Committee  and  Financial  Policy  Committee  untuk  regulasi  dari  sistem  keuangan yang luas, dikutip perkataannya bahwa pengaruh dari perpecahan euro tergantung pada bagaimana otoritas Eropa menanganinya.   

"No one is trying to anticipate a euro break‐up, but you just can't rule it out," ungkapnya.   

Pasar properti Inggris menunjukkan tanda‐tanda dari kecilnya kenaikan kembali pada bulan April, dengan data Bank of England menunjukkan  mortgage  approvals  naik  ke  level  tertingginya  sejak  Januari,  tetapi  meluasnya  gambaran  lending  diperkirakan  keseluruh  perekonomian  yang  masih melemah. 




JAPAN
Anggota  BOJ  Hidrohide  Yamaguchi  menegaskan  bahwa  pihaknya  belum  mengesampingkan  kemungkinan  pelonggaran  moneter  lanjutan  terutama  jika  kondisi  krisis  eropa  semakin  mengerucut  dan  berdampak  negative  bagi  ekonomi  Jepang.  Dalam  wawancaranya  dengan  the  Nikkei  Business  Daily,  Yamaguchi menandaskan bahwa keputusan untuk melakukan pelonggaran moneter akan didasari oleh perkembangan ekonomi dan tingkat inflasi yang  dibawah target BOJ.  

Sementar itu Perdana Menteri Yoshihiko Noda menyatakan bahwa pemerintah akan menghidupkan kembali reactor nuklir yang tidak beroperasi pasca  tsunami tahun lalu untuk menangani kemungkinan berkurangnya suplai listrik selama musim panas. Tenaga listrik pembangkit nuklir mencakup 30 persen  dari seluruh suplai listrik di Jepang. Sebanyak 50 reaktor dihentikan operasionalnya pasca tsunami dan tragedy nuklir di Fukushima.  

Hingga akhir sesi New York, dolar AS tercatat melemah 0,52 persen terhadap yen di 79.09, sementara itu euro turun 1,51 persen terhadap yen ke 97.81  yen. Sedangkan Aussie dolar tercatat anjlok 1,92 persen terhadap yen di 76.73 dan sterling juga melemah 1,55 persen terhadap yen ke 122.36.  



AUSTRALIA
Buruknya  data  penjualan  ritel  Australia  telah  memicu  koreksi  Aussie  lebih  dari  1  sen  dolar.  Hingga  sesi  New  York  semalam,  Aussie  terkoreksi ke  level  intraday low $0.9721, level terendahnya sejak akhir November sebelum akhirnya bergerak di sekitar $0.9710. Kekhawatiran bahwa Spanyol memerlukan  untuk melakukan bailout telah turut pula memicu tertekannya Aussie. 

Aussie tertekan secara tajam setelah data penjualan ritel dirilis turun 0.2% di bulan April, kontras dengan ekspektasi terjadi kenaikan 0.2%. 

Aussie telah mulai mengalami tekanan jual sejak hari Selasa sebelumnya setelah lembaga pemeringkat Egan‐Jones memangkas peringkat utang Spanyol  menjadi BB minus dari B. Pemerintah Spanyol juga sedang dalam sorotan, setelah juru bicara Kementerian Ekonomi mengatakan bahwa pemerintah akan  mendanai rekapitalisasi Bankia setelah lembaga keuangan tersebut meminta bantuan keuangan sebesar 19 miliar euro. 

Namun demikian, rilis optimis data konstruksi berpotensi memberikan dukungan positif bagi Aussie dalam perdagangan Kamis ini. Data  construction work  done untuk periode kuartal pertama dirilis naik 5.5%, utamanya didukung oleh peningkatan aktifitas di sektor pertambangan. 

Hari  kamis ini pasar  akan  menyoroti data perumahan  Australia. Jika data dirilis membaik,  maka berpotensi mendorong  berkembangnya rebound  pada  Aussie. 

Pasar  juga  akan  mencermati  data  non‐farm  payrolls  AS  yang  akan  dirilis  hari  Jumat,  yang  diperkirakan  terjadi  penambahan  pekerjaan  baru  sebanyak  150.000 di bulan Mei. Jika data dirilis buruk maka berpotensi menambah volatilitas di pasar. 




SWISS
Swiss franc dan euro mengalami tekanan jual terhadap dolar setelah muncul laporan bahwa ECB menolak rencana Spanyol yang akan memberikan bailout pada  sejumlah bank lokalnya, dimana telah memicu koreksi euro ke level terendah 23 bulan yang baru. 

Euro dan Swiss franc sempat memperoleh keuntungan di akhir sesi Selasa sebelumnya menyusul hasil jajak pendapat menunjukkan meningkatnya dukungan pada  partai pro‐bailout. Namun kedua mata uang tersebut kemudian mengalami koreksi di hari Rabu. 

Swiss franc telah diperdagangkan sejalan dengan euro, setelah SNB membatasi penguatan mata uang lokalnya pada 1.20 franc per euro pada September 2011 lalu,  setelah aksi beli telah mendorong penguatan franc mendekati paritasnya, yang berpotensi mengancam terjadinya resesi ekonomi di Swiss. Meskipun terjadi tekanan  yang berat pada euro, namun SNB merasa belum perlu untuk melakukan intervensi ke pasar untuk mempertahankan nilai batasan 1.20 franc per euro tersebut.  Franc terkoreksi 1% terhadap dolar di sekitar 0.9708 franc, dibandingkan dengan penutupan New York hari Selasa di sekitar 0.9610 franc, setelah mencatat level  terendah 15 bulan yang baru di awal sesi. Sementara franc bergerak relatif stabil terhadap euro di sekitar 1.2012 franc. 

Sebuah indikator utama untuk pertumbuhan ekonomi Swiss dirlis naik untuk ketiga kalinya secara berturut‐turut di bulan Mei, jauh melampaui ekspektasi pasar,  mengindikasikan ekonomi Swiss akan dapat mengatasi tekanan akibat krisis utang zona euro. Indeks yang dirilis oleh lembaga riset KOF, barometer untuk melihat  kondisi  ekonomi  dalam  kurun  waktu  6  bulan  kedepan,  melonjak  ke  0.81  di  bulan  Mei  dari  level  revisinya  0.43  di  bulan  April  sebelumnya.  Data  tersebut  mengindikasikan bahwa dalam 6 bulan kedepan dalam basis tahunan, produk domestik bruto (PDB) Swiss diperkirakan akan tumbuh secara nyata. 

Kepala SNB Thomas Jordan di akhir pekan lalu mengatakan bank sentral masih memprediksi ekonomi bakal tumbuh sebesar 1% tahun ini. Data PDB Swiss kuartal  pertama akan dirilis hari Kamis ini yang diprediksi akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari kuartal sebelumnya.  Sementara Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) pekan lalu mengatakan bahwa ekonomi Swiss berpotensi terpacu pertumbuhannya di  semester kedua tahun ini dan bank sentral nampaknya harus menaikkan suku bunga di tahun 2013 seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi. 

Perhatian pasar saat ini tertuju pada data non‐farm payrolls AS yang akan dirilis hari Jumat, yang diperkirakan terjadi penambahan pekerjaan baru sebanyak 150.000  di bulan Mei. Jika data dirilis buruk maka berpotensi menambah volatilitas di pasar.