title cover

title cover

Thursday, March 10, 2011

Headline News 10.03.11

US & GLOBAL 
• Buruknya outlook dari laporan keuangan Texas Instruments menekan kinerja Nasdaq dan mendorong sub‐indeks produsen chip hingga di bawah level teknis penting
yang mulai menggoyahkan proyeksi uptrend selama 6‐bulan terakhir. Indeks PHLX semikonduktor <.SOX> turun 3% ditutup di bawah moving average 50‐hariannya
untuk pertama kalinya sejak September 2010 silam. Saham Texas Instruments <TXN.N> memimpin penurunan, setelah earningnya mengecewakan. Sahamnya turun
3,1%. Sementara itu International Business Machines Corp <IBM.N> berhasil menahan berlanjutnya pelemahan Dow Jones, dimana saham tersebut naik 2,2%.
 

• Tingginya harga minyak dunia masih merupakan momok bagi prospek kinerja saham‐saham bursa Wall Street, karena kenaikan harga minyak diprediksi akan
memberikan tekanan bagi pemulihan ekonomi AS. Indeks Dow Jones <. DJI> tuurn 1,29 poin atau 0,01% ke 12,213.09, S&P500 <. SPX> turun 1,80 poin atau 0,14% ke
1,320.02 dan Nasdaq <. IXIC> turun 14,05 poin atau 0,51% ke 2,751.72.
 

• Harga emas menguat tipis, namun gagal menembus level tertingginya dipicu oleh pelemahan harga minyak dunia yang menurunkan minat beli investor pada aset safe
haven. Harga emas saat ini terpengaruh pergerakan harga minyak dunia yang masih didominasi sentimen dari unjuk rasa yang berkembang di Timur Tengah dan Afrika
Utara. Harga spot emas <XAU=> naik 0,2% ke 1,429.60 USD per troy ounce.
 

• Harga minyak Brent London berhasil rebound diatas 116 USD per barel dipicu oleh meningkatnya pertempuran antara pendukung dan anti pemerintahan Kadafi di
Libia yang memicu kekhawatiran pasokan minyak. Sementara itu minyak mentah AS turun akibat persediaan minyak yang meningkat tajam. Harga minyak mentah
Brent untuk pengiriman April <LCOJ1> naik 2,88 USD lebih tinggi ke 115,94 USD per barel, setelah sebelumnya sempat mencapai 116,18 USD per barel. Sementara itu
harga minyak Crude AS untuk pengiriman April <CLJ1> turun 64 sen ke 104,38 USD per barel.
 

• Euro gagal re‐test level tertinggi dalam 4‐tahun terakhir yang tercetak pada sesi Rabu 09 Maret lalu, kekhawatiran pada kondisi fiskal beberapa negara di zona euro
diperkirakan akan menghambat kenaikan euro lebih lanjut. Euro terakhir diperdagangkan stagnan terhadap dollar AS ke 1,3904 <EUR=>. Dalam lelang yang diadakan
Rabu 09 Maret, biaya untuk menerbitkan obligasi dengan tenor 2‐tahun Portugis melonjak ke level tertinggi sejak 1999 silam, menaikkan kekhawatiran bahwa negara
tersebut memerlukan bailout. Jika ECB menaikkan suku bunga maka hal tersebut diperkirakan akan merusak kemampuan finansial negara‐negara seperti Portugal,
Yunani dan Irlandia untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya – berpotensi menekan laju euro. Presiden ECB Jean‐Claude Trichet pekan lalu mengisyaratkan
bahwa suku bunga mungkin akan dinaikkan pada sidang ECB untuk April.
 

• Dollar AS naik tipis 0,1% terhadap yen ke 82,70 yen <JPY=>. Berdasarkan laporan dari institusi keuangan terkemuka ‐ UBS, fund manager terkemuka dunia telah
meningkatkan volume pembelian dollar AS terhadap yen dalam beberapa pekan terakhir, meskipun flutuasi tajam imbal hasil obligasi AS dalam beberapa sesi terakhir
membatasi penguatan dollar terhadap yen akhir‐akhir ini. Sterling naik 0,2% ke 1,6200 <GBP‐D4>, sementara New Zealand dollar turun 0,3% ke 0,7366 <NZD=D4>
setelah bank sentralnya memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Pemimpin dari 17‐negara zona euro pada pertemuan Jumat 11 Maret ini diperkirakan akan
menyetujui program penanganan krisis kawasan. Namun, kinerja euro masih mendapat dukungan dari perrbedaan suku bunga dengan negara maju lainnya, terutama
sejak meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh ECB, kontras dengan kebijakan moneter AS yang tampaknya akan tetap longgar dalam beberapa waktu
kedepan.

No comments:

Post a Comment