US & GLOBAL
• Bursa saham global naik ke level tertinggi 3 tahun Selasa kemarin dan dolar AS melemah kembali atas euro karena investor bertaruh FOMC The Fed AS akan menjaga kebijakan moneter yang rendah di pertemuan nanti malam.
• Saham‐saham menguat, ditandai dengan naiknya indeks Standard & Poor's 500 dan indeks Dow Jones ke level tertinggi terbarunya tahun ini, sekaligus level tertingginya selama 3 tahun, setelah solidnya laporan pendapatan Ford Motor Co, 3M Co dan United Parcel Service. Investor juga terhibur oleh rilis indeks consumer confidence April AS yang naik menjadi 65,4 pada bulan April dari revisi 63,8 pada bulan Maret. Indeks S&P500 telah naik 7% untuk tahun ini.
• Bursa saham Eropa melanjutkan kenaikan selama 4 hari perdagangan berturut‐turut ke level penutupan tertinggi 2 pekan, juga didorong oleh laporan pendapatan perusahaan yang solid baik di Amerika Serikat maupun Eropa, termasuk UBS bank Swiss. Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> naik 0,3% ke 1,145.96, penutupan tertinggi sejak 11 April. Euro melaju ke level tertinggi 16 bulan terhadap dolar namun beresiko fluktuatif menjelang putusan sidang FOMC nanti malam.
• Indeks bursa saham dunia yang tergabung dalam indeks MSCI, meningkat hingga 0,67%, mendaki ke puncak baru untuk tahun 2.011, di 352,40, sekaligus level tertingginya sejak Juli 2008.
• Investor dan pedagang tidak banyak berspekulasi terhadap konferensi pers Ketua umum The Fed AS, Ben Bernanke, pukul 01:15 WIB nanti malam, dan nampaknya masih tetap fokus pada rilis hasil sidang yang dijadwalkan akan keluar pukul 23.30 WIB nanti malam – meliputi kebijakan moneter dan prakiraan ekonomi. Konferensi pers The Fed usai sidang merupakan yang pertama kalinya sepanjang sejarah 97 tahun
The Fed AS. Pasar masih berpegang pada suatu pandangan bahwa, meskipun The Fed mendekati akhir tahap kedua untuk membeli obligasi pada Juni mendatang – sebuah program yang dikenal sebagai Quantitative Easing, atau QE2 – level suku bunga dan kebijakan moneter masih akan diakomodir dalam beberapa waktu ke depan.
• Tidak mungkin akan ada QE3, tetapi tidak mungkin pula QE2 akan ditarik menjelang Juni, demikian penilaian pasar saat ini. The Fed diperkirakan akan mengatakan akan menyelesaikan program QE2 berupa pembelian obligasi senilai $600 milyar, yang dijadwalkan akan berakhir pada bulan Juni. Namun, jika The Fed mengambil putusan yang mengejutkan pasar, dengan lebih hawkish (memperketat kebijakannya yang ultra longgar tersebut), maka akan menimbulkan risiko tekanan jual dolar AS yang cukup besar di pasar mata uang.
• Harga obligasi AS naik (yield turun) karena ekspektasi The Fed masih akan mempertahankan kebijakan moneternya yang ultra‐longgar meskipun akan memberikan sinyal berakhirnya QE2. Indeks dolar AS, yang mengukur kinerja dolar terhadap mata uang utama dunia, berlanjut turun ke 73,802, sedangkan EURUSD naik hingga 1,4657.
• Harga minyak dunia juga berfluktuasi menjelang putusan sidang FOMC The Fed AS nanti malam. Harga minyak mentah AS tipe kontrak Juni <CLc1> melemah ke $111,94 dari penutupan sebelumnya, $112,20. Sementara komoditas logam, seperti silver, membukukan penurunan harian terbesar dalam enam minggu setelah mencapai level puncak terbarunya selama 31‐tahun di hari sebelumnya. Emas juga berada di bawah
tekanan dari ketidakpastian investor menjelang putusan sidang FOMC The Fed AS nanti malam. Harga silver di pasar spot <XAG=> turun hingga 4,9% ke sesi rendah $ 44,62 per ounce, setelah kenaikan pada hari Senin ke rekornya $49,48 yang pernah dicapai Januari 1980. Harga emas di pasar spot <XAU=> mencapai rekor tertinggi $1,518.10/troy ounce pada hari Senin, dan kemarin merosot signifikan ke $1,502.85. Rally
komoditas logam tersebut terlalu tajam, sehingga tidaklah mengejutkan jika terjadi profit taking besar‐besaran menjelang putusan FOMC.
Pelaku pasar komoditas mengharapkan putusan FOMC masih mengakomodasi kebijakan moneter yang ultra‐longgar namun ada kekhawatiran di antara mereka bahwa program QE2 akan diakhiri sebelum waktunya. (Research – Rekhmen)
GOLD & COMMODITIES
• Silver membuat penurunan terbesar hariannya dalam enam minggu Selasa lalu setelah sebelumnya mencapai level tertingginya dalam 31‐tahun, sementara itu gold dibawah tekanan dari investor yang tidak pasti mengenai kemungkinan kebijakan moneter
AS.
• Spot silver <XAG=> melemah pada awalnya hingga 4.9 persen ke level terendahnya $44.63 per ons, setelah naik ke level $49.31 Senin lalu, level tertingginya sempat menyentuh level $49.48 pada Januari 1980.
• Volatilitas yang tinggi dan expiry dari U.S. silver options menambah intensitas penurunan, mempengaruhi gold, yang mana merosot kembali dari level puncaknya Senin lalu level $1518,10 per ons dimana berikutnya meeting the Fed Rabu ini.
• The Fed diekspektasi untuk mengindikasikan tidak terburu‐buru untuk menaikkan tingkat suku bunga.
• "There are quite a few things coming out in the next day or two ‐‐ the FOMC and the GDP release. People are just taking profits on these markets around that event risk," kata analis Standard Chartered Daniel Smith. "The key thing for me is any indication that interest rates might rise."
• Silver diperdagangkan pada level $45.77 per ons pada pukul 1400 GMT, dibandingkan level $46.90 pada penutupan New York Senin lalu, membuat penurunan terbesarnya sejak 15 Maret.
• Gold <XAU=> membuat dua hari penurunannya, meskipun pelemahan pada dollar AS, yang mana berlaku sebagai insentif pada investor non AS untuk buy the metal.
• Harga spot terakhir melemah 1 persen ke level $1494,00 per ons, sementara itu U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Juni <GCv1> turun 0.9 persen ke level $1494,50.
• Platinum <XPT=> terakhir merosot 1.2 persen ke level $1797,24 per ons dari level $1819,30, sementara itu palladium <XPD=> turun 1.5 persen ke level $747.50 per ons.
No comments:
Post a Comment