US & GLOBAL
• Bursa saham Wall Street mengalami kinerja terburuk sejak Agustus 2010 menyusul aksi ambil untung pelaku pasar terdorong gejolak politik di negara
eksportir minyak Libya. Indeks S&P500 turun 2,05%, tercatat sebagai performa harian terburuk sejak 11 Agustus 2010 silam. Mayoritas analis telah
mengantisipasi koreksi di pasar setelah bursa saham mencatat kenaikan melebihi level tertinggi sejak 2‐1/2 tahun silam. Namun demikian, optimisme
mengenai pemulihan ekonomi AS kembali diperkuat oleh rilis laporan yang menunjukkan kepercayaan konsumen naik pada bulan Februari ke level tertinggi
dalam 3‐tahun terakhir. Indeks Dow Jones <.DJI> turun 178,46 poin atau 1,44% ke 12,212.79, indeks S&P500 <.SPX> turun 27,57 poin atau 2,05% ke
1,315.44 dan Nasdaq <. IXIC> turun 77,53 poin atau 2,74% ke 2,756.42.
• Swiss franc dan yen berhasil menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya terdorong naiknya permintaan investor pada aset safe‐haven menyusul
kerusuhan di Libya. Kedua mata uang tersebut potensial masih akan menguat seiring kekhawatiran meningkatnya kerusuhan di Timur Tengah dan Afrika
akan memicu permintaan lebih lanjut pada dua mata uang tersebut. Swiss franc menguat sekitar 1% terhadap baik euro maupun dolar AS. Namun
demikian, euro yang cenderung melemah ketika risk aversion ditengah investor meningkat, hanya mengalami penurunan tipis terhadap dollar AS menyusul
adanya komentar dari pejabat ECB yang menaikkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga zona euro. Euro turun 1% ke 1,2813 franc <EURCHF=>, setelah
sempat anjlok hingga 1,2792 franc yang merupakan level terendah sejak akhir Januari.
• Dollar AS turun 0,9% ke 0,9384 Swiss franc <CHF=> setelah sebelumnya turun ke 0,9367 yang merupakan level terendah sejak 2 Februari silam. Sementara
itu euro tercatat melemah 0.2% ke 1,3655 <EUR=>, setelah sempat naik diatas 1,3704. New Zealand dollar <NZD=> anjlok ke 0,7451, yang merupakan posisi
terendah sejak akhir Desember 2010 silam, setelah gempa kuat mengguncang Christchurch, kota terbesar kedua di negara tersebut. Kekhawatiran akan
kerusakan ekonomi New Zealand mendorong spekulasi bahwa pemerintah negara tersebut akan memangkas suku bunga. Aussie dollar turun 1.1% ke
0.9983 <AUD=>, dan terhadap yen, dollar AS turun 0,4% ke 82,74 <JPY=> menyusul naiknya minat pada aset safe haven yang mendorong penurunan imbal
hasil obligasi AS. Turunnya imbal hasil obligasi AS menurunkan minat terhadap aset berdenominasi dollar AS. Sementara itu euro turun 0,6% ke 112,99 yen
<EURJPY=>. Nilai tukar yen terhadap mata uang utama dunia lainnya cenderung masih cukup kuat, meskipun sempat ada peringatan dari Moody's Investors
Service bahwa lembaga pemeringkat itu mungkin akan memangkas peringkat kredit Jepang seiring menggelembungnya hutang negara tersebut.
• Harga emas ditutup sedikit melemah dibawah level krusial 1.400 USD per troy ounce seiring aksi ambil untung para pelaku pasar menyusul kenaikan tajam
sejak 6‐sesi berturut‐turut. Harga spot emas <XAU=> turun 0,4% ke 1,399.85 USD per troy ounce, setelah sebelumnya sempat turun ke level terendahnya di
1,392.54 USD per troy ounce.
• Sementara itu harga minyak ditutup mendekati level tertinggi dalam kurun 2‐1/2 tahun setelah adanya ekspektasi bahwa OPEC dan IEA akan dapat
memenuhi kekurangan pasokan minyak seiring kekhawatiran tentang gejolak politik di Libya yang mendorong lonjakan harga sebelumnya. Harga minyak
mentah Brent untuk pengiriman April <LCOc1> naik 4 sen ke 105,78 USD per barel, penutupan tertinggi sejak September 2008. Sementara harga minyak
mentah AS untuk pengiriman Maret <CLc1>, naik menjadi 93,57 USD per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2008 di 94,49 USD.
No comments:
Post a Comment