title cover

title cover

Friday, April 29, 2011

Headline News 29.04.11


US & GLOBAL 
• Dollar berlanjut tertekan Kamis kemarin, memicu lonjakan komoditas perak ke rekornya, namun Wall Street rebound terbantu oleh kenaikan di sesi akhir karena pandangan rilis pesimis data ekonomi AS kemarin tidak akan mempengaruhi pertumbuhan dan dominasi sentimen bullish di bursa. Harga perak di pasar spot <XAG=> mencapai rekor tertinggi di $49,51/ounce akibat kelanjutan tekanan dolar AS dan rally emas ke level rekornya – yang memicu aksi beli spekulatif di komoditas logam mulia.
 

• Indeks dollar AS jatuh ke level terendah barunya selama 3 tahun terhadap mata uang utama setelah The Fed AS Rabu sebelumnya mengeluarkan sinyalemen masih mempertahankan suku bunga yang berada di level ‘ultra‐rendah’ (mendekati 0%). Lebih pesimisnya dari perkiraan rilis data GDP Q1 dan sektor tenaga kerja mingguan AS tidak banyak mempengaruhi sentimen pasar kemarin. Bahkan bursa saham Wall Street berlanjut rally menembus level tertinggi terbarunya untuk tahun ini, ditopang oleh kenaikan saham‐saham di sektor transportasi yang mencapai rekor tertingginya karena perannya sebagai batu ujian permintaan ekonomi.
 

• Indeks Dow Jones dan Standard & Poor's 500 telah rally selama enam dari tujuh sesi terakhir, sedangkan Nasdaq minggu ini melonjak ke level tertinggi 10‐tahun. Bursa saham global melonjak mendekati tertinggi tiga tahun pada Rabu setelah hasil pertemuan FOMC The Fed AS mengisyaratkan kebijakan moneter (suku bunga) yang ultra‐rendah masih akan dipertahankan untuk beberapa waktu mendatang.
Indeks saham dunia MSCI naik 0,8% kemarin.
 

• Dengan data volume perdagangan yang rendah dan ekonomi menunjukkan jalan masih goyah untuk pemulihan, maka menimbulkan pertanyaan sampai berapa lama lagi pasar saham dapat mempertahankan kenaikannya.
 

• Di Wall Street, saham pada awalnya goyah oleh tanda‐tanda pertumbuhan yang lambat, tetapi investor mengatakan mereka perlu melihat data (yang pesimis) lebih lanjut sebelum menghentikan aksi beli di ekuitas. Data claim pengangguran mingguan AS menunjukkan kenaikan di luar dugaan sebesar 429.000 pekan lalu. Pada saat ini, kenaikan tersebut dianggap pasar akibat faktor teknis saja. Untuk rilis minggu depan, pasar perlu melihat penurunan signifikan di bawah level 400.000 untuk memastikan perekonomian tidak melambat di tengah kenaikan harga bensin di AS belakangan ini.
 

• Harga minyak mentah AS di bursa berjangka mencapai level tertinggi 31‐bulan akibat lemahnya dolar, sebelum kemudian terkoreksi tipis di akhir perdagangan. Dolar turun 0,8% hingga ditutup di 81,53 yen <JPY=>, sementara indeks dolar AS terhadap mata uang utama dunia, jatuh ke level terendah sejak Juli 2008, dan berakhir turun 0,5% di 73,116. EURUSD ditutup naik ke $ 1,4825, setelah mencapai level tertinggi 17‐bulan di $1,4881.
 

• Diferensiasi suku bunga AS, yang masih ultra rendah, dengan suku bunga Eropa, yang telah dinaikkan awal bulan ini dan diproyeksikan akan berlanjut, telah menekan dolar AS dan memberikan keuntungan luas terhadap euro – yang tahun ini melonjak hampir 11%.

GOLD & COMMODITIES
 

• Silver menguat ke level puncaknya yang pernah ada Kamis lalu dan emas naik ke level terbarunya lagi, karena penurunan dollar AS dan tanda‐tanda bahwa the Fed akan menjaga kebijakan moneter yang longgar yang mendorong ketertarikan pada precious metals sebagai hedge/lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
 

• Silver secara singkat naik hingga $50 per ons, mencapai puncaknya ketika Texan brothers William Hebert dan Nelson Bunker Hunt membuat sisi dari pasar silver tiga dekade lalu. The metal berikutnya tertekan dari technical selling.
 

• "Yesterday's speech from the Fed was an acknowledgment of the continuing of the strategy by the Fed and Washington ... to monetize our debt, and basically to devalue the dollar," kata Robert Lutts, chief investment officer pada Cabot Money Management, yang mengawasi lebih dari $500 juta pada aset‐aset kliennya.
 

• Spot silver <XAG=>, yang meroket mendekati 60 persen hingga tahun ini, naik 1.5 persen ke level $48.49 per ons pada pukul 12:24 p.m. EDT (1624 GMT), yang pada awalnya sempat mencapai level tertingginya $49.51 per ons.
 

• Menyesuaikan dengan inflasi, harga saat ini pada silver masih jauh dibawah catatan levelnya yang diatas $100 per ons.
 

• Spot gold <XAU=> menguat ke level puncaknya yang penah ada $1538,35 per ons, memecahkan rekor dari sembilan kenaikannya dari 10 sessions. Terakhir diperdagangkan pada level $1527,87 per ons, yang naik 0.1 persen.

Thursday, April 28, 2011

Headline News 28.04.11


US & GLOBAL 
• Bursa saham global melanjutkan rally dan indeks dolar AS merosot hingga ke level terendah terbarunya selama 3 tahun terhadap mata uang utama dunia Rabu malam The Fed AS mengisyaratkan akan mempertahankan dukungan (QE2) yang luas bagi ekonomi AS.

• Ben Bernanke, dalam konferensi pers usai pertemuan moneter FOMC The Fed AS mengatakan akan menyelesaikan program pembelian obligasi senilai $600 milyar sesuai jadwal pada bulan Juni dan menyatakan tidak akan membiarkan neraca merosot seketika. Komentar ketua umum The Fed AS tersebut, bersama dengan rilis laporan pendapatan perusahaan yang kembali dirilis optimis, mendorong kenaikan bursa saham Wall Street. Investor yang ‘puas’ dengan komentar Bernanke juga semakin mendorong optimisme di pasar. Menurut mereka konferensi pers Bernanke mampu mengetengahkan keseimbangan yang tepat antara pendidikan, keterusterangan dan keterbatasan pembuatan kebijakan di tengah uncertainty global saat ini. Ini adalah konferensi pers pertama oleh seorang ketua umum The Fed AS dalam sejarah bank sentral AS
selama 97 tahun.
 

• Bursa saham Wall Street mengalami akselerasi kenaikan dan juga harga minyak naik setelah The Fed mengatakan dalam putusannya bahwa pemulihan sedang berjalan dengan kecepatan yang moderat dan masih akan mempertahankan suku bunga yang sangat rendah, kini mendekati 0%, untuk "jangka waktu yang panjang." (extended period).
 

• Didukung oleh komentar bullish dari General Electric dan rilis laporan pendapatan perusahaan yang optimis belakangan ini, mendekati akhir sesi optimisme dari Boeing Co, Whirlpool Corp dan WellPoint Inc. juga turut membantu kenaikan saham lebih lanjut. Indeks komposit Nasdaq ditutup pada level tertinggi sejak 12 Desember 2000 sedangkan harga emas di pasar spot <XAU=> terus‐menerus menembus rekor tertingginya
dalam 9 sesi terakhir setelah Bernanke menegaskan kembali sikap Fed bahwa inflasi merupakan masalah sementara terkait sebagian besar oleh harga komoditas.
 

• Dolar, yang telah berada di bawah tekanan terus‐menerus dalam beberapa bulan terakhir, tergelincir lebih lanjut saat Bernanke menetapkan target yang lebih lemah untuk pertumbuhan ekonomi AS di kuartal pertama 2011. Dollar jatuh ke titik terendah sejak 2008 terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Indeks dolar merosot hingga 73,261, tidak jauh dari rekor terendahnya 70,698 yang dicapai bulan Juli 2008. EURUSD
naik hingga $1,4787, sedangkan USDJPY naik hingga 82,27.
 

• Harga minyak turut naik setelah data pemerintah menunjukkan stok bahan bakar AS menurun. Minyak mentah AS untuk pengiriman Mei <CLc1> naik hingga di $113,17/barel. Di London, harga minyak mentah brent tipe kontrak Mei <LCOc1> ditutup naik di $125,13/barel.
 

• Harga Obligasi AS di pasar Treasury untuk jangka 30‐tahun jatuh ke posisi terendah di hari itu setelah The Fed menaikkan perkiraan inflasinya.
Untuk tahun 2011 The Fed meng‐upgrade estimasi core inflation menjadi 1.3%‐1.6% dari 1.0%‐1.3% sebelumnya. Namun The Fed mendowngrade estimasi GDP AS menjadi 3.1%‐3.3% dari 3.4%‐3.9% sebelumnya. Estimasi tingkat pengangguran juga direvisi menjadi 8.4%‐8.7%
dari 8.8%‐9.0% sebelumnya.
 

GOLD & COMMODITIES 
• Emas naik dalam hari keduanya Rabu lalu, mendapatkan keuntungan dari pelemahan dollar AS, yang berada dibawah tekanan dimana didepannya terdapat rilis tingkat suku bunga the Fed, sementara itu silver sedikit naik dari penurunan hari sebelumnya.
 

• The Fed tidak diekspektasi untuk menandai dengan buru‐buru dalam menentukan kembali mekanisme dukungan multi‐billion dollar (QE) terhadap ekonomi, hingga investor menunggu untuk mendengarkan mengenai outlook dari kebijakan moneter oleh kepala the Fed Ben Bernanke ketika dia memberikan konferensi pers pertamanya setelah sidang pada hari tersebut.
 

• Dengan dollar AS dibawah tekanan dan membalikkan hubungannya pada penguatan gold untuk pertama kalinya dalam satu minggu, harga bullion sempat mencatatkan kenaikan hari keduanya, meskipun rangkaian liburan publik di Inggris yang membatasi volume perdagangan.
 

• Spot gold <XAU=> terakhir diperdagangkan naik 0.7 persen ke level $1510,50 per ons pada pukul 1400 GMT, sempat dibawah 0.8 persen dari level tertingginya Senin lalu pada level $1518,10. U.S. futures untuk pengiriman bulan Juni <GCv1> terakhir naik 0.5 persen ke level $1510,90.
 

• "It is definitely the main event that the market is looking ahead to," kata analis Credit Suisse Tom Kendall.
 

• "We've seen yet again the dollar under pressure ahead of that statement and precious metals definitely benefitting and base metals soggy," katanya, menambahkan ekspektasinya tidak adanya perubahan pada kebijakan the Fed, meskipun kunci utama pada harga gold masih dalam jalurnya.
 

• "It is the dollar, it is sovereign debt, whether that is the U.S. or the periphery of Europe. It is headline rates of inflation in emerging markets and developed markets and it is a bit of geopolitical uncertainty."
 

• U.S. silver <SIcv1> terakhir naik 1.4 persen ke level $45.62.
 

• Platinum <XPT=> terakhir naik 0.6 persen ke level $1805,99 per ons, sementara itu palladium <XPD=> naik 0.4 persen ke level $752.97.

Wednesday, April 27, 2011

Headline News 27.04.11

US & GLOBAL 
• Bursa saham global naik ke level tertinggi 3 tahun Selasa kemarin dan dolar AS melemah kembali atas euro karena investor bertaruh FOMC The Fed AS akan menjaga kebijakan moneter yang rendah di pertemuan nanti malam.
 

• Saham‐saham menguat, ditandai dengan naiknya indeks Standard & Poor's 500 dan indeks Dow Jones ke level tertinggi terbarunya tahun ini, sekaligus level tertingginya selama 3 tahun, setelah solidnya laporan pendapatan Ford Motor Co, 3M Co dan United Parcel Service. Investor juga terhibur oleh rilis indeks consumer confidence April AS yang naik menjadi 65,4 pada bulan April dari revisi 63,8 pada bulan Maret. Indeks S&P500 telah naik 7% untuk tahun ini.
 

• Bursa saham Eropa melanjutkan kenaikan selama 4 hari perdagangan berturut‐turut ke level penutupan tertinggi 2 pekan, juga didorong oleh laporan pendapatan perusahaan yang solid baik di Amerika Serikat maupun Eropa, termasuk UBS bank Swiss. Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> naik 0,3% ke 1,145.96, penutupan tertinggi sejak 11 April. Euro melaju ke level tertinggi 16 bulan terhadap dolar namun beresiko fluktuatif menjelang putusan sidang FOMC nanti malam.
 

• Indeks bursa saham dunia yang tergabung dalam indeks MSCI, meningkat hingga 0,67%, mendaki ke puncak baru untuk tahun 2.011, di 352,40, sekaligus level tertingginya sejak Juli 2008.
 

• Investor dan pedagang tidak banyak berspekulasi terhadap konferensi pers Ketua umum The Fed AS, Ben Bernanke, pukul 01:15 WIB nanti malam, dan nampaknya masih tetap fokus pada rilis hasil sidang yang dijadwalkan akan keluar pukul 23.30 WIB nanti malam – meliputi kebijakan moneter dan prakiraan ekonomi. Konferensi pers The Fed usai sidang merupakan yang pertama kalinya sepanjang sejarah 97 tahun
The Fed AS. Pasar masih berpegang pada suatu pandangan bahwa, meskipun The Fed mendekati akhir tahap kedua untuk membeli obligasi pada Juni mendatang – sebuah program yang dikenal sebagai Quantitative Easing, atau QE2 – level suku bunga dan kebijakan moneter masih akan diakomodir dalam beberapa waktu ke depan.
 

• Tidak mungkin akan ada QE3, tetapi tidak mungkin pula QE2 akan ditarik menjelang Juni, demikian penilaian pasar saat ini. The Fed diperkirakan akan mengatakan akan menyelesaikan program QE2 berupa pembelian obligasi senilai $600 milyar, yang dijadwalkan akan berakhir pada bulan Juni. Namun, jika The Fed mengambil putusan yang mengejutkan pasar, dengan lebih hawkish (memperketat kebijakannya yang ultra longgar tersebut), maka akan menimbulkan risiko tekanan jual dolar AS yang cukup besar di pasar mata uang.
 

• Harga obligasi AS naik (yield turun) karena ekspektasi The Fed masih akan mempertahankan kebijakan moneternya yang ultra‐longgar meskipun akan memberikan sinyal berakhirnya QE2. Indeks dolar AS, yang mengukur kinerja dolar terhadap mata uang utama dunia, berlanjut turun ke 73,802, sedangkan EURUSD naik hingga 1,4657.
 

• Harga minyak dunia juga berfluktuasi menjelang putusan sidang FOMC The Fed AS nanti malam. Harga minyak mentah AS tipe kontrak Juni <CLc1> melemah ke $111,94 dari penutupan sebelumnya, $112,20. Sementara komoditas logam, seperti silver, membukukan penurunan harian terbesar dalam enam minggu setelah mencapai level puncak terbarunya selama 31‐tahun di hari sebelumnya. Emas juga berada di bawah
tekanan dari ketidakpastian investor menjelang putusan sidang FOMC The Fed AS nanti malam. Harga silver di pasar spot <XAG=> turun hingga 4,9% ke sesi rendah $ 44,62 per ounce, setelah kenaikan pada hari Senin ke rekornya $49,48 yang pernah dicapai Januari 1980. Harga emas di pasar spot <XAU=> mencapai rekor tertinggi $1,518.10/troy ounce pada hari Senin, dan kemarin merosot signifikan ke $1,502.85. Rally
komoditas logam tersebut terlalu tajam, sehingga tidaklah mengejutkan jika terjadi profit taking besar‐besaran menjelang putusan FOMC.
 

Pelaku pasar komoditas mengharapkan putusan FOMC masih mengakomodasi kebijakan moneter yang ultra‐longgar namun ada kekhawatiran di antara mereka bahwa program QE2 akan diakhiri sebelum waktunya. (Research – Rekhmen)
 

GOLD & COMMODITIES 
• Silver membuat penurunan terbesar hariannya dalam enam minggu Selasa lalu setelah sebelumnya mencapai level tertingginya dalam 31‐tahun, sementara itu gold dibawah tekanan dari investor yang tidak pasti mengenai kemungkinan kebijakan moneter 
AS.
 

• Spot silver <XAG=> melemah pada awalnya hingga 4.9 persen ke level terendahnya $44.63 per ons, setelah naik ke level $49.31 Senin lalu, level tertingginya sempat menyentuh level $49.48 pada Januari 1980.
 

• Volatilitas yang tinggi dan expiry dari U.S. silver options menambah intensitas penurunan, mempengaruhi gold, yang mana merosot kembali dari level puncaknya Senin lalu level $1518,10 per ons dimana berikutnya meeting the Fed Rabu ini.
 

• The Fed diekspektasi untuk mengindikasikan tidak terburu‐buru untuk menaikkan tingkat suku bunga.
 

• "There are quite a few things coming out in the next day or two ‐‐ the FOMC and the GDP release. People are just taking profits on these markets around that event risk," kata analis Standard Chartered Daniel Smith. "The key thing for me is any indication that interest rates might rise."
 

• Silver diperdagangkan pada level $45.77 per ons pada pukul 1400 GMT, dibandingkan level $46.90 pada penutupan New York Senin lalu, membuat penurunan terbesarnya sejak 15 Maret.
 

• Gold <XAU=> membuat dua hari penurunannya, meskipun pelemahan pada dollar AS, yang mana berlaku sebagai insentif pada investor non AS untuk buy the metal.
 

• Harga spot terakhir melemah 1 persen ke level $1494,00 per ons, sementara itu U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Juni <GCv1> turun 0.9 persen ke level $1494,50.
 

• Platinum <XPT=> terakhir merosot 1.2 persen ke level $1797,24 per ons dari level $1819,30, sementara itu palladium <XPD=> turun 1.5 persen ke level $747.50 per ons.

Strong earnings push S&P through key level

NEW YORK | Tue Apr 26, 2011 5:12pm EDT
NEW YORK (Reuters) - A fresh batch of corporate results pushed U.S. stocks to their best levels since June 2008 on Tuesday, renewing optimism that profit growth will remain resilient enough to keep equities on the rise.

The S&P 500 barreled through the 1,344 level, seen as a key resistance point the benchmark index needed to surpass in order to trigger further gains.

Ford Motor Co (F.N), 3M Co (MMM.N) and United Parcel Services Inc (UPS.N) were among the bellwether names to impress, continuing a string of better-than-expected results. 3M and UPS also raised their full-year profit outlooks.

"It is really from the multinationals that have been reporting good numbers and speaking of good things to come -- these are big, big blue chips that are starting to see a bright light," said Joseph Benanti, managing director at Rosenblatt Securities in New York.

Shares of 3M, a Dow component, rose 1.9 percent to $95.94 while UPS was up 0.9 percent at $74.30. Ford advanced 0.7 percent to $15.66.

According to Thomson Reuters data, 35 percent of S&P 500 companies have reported earnings through Tuesday, with 76 percent exceeding analysts' expectations.

But there were some disappointments -- Coca-Cola Co (KO.N) fell 1.2 percent to $66.93 and was the Dow's biggest drag after its results were hurt by lost Japanese revenue. U.S. Steel Corp (X.N) and Netflix Inc (NFLX.O) also fell after results.

The three major U.S. stock indexes hit fresh highs for the year and the Nasdaq climbed to its highest level since October 2007. But some caution remained a day before a press conference by U.S. Federal Reserve Chairman Ben Bernanke.

The Dow Jones industrial average .DJI rose 115.49 points, or 0.93 percent, at 12,595.37. The Standard & Poor's 500 Index .SPX gained 11.99 points, or 0.90 percent, at 1,347.24. The Nasdaq Composite Index .IXIC climbed 21.66 points, or 0.77 percent, to end at 2,847.54.

FED AHEAD, AMAZON DIPS LATE

The press conference will follow the Fed's last policy statement before it is expected to stop its quantitative easing program at the end of June. Investors have concerns that the end of that program could remove support for buying stocks.

After the closing bell, Amazon.com (AMZN.O) slipped 0.2 percent to $182 after the online retailer reported a drop in profit for the first quarter as its investment in new businesses ate into earnings.

U.S. consumer confidence rose in April as inflation expectations eased somewhat and consumers felt better about the short-term outlook, according to a report from the Conference Board, a private-sector group. The data helped ease concerns that the recent rise in oil prices have started to hit shoppers.

Volume was tepid, with about 7.31 billion shares traded on the New York Stock Exchange, NYSE Amex and Nasdaq, slightly below the daily average of 7.73 billion.
Advancing stocks outnumbered declining ones on the NYSE by 2,188 to 837, while on the Nasdaq, advancers beat decliners 1,648 to 941.

Tuesday, April 26, 2011

Headline News 26.04.11

US & GLOBAL
 

• Perdagangan masih tipis di mayoritas pasar global Senin kemarin, dibarengi oleh keraguan investor terhadap putusan The Fed AS apakah akan merubah kebijakan moneternya yang sudah sangat longgar di pertemuan regulernya yang dijadwalkan akan berlangsung 26‐27 April ini.
Komoditas silver mengalami sell off (tekanan jual) setelah gagal menembus rekor tertinggi 30‐tahunnya, memicu lemahnya harga minyak.
Sementara kenaikan bursa saham Wall Street tertahan oleh estimasi earning korporasi yang mulai pesimis..
 


• EUR/USD masih naik di tengah sesi perdagangan yang volatile karena sepinya pasar global Senin kemarin. Sementara pelaku pasar masih mengkhawatirkan indeks dolar AS (terhadap mata uang utama dunia) bisa menguji level terendahnya kembali jika The Fed masih
mempertahankan kebijakan moneternya yang longgar di sidangnya minggu ini. EUR/USD naik 0,20% pada $ 1,4580.
 

• Harga‐harga komoditas terkoreksi setelah mencapai puncaknya masing‐masing. Harga silver naik hingga 8% ke $49,31 sebelum turun kembali secara tajam ke $46,90 setelah gagal menembus level rekornya dari tahun 1980. Harga silver di pasar berjangka AS <SIK1> melonjak ke intraday tinggi $49,82, hampir menyentuh level $50,35 yang pernah dicapai pada bulan Januari 1980 silam.
 

• Harga minyak jatuh setelah minyak mentah AS menyentuh level tertinggi sejak September 2008, dipicu oleh profit taking pelaku pasar pada komoditas silver. Minyak dan komoditas lainnya sempat naik di awal sesi karena berkembang kekhawatiran inflasi dan karena pasar masih terus mengamati kekacauan di Libia, Timur Tengah maupun Nigeria yang belum reda. Harga minyak mentah AS tipe kontrak Juni <CLc1>
diperdagangkan di $112,20 di penutupan sesi NY, turun dari puncak $113,48, harga intraday tertinggi sejak September 2008 yang dicapai di sesi awal. Harga emas di pasar spot <XAU=> sempat naik ke rekor tertinggi $1518,10/ounce dan jatuh bersamaan dengan perak hingga $1506,40 setelah penutupan NY. Harga tembaga ditutup dengan kerugian curam karena outlook ekonomi jangka pendek di Amerika Serikat, Inggris dan prospek ekonomi Cina menawarkan sedikit insentif untuk mendorong akselerasi logam industri dari level tinggi mereka saat ini.
 

• Bursa saham Wall Street jatuh menyusul mulai ada tanda‐tanda bahwa tingginya harga bahan baku mengganggu outlook perusahaan, termasuk Kimberly‐Clark Corp, yang kembali merendahkan estimasi pendapatannya tahun ini akibat meningkatnya harga bahan baku hingga lebih dari 2 kali lipat dari ekspektasi.
 

• Pasar saat ini juga masih meragukan pertumbuhan ekonomi AS, dibarengi tingginya harga bensin hal tersebut akan beresiko menekan sektor konsumsi (consumer spending). Ini merupakan bias fundamental bahwa data ekonomi yang cenderung melambat disertai harga bahan bakar yang meningkat akan mengambil korban mereka para konsumen.
 

• Indeks dolar AS naik kembali merosot hingga 73,813 namun kemudian diakhiri flat dengan kenaikan sangat tipis di 74.009. Sementara USD/JPY masih turun 0,20% di 81,70.
 

• Sejak 4 minggu terakhir ini para spekulan sebenarnya telah mengurangi tekanan jual mereka atas dolar AS, namun seperti yang ditunjukkan oleh CFTC (Komisi Perdagangan Berjangka dan Komoditas) AS bahwa posisi di pasar masih net‐short (dominan jual) untuk dolar AS senilai $24,36 milyar. Waspadai jika Fed dalam putusan moneternya Rabu besok ternyata lebih hawkish (cenderung merubah kebijakannya dari level yang ultra longgar saat ini), akan memicu pengaruh pada pergerakan dolar di pasar. (Research – Rekhmen)
 

GOLD & COMMODITIES

• Harga spot silver anjlok mendekati 2 persen Senin lalu, menghapuskan kenaikan tajam sebelumnya setelah teknikal gagal untuk mencapai level tertingginya tahun 1980 yang dipicu oleh heavy selling.
 

• Penurunan tajam silver bersamaan dengan pelemahan pada harga emas dan minyak mentah.
 

• Perdagangan silver futures AS sangat berat meskipun pasar libur di Inggris, Kanada dan Australia, dan mencatatkan rekor volume tertingginya.
 

• "This morning's action so far does look like a potential exhaustion," kata James Dailey, portfolio manager pada TEAM Asset Strategy Fund.
 

• Chart teknikal silver menunjukkan suatu classic island reversal pattern, dengan mencatatkan volume yang besar pada pembukaan dan pembalikan berikutnya, kata Dailey.
 

• Spot silver <XAG=> turun 0.8 persen ke level $46.29 per ons pada pukul 10:32 a.m. EDT (1432 GMT), turun tajam dibawah level tertinggi
hariannya $49.31.
 

• U.S. silver futures <SIK1> sempat melonjak hingga 8 persen dalam intraday high level $49.82 per ons, hanya 50 sen dari level puncaknya $50.35
yang tercapai 18 Jan, 1980. Kemudian terakhir diperdagangkan pada level $46.285 per ons.
 

• Spot gold <XAU=> mencapai level tertingginya $1518,10 per ons. Kemudian melemah bersamaan dengan silver ke level $1504,90 per ons.

Monday, April 25, 2011

Headline News 25.04.11

US & GLOBAL
 
• Indeks dolar masih berada di areal terendahnya 3 tahun Jumat lalu dan berpotensi melanjutkan penurunannya di perdagangan minggu ini.
Sementara penguatan yen akibat lemahnya dolar AS memicu koreksi Nikkei menghambat rebound di tengah tipisnya volume perdagangan akhir minggu tersebut. Harga emas berlanjut menembus new‐record high di $1.512/ons, melanjutkan rally dalam 6 sesi berturut‐turut akibat lemahnya dolar menyebabkan investor memburu aset‐aset yang minim ketergantungan terhadap ekonomi AS.
 
• Indeks dolar stabil (terhadap mata uang utama dunia) berada di sekitar 74 di penutupan perdagangan minggu lalu setelah tergelincir ke titik terendah sejak pertengahan 2008 pada hari Kamis, di 73,735, terbebani oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve masih akan mempertahankan suku bunga sebesar rekor terendah dan belum tuntasnya pembahasan parlemen mengenai rencana pemerintah AS memangkas defisit $14 trilyunnya dalam program 2 tahun.
 
• Pelemahan indeks dolar AS diproyeksikan akan berlanjut dengan potensi menuju rekor terendah 70,698 yang pernah dicapai Maret 2008.
Alasan terbesar di balik kejatuhan dolar AS saat ini adalah berkurang kepercayaan investor pada aset AS. Pasar sepertinya mulai menyadari fakta bahwa masalah fiskal (krisis utang) bukan hanya milik negara‐negara ‘pinggiran’ Eropa.
 
• Perdagangan diperkirakan tetap tipis di awal minggu karena mayoritas pasar utama dunia masih tutup hari Senin, merayakan Hari Raya Paskah sejak Jumat akhir minggu lalu.
 
• Menambah tekanan pada dolar, data pada Kamis menunjukkan ekonomi AS belum cukup meraih momentumnya kembali. Indeks manufaktur negara bagian Atlantik Tengah AS melambat tajam pada bulan April, klaim pengangguran mingguan turun tidak sebanyak yang diproyeksikan dan laporan lain menunjukkan penurunan tajam harga rumah pada bulan Februari. Untuk itu banyak yang memperkirakan data GDP Q1 AS pada 27 April ini akan menunjukkan indikasi pertumbuhan ekonomi AS yang melambat secara signifikan.
 
• Indeks Nikkei Jepang mengakhiri perdagangan minggu lalu dengan koreksi 0,04% setelah berhasil meredam tekanan di sesi awal dipengaruhi oleh berita bahwa perusahaan Renesas Electronics, pemasok utama chip untuk industri otomotif, akan kembali mengoperasikan pabriknya yang dilanda gempa‐tsunami besar lebih cepat di luar dugaan. Mayoritas tekanan bursa saham Tokyo di perdagangan awal Jumat dipicu oleh tekanan USD/JPY.
 
• Di Seoul, salah satu pasar Asia yang buka pada hari Jumat, indeks saham Kospi <. KS11> beringsut turun 0,03% dari penguatan tajam minggu lalu, sedangkan indeks Shanghai <SSEC.> turun 0,7%, mengabaikan kenaikan bursa Wall Street Kamis sebelumnya, yang merupakan penguatan mingguan pertama dalam 3 minggu terakhir. Namun penguatan Wall Street nampaknya akan terbatas karena maraknya rilis laporan keuangan perusahaan‐perusahaan yang listing dalam indeks S&P500 minggu ini.
 
• Mata uang yuan China mencapai rekor tinggi, diperdagangkan di 6,5096 terhadap dolar Jumat sore lalu karena bank sentral Cina masih mempertahankan level mid point di titik tertingginya. Seperti yang banyak negara Asia lakukan tahun ini, pemerintah China berupaya menjinakkan inflasi impor dengan cara memperkuat mata uangnya. Tapi analis tidak mengatakan bahwa pengawasan nilai tukar oleh bank sentral China saat ini sebagai langkah awal sebelum melakukan revaluasi mata uang.
 
• Harga minyak rebound dari tekanannya terkait dengan lemahnya data ekonomi AS dan dolar AS. Harga minyak mentah AS tipe kontrak Juni <CLc1> naik ke $ 112,35/barel.
 
• Pasar keuangan AS ditutup Jumat memperingati Paskah, sementara pasar Inggris akan ditutup baik Jumat dan Senin ini untuk perayaan tersebut.
 
GOLD & COMMODITIES
 
• Spot gold meningkat ke level tertingginya sepanjang masa Jumat lalu dalam volume perdagangan yang tipis, mencapai level tertingginya dalam rangkaian enam harinya dari pelemahan dollar AS dan dibayangi faktor‐faktor dari permasalahan ketidakpastian geopolitik hingga inflasi.
 
• Silver juga mencapai level terhebatnya dalam 31 tahun, mencatatkan puncak dalam tujuh harinya dan melampaui kenaikan mingguan emas oleh besarnya marjin.
 
• Berlanjutnya krisis sovereign debt zona euro, gejolak di Timur Tengah dan Afrika Utara, naiknya inflasi global, dan meningkatnya kekhawatiran berkenaan stabilitas fiskal AS yang mendorong rally yang mencapai level tertingginya pada precious metals.
 
• Spot gold <XAU=> naik untuk mencatatkan rekor tertingginya $1512,50 per ons, sebelum melemah ke level $1507,69 pada pukul 0853 GMT, yang tercatat dalam mingguannya telah naik 1.5 persen – kenaikan dalam enam minggunya.
 
• Spot silver/perak <XAG=> mencapai level $46.69 per ons, level puncaknya sejak tahun 1980, dengan kenaikan mingguannya hingga 8.4 persen, penguatan tertinggi mingguannya dalam dua bulan.
 
• Perak telah meningkat 51 persen hingga tahun ini, dan gold 6 persen. Perbandingan sama dengan 1 persen kenaikan tembaga pada harga London Metal Exchange, the bellwether pada industrial metals complex.

Friday, April 22, 2011

Gold soars to record in sixth straight session

SINGAPORE | Fri Apr 22, 2011 9:28am EDT
SINGAPORE (Reuters) - Spot gold surged to a lifetime high on Friday in thin holiday trade, hitting a record for a sixth consecutive session on a weak dollar and factors ranging from geopolitical uncertainty to inflation concerns.

Silver also raced to its loftiest in 31 years, notching the milestone for a seventh straight day and outstripping gold's weekly gains by a huge margin.

The ongoing euro zone sovereign debt crisis, unrest in the Middle East and North Africa, rising global inflation, and most recently worries over the fiscal stability of the United States have fueled the record-breaking rally in these precious metals.

Spot gold rose to an record of $1,512.50 an ounce, before easing to $1,507.69 by 4:53 a.m. EST, on track for a weekly gain of 1.5 percent -- its sixth consecutive week of gains.
Spot silver hit $46.69 an ounce, its highest since 1980, on course for a weekly rise of 8.4 percent, its biggest weekly increase in two months.

Silver has gained 51 percent so far this year, and gold 6 percent. This compares with a corresponding 1 percent rise in the London Metal Exchange price of copper, the bellwether of the industrial metals complex.
Supporting precious metals, the dollar was languishing near a three-year low against a basket of currencies, and could take a run at the all-time low hit in 2008, pressured by record low interest rates and the crushing weight of the U.S. budget deficit.

So long as the overall environment stays supportive and the dollar remains weak, gold is expected to retain its strength. Price of bullion is seen to rise to $1,700 an ounce by 2015, analysts polled by Reuters said in a poll.

However, a correction might be on the horizon after the recent rapid ascent, traders and analysts said.
"Gold is likely to consolidate around the $1,500-level next week," said Li Ning, an analyst at Shanghai CIFCO Futures. "The angle of the recent rally is very sharp, and we are bound to see some correction in the near term."

MORE STEAM TO RUN ON?

Spot gold has rallied more than $50, or 4 percent, in the past eight sessions. The Relative Strength Index, or RSI, rose to nearly 75, a level unseen since October last year, suggesting the market has been heavily overbought.

The RSI on spot silver climbed close to near 89, its highest since April 1987.
The gold market may have topped out, and now is the time to sell while there are still people willing to buy, said Barry Schwartz, vice president and portfolio manager at Toronto-based wealth manager Baskin Financial Services.

However, Shanghai CIFCO's Li said gold has more steam to run on and expected prices to peak at $1,550 by the end of the second quarter, buoyed by the Middle East unrest, sovereign debt concerns on both sides of the Atlantic and inflation worries.

The Shanghai Gold Exchange has started a trial for over-the-counter trading, providing a convenient tool for institutional clients to trade large quantities of gold, to catch up with exploding investment demand in China.

Holdings in the physically backed exchange-traded precious metals funds dipped ahead of the long Easter weekend. SPDR Gold Trust, the world's biggest gold ETF, saw holdings dip 0.6 metric tons to 1,229.643 metric tonne.

Financial markets in Singapore and Hong Kong are closed on Friday for a public holiday, and Hong Kong will remain closed on Monday.

Headline News 22.04.11

US & GLOBAL

• Erosi  dolar  AS  terus  terakselerasi  minggu  ini setelah warning lembaga  Standard  &  Poor's  terhadap  beban  utang besar Amerika Serikat  serta  tanda-tanda  perlambatan  ekonominya.  Namun  pasar  saham  tidak  terpengaruh  oleh  peringatan  S&P's,  yang  pada  hari  Senin  lalu  menyatakan  akan  men-downgrade peringkat  utang  Amerika Serikat  (yang saat ini  di  level AAA)  jika  gagal  mencapai  kesepakatan untuk rencana pemangkasan  utang  $14  trilyun dalam kurun
waktu 2  tahun ini.

• Indeks  dolar  AS  (terhadap  mata  uang  utama  dunia)  merosot  ke  level  terendah  3  tahun  Kamis  kemarin  yang  memicu  lonjakan  harga  komoditas  emas  ke rekor  tertinggi  di  tengah  arus  investasi  yang  marak  pada  aset-aset  yang  memiliki ketergantungan  minim  pada  ekonomi  AS.  Sementara  optimisnya  rilis laporan pendapatan perusahaan AS dan  Eropa kuartal pertama tahun 2011 memicu kenaikan bursa saham dunia  ke  level  tertinggi 33-bulan. 

• Banyak perusahaan Amerika yang memiliki exposure bisnis di  luar negeri, di mana permintaan dan investasi sedang  meningkat. Hal  ini meredam pesimisme dari kinerja ekonomi AS yang kembali menunjukkan tanda-tanda  melambat  karena pertumbuhan lapangan kerja  yang lemah dan harga minyak naik.

• Dolar  mengalami  tekanan  karena  masih  dipertahankannya  level  suku  bunga  yang  ultra-rendah  dan  arus  diversifikasi  bank  sentral  global  dari  dolar  AS  ke
denominasi mata uang dunia lain, meskipun krisis  utang Eropa  kembali mengemuka belakangan ini. Proyeksi bahwa bank  sentral  AS akan  mempertahankan
suku  bunga  sebesar  nol  dekat  untuk  masa  yang  akan  datang,  bahkan  ketika  bank  sentral  utama  lainnya  menaikkan  suku  atau  akan  memperketat,  telah
menekan  dolar dalam beberapa pekan terakhir.

• Indeks  dolar  <.DXY>  turun ke  73,735,  level  terendah  sejak  Agustus  2008.  Minimnya  volume  perdagangan  menjelang
long-weekend Paskah  memperbesar pengurangan bertahap  aset  dolar  bank  sentral  asing  dari  cadangan  mereka.  Secara teknis  ada potensi  indeks  dolar  AS  akan  menuju rekor  rendah  70,698
yang pernah dicapai tahun 2008 lalu.

• Investor  cenderung memburu kembali  aset-aset beresiko, meskipun ada warning karena kekhawatiran  tentang  krisis  utang zona  euro dan  dampak gempa-
tsunami  Jepang  yang  mengganggu rantai  pasokan. Semua faktor  ini  memberikan  sentimen  negatif untuk dolar,  yang akan memicu  akselerasi tekanannya
lebih lanjut. 

• Namun  bursa  saham  tidak  didukung  oleh  kredibilitas  dolar  AS,  karena  banyak  sekali  perusahaan-perusahaan  AS  yang  memiliki
exposure di  luar  negeri. Investor  memburu  saham-saham setelah  laporan  pendapatan  perusahaan  global di  kuartal  pertama  2011 meredam  pesimisme  rilis  data  ekonomi  dunia,
seperti  dari  Jerman  (Ifo)  dan  Amerika  Serikat ( weekly  jobless  claims ).  Indeks  bursa  saham  dunia  yang  tergabung  dalam  indeks  MSCI  naik  selama  3  hari
berturut-turut, dan Kamis kemarin naik 0,7% ke  level tertinggi sejak  Juli 2008. 

• Bursa  saham Wall  Street mengalami  kenaikan pertama  kalinya untuk  basis  mingguan selama 3 minggu terakhir,  setelah laporan  pendapatan  yang  sangat
optimis  dari  sejumlah  perusahaan  industrinya, termasuk Apple,  yang  mendongkrak kembali  sentimen
bullish
pasar. Indeks saham  Eropa,  FTSEurofirst  300
<.FTEU3>, 0,4%, indeks saham  Asia naik ke level tertinggi mereka sejak Januari  2008.

• Lemahnya  dolar  AS  dan  kekhawatiran  inflasi  dunia  memicu  akselerasi  kenaikan  harga  emas  ke  rekor  tertingginya,  $1,508.75,  sementara  harga  perak
<XAG=> melonjak ke level tertinggi 31 tahun di $46,66/ounce.  Harga minyak mentah AS tipe kontrak Juni (CLc1) berlanjut rebound ke  $ 112,35/barel.
Pasar  keuangan  AS  tutup  hari  ini  memperingati  Jumat  Agung  (Paskah),  sementara  pasar  Inggris  akan  ditutup  baik  Jumat  dan  Senin  untuk  akhir  pekan
panjang  merayakan Paskah.

Thursday, April 21, 2011

Headline News 21.04.11

US & GLOBAL 
• Pasar saham dunia mayoritas mengalami kenaikan tajam pada Rabu kemarin didorong oleh positifnya laporan keuangan perusahaan di AS dan Eropa. Sementara emas melonjak ke rekor tertinggi di atas $1.500/troy ounce berbarengan dengan rally di bursa komoditas dunia. Tekanan dolar AS dan positifnya lelang obligasi Spanyol mendorong euro ke areal tertinggi dalam 15 bulan. Mata uang komoditas, seperti Aussie dollar dan Canadian dollar, memperoleh benefit oleh kenaikan di bursa komoditas dunia tersebut.
 

• Laporan keuangan positif diikuti dengan outlook optimis perusahaan‐perusahaan global, seperti Intel AS, meningkatkan kepercayaan investor terhadap kinerja ekonomi global dan meredam kekhawatiran yang belakangan ini mengemuka, termasuk krisis utang Eropa dan AS. Bahkan laporan keuangan perusahaan global untuk kuartal pertama tahun 2011 tersebut mulai mempengaruhi proyeksi pasar terhadap potensi kinerja ekonomi tahun ini.
 

• Bursa saham dunia, yang tergabung dalam indeks MSCI, naik 2,1% melanjutkan kenaikan Selasa sebelumnya dan meng‐cover tekanan di awal minggu ini. Bursa saham AS mencapai kinerja terbaiknya dalam sebulan ini, terangkat oleh kenaikan indeks Dow Jones ke level tertingginya selama hampir 3 tahun.
 

• Perusahaan produsen memory chip terbesar dunia, Intel, merilis laporan pendapatan Q1 dan proyeksi penjualan kuartal berikutnya jauh di atas perkiraan. Sementara perusahaan Eropa, seperti perusahaan kosmetik terbesar dunia, L'Oreal, dan produsen mobil PSA Peugeot Citroen, juga merilis optimis laporan pendapatannya masing‐masing.
 

• Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> Eropa naik 1,9% ke level penutupan tertinggi dalam 1 minggu. Indeks bursa saham di negara‐negara berkembang (emerging market) <.MSCIEF> naik 2,6%. Namun Societe Generale dalam catatannya, seperti yang dilansir Reuters, mengatakan bahwa para hedge fund masih berhati‐hati terhadap bursa saham AS. Hal ini terlihat dengan masih adanya net‐short (tekanan jual) pada indeks S&P500 <SPX.> dan indeks Russell2000 <RUT.>, padahal mereka mulai melakukan net‐long (beli) pada ekuitas Jepang.
 

• Emas <XAU=> menembus rekor $1.500/troy ounce dan perak mencapai level tertinggi 31 tahun. Kekhawatiran tentang masalah utang pemerintah, inflasi dan gejolak di Timur Tengah menjadi pemicu kenaikan gradual emas belakangan ini. Sementara munculnya isu baru dari krisis utang Eropa, yakni resiko restrukturisasi utang Yunani, masih mengguncang pasar obligasi, mendorong kenaikan yield obligasi Yunani dan Portugis ke level tertinggi baru.
 

• EUR/USD naik di atas 1% ke $1,4546, melonjak signifikan dari low minggu ini di sekitar $ 1,4155. Euro juga menguat di atas 1% ke level 120,39
yen.
 

• AUD/USD naik 1,6% ke level $ 1,0692. Sementara dolar AS terkoreksi ke level terlemahnya atas dolar Kanada, C$0,9498. Indeks dolar AS, terhadap mata uang utama dunia, melemah hampir 1% ke 74,328.
 

• Melemahnya dolar AS tersebut menjadi salah satu pendorong naiknya harga komoditas, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni <LCOc1> naik sekitar $2,52 menjadi $ 123,85/barel, setelah mencapai level tertinggi kemarin, di $124,23. Harga minyak mentah AS Juni <CLc1> naik $3,10 menjadi $111,38/barel, tertinggi sejak April 18. Sebagian juga terdorong oleh rilis laporan persediaan minyak mentah AS yang turun untuk pertama kalinya dalam tujuh minggu.


GOLD & COMMODITIES 
• Emas naik diatas level $1500 per ons Rabu lalu untuk pertama kalinya yang pernah ada karena dollar AS merosot, oil naik, kekhawatiran berkenaan dengan outlook ekonomi AS yang mendorong permintaan pada metal sebagai safe haven dan kenaikan inflasi yang mendorong permintaan Asia.
 

• The Reuters‐Jeffries CRB index <.CRB> mencatatkan kenaikan terbesar hariannya dalam dua minggu karena harga komoditas mengalami rally.
 

• Spot gold <XAU=> mencatakan level puncaknya $1505,40 per ons dan diperdagangkan pada level $1501,10 per ons pada pukul 1403 GMT, terhadap level $1493,90 yang terjadi pada penutupan New York Selasa sebelumnya. U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Juni <GCv1> naik $6.70 per ons ke level $1501,80.
 

• Silver mencatatkan kenaikan melebihi gold, memperluas kinerja kenaikannya yang terlihat the grey metal telah outperform daripada precious metals lainnya tahun ini. Silver <XAG=> mencapai level tertingginya dalam 31‐tahun ke level $44.79 per ons dan terakhir diperdagangkan pada level $44.72 terhadap level $43.89.
 

• Harga emas naik 5 persen bulan April dan kelihatan memperluas kenaikannya karena ketertarikan pada metal sebagai safe haven dari resiko yang didorong oleh pembicaraan bahwa Yunani kemungkinan untuk merestrukturisasi utangnya dan Standard & Poor's mengancam menurunkan peringkat America's triple‐A credit rating.
 

• "Gold has been acting as a currency in its own right, and that is why we are up at $1,500," kata Simon Weeks, kepala precious metals pada Bank of Nova Scotia. "There is an awful lot of bad news in the price. The S&P comment the other day has given us the final kicker to get up here."
 

• Rasio gold:silver – jumlah dari silver ounces yang dibutuhkan untuk membeli ounce dari gold – untuk sementara melemah ke level terendahnya sejak tahun 1983 yang berada dibawah 34.
 

• "The last time silver was this expensive in relation to gold was almost 28 years ago," kata Commerzbank dalam catatannya. "Both precious metals are still reaping the benefit of the news of recent weeks and days."
 

• Platinum <XPT=> berada pada level $1800,99 per ons terhadap level $1761,50, sementara itu palladium <XPD=> di level $754.97 terhadap level $726.95.

Gold powers above $1,500 as inflation worries mount

NEW YORK | Wed Apr 20, 2011 5:05pm EDT
NEW YORK (Reuters) - Gold rallied above $1,500 an ounce for the first time on Wednesday, extending this week's record run as investors hedged growing inflation risks and bought into a broad commodities rally as the dollar slumped.

Mounting evidence of quickening inflation in major Asian economies such as China and India were echoed in Latin America on Wednesday, with Brazilian prices nearing a government ceiling and Mexico's yearly rate exceeding a key target.
The break-even rates on U.S. Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS), which measures investors' inflation expectations, rose for a second day.

A second day of deep losses for the dollar and rallies in oil and grain markets that fueled further inflation concerns also buoyed bullion, which once again rose in tandem with riskier assets like equities as investors turned to gold as a store of value.

"The U.S. government at this point of time has not corrected its fiscal imbalance, and the Federal Reserve continues to maintain exceedingly loose monetary policy, which has the risk of further debasing the dollar," said Mark Luschini, chief investment strategist of broker-dealer Janney Montgomery Scott, which manages $53 billion in client assets.

Gold prices tend to rise with a declining dollar.
Spot gold rose to an all-time high of $1,505.70 an ounce. It was last up 0.4 percent at $1,500.50 by 3:31 p.m. EDT, having risen almost 4 percent over the past eight days. The metal is set for its 11th successive quarterly gain.

While well below their inflation adjusted highs of more than $2,200 struck in 1980 -- when bullion prices spiked in response to the Soviet invasion of Afghanistan -- gold has doubled since the lows of 2008 and risen six-fold since 2001.

Silver also surged above $45 for the first time since 1980, when the Hunt Brothers of Texas cornered the silver market.

Gold has notched new records for four consecutive days, aided in large part by Monday's threat of a downgrade to the United States' triple-A credit rating.

"This is just a continuation of a longer-term move being driven by worldwide monetary policies and specifically here in the United States," said Michael Cuggino, portfolio manager of Permanent Portfolio Funds with $12.5 billion in mutual fund assets.
"Is the U.S. debt ceiling going to be raised? If the debt ceiling is not raised, what happens to the U.S. debt when it matures?" Cuggino asked.

The White House and congressional leaders must agree on a deal on raising the $14.3 trillion cap on borrowing in the next few weeks or the United States will be at risk of defaulting on its debt, which would have dire consequences both for the country and global markets.

INFLATION PRESSURE CREEPING UP

Signs of simmering inflation across the world underpin gold. The break-even rates on the expected new five-year U.S. TIPS rose for a second day to 2.36 percent, roughly 1 basis point higher than late Tuesday.

In Brazil, annual inflation sped dangerously near a government ceiling in the month to mid-April, while Mexico yearly inflation rate climbed above policymakers' target rate of 3.0 percent as investors prepare for higher borrowing costs early next year.

Gold buying in the Asian countries is being fueled by rising consumer incomes and higher inflation. Both China and India reported higher than expected inflation last week.

While gold investors in Western markets have been motivated chiefly by risk aversion in recent years, the precious metal is a much more deeply established asset in Asia, being bought in the form of bullion bars and coins. India and China are by far the world's biggest bullion consumers.

DOLLAR, CREDIT RATING IN FOCUS

The metal is expected to be underpinned by uncertainty over how the United States will adjust monetary policy after the Federal Reserve's $600 billion government bond-buying program -- known as quantitative easing -- comes to an end in June.

If the S&P eventually cuts its long-term rating on the United States, it will weigh heavily on the U.S. dollar, often used as a global reserve currency, and economic stability throughout the world - a perfect recipe for gold rally.

Gold has long been seen as the ultimate haven from risk. During the financial crisis that rattled markets in 2009 and 2010 it was heavily bought on that basis, but its rally has since taken on a momentum of its own, luring more and more speculators who have begun to view it as a one-way bet.

"Gold has been acting as a currency in its own right, and that is why we are up at $1,500," said Simon Weeks, head of precious metals at the Bank of Nova Scotia.

Wednesday, April 20, 2011

Breaking News 20.04.11

Jepang - Export & Import (Maret)

Tingkat ekspor Jepang periode Maret merosot tajam -2,2% (Y/Y) dari bulan sebelumnya, dan ini merupakan penurunan pertamanya selama 16 bulan untuk basis tahunan, yang disinyalir
sebagai dampak dari bencana gempa dan tsunami besar yang menerjang Jepang saat itu.

Impornya di periode Maret naik 11,9%, sementara surplus
Trade Balance-nya merosot hingga 196,5 milyar yen, jauh di bawah perkiraan 493,6 milyar yen dari polling Reuters.

Para ekonom memproyeksikan ekspor Jepang akan terus mengalami penurunan di bulan-bulan mendatang dan mengkhawatirkan bakal terjadinya defisit perdagangan di Jepang,
menyusul masih adanya gangguan produksi karena kebocoran di PLTN Fukushima menyebabkan tidak stabilnya penyebaran arus listrik – termasuk ke pabrik-pabrik di sana.

Selain itu dampak gempa-tsunami besar Jepang tersebut telah terkonfirmasi menelan harta benda senilai $300 milyar, ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal dan menelan korban
jiwa sekitar 14 ribu orang. Secara material ini merupakan dampak gempa terbesar di dunia, yang tidaklah mengherankan jika beresiko mengguncang ekonomi Jepang dan juga global.
Perlu diwaspadai guncangan ekonomi Jepang yang beresiko mempengaruhi kinerja pasar finansial lokalnya dan juga global tahun ini

Headline News 20.04.11

US & GLOBAL 
• Bursa saham dunia naik pada hari Selasa mengurangi tekanan Senin sebelumnya, namun kekhawatiran krisis utang di AS dan Eropa serta
sinyal baru bahaya inflasi di Cina masih menahan minat terhadap aset‐aset beresiko. Lemahnya dolar AS mendorong naiknya harga emas
<XAU=> ke level rekor tertingginya di atas $1.500/troy ounce serta memicu kenaikan harga minyak di New York <CLc1> ke atas level
$108/barel. Harga Silver <XAG=> juga naik ke level tertinggi 31 tahun di $44/ounce.
 

• Sementara laporan keuangan perusahaan yang solid, setelah downgrade S&P terhadap outlook utang AS Senin, sempat mendorong
investor kembali melakukan aksi beli di bursa saham dan sejumlah aset beresiko.
 

• Berlarut‐larutnya pembahasan proposal pemerintah AS untuk menekan defisit $14 trilyun dan spekulasi terhadap restrukturisasi utang
Yunani semestinya masih akan memberikan tekanan di bursa saham, meskipun laporan keuangan perusahaan sekelas Apple nanti dirilis
optimis.
 

• Indeks bursa saham dunia yang tergabung dalam indeks MSCI naik 0,6 persen, mengurangi tekanan 1,6% Senin sebelumnya yang
merupakan tekanan harian terbesar selama sebulan.
 

• Laporan keuangan perusahaan yang lebih optimis dari perkiraan, seperti dari Goldman Sachs dan Johnson & Johnson memicu aksi beli di
bursa saham AS semalam setelah tertekan lebih dari 1% Senin akibat kekhawatiran utang. Bursa saham Eropa pun naik 0,4% karena
membaiknya laporan keuangan perusahaan dari LVMH dan Burberry setelah tekanan 2% Senin sebelumnya.
 

• Kegelisahan Investor terus mengemuka di tengah kemungkinan restrukturisasi utang Yunani, yang memicu ketegangan di Zona Eropa
saat ini. Yunani telah menjual obligasi 3 bulan senilai €1,6 milyar namun terpaksa harus membayar yield‐nya lebih dari 4% ‐ atau lebih
dari 4 kali lipat dari kewajiban pembayaran yield Jerman selaku negara dengan ekonomi terbesar di Zona Eropa.
 

• Indeks dolar AS terhadap mata uang utama dunia akhirnya tergelincir 0,6% Selasa kemarin setelah sempat menguat Senin sebelumnya
karena naiknya peran safe‐haven di tengah turunnya minat terhadap aset‐aset beresiko karena downgrade S&P terhadap outlook utang
AS.
 

• Isu S&P juga tampak tidak berpengaruh langsung pada Cina, yang memiliki holding asset Treasury AS terbesar. Namun kepala bank
sentral Cina sempat mengatakan seharusnya melakukan diversifikasi investasi karena sejumlah holding‐nya senilai $3 trilyun dalam
valuta asing telah bertumbuh terlalu besar. Pejabat bank sentral Cina lainnya mengungkapkan mengenai tingkat inflasi yang kini
memberikan ruang lebih besar untuk lebih lanjut memperketat kebijakan moneternya, yakni kenaikan rasio cadangan modal perbankan
yang telah dinaikkan 7 kali (termasuk 4 kali sepanjang 2011) sejak Oktober 2010.
 

• EUR/USD rebound kembali ke atas areal 1.4300‐an, terbantu sebagian oleh positifnya data ekonomi Zona Eropa. EUR/USD mengalami
koreksi cukup tajam, hingga ke 1.4159, setelah penguatannya yang mencapai level tertinggi 15 bulan, di 1.4520 minggu lalu.



GOLD & COMMODITIES 
• Emas mencapai level tertingginya sepanjang masa yang mendekati level $1500 per ons dalam dua harinya berturut‐turut Selasa lalu,
dengan hasrat pada resiko anjlok setelah Standard & Poor's memangkas outlook AS dan permasalahan sovereign debt zona euro yang
mengemuka kembali.
 

• Harga pada awalnya naik ke level tertingginya $1497,86 karena dollar merosot, tepat diatas level yang tercapai sebelumnya setelah
pengumuman S&P yang menekan pasar. Emas kemudian melemah kembali setelah mencapai resistance pada level tertingginya.
 

• Spot gold <XAU=> diperdagangkan pada level $1492,59 per ons pada pukul 1344 GMT, terhadap level $1495,08 pada penutupan New
York Senin lalu. U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Juni <GCv1> naik 30 sen ke level $1493,30.
 

• Afshin Nabavi, kepala trading pada MKS Finance di Geneva, mengatakan emas didorong oleh safe‐haven buying.
 

• "Gold, silver and (the Swiss franc) are all attracting lots of attention," ungkapnya. "Every corner of the world you look at, there is a
problem politically or economically."
 

• Euro sedikit menguat terhadap dollar AS Selasa lalu setelah sell‐off sehari sebelumnya, tetapi permasalahan debt pada zona euro tetap
mengkhawatirkan investor pada mata uang tunggal tersebut.
 

• Silver <XAG=> juga bertahan mendekati level tertinggi dalam 31‐tahun sehari sebelumnya $43.51 per ons, yang terakhir diperdagangkan
pada level $43.20 per ons terhadap level $43.32 Senin sebelumnya.
 

• Silver telah outperformed pada gold tahun ini, naik 40 persen sejauh ini terhadap peningkatan gold yang 5 persen. Rasio gold:silver
melemah dalam 28‐tahun terendahnya yang dibawah 35 Senin lalu.

Japan exports fall after quake, further fall likely

TOKYO | Tue Apr 19, 2011 9:34pm EDT
TOKYO (Reuters) - Japan's exports fell in March from a year earlier at a faster pace than economists expected, in a sign that shipments will continue to weaken and hurt economic growth after last month's earthquake and tsunami sparked a nuclear crisis and disrupted supply chains for many manufacturers.

A further decline in exports will likely push Japan's trade balance into a deficit and weigh on gross domestic product, economists say, as companies struggle with a shortage of electricity and parts needed to make goods in the wake of the March 11 natural disaster that struck Japan's northeast coast.

Japan's economy is likely to contract in the second quarter and then resume growing in the third quarter as efforts to rebuild the northeast take hold, but damage to supply chains and factory output could linger, depriving the export-focused country of a vital contribution to gross domestic product and setting the stage for further easing by the central bank.

"As supply chains are expected to recover in late May, the drop in exports may prove short-lived," said Yuichi Kodama, economist at Meiji Yasuda Life Insurance.
"But due to power supply constraints expected in the summer, a full pickup in exports is unlikely until at least the end of this year. The Bank of Japan is likely to be prompted to ease its policy further in coming months."

POWER SUPPLY CONSTRAINTS

Exports fell 2.2 percent in March from a year earlier, more than a median forecast for a 1.5 percent annual fall. That marked the first decline in 16 months. Imports rose 11.9 percent from a year earlier against a forecast for a 6.0 percent annual rise, trade data issued by the Finance Ministry showed.

Exports of cars tumbled 27.8 percent from a year earlier, making the biggest contribution to the decline in overall exports. Semiconductors and electronics fell 6.9 percent from a year ago.

Among Japan's two major export destinations, shipments to China rose an annual 3.8 percent while shipments to the United States fell an annual 3.4 percent.

The trade balance came to a surplus of 196.5 billion yen, much less than the median estimate for a 493.6 billion yen surplus.

Japan is facing its worst crisis since World War Two after a 9.0 magnitude earthquake and a tsunami towering more than 10 meters battered its northeast coast on March 11, leaving nearly 28,000 dead or missing and triggering radiation leaks at a nuclear power plant.

Shortages of electricity and important parts that manufacturers need to make their goods point to the possibility of deep and long-running output disruptions from Japan that could also hobble factories elsewhere in the world.

Japan's economy is expected to contract in the current quarter but will grow again in July-September on reconstruction efforts, a Reuters poll showed. Some economists say gross domestic product may have contracted in January-March, meaning three straight quarters of contraction to June cannot be ruled out.

Tuesday, April 19, 2011

Headline News 19.04.11

US & GLOBAL
 

• Ancaman oleh Standard & Poor's untuk men‐downgrade peringkat utang pemerintah AS dari levelnya saat ini (AAA‐rating) serta
munculnya kembali kekhawatiran tentang krisis utang Eropa mendorong aksi jual pada bursa saham dunia dan mata uang ber‐yield
tinggi Senin kemarin.
 

• Tekanan jual sudah mulai terlihat di sesi Eropa kemarin di tengah kekhawatiran bahwa Yunani harus merestrukturisasi hutangnya,
kemungkinan pada awal musim panas tahun ini. Aksi jual berkembang saat muncul laporan dari lembaga Standard & Poor’s, yang
merevisi turun outlook untuk Amerika Serikat menjadi negative dari stabil – dengan menyebut resiko bahwa proposal untuk
memangkas defisit anggaran AS dalam target 2 tahun tidak akan disetujui parlemen.
 

• Meskipun kemarin S&P masih mempertahankan peringkat utang AS di level AAA, langkah revisinya tersebut berpeluang membuatnya
memangkas peringkat jangka panjang utang AS tersebut dalam kurun waktu 2 tahun ini.
 

• Indeks bursa saham dunia yang tercakup dalam indeks saham MSCI mengawali minggu yang pendek ini (karena libur paskah Jumat)
dengan penurunan 1,5%. Sementara indeks bursa saham Wall Street rata‐rata mengalami penurunan lebih dari 1% akibat langkah S&P,
dan langkah pengetatan moneter Cina pada hari Minggu (17/Apr) dengan menaikkan rasio cadangan modal perbankan yang keempat
kalinya untuk tahun ini. Indeks bursa saham Eropa ditutup melemah di level terendah selama 3 pekan.
 

• EUR/USD pun mengalami tekanan terbesarnya selama 5 bulan untuk basis harian. EUR/USD tertekan ke level terendah selama 2 pekan
di 1,4155/59, sebelum kemudian mengalami sedikit rebound hingga 1,4230an setelah penutupan NY tadi. EUR/JPY merosot lebih dari
2% ke level 116.50. Tekanan euro mulai terakumulasi ketika sumber di pemerintah Jerman mengatakan mereka tidak percaya Yunani,
yang tahun lalu di‐bailout oleh EU dan IMF senilai €110 milyar ($157,milyar), bisa melalui musim panas ini tanpa restrukturisasi.
Sementara pemerintah Yunani telah berulang kali membantah bahwa pihaknya berencana untuk merestrukturisasi utang‐utangnya.
 

• Tekanan pada Portugal juga tumbuh setelah partai True Finns (di FInlandia) yang anti‐euro memenangkan pemilu hari Minggu dan
berikrar akan mendorong perubahan untuk penyelamatan Portugis yang diperkirakan akan mencapai nilai €80 milyar.
 

• Harga emas rally ke rekor tertinggi hampir $ 1.500/troy ounce, sementara komoditas lainnya jatuh karena para investor ‘lari’ ke aset
safe haven (yang beresiko rendah). Kekhawatiran tentang masalah utang Zona Eropa dan kondisi inflasi di China kian memicu
kegelisahan investor saat ini.
 

• Minyak berada di bawah tekanan setelah menteri OPEC mengatakan harga minyak yang tinggi dapat menimbulkan ketegangan ekonomi
para Negara konsumennya. Harga minyak mentah Brent tipe kontrak Juni <LCOc1> turun $1,84 ke level di $121,61/barel, setelah
tergelincir ke sesi rendah $121. Harga minyak mentas AS tipe kontrak Mei turun ke $107,58 (Reuters Graphic), setelah tergelincir hingga
areal $106,50‐an/barel.
 

• Tekanan jual di bursa saham dan beberapa komoditas mendorong penguatan yen karena investor melepas aset‐aset beresiko yang
didanai oleh mata uang Jepang yang ber‐yield rendah – USD/JPY merosot hingga 82,19.



GOLD & COMMODITIES
 

• Harga emas mengalami rally ke level puncaknya yang mendekati $1500 per ons Senin lalu setelah agen pemeringkat Standard & Poor's
memangkas outlook dari AS menjadi negatif dari stabil, yang mendorong arus safe‐haven menuju metal.
 

• S&P mencatatkan suatu "material risk" bahwa policymakers kemungkinan tidak menyetujui pada rencana untuk memangkas defisit
bujet AS.
 

• Spot gold <XAU=> naik ke level tertingginya $1497,20 per ons dan diperdagangkan pada level $1492,25 per ons pada pukul 1358 GMT,
terhadap level $1483,75 pada penutupan Jumat lalu di New York. U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Juni <GCv1> naik $7.60 per
ons ke level $1,493.60, yang menghentikan level puncaknya $1498,60.
 

• Pemangkasan menekan dollar AS, yang pada awalnya membagi kenaikan terhadap euro, sementara itu Treasury debt AS berbalik
menjadi negatif.
 

• Di antara logam mulia lainnya, silver <XAG=> diperdagangkan pada level $43.11 per ons terhadap $42.99, tercapai pada awalnya yang
menyentuh level tertingginya dalam 31‐tahun pada level $43.51 per ons. Silver telah membuat kinerja terbaiknya pada tahun ini, yang
naik 40 persen sejak bulan Januari.
 

• Analis mengatakan the metal, yang telah menguntungkan dari penguatan investment flows dan persepsi pada membaiknya permintaan
industri akan melemah berikutnya, kemungkinan overpriced pada levelnya saat ini.
 

• Platinum <XPT=> pada level $1782,49 per ons terhadap level $1782,70, sementara itu palladium <XPD=> diperdagangkan pada level
$744.22 terhadap level $760.55.

Gold firms below record and sovereign debt worries support

SINGAPORE | Mon Apr 18, 2011 8:40pm EDT
SINGAPORE (Reuters) - Spot gold prices firmed on Tuesday below their record high, as worries over sovereign debt problems in both Europe and the United States further stoked investors' interest in bullion, while silver took a breather from a recent rally.

FUNDAMENTALS

* Spot gold gained 0.8 percent to $1,493.29 an ounce by 7:19 p.m. EDT, off the record high of $1,497.20 hit in the previous session.

* U.S. gold futures were little changed, at $1,494.10.

* Spot gold reached record highs in two consecutive sessions, as the momentum was boosted on Monday after Standard & Poor's threatened to downgrade the U.S. credit rating, amid worries about Europe's debt crisis.

* Federal Reserve officials offered clashing views on Monday of whether soft U.S. growth or inflation pose a greater risk to the economy but the face-off looked unlikely to alter the Fed's ultra-loose stance for now.

* Spot silver eased 0.4 percent to $43.16 an ounce, after hitting 31-year highs for three sessions in a row, as the weakness in the equities market affected sentiment in the precious metals that have industrial applications, such as silver and palladium.

* Spot palladium fell 0.7 percent to $734.47.

MARKET NEWS

* Wall Street fell more than 1 percent on Monday as sovereign debt fears on both sides of the Atlantic and China's monetary tightening hurt the outlook for global economic growth. .N

* The euro nursed heavy losses early in Asia on Tuesday while the yen gained across the board as worries about sovereign debt problems in Europe and the United States prompted investors to unwind carry trades.

Monday, April 18, 2011

Headline News 18.04.11

US & GLOBAL
 

• Pergerakan harga pada aset pasar finansial dunia saat ini, dan juga dalam beberapa sesi ke depan, diwarnai oleh isu suku bunga dan munculnya kembali krisis utang Zona Eropa. Fokus akan tertuju pada sidang FOMC The Fed AS pada 26 April mendatang, menjelang itu aktifitas pasar ‘keluar‐masuk’ dana pada aset beresiko dan safe haven akan memicu fluktuasi.
 

• Isu suku bunga paling jelas pada pasar valuta asing, dimana aktifitas carry trade marak kembali – peminjaman dari mata uang ber‐yield (dengan acuan suku bunga) rendah untuk diinvestasikan ke yang ber‐yield tinggi. Hal ini yang memicu penguatan euro ke level tertingginya selam 15 bulan terhadap dollar, di 1.4520 minggu. Diferensiasi suku bunga adalah faktor yang menyebabkan ini, menyusul ECB beberapa waktu lalu menaikkan suku bunganya 0.25% ke level 1,25% dan diproyeksikan akan melanjutkannya kembali untuk tahun ini. Di sisi lain Jepang masih mempertahankan kebijakan moneter dan level suka bunga yang ultra‐rendah, diperparah oleh bencana gempa dan tsunami besar bulan Maret lalu. Dari AS, juga diperkirakan belum akan menaikkan suku bunganya tahun ini, namun dalam jangka pendek ini harus memutuskan apakah akan mengakhiri atau melanjutkan program Quantitative Easing (QE) – sebuah langkah penyelamatan ekonomi nasional – yang masa waktunya sampai bulan Juni.
 

• Isu QE telah melahirkan arus likuiditas di pasar yang memicu bangkitnya kembali bursa saham belakangan ini – bahkan mampu mengabaikan lonjakan harga minyak dunia, krisis utang Eropa, krisis nuklir Jepang dan panasnya isu geopolitik Timur Tengah. Analis mengatakan bahwa sebenarnya di sisi lain sentimen bullish para investor di pasar equity sudah menurun signifikan. Hal ini yang menyebabkan kerentanan terhadap gejolak pasar yang tiba‐tiba, atau perubahan yang mengejutkan.
 

• Untuk itu di perdagangan ke depan di bulan April ini, isu suku bunga AS dan The Fed sangat mungkin untuk mempengaruhi perdagangan tibatiba. Dari Eropa, data ekonomi, yang pada minggu ini akan diamati data PMI Zona Eropa, yang berpotensi mengarahkan pandangan pasar terhadap outlook suku bunga ke depan. Dari Asia pasar mulai mengkhawatirkan langkah pengetatan moneter dan kenaikan suku bunga China lebih lanjut setelah data CPI Maret mengalami akselerasi kenaikan. India juga dilaporkan mengalami akselerasi inflasi.
 

• Performansi di pasar equity dunia minggu ini akan diuji oleh laporan pendapatan perusahaan Q1 yang memasuki sesi puncak, seperti dari Eropa dan AS. Sejumlah perusahaan besar dunia, seperti Goldman Sachs, Citigroup, Novartis hingga Peugeot dijadwalkan akan dirilis minggu ini.
 

• Jumat lalu bursa saham global dan minyak mentah naik setelah data ekonomi AS dirilis lebih baik dari perkiraan dan meningkatnya kepercayaan konsumen AS karena meredanya kekhawatiran tentang biaya bahan bakar, meskipun emas mencapai rekor tinggi karena kekhawatiran inflasi.
 

• Core CPI Maret AS, harga konsumen tanpa makanan dan biaya energi, naik tipis 0,1% di bawah perkiraan, dibarengi oleh adanya ekspektasi inflasi konsumen untuk 5‐10 tahun ke depan yang jatuh – memberikan sentimen positif untuk aset pendapatan tetap, seperti obligasi. Data lain menunjukkan penggunaan kapasitas industri melonjak Maret ke level tertinggi sejak Agustus 2008, sementara aktivitas manufaktur di negara bagian New York lebih baik dari yang diharapkan, mengurangi kekhawatiran tentang pertumbuhan lebih lambat. Tapi harga emas naik 1 persen ke rekornya $ 1,487.90/ounce didorong oleh rally‐nya harga minyak dan penurunan peringkat utang Irlandia. Harga emas mencatat kenaikan
dalam 5 minggu berturut‐turut.



GOLD & COMMODITIES
 

• Emas mencatatkan level tertingginya Jumat lalu karena pemasalahan mengenai sovereign debt zona euro, kekhawatiran mengenai inflasi dan ekspektasi kebijakan moneter AS akan bertahan akomodatif yang kesemuanya mendorong pada harga logam mulia.
 

• Silver juga bertahan pada awalnya yang mendekati level tertingginya dalam 31‐tahun pada level $42.68. Logam ini melemah dari level tertingginya karena euro merosot pada pertengahan perdagangan sore harinya, tetapi mendapatkan traksi setelah data consumer confidence AS
mendorong dollar untuk menguat.
 

• Spot gold <XAU=> dperdagangkan pada level $1480,30 per ons pada pukul 1425 GMT, versus $1472,90 pada Kamis lalu, yang pada awalnya sempat mencapai level tertingginya $1481,14. Silver <XAG=> naik ke level $42.60 dari $42.08. U.S. gold futures untuk pengiriman bulan Juni <GCv1> meningkat $9.30 menjadi level $1481,70.
 

• "Gold is still in a healthy upward trend," kata analis LGT Capital Management Bayram Dincer. "You have so much uncertainty over whether the U.S. economy will recover, what the next monetary policy step will be."
 

• "I don't think real interest rates will be (a drag) in the short term or medium term for the gold price," tambahnya. "As long as the opportunity cost for gold holding is low, we will see higher prices."
 

• Di antara logam mulai lainnya, platinum <XPT=> berada pada level $1789,74 per ons terhadap level $1786,49, sementara itu palladium <XPD=> diperdagangkan pada level $770.50 dari level $760.63.