• Bursa saham dunia menguat 1 persen dan dollar AS anjlok Jumat lalu karena Ketua the Fed Ben Bernanke melepaskan peluang untuk adanya stimulus pada perekonomian AS.
• Bursa saham dunia yang diukur pada indeks MSCI world equity <.MIWD00000PUS> meningkat 0.7 persen, tetapi telah anjlok 11.1 persen sejak dimulai awal bulan, sementara ICE Brent untuk pengiriman Oktober <LCOV1> di settled ke level $111.36 per barrel, meningkat 74 sen.
• Berbicara pada pertemuan tahunan the Fed di Jackson Hole, Wyoming, Bernanke tidak menawarkan langkah‐langkah terbaru untuk mendorong perekonomian tetapi mengatakan adalah penting untuk sehatnya perekonomian dalam mengurangi pengangguran jangka panjang.
• Bursa saham AS ditutup menguat lebih dari 1 persen, membalikkan penurunannya sebesar 2 persen hanya setelah dimulainya pidato Bernanke, sementara Tresuri yang yields‐nya mendekati level terendah historisnya, ditutup menguat tetapi tidak sampai menguat pada level awalnya.
• Pada penutupannya, indeks Dow Jones industrial average <.DJI> melejit 134.72 poin, atau 1.21 persen, ke level 11,284.54. Indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> meningkat 17.53 poin, atau 1.51 persen, ke level 1,176.80. Indeks Nasdaq Composite <.IXIC> naik 60.22 poin, atau 2.49 persen, ke level 2,479.85.
• Dollar AS anjlok Jumat lalu setelah Kepala the Fed Ben Bernanke menghentikan rincian tindakan kedepannya untuk memacu perekonomian yang lesu, meskipun kedepannya penurunan dapat dibatasi dari laporan utama jobs AS.
• Jumat lalu euro terakhir menguat 0.8 persen ke level $1.4495 <EUR=EBS>, yang mendekati level tertinggi puncak hariannya $1.4502 yang terjadi pada trading platform EBS. Trader mengatakan euro akan berjuang untuk bertahan diatas level $1.45 dan sell orders dikatakan berada pada level antara $1.4460 dan $1.4500.
• Dollar AS anjlok 1 persen ke level 76.66 yen <JPY=>. Dalam seminggu euro melejit 0.8 persen terhadap dollar AS, sementara itu dollar merosot 0.2 persen terhadap yen.
• Harga Tresuri AS mendapatkan kenaikan tipis, dengan volume perdagangan yang tidak besar.
• Harga emas naik setelah melikuidasi pelemahan hariannya yang menekan emas dari level tertingginya minggu ini. Spot emas <XAU=> naik 2.2 persen untuk berada pada level $1,808.60 per ons.
• Minyak mentah menguat pada perdagangan yang choppy Jumat lalu karena Badai Irene menuju East Coast AS dan trader didorong oleh komentar dari Ketua the Fed Ben Bernanke berkenaan dengan ekonom. U.S. October crude <CLc1> menguat 7 sen untuk di settle ke level $85.37 per barrel, yang telah mencatatkan level intraday low $82.95. Telah mencatatkan kenaikan 3.78 persen dalam mingguannya, setelah rangkaian empat minggu penurunannya.
• Sterling melemah ke level terendah hariannya terhadap dollar AS Jumat lalu setelah Ketua the Fed Ben Bernanke tidak menawarkan adanya komitmen yang kuat untuk langkah‐langkah pelonggaran dalam menstimulasi ekonomi AS, yang mana mendukung pada the greenback/dollar.
• Rilis dari perkiraan kedua dari pertumbuhan ekonomi Inggris dalam kuartal kedua, sejalan dengan perkiraan awal sebesar 0.2 persen, yang tidak memiliki pengaruh pada pound.
• Sterling <GBP=D4> anjlok sekitar 0.3 persen dalam level terendah hariannya $1.6236, anjlok dari sekitar level $1.6300 sebelum pidato Bernanke.
• Analis teknikal menyoroti support dari sterling pada 55‐day moving average level $1.6224.
• Euro diperdagangkan dengan sedikit kenaikan terhadap sterling ke level 88.44 pence <EURGBP=D4>. Resistance terlihat level 88.63, 50 persen retracement dari penurunan euro dari Juli hingga Agustus.
GOLD & COMMODITIES
• Harga emas berhasil mencatat penguatan harian sebesar 2% pada sesi Jumat akhir pekan lalu, hanya berselang dua hari setelah likuidasi besar‐besaran (aksi ambil untung pelaku pasar) yang mengakibatkan emas turun hingga 200 USD dari level puncaknya 1911.46 USD per troy ounce.
• Penguatan emas pada akhir pekan lalu tersebut dipengaruhi oleh sinyal bahwa The Fed tetap membuka peluang pemberlakuan stimulus baru untuk mendukung pemulihan ekonomi Amerika dan mereduksi tingkat pengangguran.
• Sebelumnya emas sempat melemah setelah Bernanke tidak memberikan detail mengenai langkah yang akan ditempuh untuk membantu pemulihan ekonomi, sebagaimana yang sebelumnya luas diperkirakan akan mengumumkan inisiasi QE3. Namun kemudian investor kembali memburu emas, seiring titik berat pada fokus tingginya pesimisme The Fed mengenai outlook ekonomi Amerika, yang kemudian meningkatkan minat pada aset safe haven.
• Dalam sepekan terakhir emas tercatat melemah 1,2% ke 1828.05 USD per troy ounce. Ini merupakan pelemahan mingguan pertama dalam 8‐pekan.
• Meskipun emas telah anjlok lebih dari 3% dalam sepekan terakhir, namun sinyal bullish masih bertahan terutama seiring berlanjutnya ketidakpastian penanganan krisi hutang zona eropa dan bayang‐bayang resesi yang dapat melanda Amerika.
• Untuk sepekan kedepan diperkirakan tema ketidakpastian ekonomi dan keberpihakan investor pada aset safe haven masih akan mendominasi tren penguatan emas.
• Sementara itu mulai terdapat kekhawatiran akan kemungkinan potensi kerugian pada pipa penyalur energi dan listrik di New York menyusul badai Irene yang diperkirakan akan menghantam kawasan Northeast Amerika. Ini turut mendorong penguatan harga komoditas dan minyak US crude yang menguat hingga level 85.37 USD per barrel.
• Para ekonom menyatakan masih dibutuhkan waktu bagi para pelaku pasar untuk mencerna lebih lanjut pernyataan Bernanke mengenai tools yang tersedia untuk menstimulasi pemulihan ekonomi. Namun satu hal yang sudah pasti adalah bahwa Bernanke menggarisbawahi ekonomi Amerika masih berada dalam masa yang suram.
No comments:
Post a Comment