title cover

title cover

Monday, February 21, 2011

Headline News 21.02.11

US & GLOBAL 
• Bursa saham Wall Street naik hingga level tertinggi dalam kurun 2‐1/2 tahun terakhir, ditunjang oleh earning korporasi yang memuaskan dan
meredakan kekhawatiran investor akan langkah pengetatan moneter lanjutan yang dilakukan Cina. Pemerintah Cina pada akhir pekan lalu
menaikkan rasio kecukupan modal perbankan sebesar 50 bps menjadi 19.5% untuk perbankan besar, sebuah langkah yang ditempuh untuk
menanggulangi tekanan inflasi. Indeks saham AS mencatat penguatan beruntun dalam 3‐pekan berturut‐turut, meskipun terdapat sinyal ancaman
koreksi seiring volume perdagangan yang melemah. Dow Jones <DJI.> naik 73,11 poin atau 0,59% ke 12,391.25, S&P500 <. SPX> naik 2,58 poin
atau 0,19% ke 1,343.01 dan Nasdaq <IXIC.> naik tipis 2,37 poin atau 0,08% ke 2,833.95. Dalam sepekan terakhir, Dow dan S&P500 naik 1%,
sementara Nasdaq menguat 0,9%.
 

• Untuk sepekan kedepan, euro diperkirakan akan menguat terhadap dollar AS ditunjang oleh ekspektasi kenaikan suku bunga ECB dan faktor teknis
jangka pendek euro yang cukup positif. Namun penguatan euro berpotensi terhambat oleh serangkaian peristiwa politik kawasan Uni‐Eropa yang
berpotensi menaikkan ketidakpastian. Kinerja euro mendapat sokongan dari pernyataan anggota ECB ‐ Lorenzo Bini Smaghi yang mengatakan
bank sentral akan siap untuk mengetatkan kebijakan moneternya menyusul kenaikan tekanan inflasi.
 

• Namun demikian, proyeksi kinerja positif euro dalam sepekan kedepan dibayangi oleh beberapa peristiwa politik yang berpotensi membebani
penguatan euro, diantaranya pemilu Irlandia dan juga pemilu regional Jerman serta kemungkinan pembahasan aturan baru tentang rasio
kecukupan modal institusi keuangan di Spanyol. Kondisi tersebut diprediksi akan menaikkan kehati‐hatian pelaku pasar terutama terhadap posisi
euro. Hingga akhir pekan lalu, euro tercatat menguat 0.6% terhadap dollar AS ke 1,3685 <EUR=> setelah mencapai level tertinggi dalam sepekan
terakhir di 1,3716. Sementara untuk sepekan terakhir, euro tercatat menguat 1,3% terhadap dollar.
 

• Dollar yang sementara ini berposisi sebagai mata uang safe haven bersama Swiss Franc, gagal memanfaatkan momentum ketegangan geopolitik
tinggi di Timur Tengah. Pelemahan dollar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya dipengaruhi minimnya volatilitas perdagangan diantara
aset‐aset investasi berdenominasi dollar, yang kemudian mendorong minat investor pada instrumen investasi yang lebih beresiko. Kinerja dollar
sepekan kedepan diperkirakan masih akan kuat dipengaruhi oleh pergerakan euro.
 

• Harga emas naik diatas 1390 USD per troy ounce, membukukan kinerja mingguan terbaik sejak Desember, didukung oleh kombinasi dari
kekhawatiran atas krisis utang Eropa, meningkatnya inflasi global dan kerusuhan yang merebak di Timur Tengah. Harga spot emas <XAU=> naik
0,3% ke 1,386.75 USD per troy ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam 5‐pekan terakhir di 1,391.75 USD. Emas tercatat
menguat hampir 3% dalam sepekan terakhir.
 

• Harga minyak dunia mengalami penurunan dalam sesi perdagangan yang volatile menjelang libur nasional President's Day di Amerika ‐ Senin 21
Februari, meskipun sempat menguat menyusul adanya berita bahwa otoritas Mesir mengizinkan Iran untuk mengirim kapal angkatan lautnya
melalui Terusan Suez, berita yang menaikkan tensi geopolitik di wilayah tersebut. Minyak mentah AS untuk pengiriman Maret <CLc1> turun 16 sen
ke 86,15 USD per barel, tercatat menguat 62 sen dalam sepekan terakhir. Sementara ICE Brent untuk pengiriman April <LCOc1> turun 7 sen ke
102,52 USD per barel, namun tercatat menguat 1,07% dalam sepekan terakhir setelah sempat mencapai level tertinggi sejak September 2008 di
104.52 USD per barel pekan lalu.

No comments:

Post a Comment