AS & GLOBAL :
• Bursa saham AS menguat akhir pekan lalu, dimana indeks S&P500 mencapai level tertinggi sejak 2008 silam, dan Nasdaq mengalami kenaikan
beruntun dalam 8‐sesi terakhir dan mencetak level tertinggi sejak Desember 2007 silam. Indeks Dow Jones <. DJI> naik 40,26 poin atau 0,35% ke
11,410.32, indeks S&P500 <. SPX> naik 7,40 poin atau 0,60% ke 1,240.40 dan indeks Nasdaq <. IXIC> naik 20,87 poin atau 0,80% ke 2,637.54. Dalam
sepekan terakhir, indeks membukukan keuntungan, dimana Dow naik 0,2%, S&P500 naik 1,3% dan Nasdaq menguat 1,8%.
• Rilis data ekonomi AS akhir pekan lalu menguatkan sinyalemen pemulihan ekonomi AS dimana data menunjukkan sentimen konsumen naik lebih dari
yang diharapkan pada awal Desember ‐ menurut survei Thomson Reuters/University of Michigan, sedangkan harga impor pada bulan November naik
dengan percepatan tertinggi dalam setahun. Sinyal positif lainnya datang dari Departemen Perdagangan, yang memperlihatkan defisit perdagangan
AS untuk Oktober menyempit lebih dari yang diperkirakan. Sementara itu berita‐berita dari negara lain turut membantu mengangkat kinerja ekuitas,
setelah data menunjukkan impor dan ekspor Cina melonjak pada bulan November dan pinjaman perbankan melampaui proyeksi dan investasi
properti meningkat. Cina meningkatkan rasio kecukupan modal bagi perbankan, namun mempertahankan suku bunga.
• Euro diperkirakan akan melanjutkan pelemahannya terhadap dollar AS dalam sepekan kedepan terpengaruh pertemuan para pemimpin Uni Eropa
yang akan meningkatkan kekhawatiran tentang perpecahan dalam blok Uni‐Eropa dalam menyelesaikan krisis utang. Euro anjlok ke 1,3150 pada
akhir pekan lalu dan mencatat penurunan 1,3% dalam sepekan terakhir terhadap dollar AS. Sementara itu terhadap yen, dollar AS naik 0,3% ke 83,94
<JPY=EBS> dan tercatat menguat 1,6% dalam sepekan terakhir.
• Harga emas dunia melemah pada akhir pekan lalu menyusul langkah pemerintah China yang menaikkan rasio kecukupan modal perbankan dan
diikuti aksi ambil untung investor menyusul data AS yang menunjukkan kepercayaan konsumen meningkat dan defisit perdagangan yang menyusut.
Dalam sepekan terakhir, emas turun lebih dari 2% yang merupakan penurunan mingguan terbesar dalam hampir 2‐bulan terakhir. Harga spot emas
<XAU=> turun 0,1% ke 1,385.92 USD per troy ounce. Sementara itu harga minyak melemah pada akhir pekan lalu dalam sesi yang cukup volatile
dimana terdapat kekhawatiran bahwa langkah pemerintah China untuk menahan laju inflasi akan menghambat permintaan energi. Minyak mentah
AS untuk pengiriman Januari <CLc1> turun 58 sen ke 87,79 USD per barel. Meskipun sempat mencapai level tertinggi 26‐bulan di 90,76 USD per barel
pada Selasa 07 Desember lalu, namun dalam sepekan terakhir harga minyak mentah AS turun 1,57%.
• Outlook (Senin ‐ Jumat, 13‐17/Des./2010): Pekan ini perhatian pelaku pasar akan tertuju pada beberapa figur penting, diantaranya sidang The Fed
pada Selasa 14 Desember yang diperkirakan akan membahas rencana penggelontoran dana senilai 600 miliar USD untuk mempertahankan likuiditas
pada sistem keuangan AS. The Fed diperkirakan tidak akan mengubah rencananya tersebut, namun dengan adanya program pemangkasan pajak
yang diperkirakan akan menurunkan kemungkinan bahwa The Fed akan melakukan ekspansi terhadap program QE2 lanjutannya.
• Selanjutnya adalah pertemuan EU summit akhir tahun yang akan digelar pada Kamis‐Jumat 16‐17 Desember mendatang di Brussel dengan agenda
utama mengenai krisis obligasi Uni‐Eropa yang telah melanda sejak awal tahun dimana Yunani akhirnya mendapat bailout dan pada November
akhirnya Irlandia juga memperoleh bailout. Paket bantuan taktis senilai 750 miliar euro (1 trilliun USD) telah disepakati EU/International Monetary
Fund, namun pelaku pasar masih mempertanyakan apakah jumlah tersebut cukup untuk menalangi krisis yang dapat menyebar ke Portugis, Spanyol
dan bahkan Italia. Pasar bahkan cenderung skeptis pada hasil pertemuan tersebut karena Jerman dan Perancis menolak menaikkan besaran program
diatas 750 miliar euro, dan belum akan ada mekanisme permanen guna menangani krisis obligasi Uni‐Eropa, yang potensial menurunkan minat
investor pada aset beresiko.
• Pekan depan pemerintah Irlandia akan meminta persetujuan parlemen untuk paket penyelamatan Uni‐Eropa/IMF senilai 85 miliar euro Uni Eropa,
dimana terdapat kekhawatiran oposisi‐Partai Buruh diperkirakan akan menentang langkah tersebut. Selain itu, pelaku pasar juga akan menantikan
sejumlah data ekonomi untuk menangkap seberapa kuat sinyal pemulihan ekonom Amerika, diantara data retail sales, industrial production and
laporan inflasi.
No comments:
Post a Comment