- Bursa saham global menguat ke level tertinggi selama 7‐pekan terakhir ditingkahi penguatan harga komoditas dunia menyusul optimisme bahwa pemimpin Uni‐Eropa akan segera menyepakati penanganan krisis hutang kawasan tersebut. Laporan keuangan korporasi juga turut mendukung minat investor pada aset beresiko, diantaranya Caterpillar yang sahamnya menguat 5% setelah melaporkan kenaikan keuntungan kuartalan hingga 44%.
- Namun terdapat anggapan dari beberapa investor yang masih pesimis bahwa kenaikan dana talangan EFSF yang akan disepakati pertengahan pekan ini, nantinya akan cukup untuk menangani krisis hutang di beberapa negara Uni‐Eropa. Kekhawatiran tersebut kemudian terefleksikan kepada naiknya harga obligasi Jerman, yang diikuti dengan melebarnya imbal hasil antara obligasi Italia dengan tenor 10‐tahun dan obligasi Jerman.
- Italia saat ini tengah berada dalam tekanan dari rekanan sesama anggota Uni‐Eropa guna terus merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kepercayaan pelaku pasar, jika tidak ingin kejadian seperti Yunani menimpa mereka.
- Bursa saham global yang terangkum dalam MSCI's all‐country world stock index <.MIWD00000PUS> naik 1.8% setelah sempat mencapai level tertinggi sejak awal September.
- Bursa saham Amerika juga menguat, indeks Dow Jones <.DJI> naik 104.83 poin atau 0.89% ke 11,913.62, indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> naik 15.94 poin atau 1.29% ke 1,254.19 semantara Nasdaq <.IXIC> naik 61.98 poin atau 2.35% ke 2,699.44.
- Sektor manufaktur Cina dilaporkan mengalami ekspansi selama Oktober sebesar 51.1 yang kemudian menutupi kontraksi yang terjadi dalam 3‐bulan sebelumnya. Data Oktober tersebut merefleksikan ketahanan ekonomi Cina dan masih stabilnya permintaan global yang meningkatkan ekspektasi akan permintaan logam untuk industri.
- Harga emas menguat sekitar 1% mengikuti penguatan aset‐aset beresiko yang ditunjang oleh meningkatnya harapan bahwa pemimpin Uni‐Eropa akan menyepakati penanganan krisis hutang kawasan serta didukung juga oleh sinyal‐sinyal penguatan ekonomi Cina. Harga spot emas <XAU=> naik 0.9% ke 1652.18 USD per troy ounce.
- Harga minyak jenis Brent crude <LCOc1> ditutup menguat 1.89 USD ke 111.45 USD per barrel, sedangkan harga minyak U.S. crude <CLc1> ditutup menguat 3.87 USD ke 91.62 USD barrel. Euro mencatat penguatan 0,2% terhadap dollar AS ke 1.3924, sementara itu dollar AS anjlok 0,3% terhadap yen ke 76.04, belum berhasil menembus level terendah sepanjang sejarah seiring kewaspadaan investor akan adanya kemungkinan intervensi dari otoritas Jepang. Menteri Keuangan Jepang Jun Azumi awal pekan ini menyatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah yang diperlukan jika terjadi pergerakan tajam dan spekulatif.
GOLD
& COMMODITIES
- Emas menguat sekitar 1% pada hari Senin, bergerak searah dengan aset‐aset beresiko dibandingkan statusnya sebagai safe haven asset, didukung optimisme bahwa para pemimpin Eropa akan segera dapat mengatasi krisis utang kawasan dan juga adanya sinyal perbaikan pada perekonomian Cina.
- Emas menguat untuk hari kedua menyusul optimisme bahwa Uni Eropa akan segera mencapai kesepakatan mengenai rekapitalisasi bank dan bagaimana upaya untuk menambah dana talangan guna menghentikan penularan krisis pada pasar obligasi. Berita bahwa sektor manufaktur Cina tumbuh di bulan Oktober juga telah mengangkat emas menyusul komoditas dipimpin tembaga dan minyak mentah mengalami rally.
- Emas telah naik 2% selama 2 sesi terakhir. Emas juga terlihat kehilangan statusnya sebagai safe haven, dengan harga secara umum bergerak searah dengan ekuitas.
- Volatilitas harga pada emas berjangka telah turun ke level terendahnya sejak medio Agustus, ketika logam mulia mendekati level all‐time highs, memberikan isyarat bahwa pelaku pasar tidak mengantisipasi adanya pergerakan besar dalam jangka pendek.
- Emas spot naik 0,9% di level $1655.04 per ounce, setelah turun 2% di pekan lalu. Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup naik $16.20 di level $1652.30.
- Emas menguat seiring naiknya komoditas yang dipimpin oleh tembaga yang naik 7%, setelah data menunjukkan sektor manufaktur Cina mengalami peningkatan di bulan Oktober, mengakhiri fase kontraksinya selama 3 bulan terakhir sekaligus menegaskan kuatnya permintaan domestik di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.
- Meskipun terjadi perkembangan di akhir pekan, namun keputusan akhir baru akan diumumkan pada pertemuan puncak Eropa yang kedua di hari Rabu. Jika terjadi penundaan dalam pelaksanaan rencana penuntasan krisis pada pertemuan Rabu besok, maka akan berpotensi memicu kejatuhan euro (begitu juga dengan emas) lebih lanjut. Namun jika dihasilkan keputusan yang positif, maka berpotensi memicu rebound euro hingga ke atas $1.4.
- Sementara itu permintaan fisik dari India, konsumen emas terbesar dunia, menjelang perayaan Hindu, Diawali ‐‐ ajang pembelian emas besar‐besaran – telah mendukung penguatan harga logam mulia. Kalangan dealer mengatakan konsumen India terlihat memilih perak yang lebih murah menggantikan emas, dengan harapan harga akan naik di masa mendatang. Perak naik 1,1% di level $31.68 per ounce.