title cover

title cover

Friday, December 14, 2012

Headline News 14.12.12



US & GLOBAL
Rally saham dunia selama 7 hari terakhir terhenti dan harga komoditas turun di hari Kamis setelah proses negosiasi untuk menghindari  “tebing  fiskal”  AS  menemui  hambatan,  dimana  kubu  Partai  Republik  dan  Gedung  Putih  menunjukkan  sikap  frustrasi  atas  minimnya  kemajuan yang didapat selama proses negosiasi. 

Wall  Street  terkoreksi  setelah  Ketua  DPR  AS  John  Boehner,  petinggi  Partai  Republik  di  Kongres,  menolak  untuk  mengalah  dalam  negosiasi  yang  berjalan  alot  dengan  Presiden  Barack  Obama  mengenai  rencana  fiskal  yang  baru.  Boehner  menunjukkan  sikap  frustrasinya mengenai pembicaraan dengan pihak Gedung Putih untuk menghindari terjadinya “tebing fiskal”. 

Kekhawatiran investor terhadap perkembangan yang terjadi telah memaksa indeks S&P 500 untuk mengakhiri rally‐nya selama 6 hari  terakhir, saham Eropa tergelincir dari level tertinggi 18 bulan dan indeks ekuitas dunia dalam MSCI mengakhiri kenaikannya selama 7 hari  terakhir. 

Data semalam menunjukkan penjualan ritel AS meningkat di bulan November dan jobless claims turun tajam di pekan lalu, memberikan  harapan akan membaiknya pemulihan ekonomi AS. Namun laporan positif tersebut tetap gagal mendorong investor untuk melakukan  aksi beli lebih lanjut karena kekhawatiran mereka terhadap minimnya kemajuan dalam pembahasan soal anggaran AS. 

Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 74.73 poin atau 0.56% di 13,170.72. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun  9.03 poin atau 0.63% di 1,419.45. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> merosot 21.65 poin atau 0.72% di 2,992.16.   

Indeks ekuitas dunia dalam MSCI turun 0.29% ke 336.82.  

Bursa saham Eropa melemah, dipicu oleh penurunan saham sektor kesehatan, setelah ketidakpastian seputar negosiasi anggaran AS.  FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> ditutup melemah 0.42% di 1,134.86, mengakhiri rally‐nya selama 3 pekan yang telah mendorong harga  indeks ke level tertinggi 18 bulan. 

Sementara  harga  minyak  mentah  turun  di  bawah  $109  dipicu  meningkatnya  stok  minyak  mentah  AS  dan  kekhawatiran  ekonomi  AS  berpotensi jatuh kedalam resesi jika kesepakatan anggaran tidak segera tercapai. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari  <LCOc1>, yang kontraknya berakhir pada hari Jumat, turun $1.59 di $ 107.91 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS berjangka  <CLc1> untuk pengiriman Januari turun 88 sen di $85.89. Harga minyak mentah turun karena harga ekuitas AS juga merosot dan karena  dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang asing, yang dapat membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih mahal  bagi pemegang mata uang asing. 

Dolar  stabil  terhadap  euro  setelah  mengalami  koreksi  selama  3  hari  terakhir,  menyusul  kekhawatiran  terhadap  potensi  krisis  fiskal  diimbangi dengan pengumuman The Fed yang akan melanjutkan stimulus moneternya. Euro menguat tipis 0.03% di $1.3076, sementara  indeks dolar naik 0.13% di 79.919.  

Harga Treasury  AS melemah setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun di bawah ekspektasi pasar. Treasury  tenor 10 tahun turun 7/32 dengan yield di 1.7265%. 

Emas  terkoreksi  1%  menyusul  kekhawatiran  kemungkinan  The  Fed  menarik  stimulus  ekonominya  jika  pasar  tenaga  kerja  meningkat  secara dramatis. Harga logam mulia jatuh di bawah $1,700 per ons untuk pertama kalinya di pekan inidipicu kekhawatiran mengenai  “tebing  fiskal”  AS,  membayangi  daya  tarik  safe‐haven  emas.  Likuidasi  oleh  investor  institusi  besar  dalam  emas  berjangka  akibat  kekhawatiran kenaikan pajak yang tinggi di tahun baru juga turut menekan harga emas. 

Harga emas turun 1% di $1,694.21 per ons setelah terkoreksi ke level terendah 1 pekan di $1,688.94.    


GOLD & COMMODITIES
Harga  emas  merosot  lebih  dari  1  persen  Kamis  lalu,  gagal  untuk  menahan  penguatan  yang  dibuatnya  karena  kekhawatiran  the  Fed  mungkin menarik stimulus ekonominya jika pasar tenaga kerja membaik secara dramatis yang menekan pendanaan untuk mengurangi  perkiraan bullish (emas). 

Logam  mulia  mencapai  level  tertinggi  dua  minggunya  pada  akhir  Rabu  lalu  setelah  the  Fed  mengatakan  rencana  untuk  membeli  $45  milyar pada obligasi jangka panjang dengan setiap bulannya senilai $40 milyar pembelian sekuritas bebasis mortgage yang diumumkan  September lalu.  

"With the economy showing some signs of recovery, we may see  a 6.5 percent unemployment rate sooner than previously anticipated, so  longer‐dated  funds  that  are  heavily  invested  in  metals  are  looking  to  reduce  their  gold  positions,"  ungkap  Phillip  Streible,  senior  commodities broker pada futures brokerage R.J. O'Brien.    


OIL & COMMODITIES
Harga minyak jatuh pada hari Kamis dipicu kekhawatiran mengenai dampak ekonomi akibat krisis fiskal AS yang mana telah menyuramkan rilis  optimis data pekerjaan dan penjualan ritel AS. 

Ketua  DPR  AS  John  Boehner  pada  hari  Kamis  kemarin  mengatakan  bahwa  Gedung  Putih  tampaknya  bersedia  untuk  "memperlambat  perekonomian  kita  berjalan  hingga  mendekati  tebing  fiskal",  menggarisbawahi  kurangnya  kemajuan  dalam  pembicaraan  antara  Kongres  dan  Gedung Putih untuk menghindari kenaikan pajak dan pemotongan belanja tahun 2013 yang mungkin memicu risiko resesi. 

Pernyataannya tersebut muncul setelah rilis optimis data klaim pengangguran AS yang mendekati level terendah 4 tahun dan penjualan ritel yang  meningkat di bulan November, yang mengindikasikan perekonomian AS tengah bangkit secara perlahan. 

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari <LCOc1>, yang kontraknya berakhir pada hari Jumat, turun $1.59 di $ 107.91 per barel.  Sedangkan harga minyak mentah AS berjangka <CLc1> untuk pengiriman Januari turun 88 sen di $85.89. 

Harga minyak mentah turun karena harga ekuitas AS juga merosot dan karena dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang asing, yang dapat  membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang asing. 

Jatuhnya harga minyak terjadi setelah komoditas dan nilai ekuitas meningkat pada hari Rabu menyusul pengumuman Federal Reserve AS yang  akan melanjutkan rencana stimulus moneter. 

Anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memompa lebih dari sepertiga minyak dunia, bertemu di Wina pada Rabu kemarin  dan sepakat untuk mempertahankan kuota produksi mereka sebesar 30 juta barel per hari. 

Namun  ketegangan  di  Timur  Tengah  terus  menumbuhkan  kekhawatiran  tentang  potensi  gangguan  pasokan  minyak,  sehingga  membatasi  penurunan harga minyak. Iran mengakhiri putaran pembicaraan dengan pengawas nuklir PBB pada hari Kamis dan melaporkan bahwa mereka  telah membuat kemajuan dan akan terus di lanjutkan di bulan Januari. Badan PBB tidak segera mengomentari pembicaraan. Ketegangan telah  meningkat atas program nuklir Iran, dengan sanksi internasional memotong ekspor minyak Iran. 


EURO ZONE
Eropa mendapat kesepakatan Kamis lalu untuk memberikan European Central Bank kekuatan baru mengawasi bank‐bank zona euro dari tahun 2014, memulai langkah pertama  dalam fase terbaru integrasi untuk membantu mendukung euro.  

Setelah lebih dari 14 jam pembicaraan dan mengikuti perundingan bulanan yang berbelit‐belit, para menteri keuangan dari 27 negara Uni Eropa menyetujui untuk menangani  otoritas  ECB  untuk  secara  langsung  mengawasi  sekurang‐kurangnya  150  dari  bank‐bank  besar  zona  euro  dan  mengintervensi  dalam  bank‐bank  kecil  pada  tanda  awal  permasalahan.  

European Central Bank berpotensi mengizinkan skema pembelian obligasi Italia dan Spanyol untuk menyelesaikan tantangannya tahun 2012 pada persyaratan pendanaan utang  melalui keberhasilan lelang (obligasi) Kamis lalu.   

Bank of Finland memangkas perkiraan pertumbuhan (ekonomi) untuk negaranya, menunjukkan meskipun merupakan salah satu perekonomian terkuat di Eropa telah tertekan  dari suramnya pertumbuhan (ekonomi).  


U.K.
Sterling melemah dari posisi tertinggi 6 pekan terhadap dolar pada hari Kamis setelah investor melakukan ambil untung setelah The Fed melonggarkan kebijakan dan perhatian  pasar beralih ke masalah fiskal AS. 

Sejumlah analis pasar memprediksi sterling berpotensi menguat terhadap dolar dalam beberapa pekan kedepan, jika dewan kebijakan BoE memberikan sinyal akan menunda  kelanjutan kebijakan moneter longgar di Inggris. 

Dengan absennya data ekonomi Inggris yang dirilis pekan ini, maka perhatian pasar akan tertuju pada masalah anggaran pemerintah AS, yang juga disebut dengan istilah “tebing  fiskal”, sebuah kombinasi dari kenaikan tajam pada pajak dan pemangkasan anggaran belanja pemerintah, yang sedianya akan dimulai awal tahun 2013. Beberapa analis pasar  mengatakan jika anggota parlemen menyelesaikan masalah anggaran sebelum akhir tahun, maka dolar bisa melemah. 

Sterling turun 0.3% di sekitar $1.6105 di akhir sesi New York, turun kembali dari posisi puncak 6 pekan di $1.6173 yang dicapai hari rabu setelah The Fed mengatakan akan  melanjutkan program pelonggaran kuantitatif (QE) dengan $45 milyar sebulan, di atas $40 milyar pembelian The Fed dalam sekuritas berbasis hipotek. 

Dewan kebijakan BoE Paul Fisher mengatakan BoE kemungkinan perlu untuk melanjutkan pelonggaran moneter jika terdapat sinyal melemahnya inflasi, namun sterling tidak  banyak terpengaruh oleh komentarnya tersebut. 

Sedangkan sebelumnya data menunjukkan order pabrikan Inggris meningkat di atas level rata‐rata bulan ini, namun sterling juga tidak bereaksi atas rilis data tersebut.  


JAPAN
Mencetak uang dan berlanjutnya pengeluaran yang besar‐besaran akan memberikan tanda dalam beratnya utang ekonomi, tetapi investor di Jepang memperkirakan  bahwa pemimpin oposisi Shinzo Abe akan mengatur strateginya jika dia memenangkan kekuasaannya dalam pemilu nasional hari Minggu.      

Membuat keyakinan yang kuat dengan polling pendapat untuk menjadi perdana menteri berikutnya, pemimpin Liberal Democratic Party (LDP) ingin untuk menambah  pelonggaran kebijakan moneter yang agresif bersamaan dengan beratnya belanja pekerjaan umum untuk membantu Jepang menghindari deflasi tahunannya dan  membuat yen lebih kompetitif hingga pererkonomian yang tersendat dapat dimulai kembali.  

Resep kebijakannya, dijuluki "Abenomics" oleh media, dan ancamannya untuk membatasi kebebasan Bank of Japan, telah membawa kepanikan beberapa kalangan  bank sentral.  


AUSTRALIA
Australia dan New Zealand dollar bertahan dekat level terkuatnya dalam bulanan terhadap the greenback dan yen Kamis lalu dalam langkah yang mengejutkan pada  stimulus agresif dari the Fed AS, dan dari ekspektasi bahwa Jepang akan mengikutinya segera.  

Aussie <AUD=D4> menguat ke level $1.0548, yang telah naik ke level tertinggi dalam tiga bulannya $1.0585 dalam awal perdagangan. Secara singkat menembus level  batas $1.0560, yang mendorong pada gelombang aksi short‐covering.  

Ekonom mempercayai peringkat kredit Australia triple‐A adalah aman, meskipun jika pemerintah federal menekan kebanyakan janji surplusnya pada tahun finansial  ini.  

Peritel  Australia  kemungkinan  akan  bekerja  keras,  tetapi  mereka  berjuang  kembali  dengan  grup  industri  baru  yang  dirancang  untuk  melobi  pemerintah  dalam  berbagai macam isu yang mempengaruhi sektor tersebut.  


SWISS
Franc Swiss menguat terhadap euro pada hari Kamis setelah bank sentral Swiss (SNB) menegaskan akan mempertahankan nilai tukar minimum EUR/CHF pada level 1.20 franc  yang telah diberlakukan mulai September tahun lalu guna mencegah perekonomian jatuh kedalam resesi dan deflasi. 

SNB mengatakan telah mempersiapkan langkah untuk membeli mata uang asing dalam jumlah tak terbatas. 

Euro jatuh ke level intraday low 1.2074 franc dan terakhir tercatat bergerak di sekitar 1.2080 atau mencatat melemah 0.3% dibandingkan penutupan New York hari Rabu. 

Franc telah melemah dalam beberapa hari terakhir karena bank Swiss mengatakan mereka akan menerapkan suku bunga negatif untuk deposito dalam nominal franc. 

Sementara dolar melemah terhadap franc Swiss setelah keputusan The Fed yang akan mempertahankan suku bunga rendah dan akan menyediakan jumlah dolar yang cukup  untuk kebutuhan ekonomi. Namun dolar berpleuang rebound jika Gedung Putih dan Kongres gagal menghindari terjadinya “tebing fiskal” hingga akhir tahun ini. Dolar terkoreksi  ke intraday low 0.9223 franc, level terendahnya dalam 2 bulan, dan terakhir tercatat bergerak melemah 0.2% di sekitar 0.9240 franc. 

Pemerintah Swiss mengatakan sangat optimis terhadap prospek ekonomi dengan asumsi krisis utang zona euro tidak lagi meningkat meskipun memangkas proyeksi pertumbuhan  untuk 2013 menjadi 1.3%. State Secretariat for Economics (SECO) memprediksi pertumbuhan 1% di tahun 2012, namun memangkas tipis proyeksinya untuk tahun 2013 menjadi  1.3% dari 1.4% prediksinya di bulan September lalu. SECO juga memprediksi ekspansi ekonomi akan meningkat hingga mencapai 2% di tahun 2014 dengan asumsi krisis utang  zona euro tetap terkendali dan ekonomi global memulih secara perlahan.