title cover

title cover

Thursday, July 5, 2012

Headline News 05.07.12


US & GLOBAL
Bursa saham global, euro dan harga minyak jatuh pada sesi Rabu menyusul naiknya kekhawatiran akan prospek ekonomi  global,  meskipun  terdapat  harapan  akan  pelonggaran  moneter  oleh  bank  sentral  yang  membatasi  penurunan.  Naiknya  permintaan untuk aset safe haven terutama obligasi Jerman juga memberi sinyal bahwa investor masih khawatir tentang  pelaksanaan kesepakatan hasil european summit akhir pekan lalu, ditingkahi dengan naiknya imbal hasil obligasi Spanyol 
dan Italia. 

Namun,  aktivitas  di  pasar  keuangan  relatif  lebih  tenang  dimana  pasar  keuangan  AS  tutup  sehubungan  libur  Hari  Kemerdekaan dan investor cenderung mengambil aksi wait and see menjelang sidang ECB dan BoE. 

Jerman  berhasil  menjual  obligasi  tenor  5‐tahun  senilai  3,3  miliar  euro  dengan  mendapatkan  penawaran  2,7  kali  lebih  banyak  dari  jumlah  yang  ada  dengan  imbal  hasil  rata‐rata  hanya  0,52  persen.  Sementara  itu  obligasi  10‐tahun  Spanyol  <ES10YT=TWEB> naik 14 basis poin menjadi 6,4 persen, dan obligasi Italia tenor 10‐tahun <IT10YT=TWEB> naik 12,5 basis  poin menjadi 5,77 persen. 

Euro bertahan di kisaran 1,2525 masih mendapat tekanan dari ekspektasi bahwa ECB akan memangkas suku bunga 25 bps.  Euro  anjlok  ke  level  terendahnya  sejak  11‐1/2  tahun  terakhir  terhadap  crown  Swedia  setelah  bank  sentral  Swedia  mempertahankan suku bunga utamanya. 

Bursa saham Eropa mengakhiri penguatannya dalam 3‐sesi berturut, indeks FTSEurofirst 300 <FTEU3.> turun 0,2 persen di  1,044.29  poin.  Indeks  MSCI  juga  mengakhiri  rally  panjangnya  setelah  turun  0,1  persen  menjadi  316,03  poin .

Berdasarkan rilis data akhir‐akhir ini meningkatkan dugaan bahwa ekonomi dunia memang melambat. Aktifitas sektor jasa  di Cina melambat dengan kinerja terburuk sejak 10‐bulan pada periode Juni. Survei lain mengungkapkan bahwa sektor jasa  Jerman  secara  tak  terduga  mengalami  stagnasi  pada  bulan  Juni,  mengakhiri  ekspansi  selama  8‐bulan  seiring  penurunan  pesanan pabrik. 

Prospek pelonggaran moneter bank sentral telah mendukung harga emas dan komoditas lainnya minggu ini, tetapi prospek  suramnya  pertumbuhan  ekonomi  global  memberikan  tekanan.  Harga  minyak  jenis  Brent  ditutup  melemah  1,10  USD  ke  99,58 USD per barel <LCOc1> setelah sempat melonjak lebih dari 3 persen pada Selasa. 

Harga spot emas <XAU=> tidak etrlalu banyak berubah masih mendekati level tertinggi dua minggu di 1,624.70 USD per  troy ounce di 1,616.05 USD per troy ounce, setelah naik lebih dari 4 persen sejak Jumat lalu. 

Pasar emas akan diperkirakan tetap stabil sebelum rilis data sektor ketenagakerjaan AS pada hari Jumat, yang diperkirakan  akan mendorong The Fed untuk  mengambil langkah‐langkah kebijakan pelonggaran tambahan. 



GOLD & COMMODITIES
Emas bertengger di sekitar level tertinggi 2 pekan pada hari Rabu setelah melonjak 4% dalam 3 hari terakhir, menyusul  investor menahan diri menjelang sidang ECB yang diprediksi akan memangkas suku bunganya pada hari Kamis ini serta rilis  data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat. 

Ditengah sepinya perdagangan akibat tutup pasar AS berkenaan Hari Kemerdekaan negara tersebut, harga emas spot turun  0.2% ke $1,614.78 per ounce. Pasar memprediksi emas berpotensi menguat di atas $1,630, yang merupakan plafon atas  dari kisaran perdagangan emas sejak awal Mei. 

Permintaan investasi kedalam emas menurun dalam 5 bulan terakhir, akibat ketidakpastian mengenai dampak dari krisis  Eropa  terhadap  ekonomi  global,  yang  telah  membuat  dolar  dipandang  sebagai  aset  pilihan  yang  lebih  aman  sehingga  merugikan emas. 

Kepemilikan  emas  dalam  exchange‐traded  funds  (ETF),  sebagai  barometer  untuk  melihat  permintaan  investor  jangka  panjang, telah melemah pekan ini, namun masih kurang dari 0.5% dari rekor tertinggi Maret di atas 70.89 juta ounce. 

Minggu ini bisa menjadi penentu dalam menentukan arah kemungkinan kebijakan moneter di Amerika Serikat dan zona  euro, di mana suku bunga rendah di kedua wilayah telah berperan dalam menciptakan permintaan untuk emas. 

ECB dalam sidangnya Kamis ini diprediksi akan memangkas suku bunganya ke rekor terendah untuk mencoba mengatasi  krisis  utang,  tanpa  harus  membeli  obligasi  pemerintah  negara‐negara  yang  dililit  utang  seperti  Spanyol  dan  Italia  untuk  menurunkan biaya pinjaman mereka. 

Sedangkan permasalahan yang lebih krusial bagi emas adalah rilis data non‐farm payrolls AS pada hari Jumat besok karena  hal ini akan menjadi petunjuk apakah langkah pelonggaran moneter jilid 3 akan dilanjutkan oleh The Fed.
OIL & COMMODITIES
Harga minyak mentah turun pada hari Rabu, setelah melonjak tajam di hari sebelumnya, menyusul investor kembali fokus  pada  memburuknya  kondisi  ekonomi  global,  meskipun  ekspektasi  adanya  kelanjutan  stimulus  telah  membatasi  koreksi  yang terjadi. 

Perdagangan terlihat sepi, menyusul libur pasar AS berkenaan dengan Hari Kemerdekaan negara tersebut dan menjelang  sidang reguler ECB dan BoE pada hari Kamis. 

Harga minyak Brent turun $1.08 di $99.60 per barel setelah melonjak lebih dari 3% di sesi sebelumnya. Sedangkan harga  minyak  mentah  AS  turun  68  sen  ke  $86.98  setelah  mencatat  level  penutupan  tertinggi  sejak  30  Mei  di  hari  Selasa  sebelumnya. 

Harga  minyak  mendapat  dukungan  dari  ekspektasi  adanya  kelanjutan  stimulus  dan  meningkatnya  ketegangan  seputar  program nuklir Iran, yang menambah kekhawatiran terhadap potensi terhambatnya suplai minyak. 

ECB diprediksi akan memangkas suku bunganya ke rekor terendahnya di bawah 1% pada sidangnya hari Kamis ini. Investor  juga mengharapkan adanya kelanjutan program quantitative easing (QE) dari The Fed, dimana peluang ini akan semakin  terbuka jika data non‐farm payrolls AS dirilis buruk pada hari Jumat besok. 




EURO ZONE
Seluruh  negara  ekonomi  terbesar  Eropa  mengalami  resesi  atau  menghadapi  resesi  dan  belum  ada  tanda‐tanda  yang  berarti  bahwa  perekonomian kawasan akan pulih dalam waktu dekat, demikian sebuah survey menunjukkan, mendukung pandangan bahwa bank‐bank  besar di zona euro akan melonggarkan kebijakan moneternya dalam pekan ini.  

Sebuah survey bisnis yang meliputi ribuan perusahaan mengindikasikan ekonomi zona euro kembali mengalami kontraksi antara April  dan Juni, begitupula dengan resesi di Inggris yang akan berlanjut dalam 3 kuartal berturut‐turut. 

Serangkaian data PMI tidak mengubah pandangan bahwa ECB akan memangkas suku bunganya ke rekor terendah yang baru pada hari  Kamis, atau bank sentral Inggris (BoE) akan mencetak uang untuk membeli obligasi lagi. 

Markit's Eurozone Composite PMI direvisi naik ke 46.4 di bulan Juni dari laporan awalnya 46.0 yang sama dengan data bulan Mei, namun  indeks masih di bawah angka 50 yang mengindikasikan sektor mengalami kontraksi selama 9 bulan dalam 10 bulan terakhir. 

Sedangkan koreksi tajam pada harga minyak membuat inflasi stabil di level terendah 16 bulan di 2.4% di bulan Juni, sebuah kondisi yang  memperkuat ekspektasi pasar bahwa ECB kemungkinan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin ke level 0.75%. 




U.K.
Sterling  melemah  terhadap  dolar  AS  pada  sesi  Rabu  tertekan  rilis  data  aktifitas  sector  jasa  Inggris  yang  melemah  lebih  dari  perkiraan  pada  periode Juni, meningkatkan ekspektasi bahwa BoE akan menggelontorkan stimulus tambahan guna menopang pemulihan ekonomi. Pelaku pasar  dalam beberapa sesi terakhir memprediksi BoE akan melakukan pelonggaran moneter pada sidangnya Kamis 05 Juli, namun kebijakan tersebut  diperkirakan tidak akan berdampak besar bagi kinerja pound karena keputusan tersebut telah luas diantisipasi sebelumnya.  

Volume perdagangan menyusut sehubungan libur nasional Hari Kemerdekaan Amerika 04 Juli. Investor juga cenderung mengambil posisi wait  and see menjelang sidang ECB dan BoE pada sesi Kamis. Namun demikian piund cenderung stagnan terhadap euro menjelang sidang ECB dan  BoE.  

BoE  diperkirakan  akan  meningkatkan  pembelian  aset  berlandaskan  program  pelonggaran  kuantitatif  senilai  50  miliar  poundsterling.  Dengan  kenaikan  program  QE  baisanya  berdampak  negative  terhadap  kinerja  mata  uang,  namun  para  analis  memperkirakan  pound  cenderung  akan  menguat terhadap euro karena prospek ekonomi di zona eropa masih lebih buruk daripada di Inggris.  

Data yang dilansir oleh Markit/CIPS memperihatkan aktifitas sector jasa Inggris, yang mencakup ¾ dari total ekonomi negara tersebut mengalami  penurunan  ke  level  terendahnya  sejak  8‐bulan  terakhir  di  51.3,  meksipun  masih  berada  diatas  ambang  batas  ekspansi.  Data  tersebut  memperburuk prospek ekonomi setelah aktifitas sector manufaktur dan konstruksi juga mengalami pelemahan. 




JAPAN
  • Dolar masih bertengger di atas areal 79 yen ditengah minimnya sentimen pasar, sementara menunggu hasil keputusan sidang ECB Kamis  ini. Dolar sempat mengalami tekana jual oleh para eksportir Jepang, namun kemudian bergerak dalam kisaran sempit.  
  • Pasar masih memusatkan perhatian pada sidang ECB hari Kamis ini yang diprediksi akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis  poin.  
  • Dolar  dan  yen  berpeluang  untuk  melonjak  naik  terhadap  euro  jika  ECB  tidak  jadi  memangkas  suku  bunganya  untuk  mendongkrak  perekonomiannya.  Namun  jika  ECB  memangkas  suku  bunganya,  maka  akan  mendorong  minat  pada  aset‐aset  beresiko,  dan  akan  melemahkan dolar dan yen.  
  • Pasar juga menantikan rilis data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat untuk melihat peluang The Fed melanjutkan kebijakan moneter  longgar tahap 3 atau yang biasa disebut dengan quantitative easing (QE).  Libur pasar AS bekaitan dengan Hari Kemerdekaan negara tersebut telah membuat pasar bergerak relatif sepi Rabu kemarin. 




AUSTRALIA
Penjualan ritel di Australia pada periode Mei mengungguli ekspektasi, para analis memperkirakan ini merupakan dampak dari pemangkasan suku bunga  dan pembayaran pemerintah kepada masyarakat sebagai kompensasi dari skema pajak karbon yang akan diterapkan. Data tersebut sempat mengangkat  kinerja  Aussie  dolar  ke  level  tertingginya  sejak  2‐bulan  terakhir.  Penjualan  ritel  untuk  periode  Juni  bahkan  diyakini  akan  mengungguli  data  Mei  karena  tingkat suku bunga acuan yang lebih rendah.  

Perhatian  pelaku  pasar  tertuju  pada  sidang  ECB  dan  BoE  pada  sesi  Kamis  ini,  dimana  para  analis  memperkirakan  dengan  pelonggaran  moneter  yang  diperkirakan  akan  ditempuh  oleh  kedua  bank  sentral  tersebut  dengan  kemungkinan  stimulus  keuangan  pemerintah  Cina  dalam  waktu  dekat  akan  meningkatkan kinerja mata uang beresiko seperti Aussie dolar.  

Data  terakhir  dari  Cina  memperlihatkan  bahwa  aktifitas  sektor  jasa  berdasarkan  laporan  HSBC  mengalami  pertumbuhan  paling  lemah  dalam  10‐bulan  terakhir pada periode Juni. Kondisi tersebut meningkatkan ekspektasi pelonggaran moneter lanjutan dari otoritas Cina.




SWISS
Dolar AS menguat terhadap Swiss franc pada sesi Rabu ditunjang pelemahaneuro seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga ECB pada sidangnya Kamis  05 Juli. Sementara itu volume perdagangan relatif tipis sehubungan libur nasional Hari Kemerdekaan Amerika 04 Juli. Kinerje franc cenderung mengikuti  kinerja euro sehubungan kebijakan pematokan kurs euro terhadap franc yang ditetapkan bank sentral – SNB sejak September 2011 silam dengan ambang  batas 1.20 franc per euro.  

Sementara itu data pada akhir minggu ini akan menunjukkan berapa besar dana yang digunakan oleh SNB untuk mempertahankan batas pematokan kurs  euro  terhadap  franc  sepanjang  periode  Juni.  Cadangan  mata  uang  asing  SNB  melonjak  pada  periode  Mei.  Dalam  beberapa  sesi  terakhir,  SNB  dan  pemerintah  terus menegaskan  komitmennya  untuk  mempertahankan  pematokan  kurs  euro  terhadap  franc  dengan  pembelian  mata  uang  asing  dalam  jumlah tak terbatas.  

No comments:

Post a Comment