title cover

title cover

Friday, August 31, 2012

Headline News 31.08.12


US & GLOBAL
Bursa  saham  dan  euro  melemah  pada  sesi  Kamis  karena  investor  menurunkan  ekspektasi  bahwa  Kepala  The  Federal  Reserve  Ben  Bernanke  akan  memberikan  sinyal  peluncuran  QE3  dalam  pidatonya  pada  pertemuan  bank  sentral  di  Wyoming. Suksesnya penjualan obligasi Italia menunjukkan tumbuhnya kepercayaan di kalangan investor bahwa ECB akan  mengambil langkah‐langkah segera untuk mengatasi krisis utang yang melanda di kawasan tersebut. 

The Dow Jones industrial average <DJI.> ditutup turun 106,77 poin, atau 0,81 persen, ke 13,000.71. Indeks The Standard &  Poor 500 <. SPX> turun 11.01 poin, atau 0,78 persen, ke 1,399.48. The Nasdaq Composite Index <. IXIC> merosot 32.47  poin, atau 1,05 persen, ke 3,048.71. 

Di Eropa, Indeks saham Eropa FTSEurofirst 300 <FTEU3.> ditutup turun 0,8 persen ke 1,077.93. Indeks saham global MSCI  <MIWD00000PUS.> yang telah melemah selama tujuh sesi terakhir, tercatat turun 0,9 persen ke 320.39. 

Jika Bernanke memberikan sinyal bahwa bank sentral AS akan memulai program pembelian aset lanjutan maka berpotensi  akan  menekan  kinerja  dolar  AS  terhadap  mata  uang  utama  dunia  lainnya.  Euro  <EUR=>  turun  0,2  persen  ke  1,2506,  sementara indeks dolar AS <DXY.> naik 0,2 persen ke 81,686. Penguatan menembus level  1,2590 akan menandai kinerja  terbaik euro dalam 8‐pekan terakhir. 

Para  investor  dan  ekonom  dalam  2‐pekan  terakhir  nampak  lebih  skeptis  akan  kemungkinan  QE3  dari  The  Fed  pada  sidangnya September mendatang, demikian berdasarkan jajak pendapat Reuters selama seminggu terakhir. Kinerja euro  mendapat dukungan pada awal pekan ini setelah Perdana Menteri Cina Wen Jiabao, yang bertemu Kanselir Jerman Angela  Merkel di Beijing, pada sesi Kamis, mengatakan keyakinannya bahwa zona euro bisa keluar dari krisis utang dan bahwa Cina  akan tetap untuk terus membeli utang pemerintah Uni Eropa. 

Harga bijih besi jatuh ke level terendah sejak 2009, menyeret turun saham penambang, termasuk Rio Tinto <RIO.L> dan  BHP <BLT.L> Billiton, perlambatan permintaan dari China mengancam permintaan metal dunia. 

Harga obligasi Amerika menguat, mendiskonto kemungkinan QE3 dari The Fed. Obligasi Amerika tenor 10‐tahun Amerika  <US10YT=RR>harganya naik 7/32 dengan imbal hasil pada 1,6267 persen. Berkembangnya ekspektasi bahwa ECB juga akan  meningkatkan stimulus keuangan juga mendorong naiknya permintaan obligasi Italia tenor 5 dan 10‐tahun yang mencatat  penjualan sebesar 7,3 miliar euro. 

Harga  minyak  mentah  Brent  naik  dalam  perdagangan  yang  cukup  volatile,  didukung  oleh  kekhawatiran  pasokan  dan  ketegangan geopolitik, sementara minyak mentah AS turun seiring mulai dilakukannya penilaian oleh beberapa perusahaan  akan  dampak  dari  kerusakan  dari  Badai  Isaac  yang  menyapu  kawasan  Teluk  Meksiko.Minyak  mentah  brent  untuk  pengiriman Oktober <LCOc1> ditutup naik 11 sen ke 112,65 USD per barel. Minyak mentah AS <CLc1> turun 94 sen ke 94,55  USD per barel. 


GOLD & COMMODITIES
Harga  emas  ditutup  flat  Kamis  lalu  karena  pelemahan  pada  pasar  keuangan  yang  mendorong  investor  untuk  menahan  posisinya dari kedepannya yang menunggu pidato dari ketua the Fed Ben Bernanke. 

Logam mulia sempat mencatatkan penurunan bersamaan dengan bursa Wall Street dan crude futures AS karena investor  melepas  posisinya  dalam  rangka  menunggu  pidato  Bernanke  pada  simposium  para  bankir  bank  sentral  di  Jackson  Hole,  Wyoming, 

Emas telah naik 3 persen dalam delapan hari terakhirnya dari ekspektasi bahwa Bernanke menggunakan pidatonya untuk  membawa pesan yang kuat pada pasar. 

"This (rally) may mean that the risk for gold is to the downside if the Fed Chairman does not signal clearly ‐ or loudly ‐  enough that further monetary easing is likely on the way," kata James Steel, analis metal HSBC.   

Beberapa  trader  mengekspektasi  Bernanke  kemungkinan  mengisyaratkan  pada  putaran  ketiga  dari  pembelian  kembali  obligasi AS yang diketahui sebagai quantitative easing, sementara yang lain mengatakan the Fed dapat menunggu untuk  laporan nonfarm payroll sebelum mencapai keputusan pada stimulus pada policy meeting (12‐13) September.  


OIL & COMMODITIES
Harga  Brent  crude  naik  pada  perdagangan  yang  choppy  Kamis  lalu,  didukung  oleh  permasalahan  pasokan  dan  tensi  geopolitik, sementara itu crude AS melorot karena perusahaan‐perusahaan energi sejauh ini telah melaporkan tidak adanya  kerusakan yang fatal pada fasilitas produksi Teluk Meksiko yang terkena badai topan Isaac yang melalui wilayah tersebut.  

Kemungkinan  pemogokan  oleh  pekerja  jasa  oil  Norwegia,  pemeliharaan  (peralatan)  North  Sea  dan  berlanjutnya  perselisihan berkenaan dengan program nuklir Iran yang berlanjut untuk mendukung pasar Brent.  

Brent  masih  mencatatkan  kenaikan  dalam  rangkaian  tujuh  bulannya  yang  lebih  dari  7  persen,  dengan  crude  AS  juga  mencatatkan kenaikan 7 persen dalam bulan Agustus.  

"Brent has more geopolitical risk associated with it and it is North Sea maintenance season," kata Gene McGillian, analis  pada Tradition Energy di Stamford, Connecticut. 

Perusahaan oil dan gas alam yang beroperasi di wilayah Gulf Coast AS sejauh ini melaporkan tidak adanya kerusakan yang  signifikan oleh badai terhadap infrastruktur, yang mana ditutup dari terjadinya badai Topan Isaac, yang saat ini menurun  menjadi badai tropis. 


EURO ZONE
Euro terkoreksi untuk hari kedua terhadap dolar pada hari Kamis setelah sebagian investor meragukan langkah QE3 The Fed yang kemungkinan akan diumumkan  dalam testimoni Bernanke malam nanti. Pergerakan mata uang terlihat terbatas karena investor menunggu hasil testimoni Kepala The Fed Ben Bernanke yang akan  diumumkan melalui simposium tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming. Jika terindikasi adanya upaya untuk melanjutkan kebijakan moneter longgar oleh The  Fed, maka akan berpotensi menekan dolar lebih lanjut.  Selain itu, investor juga menunggu hasil sidang ECB hari Kamis pekan depan dan sidang The Fed tanggal 12‐13 September mendatang. 

Harapan akan segera dilanjutkannya kebijakan moneter longgar muncul sejak minutes dari sidang The Fed pekan lalu yang menunjukkan dewan kebijakan dapat  bertindak  “dengan  segera”.  Euro  juga  menguat  setelah  Kepala  ECB  Mario  Draghi  menunda  kehadirannya  di  pertemuan  Jackson  Hole  nanti  malam,  dimana  menambah harapan bahwa ECB akan menawarkan bantuan kepada Spanyol dan Italia. 

Ketidakpastian  masih  marak  terjadi  di  pasar  dimana  investor  dan  ekonom  menjadi  lebih  skeptis  bahwa  The  Fed  akan  mengumumkan  putaran  baru  pembelian  obligasi pada sidangnya September mendatang, demikiann jajak pendapat Reuters menunjukkan. 

Euro terkoreksi 0.2% di sekitar $1.2496, setelah sempat mencatat intraday high di $1.2563. Sedangkan dolar turun 0.2% ke 78.55 yen, dan euro melemah 0.5% ke  98.15 yen.


U.K.
Sterling melemah terhadap dolar AS ditengah aksi investor yang cenderung berhati‐hati menjelang pertemuan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming,  dimana  Ketua  The  Fed  –  Ben  Bernanke  diharapkan  akan  memberikan  sinyal  pemberlakuan  QE3.  Jika  pada  akhirnya  Bernanke  menguatkan  sinyal  pelonggaran  kuantitatif  lanjutan  untuk  Amerika,  maka  akan  berpotensi  menekan  kinerja  dolar  AS.  Sebaliknya,  apabila  Bernanke  pada  akhirnya  mengecewakan ekspektasi publik, maka dolar potensial akan menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya termasuk sterling. Hingga akhir sesi New  York, sterling tercatat melemah 0,28 persen terhadap dolar AS ke 1.5785. 

Sementara  itu  berdasarkan  jajak  pendapat  terakhir  yang  dilansir  Reuters  memperlihatkan  bahwa  mayoritas  ekonom  percaya  BoE  akan  meningkatkan  jumlah dana yang digunakan dalam pelonggaran kuantitatifnya sebesar 50 miliar pound lagi menjadi total 425 miliar poundsterling. Para ekonom tersebut  memperkirakan sidang BoE pada 06 September belum akan mengumumkan kebijakan ekspansi stimulus tersebut, Sementara itu suku bunga acuan bank  sentral Inggris diperkirakan belum akan mengalami perubahan dari levelnya saat ini setidaknya hingga sidang BoE pada April 2014 mendatang. 

Data terakhir memperlihatkan bahwa pinjaman kepada sektor bisnis dan konsumen di Inggris pada periode Juli mengalami penurunan menyusul turunnya  angka pinjaman kartu kredit ke level terburuknya sejak hampir 6‐tahun terakhir. Kondisi tersebut semakin memberikan tantangan bagi bank sentral yang  saat ini tengah menggodok rencana skema baru untuk meningkatkan kredit (Funding for Lending Scheme). 


JAPAN
Penjualan ritel Jepang mencatat penurunan yang lebi tajam dari perkiraan dalam basis tahunan di bulan Juli, mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam 8  bulan, menyusul melemahnya konsumsi dan ekspor yang menambah prospek suram ekonomi terbesar ketiga dunia tersebut. 

Penurunan 0.8% pada retail sales di bulan Juli tercatat lebih tajam dari perkiraan turun 0.2%, setelah mencatat naik 0.2% di bulan Juni sebelumnya pasca maraknya  penjualan yang terlihat di awal tahun ini. 

Data tersebut telah menambah keyakinan bahwa konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar 60% pada perekonomian, tengah kehilangan momentumnya setelah  sempat rebound dari keterpurukan akibat gempa dan tsunami di tahun lalu. 

Sejumlah ekonom memprediksi ekonomi akan melambat di akhir tahun ini menyusul subsidi pemerintah pada pembalian mobil beremisi rendah akan berakhir dan  ekspor menurun, dimana menambah tekanan pada BOJ untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut. 

Pergerakan mata uang terlihat terbatas karena investor menunggu hasil testimoni Kepala The Fed Ben Bernanke yang akan diumumkan melalui simposium tahunan  The Fed di Jackson Hole, Wyoming. Jika terindikasi adanya upaya untuk melanjutkan kebijakan moneter longgar oleh The Fed, maka akan berpotensi menekan dolar  lebih lanjut. Selain itu, investor juga menunggu hasil sidang ECB hari Kamis pekan depan dan sidang The Fed tanggal 12‐13 September mendatang. 

Ketidakpastian  masih  marak  terjadi  di  pasar  dimana  investor  dan  ekonom  menjadi  lebih  skeptis  bahwa  The  Fed  akan  mengumumkan  putaran  baru  pembelian  obligasi pada sidangnya September mendatang, demikiann jajak pendapat Reuters menunjukkan. Euro terkoreksi 0.2% di sekitar $1.2496, setelah sempat mencatat  intraday high di $1.2563. Sedangkan dolar turun 0.2% ke 78.55 yen, dan euro melemah 0.5% ke 98.15 yen. 


AUSTRALIA
Australian  dollar  dan  yield  obligasi  pemerintah  turun  ke  level  terendahnya  dalam  satu  bulan  Kamis  lalu  dari  bertahannya  kekhawatiran  pertumbuhan (ekonomi) global dan anjloknya harga komoditas, yang menghadapi investasi pipanisasi dalam sektor sumber daya negara.   

Obligasi bertenor tiga tahun <YTTc1> melonjak ke level tertinggi 97.520, tertinggi sejak awal Agustus dan terakhir yield sebesar 2.51 persen.   

Euro mencatatkan penguatan versus dollar Kamis lalu, yang mendapat dukungan kedepannya dari pidato oleh Ketua the Fed Ben Bernanke Jumat  ini, tetapi Australian dollar mencapai level terendahnya satu bulan dari berlanjutnya permasalahan mengenai outlook (ekonomi) Cina.   


SWISS
Swiss franc naik bersamaan dengan euro terhadap dollar Kamis lalu, mendapat dukungan diantara kegelisahan investor dari kedepannya pidato  Ketua the Fed Ben Bernanke pada Jumat ini.  

Para investor berharap bahwa pidato Bernanke pada simposium di Jackson Hole, Wyoming akan memberikan petunjuk untuk peluang dari the  Fed  yang  ditandai  program  pembelian  aset,  atau  quantitative  easing,  dan  apakah  atau  tidak  akan  mengambil  tindakan  tersebut  untuk  bulan  depan.   

"Markets are trading in tight ranges ahead of tomorrow's Jackson Hole symposium," Mitul Kotecha, ketua dari global forex strategy pada Credit  Agricole, mengungkapkannya.