title cover

title cover

Tuesday, March 22, 2011

Headline News 22.03.11

US & GLOBAL 
• Para buyer di bursa saham AS mulai bermunculan pada sesi Senin awal pekan ini, tertarik oleh aksi merger terbesar tahun ini, meskipun krisis di
Jepang, Timur Tengah dan Afrika Utara akan berdampak pada tingginya volatilitas di bursa. Sentimen bullish semakin kuat setelah penguatan stabil
dalam 3‐sesi terakhir, dimana S&P500 membukukan performa 3‐harian terbarik sejak awal Desember 2010. Saham AT&T naik 1,1% setelah
perusahaan tersebut mengumumkan rencana untuk membeli T‐Mobile USA milik Deutsche Telekom's dan perhatian investor kembali fokus pada
valuasi perusahaan yang menarik.
 

• Sedikit harapan yang muncul pada berakhirnya krisis nuklir Jepang dan komentar investor terkemuka ‐ Warren Buffett tentang saham Jepang
(rekomendasi beli) juga turut membantu sentimen investor. Indeks Dow Jones <. DJI> naik 178,01 poin atau 1,5% ke 12,036.53, S&P500 <SPX.>
naik 19,18 poin atau 1,5% ke 1,298.38 dan Nasdaq <. IXIC> menguat 48,42 poin atau 1,83% ke 2,692.09.
 

• Harga minyak dan emas dunia menguat pada sesi Senin setelah serangan udara kedua militer Barat di Libya, meskipun volume perdagangan di
sebagian besar komoditas masih tipis, sebuah indikasi bahwa investor semakin waspada dengan kondisi terakhir. Minyak ditutup naik lebih dari 1%
setelah serangan udara di Libya ‐ yang telah disetujui oleh PBB untuk melindungi warga sipil ‐ memperburuk kekhawatiran tentang pasokan
minyak. Harga minyak Crude AS <CLc1> ditutup naik 1.2% ke 102,33 USD per barel, sedangkan minyak mentah Brent <LCOc1> naik 0.9% ke 114,96
USD per barel.
 

• Harga emas AS kembali ditutup menguat dalam 4‐sesi berturut‐turut, didukung oleh nilai tukar dollar AS yang melemah dan naiknya harga minyak
akibat kegelisahan investor atas serangan udara Barat terhadap Libya serta krisis nuklir Jepang. Ketegangan di Libya adalah mendorong investor
untuk keluar dari aset berbasis dollar dan membeli emas serta perak. Harga spot emas <XAU=> naik 0,6% ke 1,427.95 USD per troy ounce.
 

• Yen berlanjut melemah terhadap dollar AS dalam 2‐sesi terakhir, dimana investor mewaspadai aksi intervensi lanjutan dari bank sentral G7,
meskipun terdapat proyeksi bahwa spekulan akan berusaha menekan dollar dibawah level 80 yen. Nampaknya aksi intervensi gabungan dari bank
sentral anggota G7 sejak Jumat akhir pekan lalu cukup berhasil untuk menahan volatilitas di pasar, terbukti saat ini dollar AS stabil di kisaran 81
yen.
 

• Dalam jangka dekat, analis memperkirakan level 80 ‐ 80,85 berfungsi sebagai landasan kuat untuk dolar terhadap yen, dan apabila kembali
melemah dibawah level tersebut akan kembali memarakkan aksi intervensi dari bank sentral G7. Sementara itu disisi lain, level resistance saat ini
ada dikisaran 82 yen. Dollar AS terakhir diperdagangkan naik 0,6% ke 81,049 yen <JPY=>, menguat tajam dari rekor terendah sepanjang sejarah di
76,25 yen.
 

• Diperkirakan aksi intervensi gabungan dari Bank of Japan, ECB dan Bank of Canada melibatkan dana sebesar 32,3 miliar USD pada sesi Jumat saja.
Sedangkan Nomura memperkirakan The Fed menghabiskan sekitar 1 miliar USD untuk membantu melemahkan yen. Yen juga jatuh terhadap mata
uang utama dunia lainnya, dimana euro tercatat naik 0,6% terhadap yen <EURJPY=R> sementara Aussie dollar naik 1,3% <AUDJPY=R> dan
Canadian dollar menguat 0,9% versus yen <CADJPY=R>. Euro sendiri tercatat menguat 0,2% terhadap dollar AS ke 1,4220 <EUR=> setelah sempat
naik ke 1,4240 yang merupakan level tertinggi sejak 4‐1/2‐bulan terakhir. Ekspektasi bahwa ECB akan segera menaikkan suku bunga pada
sidangnya April mendatang telah menyokong kinerja euro akhir‐akhir ini.

No comments:

Post a Comment