US & GLOBAL
• Bursa saham Wall Street ditutup melemah pada akhir pekan lalu, menghapus penguatan tajam dalam seminggu terakhir. Buruknya kinerja bursa AS tersebut
dipengaruhi oleh masih dominannya kekhawatiran investor pada gejolak geopolitik Timur Tengah dan lonjakan harga minyak yang diperkirakan akan berlanjut
menahan kinerja bursa dalam sepekan kedepan. Sentimen negatif menutupi rilis data sektor ketenagakerjaan AS yang membaik, melebihi perkiraan.
• Sementara itu saham‐saham sektor perbankan melemah setelah adanya berita bahwa Bank of America Merrill Lynch mengatakan bahwa pendapatan kuartal pertama
perbankan AS akan tertekan oleh meningkatnya harga minyak serta menurunnya aktivitas perdagangan investor. Indeks Dow Jones <DJI.> turun 88,32 poin atau
0,72% ke 12,169.88, S&P500 <. SPX> turun 9,82 poin atau 0,74% ke 1,321.15 dan Nasdaq <. IXIC> turun 14,07 poin atau 0,50% ke 2,784.67. Dalam sepekan terakhir,
Dow Jones naik 0,3% dan S&P serta Nasdaq naik 0,1%.
• Harga emas naik diatas 1.430 USD per troy ounce pada sesi Jumat 04 Maret, sementara perak naik 3% ke level tertinggi 31‐tahun terakhir menyusul meroketnya harga
minyak dunia didorong oleh melebarnya bentrokan di Libya yang memicu investor mengalihkan investasinya pada aset safe haven. Emas sempat mencapai rekor
tertinggi sepanjang sejarah di 1,440.10 USD per troy ounce pada hari Rabu 02 Maret, membukukan kenaikan berturut‐turut dalam 5‐pekan terakhir. Harga spot emas
<XAU=> ditutup menguat 0,8% ke 1,427.31 USD per tory ounce, dalam sepekan terakhir emas tercatat menguat 1.5%.
• Harga minyak Brent menguat diatas level 116 USD per barel, sementara harga minyak Crude AS mencapai level tertinggi sejak September 2008, menyusul intensifnya
pertempuran di Libya yang mengancam suplai minyak negara tersebut. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman April <LCOc1> naik 1,18 USD ke 115,97 USD per
barel, setelah mencapai level tertinggi di 116,49 USD per barel. Sementara itu harga minyak mentah Crude AS untuk pengiriman April <CLc1> naik 2,51 USD ke 104,42
USD per barel, penutupan tertinggi sejak September 2008.
• Dollar AS diprediksi akan berlanjut melemah dalam sepekan kedepan seiring ekspektasi bahwa suku bunga ECB akan naik mendahului The Fed. Dat sektor
ketenagakerjaan AS untuk Februari dirilis menguat, melebihi perkiraan ekonom, namun investor kurang puas dengan hasil data tersebut, karena mengharapkan data
dirilis lebih baik lagi.
• Investor melihat akselerasi yang lebih kuat dari pertumbuhan sektor ketenagakerjaan AS diperlukan bagi The Fed untuk mengakhiri program quantitative easing jilid
dua. Tingkat pengangguran AS secara tidak terduga mengalami penurunan dan Non‐Farm Payrolls naik menjadi 192.000, dibandingkan data Januari yang hanya
63.000. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa perekrutan tenaga kerja di AS pada Februari mencapai level tertinggi sejak bulan Mei 2010 dan
pengangguran merosot ke 8,9%, terendah dalam 2‐tahun terakhir. Data‐data tersebut belum mengubah ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan kebijakan
moneter longgar, kondisi mana menekan dollar AS terhadap mata uang utama dunia lainnnya. Indeks dollar AS turun 0,1% <. DXY>. Situasi AS kontras dengan
pandangan bahwa ECB akan menaikkan suku bunga pada bulan April, dengan demikian ECB akan mendahului The Fed dan BoE dalam memperketat kebijakan
moneter. Dalam sepekan terakhir, euro tercatat naik 1,7% terhadap dollar AS <EUR=>, sementara dollar AS naik 0,8% terhadap yen <JPY=>. Sementara itu sterling
tercatat menguat 1% terhadap dollar dalam seminggu terakhir dan dollar AS naik 1.9% terhadap Swiss franc. (Research – Ahim)
SWISS
• Swiss franc tertekan kembali ke level terendahnya dalam dua minggu terhadap euro dan naik terhadap dollar AS Jumat lalu setelah Swiss National Bank Vice‐
Chairman Thomas Jordan mengatakan tingkat suku bunga rendah tidak akan bertahan dalam jangka menengah.
• Euro telah menguat kelevel tertingginya terhadap Kamis lalu setelah Presiden ECB Jean‐Claude Trichet mengatakan bank akan mengalami "strong vigilance"
berkenaan dengan naiknya tingkat inflasi, sebuah ungkapan banyak menandai kenaikan tingkat suku bunga dapat terjadi awal April.
• Naiknya tingkat suku bunga dapat membuat mata uang lebih menarik bagi investor, termasuk mereka dapat membeli mata uang dari naiknya yield.
• Swiss National Bank akan menaikkan tingkat suku bunga dalam jangka menengah untuk menjamin stabilitas harga, SNB vice‐chairman Thomas Jordan mengatakannya
dalam suatu wawancara.
• "It is clear that this low interest rate level is not sustainable in the medium and long term because keeping them at this level would increase the risk that price stability
can not be ensured," Jordan mengatakannya pada surat kabar berbahasa Swiss French Le Temps.
• SNB memperluas ekspektasi untuk menahan tingkat suku bunga pada meeting 17 Maret tetapi pembicaraan dari European Central Bank telah mendorong pasar untuk
memperkirakan kenaikan tingkat suku bunga pertama kalinya dari SNB.
No comments:
Post a Comment