title cover

title cover

Monday, January 31, 2011

Headline News 31.01.11

US & GLOBAL 
• Bursa saham AS mengalami penurunan harian terbesar dalam kurun 6‐bulan terakhir terdampak kerusuhan dari aksi unjuk rasa anti‐pemerintah yang berkembang di Mesir, kondisi mana yang
kemudian memicu aksi jual investor terhadap aset beresiko termasuk saham. Volume perdagangan mencapai yang tertinggi sepanjang tahun dimana 9,97 miliar lembar saham diperdagangkan
baik di New York Stock Exchange, American Stock Exchange dan Nasdaq. Penurunan saham‐saham di bursa tersebut menghentikan penguatan beruntun Dow Jones dalam 8‐pekan terakhir dan
mendorong S&P500 di bawah moving average 14‐hariannya untuk pertama kali dalam 2‐bulan terakhir. Hasil laporan keuangan dari Amazon.com dan Ford yang mengecewakan menambah
tekanan pada bursa. Indeks Dow Jones <.DJI> ditutup turun 1,39% di 11,823.70, S&P500 <.SPX> turun 1,79% ke 1,276.34 dan Nasdaq <.IXIC> turun 2,48% ke 2,686.89. Dalam sepekan terakhir,
Dow Jones turun 0,4%, S&P merosot 0,5% dan Nasdaq turun 0,1%.
 

• Kinerja dollar AS dan Swiss franc sebagai mata uang berstatus safe‐haven, menguat pada sesi akhir pekan lalu terdongkrak maraknya permintaan dari kawasan Timur Tengah menyusul
kerusuhan politik di Mesir. Hingga akhir sesi New York Jumat 28 Januari lalu, euro tercatat melemah 0.8% ke 1.3615 dan turun 1.2% terhadap Swiss franc ke 1.2826 franc <EURCHF=> sementara
dollar AS turun 0.4% terhadap Swiss franc ke 0,9419 <CHF=>. Pasar emerging currencies mengalami aksi jual yang masif, dimotori penurunan lira Turki <TRY=> dan syikal Israel <ILS=> setelah
adanya pemberitaan bahwa puluhan orang terluka ketika polisi dan demonstran saling berhadapan di jalan‐jalan kota Kairo dalam protes terhadap kepemimpinan Presiden Hosni Mubarak.
 

• Mesir terhitung hanya merupakan negara dengan ekonomi kecil serta bukan pemain utama dalam perdagangan minyak karena sekarang justru merupakan pengimpor minyak mentah, namun
ternyata Mesir merupakan pemain kunci kondisi geopolitik Timur Tengah. Hal tersebut antara lain disebabkan posisi Mesir yang menjadi salah satu dari dua negara Arab (selain Yordania) yang
telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel, oleh karenanya Amerika Serikat menganggap Mesir sebagai sekutu penting di kawasan Arab. Mesir juga mengontrol terusan Suez
yang mencakup 8% dari lalu lintas perdagangan laut global.
 

• Emas membukukan keuntungan terbesar dalam 8‐pekan terakhir menyusul kerusuhan di Mesir yang memicu pembelian aset berstatus safe‐haven. Harga spot emas <XAU=> naik 2% ke
1,334.79 USD per ounce, kenaikan harian terbesar sejak awal Desember, setelah sebelumnya emas sempat menyentuh level terendah sejak 4‐bulan terakhir di 1,308.00 USD per troy ounce.
 

• Sementara itu harga minyak Brent mencapai level tertinggi 28‐bulan terakhir dan ditutup mendekati level 100 USD per barrel, sedangkan harga minyak mentah AS melonjak lebih dari 4%
terdorong kerusuhan di Mesir. Di London,harga minyak Brent untuk pengiriman Maret <LCOc1> naik 2,03 USD ke level 99,42 USD per barel. Brent membukukan kenaikan mingguan 1,86%.
Sedangkan harga minyak mentah AS untuk pengiriman Maret <CLc1> naik 3,70 USD atau 4,3% ke level 89,34 USD per barel.
 

• Outlook (Senin‐Jumat, 31 Jan – 04 Feb/2011): Kegentingan geopolitik di Timur Tengah bisa menjadi pemicu aksi jual investor ekuitas pekan ini sebagai mekanisme koreksi setelah penguatan
18% bursa saham global sejak September 2010. Dollar AS dan Swiss franc cenderung melanjutkan penguatannya dalam sepekan kedepan jika ketegangan politik di Mesir masih berlangsung
yang akan meningkatkan kekhawatiran tentang stabilitas di Timur Tengah dan Afrika Utara dan berdampak pada peningkatan permintaan aset safe‐haven oleh investor. Pekan ini akan dirilis
sejumlah data ekonomi yang sangat penting dan juga keputusan bank sentral. Fokus yang paling akan menyita perhatian adalah rilis laporan ketenagakerjaan AS dimana kondisi ekonomi akhirakhir
ini diharapkan akan menciptakan setidaknya 146.000 lapangan pekerjaan pada Januari. Namun demikian mayoritas analis memperkirakan kerusuhan Mesir, jika tetap berlanjut, maka
potensial akan menutupi sentimen berdasarkan rilis fundamental ekonomi, dan dukungan pada kinerja dollar AS tidak akan terlalu kuat jika rilis Non‐Farm Payrolls tidak terlalu
menggembirakan.

Fokus pada Mesir, pendapatan, pekerjaan

NEW YORK | Sun Jan 30, 2011 11:30am EST

(Reuters) - Saham-saham AS mungkin berjuang untuk kembali ke landasan yang kuat minggu ini jika kerusuhan anti-pemerintah di Mesir menggoyahkan Timur Tengah, menjaga investor di tepi.

Perdagangan hati-hati juga bisa datang jika penghasilan tidak mengalahkan dan mengikis optimisme tentang keuntungan. Pemerintah Januari pekerjaan laporan pada hari Jumat akan menyoroti data ekonomi minggu.
Kekhawatiran bahwa kerusuhan Mesir bisa menyebar ke negara-negara lain di Timur Tengah, rumah bagi eksportir terbesar di dunia minyak, menyebabkan investor pada hari Jumat untuk menarik keluar dari saham dan obligasi menjadi lebih aman dan aset lainnya. Berjangka minyak mentah AS dilunasi lebih dari 4 persen lebih tinggi pada hari Jumat.

Pasar volatilitas melejit pada hari Jumat saat indeks anjlok dan investor bergegas untuk lindung nilai terhadap risiko kerugian lebih lanjut. Indeks VIX VIX,. Mengukur ketakutan pasar, naik 24 persen, persentase terbesar melompat setiap hari sejak 20 Mei.
Pada Minggu, lebih dari 100 orang telah tewas di Mesir setelah lima hari memprotes pemerintahan Hosni Mubarak. Protes di negara-negara lain telah investor khawatir tentang destabilisasi di wilayah tersebut.
 
"Saya tidak seperti ini. Hal ini menyebar dan risiko penularan meningkat," kata David Kotok, ketua dan pejabat investasi Cumberland Advisors Chief di Sarasota, Florida.
Investor juga khawatir bahwa kenaikan harga minyak diperpanjang bisa menyakiti pemulihan global. Para analis telah meramalkan mundurnya di pasar selama berminggu-minggu, mengingat keuntungan yang tajam baru-baru ini, dan mengatakan berita Mesir bisa menjadi alasan bagi beberapa investor untuk menjual.
 
"Itu bisa berubah menjadi sebuah koreksi singkat, dan itu akan berbahaya untuk mencoba dan waktu hal ini," kata David Kelly, kepala strategi pasar untuk JPMorgan Dana di New York,, mencatat ia memiliki jangka panjang bullish pandangan.
Standard & Poor's 500 indeks . SPX masih naik 18 persen sejak awal September, kira-kira ketika rally saat ini dimulai.
The Dow Jones industrial rata-rata DJI. bentak sebuah minggu beruntun delapan dari keuntungan dengan dekat Jumat. S & P 500 dan Nasdaq juga berakhir dengan kerugian untuk seminggu.
Nasdaq turun lebih dari 2 persen pada Jumat, sedangkan S & P dan Dow keduanya turun lebih dari 1 persen.

Friday, January 28, 2011

Headline News 28.01.11

US & GLOBAL 
• Membaiknya laporan earning korporasi mendukung penguatan bursa Wall Street ke level penutupan tertinggi dalam 29‐bulan terakhir. Indeks Dow Jones dan S&P500 mencoba
untuk menembus secara signifikan diatas level teknis penting ‐ dimana Dow Jones mencoba terus naik diatas level 12.000 dan untuk S&P diatas level 1.300. Microsoft Corp
melaporkan kenaikan pada laba kuartal kedua 2010 lebih besar dari periode sebelumnya meskipun analis meragukan pertumbuhan laba kedepan menyusul penurunan penjualan
PC, saham tersebut naik 2% setelah laporan earning. Saham‐saham teknologi lainnya, seperti Netflix dan Qualcomm, mendukung penguatan Nasdaq, namun earning yang
mengecewakan dari AT&T dan P&G menghentikan laju penguatan Dow Jones. Indeks Dow Jones <. DJI> naik 0,04% di 11,989.83, S&P500 <SPX.> menguat 0,22% ke 1,299.54 dan
Nasdaq <. IXIC> naik 0,58% ke 2,755.28.
 

• Yen melemah ke posisi terendah sejak 2‐bulan terakhir terhadap euro dan merosot ke level terendah 2‐pekan terakhir terhadap dollar AS setelah lembaga pemeringkat Standard
& Poor's memangkas peringkat jangka panjang Jepang menjadi AA‐. Meskipun masalah fiskal Jepang sudah cukup mengemuka, namun downgrade tersebut kemudian
mempertanyakan kembali status safe haven yen, hal tersebut kemudian meningkatkan daya tarik dollar AS dan Swiss franc yang masih eksis sebagai safe‐haven currency.
 

• S&P memangkas peringkat obligasi Jepang menjadi AA‐ dan menyatakan pemerintah negara itu tidak memiliki rencana yang pasti untuk mengatasi lonjakan utangnya. Beberapa
brokerages juga melihat prospek berlanjutnya pelemahan yen terhadap dollar, dimana Nomura memprediksi dollar AS akan naik ke 85 yen hingga akhir 2011 dan mencapai 90 yen
pada akhir 2012. Hingga akhir sesi New York, dollar tercatat naik 0,7% ke 82,86 yen <JPY=> setelah sempat menguat ke 83,22. Euro naik 1% ke level 113.82 yen <EURJPY=> setelah
sempat mencapai level 114.02 yang merupakan level tertinggi sejak 22 November. Sterling juga tercatat menguat 0.87% terhadap yen ke 131.95 setelah sempat mencapai level
132.67 yang merupakan level tertinggi sejak 13 Desember. Sementara euro naik 0,3% terhadap dollar AS ke 1.3732 <EUR=> setelah sempat menguat hingga 1,3760 yang
merupakan level tertinggi sejak 22 November.
 

• Emas anjlok tajam terbebani oleh menurunnya minat investor pada aset safe‐haven ditengah berkembangnya ekspektasi kenaikan suku bunga, ini merupakan catatan performa
harian terburuk emas sejak 3‐pekan terakhir. Harga spot emas <XAU=> turun 2.5% ke 1313.49 USD per tory ounce setelah sempat anjlok ke 1308.70 yang merupakan level
terendah sejak 01 Oktober 2010 silam.
 

• Harga minyak dunia melemah terdesak rumor akan dinaikkannya output produksi OPEC untuk menekan harga lebih lanjut, minyak juga tertekan memburuknya data jobless claims
yang menurunkan ekspektasi permintaan minyak kedepannya. Harga minyak mentah AS untuk pengiriman Maret <CLc1> turun 1,92% di level 85.33 USD per barel.
 

• Outlook (Jumat, 28/Jan./2011): Bursa saham Asia diperkirakan akan dibuka beragam mencerminkan kehati‐hatian investor menyusul pemangkasan peringkat utang jangka
panjang Jepang oleh Standard & Poor's, sementara itu bursa Wall Street masih mungkin menginspirasikan penguatan menyusul positifnya laporan earning korporasi. Bursa saham
Jepang diperkirakan akan dibuka menguat menyusul pelemahan tajam nilai tukar yen yang potensial akan menopang saham‐saham eksportir.

Yen nursing losses, euro best of bad bunch


SYDNEY | Thu Jan 27, 2011 6:31pm EST
SYDNEY (Reuters) - The yen nursed broad losses on Friday after Standard & Poor's cut Japan's credit rating by a notch, though it fared relatively better against the U.S. dollar which had troubles of its own.

Late Thursday, Moody's reminded investors that it might turn negative on the U.S. rating outlook within the next two years given how the budget deficit continued to swell
"Once this knee-jerk reaction fades, the USD could be dragged down by its own fiscal concerns," said analysts at CitiFX in a note to clients. "We favor long positions in cross-JPY as a means of positioning for additional JPY depreciation."
Indeed, after initially rallying a big figure to as high as 83.22 yen, the dollar had lapsed to 82.87 in early Asia trade on Friday. In contrast, the euro held most of its 1 percent gain at 113.71 yen, after hitting a two-month peak around 114.00.
CitiFX said the downgrade could prove to be a catalyst for investors to focus more on the relative fiscal stance of major economies.
"Smaller countries that enjoy stronger fiscal conditions such as Canada and Australia should be the medium-term beneficiaries," they argued. "This argues for long cross-JPY positions."
One country doing particularly well has been Sweden where a barnstorming recovery has made the crown the best-performing currency so far this year. The euro hit a decade low on the crown this week, while the U.S. dollar dived to its lowest since September 2008.
The single currency was faring rather better on the U.S. dollar to stand at $1.3726, having been as far as $1.3760 for the fourth straight session of higher peaks.
It was supported in part by more hawkish sounding words from European Central Bank policy maker Lorenzo Bini Smaghi who said an expected rise in imported goods inflation could be ignored.
That was just the latest hawkish comment from ECB policy makers which have given the market the clear impression that the bank is likely to tighten well ahead of the Federal Reserve.
The next chart barriers for the euro are the November 22 high of $1.3786 and the peak from Nov 10/11 at $1.3826. Breaks here could unleash a further retracement to $1.4283.
A slew of Japanese data is due later Friday including consumer prices, retail sales and unemployment.
"Japan's data might get a bit more attention in the wake of the S&P news, but more likely not," said David Watt, a senior strategist at RBC Capital Markets, in a note. "Instead, the focus will be on U.S. data, including the first print of Q4 GDP."
Gross domestic product (GDP) is forecast to have grown an annualised 3.5 percent last quarter, up from 2.6 percent the previous quarter and analysts have become increasingly bullish on the current year.
A strong number could help the U.S. dollar against the euro, but it would also tend to benefit risk trades in commodities and equities and growth-leveraged currencies like the Canadian dollar.

Thursday, January 27, 2011

Headline News 27.01.11

US & GLOBAL 
• Indeks S&P500 berhasil mencapai level penutupan tertinggi dalam kurun 29‐bulan terakhir ditopang kenaikan saham‐saham sektor teknologi dan komoditas, investor
cenderung mengabaikan hasil sidang The Fed. Pasar saham tidak bereaksi terhadap hasil sidang The Fed, yang mengatakan tingginya angka pengangguran masih akan
melandasi pemberlakuan program pembelian obligasi senilai 600 miliar USD yang telah membantu rally saham dalam beberapa bulan terakhir. Sementara itu kuatnya
rilis earning korporasi terus mendukung kenaikan bursa. Data terakhir yang dilansir Thomson Reuters menunjukkan 69% dari 144 perusahaan yang terangkum dalam
indeks S&P500 yang telah melaporkan earning sejauh ini melebihi perkiraan sebelumnya. Indeks Dow Jones <. DJI> naik tipis 8,25 poin atau 0,07% ke 11,985.44, indeks
S&P500 <SPX.> naik 5,45 poin atau 0,42% ke 1,296.63 dan Nasdaq <. IXIC> naik 20,25poin atau 0,74% ke 2,739.50. Dow Jones naik diatas level psikologis penting
12.000 untuk pertama kalinya sejak bulan Juni 2008, meskipun akhirnya ditutup sedikit lebih rendah terbebani rilis earning Boeing Co. yang dibawah perkiraan.
 

• Dollar AS melemah pada sesi Rabu 26 Januari dan potensial terus melanjutkan pelemahannya hingga akhir pekan ini menyusul hasil sidang The fed yang memutuskan
untuk mempertahankan suku bunga rendah dan memberikan penilaian yang kurang optimis mengenai ekonomi AS dan menjamin berlanjutnya program pembelian
obligasi hingga Juni mendatang. Dollar AS juga sempat melemah terhadap yen setelah pernyataan Fed tersebut, turun ke level 82,20 dari 82,50 sebelumnya, namun
berhasil rebound menyusul kenaikan imbal hasil obligasi AS. Dalam rilis resminya, The Fed, yang dengan suara bulat mempertahankan suku bunga dilevel terendahnya,
menyatakan pemulihan ekonomi memang terus berlangsung meskipun belum secara signifikan berdampak pada perbaikan sektor ketenagakerjaan, dan hal tersebut
yang melandasi The Fed untuk meneruskan program pembelian aset senilai 600 miliar USD.
 

• The Fed juga menggarisbawahi tekanan harga sebagai dampak dari meningkatnya harga komoditas namun mengatakan tekanan inflasi yang masih "cukup rendah".
Hal ini sangat berbeda dengan pandangan ECB yang memandang kenaikan tajam harga komoditas baru‐baru ini menimbulkan ancaman bagi inflasi di kawasan itu.
Hingga akhir sesi New York, indeks dolar ICE Futures turun 0,3% menjadi 77,75 <DXY.>. Euro ditutup menguat tipis 0.07% ke 1,3699 <EUR=> setelah mencapai level
tertinggi di 1,3723.
 

• Harga emas dunia ditutup menguat 0.8% ke level 1345.00 USD per troy ounce terdongkrak hasil sidang The Fed yang menaikkan minat beli terhadap aset‐aset safe
haven termasuk emas. Kinerja emas berhasil menutupi pelemahan tajam dalam beberapa sesi sebelumnya, dimana sempat mencapai level terendah dalam kurun 3‐
bulan terakhir pada sesi Selasa 25‐Januari.
 

• Harga minyak mentah AS berhasil menguat diatas 87 USD per barel dtopang pidato Obama yang menyerukan pemangkasan pajak korporasi yang kemudian
mendorong ekspektasi meningkatnya keuntungan dan naiknya permintaan pada energi. Investor mengabaikan data stok minyak mentah AS yang melonjak hampir 5
juta barel pekan lalu, lebih dari yang diperkirakan. Minyak mentah AS untuk pengiriman Maret <CLH1> naik 1,32 USD lebih tinggi, atau 1,32% ke 87,33 USD per barel.
 

• Outlook (Kamis, 27/Jan./2011): Bursa saham Asia diperkirakan akan dibuka beragam dan investor cenderung berhati‐hati seiring pasar ekuitas AS yang tidak berreaksi
terhadap rilis sidang The Fed, dan masih terfokus pada hasil rilis earning korporasi, dimana akan rilis sejumlah laporan keuangan dari perusahaan besar seperti
Microsoft, Motorola, P&G, Caterpillar, AT&T dan Verisign. Pada sesi ini pelaku pasar akan kembali mengamati dengan seksama perkembangan sektor ketenagakerjaan
AS yaitu data jobless claims dimana sektor ketenagakerjaan dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan sedikit perbaikan, meskipun untuk data jobless claims pada
pekan lalu diperkirakan naik menjadi 410K.

Euro clings near 2-month high as Fed stays cautious

TOKYO | Wed Jan 26, 2011 8:12pm EST
TOKYO (Reuters) - The euro clung near a two-month high on Thursday after the U.S. Federal Reserve showed no haste to scale back its easy policy, disappointing some dollar bulls who had expected slightly more hawkish language.

The contrast between the Fed's emphasis on efforts to cure high unemployment and the European Central Bank's growing concerns on inflation could help the euro test its November 22 high of $1.3786, analysts said.
The euro was flat at $1.3705 in early Asian trade on Thursday, within sight of a 2-month high of $1.3723 hit on Wednesday and an option barrier at $1.3725.
The Fed voted unanimously to hold interest rates steady and repeated that rates would remain exceptionally low for an extended period, offering only a very slight upgrade to its assessment of the U.S. economy.

"The Fed didn't really stress an improvement in the economy. Because some market players had speculated that the Fed could become more hawkish, the dollar slipped back," said Masafumi Yamamoto, chief FX strategist at Barclays Capital.
For the euro, however, many analysts see more near-term upside, noting signs of some stability in euro zone periphery countries' bond markets.

"The downside risk for the euro is retreating. The euro could rise to around $1.38 in the near term. There could be some adjustments but we expect the euro to rise to around $1.40," said Masafumi Yamamoto, chief FX strategist at Barclays Capital.
ECB Governor Jean-Claude Trichet may also show a clear stance toward exiting the bank's current easy policy after a policy meeting next week, said Daisuke Uno, chief strategist at Sumitomo Mitsui Banking Corp.

Uno said the euro was likely to rise to around $1.38-39 next week, noting that a break of its November 22 high of $1.3786 would probably push the euro into a new trading range around $1.38-40.
But other market players suspect the euro could step back in the near term as its rally from a four-month low of $1.2860 set on January 10 has come without a major adjustment.
The dollar changed hands at 82.20 yen, showing little sign of breaking out of its recent 82.00-83.50 yen range.

Strong bids at and below 82 yen should keep its decline in check, traders said but added that if it does break below 81.85, a low last week, they would have to shake off entrenched expectations of range-bound trade.
The dollar index against a basket of major currencies hovered at 77.748, just above a 10-week low of 77.689 hit on Wednesday.

Wednesday, January 26, 2011

Headline News 26.01.11

US & GLOBAL 
• Bursa saham AS berhasil menghapus kerugian pada awal sesi menyusul dominasi optimisme earning korporasi yang meredakan kekecewaan pasca
rilis laporan keuangan saham blue chips 3M dan Johnson & Johnson yang dibawah perkiraan. Dari sekitar 70 persen hasil earning perusahaan yang
terangkum dalam indeks S&P500 sejauh ini berhasil melebihi perkiraan. Indeks Dow Jones <DJI.> turun 3,33 poin atau 0,03% ke 11,977.19, indeks
S&P500 <. SPX> naik 0,34 poin atau 0,03% ke 1,291.18, sementara Nasdaq <. IXIC> naik 1.70 poin atau 0,06% ke 2,719.25. Setelah penutupan,
Yahoo Inc melaporkan pendapatan bersih kuartalan yang turun 4% dengan proyeksi berlanjutnya penurunan untuk kuartal pertama 2011.
Sementara itu data ekonomi terakhir menunjukkan consumer confidence AS naik pada bulan Januari mencapai tingkat tertinggi dalam 8‐bulan
terakhir, meskipun disisi lain indeks harga rumah untuk November turun.
 

• Euro berhasil menguat terhadap dollar AS ke level tertinggi dalam 2‐bulan terakhir dan diperkirakan masih akan melanjutkan penguatan seiring
momentum yang mendukung proyeksi bullish pasca berhasil menembus level teknikal yang penting. Pada sesi ini investor akan mengamati rilis
hasil sidang The Fed yang, dimana jika tetap mempertahankan kebijakan pembeliah obligasi senilai 600 miliar dollar AS akan mendukung kinerja
euro terhadap dollar AS. Di akhir sesi New York, euro tercatat naik 0,4% ke 1,3695, setelah sebelumnya naik hingga 1,3705 <EUR=EBS>. Dollar AS
melemah dibawah level 82 yen menyusul penurunan imbal hasil obligasi AS. Tingkat imbal hasil yang lebih rendah membuat aset dalam mata uang
dolar kurang menarik bagi investor.
 

• Harga US Treasury naik setelah adanya laporan bahwa Presiden Barack Obama akan mengusulkan pembekuan pengeluaran untuk discretionary
non‐security. Sterling anjlok tajam terhadap mata uang utama dunia setelah kontraksi 0,5% pada PDB kuartal keempat 2010 Inggris, jauh dibawah
perkiraan ekonomi sebesar 0.5%. Pound turun 1% ke 1.5830 setelah sempat anjlok ke 1.5750 <GBP=D4>. Terhadap pound, euro melonjak hampir
1,5% kelevel tertinggi dalam kurun 2 1/2 bulan terakhir <EURGBP=D4>.
 

• Harga emas kembali melemah untuk ke 4‐sesi berturut‐turut menyusul maraknya aksi jual pada gold exchange traded funds (ETF) yang
menempatkan logam mulia pada jalur untuk penurunan bulanan pertama sejak Agustus. Harga spot emas <XAU=> turun 0,1% menjadi 1,333.78
USD per troy ounce.
 

• Harga minyak dunia melemah setelah kontraksi pertumbuhan ekonomi Inggris dan kenaikan suku bunga India sebagai upaya untuk meredam
tingginya inflasi turut menambah kekhawatiran investor pada prospek pertumbuhan ekonomi global. Pasar komoditas merasakan tekanan dari
kekhawatiran bahwa pengetatan moneter di India dan Cina, yang dimaksudkan untuk mengendalikan inflasi, mungkin akan berlanjut menyusul
kenaikan harga bahan baku produksi dan juga harga makanan. Harga minyak mentah AS untuk pengiriman Maret <CLc1> turun 1.68 USD, atau
1,91% ke 86,19 USD per barel.
 

• Outlook (Rabu, 26/Jan./2011): Bursa saham Asia diperkirakan akan dibuka beragam menyusul hasil rilis earning korporasi AS yang variatif serta
kontraksi pertumbuhan ekonomi Inggris yang mengejutkan dan membebani prospek ekonomi global. Investor AS juga menunggu pidato
kenegaraan Presiden Barack Obama untuk membahas implikasi kebijakan ekonomi untuk sektor penting seperti infrastruktur.

U.S. oil slips 6th day on economic concerns


NEW YORK | Tue Jan 25, 2011 5:26pm EST
NEW YORK (Reuters) - Oil prices fell on Tuesday as a contraction in Britain's economy and India's interest rate hike to rein in inflation fueled concerns about economic growth and the effect of rising commodity costs.

Commodity markets felt pressure from concern that monetary tightening in India and China, intended to curb inflation, might continue as raw materials and food costs rise. The 19-commodity Reuters Jefferies CRB index .CRB fell 1.5 percent, its largest one-day loss since January 4.
U.S. oil fell a sixth straight session for the first time since July 6, as investors awaited weekly oil inventory reports expected to show crude stocks rose last week.
U.S. crude oil for March delivery fell $1.68, or 1.91 percent, to settle at $86.19 a barrel, trading as low as $86.12, lowest since prices fell to $83.63 on December 1.
Traders and analysts said crude had technical support near the March contract's 100-day moving average just above $86.
In London, ICE Brent crude for March fell $1.36, or 1.41 percent, to settle at $95.25.
"Maybe, just maybe, there are still risks in this global economy of ours," Phil Flynn, analyst at PFGBest Research in Chicago said, referring to data showing Britain's economy contracted in fourth-quarter 2010 as December's heavy snow took more of a toll than forecast.
The U.K. surprise and India's interest rate hike designed to clamp down on inflation added to concerns about slower economic growth already fanned by China's recent efforts to curb overheated inflation.
Focus on the threat from commodity inflation to economic growth came on the first day of the U.S. Federal Reserve's two-day policy meeting. Investors awaited the Fed's announcement on Wednesday at 2:25 p.m. (915 GMT) to sift out any policy changes.
U.S. data was mixed on Tuesday. While consumer confidence improved more than expected in January, to its highest level in eight months, a separate report showed U.S. home prices fell in November, although the drop was not as sharp as expected.

U.S. OIL INVENTORY DATA EYED
The spread between the U.S. front-month March and April crude contracts was around $1.70, keeping the incentive in place to buy and store crude in order to sell it at higher prices in future months.
"The WTI forward curve has steepened further at the front end, because the front-month futures contract has come under greater pressure than the contracts thereafter," Commerzbank analysts said in a note.
High U.S. crude inventories, especially at the Cushing, Oklahoma, delivery point for the U.S. crude contract, have helped keep U.S. crude prices below Brent.
Brent crude's premium over U.S. benchmark West Texas Intermediate (WTI) crude seesawed but hovered near $9 a barrel after reaching $9.76 on Monday.
U.S. crude oil inventories rose more than expected last week, up by 2.1 million barrels as imports jumped 1 million bpd, according to industry group American Petroleum Industry's report late on Tuesday. <API/S>
But distillate inventories, which include heating oil and diesel fuel, fell 5 million barrels, the API said, including a 2.4 million barrel slide in heating oil stocks alone, reflecting strong heating fuel demand.
Gasoline stocks rose, the API said, but only 1.7 million barrels, less than expected.
A Reuters analyst survey ahead of the API data had forecast U.S. crude oil inventories to be up 1.2 million barrels. Distillate stocks were expected to be down, but only by 300,000 barrels, with gasoline stocks seen up 2.1 million barrels.
U.S. crude prices were little changed in post-settlement trading after the API report.
The closely watched inventory report from the U.S. Energy Information Administration is set for release on Wednesday at 10:30 a.m. EST

Tuesday, January 25, 2011

Headline News 25.01.11

US & GLOBAL 
• Bursa Wall Street kembali menguat pada sesi perdana awal pekan ini dipimpin kenaikan saham‐saham penghasil sumber daya alam dan saham
teknologi karena para investor melihat saham‐saham tersebut mendapatkan kembali momentum yang hilang akhir pekan lalu. Aksi buy‐back
saham Intel turut menghidupkan kembali optimisme yang sebelumnya telah ditopang laporan earning yang membaik. Sebanyak 3/4 dari 84
perusahaan dalam indeks S&P500 yang telah merilis laporan keuangannya sejauh ini earning‐nya ternyata melebihi ekspektasi. Indeks Dow Jones
<DJI.> naik 108,68 poin atau 0,92% ke 11,980.52, S&P500 <. SPX> naik 7,49 poin atau 0,58% ke 1,290.84 dan Nasdaq <. IXIC> naik 28,01 poin atau
1,04% ke 2,717.55.
 

• Euro mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir mendekati level 1.37 meskipun akhirnya kehilangan momentum di sesi perdagangan New
York seiring kembalinya kekhawatiran mengenai krisis utang Eropa dan akselerasi rally akhir‐akhir ini yang dinilai terlalu pesat membuat sebagian
investor melakukan aksi ambil untung. Kekacauan politik di Irlandia semakin memperparah prospek penanganan krisi hutang Uni‐Eropa yang juga
diperberat isu keamanan setelah ledakan bom di bandara terbesar di Rusia yang kemudian turut membebani kinerja euro. Namun demikian hingga
akhir sesi New York euro tercatat menguat 0.2% kelevel 1,3644 <EUR=>. Sementara itu dollar AS tercatat melemah 0.1% terhadap yen ke level
82,48 yen <JPY=> dan euro menguat 0,1% terhadap yen ke 112,51 <EURJPY=>. Dollar AS juga turun 1% ke 0,9484 Swiss franc <CHF=>.
 

• Euro tercatat telah menguat lebih dari 6% dalam 2‐pekan terakhir terdorong oleh rencana penyelamatan krisis hutang Uni‐Eropa serta ekspektasi
kenaikan suku bunga tahun ini seiring meningkatnya tekanan inflasi. Presiden ECB ‐ Jean‐Claude Trichet pada akhir pekan lalu memperingatkan
akan tingginya tekanan harga pada 17 neagra di kawasan Uni‐Eropa, komentar mana kemudian memicu ekspektasi kenaikan suku bunga sebelum
The Fed melakukannya.
 

• Harga emas ditutup menguat seiring pelemahan dollar AS dan berlanjutnya kekhawatiran pada kondisi hutang kawasan Uni‐Eropa berhasil bangkit
dari pelemahan seiring aksi technical selling. Harga spot emas <XAU=> turun 0,5% kelevel 1,335.85 USD per troy ounce.
 

• Sementara itu harga minyak dunia turun lebih dari 1% seiring perkiraan bahwa cadangan minyak yang dimiliki AS mencukupi kebutuhan konsumen.
Harga minyak juga mendapat sokongan dari pernyataan menteri perminyakan Arab Saudi yang menyoroti keprihatinan tentang pengaruh spekulan
pada lonjakan harga. Harga minyak Crude <CLc1> turun 1.39% kelevel 87.87 USD per barel.
 

• Outlook (Selasa, 25/Jan./2011): Bursa saham Asia kemungkinan akan dibuka menguat pada sesi Selasa 25 Januari menyusul menguatnya prospek
pertumbuhan global yang mendorong penguatan bursa ekuitas dan komoditas. Bursa saham Jepang diperkirakan akan dibuka menguat seiring
pelemahan kurs yen terhadap mata uang utama dunia lain.

Euro at 2-month high, growth bets lift stocks


NEW YORK | Mon Jan 24, 2011 4:52pm EST

NEW YORK (Reuters) - The euro hit a fresh two-month high on Monday as hopes for a durable solution to the euro-zone debt crisis pushed the currency past key technical levels, while stocks rose on bets of higher growth in the global economy.

Prices of copper and other metals rose as the optimism about growth triggered worries about supply constraints, driving up shares of miners and natural resources companies.
Asian shares headed to a positive start, with Nikkei futures traded in Chicago up 0.9 percent at 10,415.00.
Speculation that the European Central Bank might raise interest rates also provided support for the euro, pushing it as high as $1.3683 on trading platform EBS, a fresh two-month high against the dollar. It last traded up 0.21 percent at $1.3644.
"They are closer to tightening in the euro zone with a lot less spare capacity, and it is realistic to expect the ECB to tighten before the Federal Reserve," said Kathy Lien, director of research at GFT Forex in New York.
Expectations of higher rates in Europe grew after ECB chief Jean-Claude Trichet sounded tougher on inflation.
The European single currency has gained nearly 6 percent from this year's low as investors grew more confident about the euro zone's economic prospects.
Some analysts feared, however, that the rally was close to an end as political turmoil in Ireland was a reminder of the uncertainties plaguing the most indebted European countries.
"The euro's had a sharp rebound recently, but we think it's nearing its top in the bigger picture," said Ian Stannard, senior currency strategist at BNP Paribas.
"It's supported in the near-term by optimism over talks on the European rescue fund, but political problems in Ireland and Portugal show there are still lots of factors out there to hurt the currency," he added.
The U.S. dollar slipped 0.23 percent against a basket of major currencies, according to the U.S. Dollar Index .DXY. Against the Japanese yen, it fell 0.15 percent to 82.46.

STOCKS EXTEND GAINS
Global equities advanced as U.S. stocks found strength in large-cap technology and natural resources shares, which were lifted by bets on global growth prospects and Intel's gains.
The Dow Jones industrial average .DJI extended its rally after eight weeks of gains, rising 108.68 points, or 0.92 percent, to end at 11,980.52. The Standard & Poor's 500 Index .SPX advanced 7.49 points, or 0.58 percent, to close at 1,290.84, while the Nasdaq Composite Index .IXIC added 28.01 points, or 1.04 percent, to 2,717.55.
The blue-chip Dow average came close to touching the psychologically important 12,000 level, with its climb intraday to a fresh 52-week high at 11,982.94.
Intel Corp (INTC.O) raised its dividend by 15 percent and authorized another $10 billion for stock repurchases, putting the spotlight on larger tech companies with slower growth. Intel's stock closed up 2 percent at $21.24 and buoyed the major U.S. stock indexes.
Climbing copper prices and tin prices rising to all-time highs reflected concerns over supply constraints and buoyed materials companies' stocks.
"It's very difficult to ignore the positive implications for earnings in material stocks when the global economy is gaining traction," said Howard Ward, portfolio manager of the GAMCO Growth Fund in Rye, New York.
World shares as measured by the MSCI All-Country World Index .MIWD00000PUS rose 0.64 percent, while the FTSEurofirst 300 index .FTEU3 of top European shares added 0.25 percent to close at 1,151.18, supported by gains in mining stocks.
U.S. crude oil prices dropped $1.24, or 1.39 percent, to settle at $87.87 per barrel in choppy trading, even as heating oil futures were lifted by U.S. cold weather.
Still weighing on oil prices was last week's U.S. data showing an increase in oil inventories against forecasts for lower stockpiles.
Investors also were cautious before the U.S. Federal Reserve's first monetary policy meeting this year on Tuesday and Wednesday.
Prices of U.S. Treasuries were virtually unchanged as traders awaited an upcoming supply of debt and the outcome of the Fed's meeting. The benchmark 10-year note was up 1/32 in price, with the yield at 3.406 percent.
The Fed is expected to buy $29 billion in U.S. debt, buying Treasuries on four of five trading days this week. It will also issue a policy statement on Wednesday after its meeting -- its first meeting of the year.

Monday, January 24, 2011

Headline News 24.01.11

US & GLOBAL 
• Indeks Dow Jones dan S&P500 menguat pada sesi akhir pekan lalu menyusul laporan keuangan yang positif dari General Electric Co. yang menaikkan optimisme pada
pemulihan ekonomi. GE yang merupakan perusahaan terkemuka dan berpengaruh di AS melaporkan keuntungan Q4 2010 yang meleibihi perkiraan ditopang oleh
pemulihan keuntungan pada unit usaha keuangannya serta meningkatnya keuntungan pendapatan pada unit industri termasuk naik tajamnya penjualan lokomotif.
Indeks Dow Jones <. DJI> naik 49,04 poin atau 0,41% ke 11,871.84. Indeks S&P500 <. SPX> menguat 3,09 poin atau 0,24% ke 1,283.35 sementara Nasdaq <. IXIC> turun
14,75 poin atau 0,55% ke 2,689.54. Dalam sepekan terakhir, Dow Jones naik 0,7%, S&P turun 0,8% dan Nasdaq turun 2,4%.
 

• Euro mencatat kenaikan ke level tertinggi dalam 2‐bulan terakhir diatas 1,36 dan berhasil menguat diatas level teknis penting yang membuka peluang pada
berlanjutnya penguatan seiring meredanya kekhawatiran pada krisis utang Uni‐Eropa. Performa euro telah mengungguli dollar AS dalam delapan dari 10 sesi terakhir
setelah berhasil menembus diatas level 1,3570 (50% retracement dari downward move sejak November hingga Januari). Euro tercatat menguat 1% kelevel 1,3615
<EUR=>.Euro juga mencapai level tertinggi dalam 5‐pekan terakhir terhadap yen ke 112,49 dimana kenaikan diatas level 112 yen secara teknis akan mendukung
berlanjutnya rally euro terhadap yen <EURJPY=R>. Sementara itu dollar AS melemah 0,5% ke 82,55 yen <JPY=>. Sementara sterling <GBP=D4> naik 0.6% ke1.6008.
 

• Akhir pekan lalu harga emas turun menyusul naiknya minat terhadap aset beresiko terutama pada equity seiring membaiknya outlook ekonomi global yang
menurunkan minat beli pada aset safe haven. Emas tercatat mengalami pelemahan beruntun dalam 3‐pekan berturut yang merupakan rentetan penurunan
terpanjang sejak Juli yang mulai meredakan proyeksi bullish yang bertahan sejak awal Agustus 2010 silam. Harga spot emas <XAU=> turun 0,2% ke 1.343 USD per troy
ounce.
 

• Harga minyak mentah AS turun pada sesi Jumat 21 Januari, mencatat pelemahan mingguan hingga 2% menyusul naiknya cadangan minyak AS. Pada bursa New York,
minyak mentah untuk pengiriman Maret <CLH1> ditutup melemah 0.54% ke level 89,11 USD per barel. Dalam sepekan terakhir, US crude tercatat melemah 2.65%.
 

• Outlook (Senin ‐ Jumat, 24‐28/Jan./2011): Penggiat bursa ekuitas AS akan mengamati pernyataan petinggi The Fed pada sidang FOMC Kamis dini hari 26‐Januari, yang
diperkirakan akan menggarisbawahi tanda‐tanda pemulihan ekonomi AS terutama pada sektor konsumen dan industri. Sementara itu dalam sepekan ke depan akan
dirilis sejumlah data ekonomi diantaranya consumer confidence, durable goods orders dan survei konsumen dari University of Michigan serta estimasi pertama untuk
GDP Q4 2010 AS. Rilis earning korporasi pekan ini antara lain dari sektor energi yaitu Chevron Corp & ConocoPhillips dan dari sektor teknologi diantaranya dari
Microsoft & Yahoo.
 

• Terdapat harapan di kalangan investor bahwa The Fed akan mengubah komitmen pada kebijakan moneter longgarnya atau rencana pembelian Treasury AS senilai 600
milyar USD pada pertengahan 2011 ini. Sebaliknya, ECB baru‐baru ini memperingatkan peningkatan tekanan inflasi di kawasan Uni‐Eropa yang memicu spekulasi
bahwa kondisi tersebut akan mengantar kenaikan suku bunga Eropa sebelum The Fed melakukannya. Proyeksi tersebut diprediksi akan menambah momentum
penguatan pada euro dalam sepekan ke depan. Inflasi Inggris saat ini juga berada jauh di atas target BoE, meskipun anggota BoE ‐ Adam Posen menyatakan bahwa
kenaikan suku bunga belum diperlukan dalam waktu dekat. Untuk mencermati isu tersebut, pelaku pasar akan menantikan rilis minutes sidang BoE untuk Januari pada
Rabu 26 Januari.
 

• Namun demikian penguatan euro sebesar 4% sejak 10 Januari silam meningkatkan resiko terkoreksinya mata uang tunggal Uni‐Eropa tersebut. Dimana data
menunjukkan pada sepekan terakhir spekulan memposisikan dukungan minat beli pada euro untuk pertama kalinya dalam 2‐bulan terakhir, kondisi mana potensial
menggiring aksi ambil untung dalam sepekan mendatang. Juga masih terdapat ketidakpastan pada berlanjutnya krisis hutang terutama pada Spanyol dan Portugis
yang kemungkinan akan memerlukan bailout serupa dengan yang diberikan kepada Yunani dan Irlandia. Untuk mencermatinya, perlu diperhatikan rilis laporan credit
outlook antar tahun Eropa yang akan dihadirkan oleh lembaga pemeringkat terkemuka dunia ‐ Fitch ratings pada Selasa 25 Januari.

Google to give outgoing CEO Schmidt $100 million

NEW YORK | Sun Jan 23, 2011 6:19pm EST
NEW YORK (Reuters) - Google Inc is set to give Eric Schmidt a $100 million equity award as he hands over the chief executive officer job to co-founder Larry Page.

The award, which will include stock units and options will vest over four years and is Schmidt's first such award since joining the company in 2001, a spokesperson said.
News of Schmidt's equity award was first reported by Bloomberg.
In a surprise announcement last week, Google said Schmidt will take on the role of executive chairman in April and will be replaced as CEO by Google co-founder Larry Page.
The news came on the same day that Google reported earnings and revenue that blew past expectations.
But while Google has dominated Internet search, it has struggled with social networking and is facing stiff competition from companies like Facebook and Twitter, which are stealing Web traffic and engineering talent.
Schmidt said in an interview with Reuters that his move was not a reaction to competitors but an effort to speed up decision-making at the Internet giant.

SCHMIDT SELLS SHARES
In a regulatory filing last week, Google said that Schmidt in December drew up a plan to sell some of his stock in the company.
"The pre-arranged trading plan was adopted in order to allow Eric to sell a portion of his Google stock as part of his long-term strategy for individual asset diversification and liquidity," the filing said.
As of December 31, Schmidt had about 9.2 million shares of Google stock and controlled 9.6 percent of the company's voting power. Schmidt plans to sell about 534,000 shares of Class A common stock -- meaning he would continue to hold 8.7 million shares of Google stock and control 9.1 percent of the company's voting power.
Shares of Mountain View, California-based Google closed at $611.83 on the Nasdaq on Friday.

Gold edges up after two-day decline

SINGAPORE | Sun Jan 23, 2011 7:55pm EST

SINGAPORE (Reuters) - Spot gold prices edged up on Monday, regaining some lost ground after falling for two consecutive days, while holdings in the SPDR Gold Trust rose for the first time in two weeks, as investors entered the market for bargain-hunting.
FUNDAMENTALS

* Spot gold gained 0.4 percent at $1,347 an ounce by 0039 GMT.
* U.S. gold futures also rose by 0.4 percent to $1,346.5.
* An improved economic outlook dimmed gold's appeal as safe-haven investment, driving gold to $1,337.5 on Friday, its lowest in more than two months.
* But holdings in the SPDR Gold Trust, the world's largest gold-backed exchange-traded fund, jumped 1.6 percent to 1,271.769. It was the first rise in about two weeks.
* German business morale rose to its highest level in 20 years in January, surging past economists' forecasts on the back of a manufacturing sector now fully recovered from the 2008 financial crisis.
* Speculative net long positions in U.S. gold futures fell to 164,993 by Jan 18, from 177,372 a week earlier, the U.S. Commodity Futures Trading Commission said.
* Holdings in the iShares Silver Trust, the world's largest physically backed exchange-traded fund, fell 1.3 percent to 10,394.53 tonnes, its lowest since early November.
* Spot silver rose by 0.7 percent to $27.66 an ounce, recovering from a three-day losing streak that took the metal to $27.10 on Friday, its lowest since end of November.

MARKET NEWS

* The euro backed away from a nine-week high early in Asia on Monday in the face of heightened political uncertainty in Ireland, but euro bears were wary of becoming too negative having been badly burned in the last couple of weeks. <USD/>
* The Dow and S&P 500 rose on Friday as General Electric Co's (GE.N) earnings put a positive tone on the economic recovery, snapping a two-day losing skid for the benchmark index. .N
PRICES
Precious metals prices 0039 GMT
Metal Last Change Pct chg YTD pct chg Turnover
 Spot Gold 1347.00 4.75 +0.35 -5.10
Spot Silver 27.66 0.19 +0.69 -10.37
Spot Platinum 1827.57 3.57 +0.20 3.40
Spot Palladium 820.47 0.72 +0.09 2.62
TOCOM Gold 3598.00 -5.00 -0.14 -3.51 27541
TOCOM Platinum 4918.00 51.00 +1.05 4.73 3700
TOCOM Silver 73.60 1.10 +1.52 -9.14 833
TOCOM Palladium 2188.00 38.00 +1.77 4.34 225
Euro/Dollar 1.3592
Dollar/Yen 82.71
TOCOM prices in yen per gram. Spot prices in $ per ounce.

Friday, January 21, 2011

Headline News 21.01.11

US & GLOBAL
 

• Bursa saham AS melemah seiring rilis earning sektor teknologi dan material yang kurang memenuhi ekspektasi. Morgan Stanley membukukan
pendapatan yang lebih baik dari perkiraan, mendongkrak kinerja saham‐saham sektor perbankan. Sementara Google Inc melaporkan earning untuk
kuartal keempat yang lebih baik dari perkiraan. Sementara disisi lain Freeport‐McMoRan Copper & Gold Inc, memangkas target penjualan dan
memperkirakan kenaikan biaya produksi. Indeks Dow Jones <. DJI> turun 2,49 poin atau 0,02% ke 11,822.80, S&P500 <. SPX> turun 1,66 poin atau
0,13% ke 1,280.26 dan Nasdaq <. IXIC> turun 21,07 poin atau 0,77% ke 2,704.29.
 

• Dollar AS berhasil menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya seiring membaiknya rilis data sektor perumahan dan ketenagakerjaan,
sementara menguatnya ekspektasi pada pemulihan krisis utang Eropa meredam maraknya aksi jual euro. Turut menopang kinerja dollar AS adalah
mencuatnya kekhawatiran bahwa Cina akan menaikkan suku bunga untuk menahan laju pertumbuhan ekonomi yang terlampau kuat. Namun disisi
lain kondisi tersebut menekan mata uang ber imbal hasil tinggi seperti Aussie dan New Zealand dollar, Australia merupakan eksportir sumber daya
alam ke China, yang membuat mata uangnya sensitif terhadap prospek ekonomi China. Kenaikan tajam penjualan rumah AS (existing home sales)
dan penurunan dalam jobless claims memperkuat ekspektasi harapan pada pemulihan ekonomi AS yang lebih stabil.
 

• Tanda‐tanda menguatnya pertumbuhan ekonomi juga mendorong naiknya imbal hasil obligasi AS, membantu dollar AS naik 1,2% terhadap yen ke
83,03 <JPY=> dan naik 1,3% terhadap Swiss franc ke 0,9677 <CHF=>. Euro sempat turun kelevel 1.3396 namun ditutup stagnan di kisaran level
1.3470. Aussie dollar <AUD=D4> turun 1,3% ke 0,9870.
 

• Emas turun hampir 2% ke posisi terendah dua bulan terakhir menyusul maraknya aksi ambil untung pelaku pasar yang ditingkahi kekhawatiran
pada pengetatan moneter lebih lanjut dari Cina yang memicu koreksi pada harga‐harga komoditas. Perak, turun hampir 4% mencatat penurunan
harian terbesar sejak 1‐1/2 bulan bulan terakhir. Harga spot emas <XAU=> turun 1.4% kelevel 1.350,90 USD per troy ounce.
 

• Harga minyak dunia merosot sekitar 2% akibat maraknya aksi jual yang dipicu oleh kenaikan tak terduga stok minyak mentah AS dan kekhawatiran
bahwa Cina mungkin akan memperketat kebijakan moneter untuk melawan inflasi. Penurunan drastis setelah investor melikuidasi posisi kontrak
bulan Februari. Harga minyak mentah AS untuk pengiriman Februari ditutup 2.1% lebih rendah ke 88,86 USD per barel. Sedangkan minyak mentah
AS untuk pengiriman Maret <CLH1> ditutup dilevel 89,59 USD per barel.
 

• Outlook (Jumat, 21/Jan./2011): Bursa saham Asia kemungkinan akan dibuka melemah mengikuti sentimen rilis earning korporasi AS yang kurang
memuaskan dan turunnya harga komoditas dunia serta kemungkinan pengetatan moneter lebih lanjut Cina.

Oil dips 2 percent on China fears, U.S. stockpiles


NEW YORK | Thu Jan 20, 2011 4:16pm EST
NEW YORK (Reuters) - Oil prices slumped about 2 percent on Thursday on a sell-off sparked by an unexpected rise in U.S. crude stockpiles and worries that China might tighten monetary policy to fight inflation.

The steep drop in prices came as investors liquidated positions on the front-month U.S. February crude contract, which expired at the close, overshadowng upbeat U.S. economic data on jobs and housing.
Crude oil fell along with a sell-off in a broad array of commodities and equities. The slide followed a report by China that its economy grew 9.8 percent in the fourth quarter, even faster than expected, while inflation barely slowed.

This raised fears the government will tighten monetary policy to choke off excessive demand.
Crude oil and other commodities also came under pressure from a rising dollar after U.S. economic data fueled hope that the country's economic recovery was on track.
In late trading the dollar edged up 0.22 percent against a basket of currencies, a drag on commodities priced in the greenback.

U.S. February crude settled $2 lower at $88.86 a barrel, down for a third day in a row, after having hit a session low of $88 earlier, the lowest since January 7. U.S. March crude closed down $2.22 at $89.59.
In London, March Brent crude ended down $1.58 at $96.58 a barrel, falling for the first time in three days, with the session low hitting $95.43, the lowest since January 11.
Brent's premium against U.S. benchmark crude West Texas Intermediate rose to $6.99 at the close, from $6.35 on Wednesday. The premium widened to $7.39 on Thursday, moving toward $8.24 hit on January 14, which was the widest since February 2009.

UNEXPECTED RISE IN U.S. STOCKPILES

U.S. crude oil stockpiles rose 2.62 million barrels in the week to January 14, defying forecasts for a 400,000 barrel drawdown, data from the U.S. Energy Information Administration showed.
The first stock build in seven weeks jolted investors who had expected inventories to be down significantly due to the disruption of domestic production after the shutdown of the Trans Alaska Pipeline that moves oil from Alaska to the West Coast.

"The Alaska pipeline was not down long enough to have a drastic impact on the crude supplies," said Bill O'Grady, chief investment strategist at Confluence Investment Management in St. Louis, Missouri.
The pipeline, which normally moves 12 percent of U.S. crude production, was back in operation on Monday as producers also restarted, after a bypass repair to circumvent a leak discovered January 8. It was expected to ramp up to normal rates of about 630,000 barrels per day by early next week.

CHINA'S GROWTH MAY SPAWN CURBS

China's fourth quarter gross domestic product rose above forecasts, raising worries that booming growth may lead to inflation. Investors are worried that any steps by China to slow growth may result in a hard landing for markets in 2011.

But not everyone is convinced Chinese attempts to curb inflation will result in lower oil prices.
"We wonder if the increasing inflationary pressure in China can be curbed. At present, China is the world's fastest growing economy and even if the government is trying to curb the inflation, we doubt that it will succeed fully," said the research team at Global Risk Management in a report.
U.S. initial jobless claims fell more than expected last week and showed their biggest decline since February, erasing a holiday-related spike to show a trend toward a healthier labor market remained intact.
U.S. homes resales jumped more than expected in December, offering some hope of further recovery in the housing sector.

Thursday, January 20, 2011

Headline News 20.01.11

US & GLOBAL 
• Indeks S&P500 mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua bulan terakhir menyusul laporan keuangan yang mengecewakan dari Goldman Sachs dan
Wells Fargo yang meredam berlanjutnya rally. Saham‐saham keuangan dan saham teknologi telah mendorong lonjakan kenaikan bursa hingga 10% sejak
Desember silam. Indeks Dow Jones <. DJI> turun 12,64 poin atau 0,11% ke 11,825.29, S&P500 <. SPX> turun 13,10 poin atau 1,01% ke 1,281.92 dan Nasdaq
<. IXIC> turun 40,49 poin atau 1,46% ke 2,725.36.
 

• Euro tercatat menguat 0.7% terhadap dollar AS kelevel 1.3466 setelah berhasil membukukan rekor tertinggi dalam 8‐pekan terakhir di 1.3538. Performa
euro ditunjang oleh meningkatnya kepercayaan investor pada otoritas Uni‐Eropa untuk mengatasi krisis utang dan lemahnya data sektor perumahan AS.
Dilaporkan juga maraknya pembelian euro dari pemerintah‐pemerintah negara di kawasan Asia yang turut mendongkrak performa mata uang tunggal Uni‐
Eropa tersebut. Sebelumnya, Cina telah mengatakan ingin menjauh dari sistem keuangan global yang didominasi oleh dolar, dan akhir‐akhir ini memang
bereda rumor bahwa pemerintah Cina tengah menyeimbangkan cadangan devisanya dengan berfokus ke euro. Sementara itu dollar AS turun 0,7% kelevel
82,04 yen <JPY=>, dimana BNY Mellon melaporkan bahwa bergairahnya bursa saham lokal Jepang turut membantu kinerja mata uang tersebut. Dollar AS
anjlok 0,9% ke level 0,9553 Swiss franc <CHF=>.
 

• Namun laporan dari IFR bahwa penasehat pemerintah Jerman menyatakan Yunani mungkin tidak akan mampu membayar utang luar negerinya menekan
euro pada akhir sesi Eropa. Euro juga mendapat tekanan dari pernyataan Economic and Monetary Affairs Commissioner ‐ Ollie Rehn bahwa peningkatan
batas dana penyelamatan zona euro bukan merupakan prioritas.
 

• Harga emas dunia menguat seiring pelemahan nilai tukar dollar AS dan naiknya permintaan fisik emas dari Asia, sedangkan membaiknya prospek ekonomi
global mengangkat platinum dan paladium ke level tertinggi multi‐tahunan. Harga spot emas <XAU=> naik 0,2% ke 1,370.77 USD per troy ounce. Platinum
dan paladium memang diproyeksikan menguat karena meningkatnya ekspektasi kenaikan permintaan seiring pesatnya permintaan dari industri otomotif
Eropa. Harga spot platinum <XPT=> naik menjadi 1,845.50 USD per ounce, tertinggi sejak Juli 2008.
 

• Sementara itu harga minyak Brent berjangka naik di atas level 98 USD per barel pada hari Rabu 19 Januari di tengah kekhawatiran pasokan di Laut Utara ‐
Eropa. Minyak crude AS untuk pengiriman Februari <CLc1> turun 52 sen dilevel 90,86 USD per barel, satu hari menjelang berakhirnya kontrak dalam sesi
perdagangan yang relatif tipis. Sedangkan kontrak crude untuk pengiriman Maret <CLH1> diperdagangkan turun 50 sen dilevel 91,81 USD per barel.
 

• Outlook (Kamis, 20/Jan./2011): Bursa saham Asia diperkirakan akan dibuka melemah pada sesi Kamis tertekan pelemahan saham‐saham di bursa Wall
Street menyusul laporan keuangan perusahaan sektor keuangan dan teknologi yang mengecewakan.
 

• Fokus pelaku pasar masih dominan tertuju pada perkembangan krisis utang kawasan Uni‐Eropa, dimana perkembangan terakhir memperlihatkan bahwa
solidnya penjualan obligasi Spanyol dan Portugal dan rencana Jerman untuk meredam krisis utang berlanjut cukup menopang laju euro diatas 1.3 dalam
sepekan terakhir.

Brent above $98 on N.Sea supplies, U.S. crude down


NEW YORK | Wed Jan 19, 2011 5:38pm EST

NEW YORK (Reuters) - Brent oil futures rose above $98 a barrel on Wednesday on supply concerns in the North Sea, but a stuttering economic recovery in the United States kept prices off the key $100 level and saw U.S. crude ease for a second day.

Trading sources said Hetco, a trading firm partly owned and backed by U.S. energy giant Hess Corp (HES.N), has taken control of ten North Sea crude oil cargoes, which traders said give it more influence over the spot market.
Tighter supplies in the North Sea and soaring emerging market demand for oil has pushed Brent crude oil futures close to $100 a barrel for the first time since October 2008.

By contrast, U.S. crude futures have traded at an uncommon discount to Brent since August, with bulging inventories around the delivery point for the NYMEX contract in Cushing, Oklahoma weighing on prices.
"It's a story of relative supply," said Andy Lebow, a trader at MF Global in New York.
"Brent has seen tight supplies and good demand from Asia, while the expectations are supplies will remain at high levels around Cushing."
Late on Tuesday, the American Petroleum Institute said U.S. crude stocks rose by 3.53 million barrels in the week to January 14, while distillate and gasoline stocks also rose by 940,000 and 1.86 million barrels respectively, despite a drop in refinery output. Stocks at Cushing fell by 571,000 barrels, according to the API.

U.S. crude oil inventories were forecast to have fallen by 600,000 barrels last week while gasoline and distillate stocks were expected to be higher, according to a Reuters poll. Weekly fuel stock data from the U.S. government is out on Thursday at 11:00 EST, delayed by one day because of a public holiday on Monday.
In London, ICE Brent crude for March rose 36 cents, to settle at $98.16 a barrel, just over a dollar below the 27-month high of $99.20 hit last Friday. It slipped in post-settlement trade to $97.95 after the API
numbers.

Volumes on Brent were 16 percent above the 30-day average with over 4.26 million barrels changing hands.
U.S. crude futures for February delivery fell 52 cents to settle at $90.86 a barrel, one day ahead of the contract's expiry, in relatively thin trade. Prices slipped another 22 cents in post-settlement trade.
U.S. oil product futures were stronger, with both RBOB gasoline futures and heating oil futures hitting the highest since October 2008.

Tim Evans, an analyst at Citigroup Futures Perspective in New York, said a dip in U.S. equity markets was, "shifting the immediate focus from a weaker U.S. dollar to worries over the strength of the U.S. recovery".
Goldman, arguably the world's most powerful bank and one of the biggest financial players in commodities, posted a 53 percent decline in fourth-quarter profits on Wednesday, as revenue from fixed income, commodity and currency trading fell.

In the broader economy, groundbreaking on new U.S. home construction fell to its lowest level in over a year in December, suggesting the battered housing sector remains a major roadblock to the recovery.
Commodity prices were supported as the euro rallied to an eight-week high above $1.35 against the dollar. Analysts said there is rising confidence European policymakers will stop the debt crisis that has engulfed Greece and Ireland from spreading.
A weaker dollar increases the purchasing power of holders of other currencies, a bullish factor for commodities like oil that are priced in the U.S. currency.

DEMAND IS UP, IS OPEC OUTPUT?

The International Energy agency has revised its 2011 global oil demand forecast higher to 89.13 million barrels per day (bpd), an all-time record, but said OPEC leader Saudi Arabia was quietly boosting output to cool the oil price rally.

Analysts and traders, however, including some of the Kingdom's big customers, were skeptical and said that Saudi output was flat in December. Rising demand with no clear increase in supply from the producer group has been one of the factors pushing Brent toward $100.
For now, technical analysts saw oil as neutral and said Brent was unlikely to breach the 27-month high of $99.20 reached last week.
I
n the United States, oil supplies looked set to improve, with Alaska's main oil pipeline about to restore shipments to its normal rate of 630,000 barrels bpd in the coming days from around 510,000 bpd, after its recent shutdown due to a leak.

Wednesday, January 19, 2011

Headline News 19.01.11

US & GLOBAL 
• Bursa saham AS menguat pada sesi Selasa 18 Januari meskipun rilis laporan keuangan Citigroup yang lemah dan kekhawatiran mengenai CEO Apple ‐ Steve Jobs yang
menderita sakit cukup serius. Investor terfokus pada target kenaikan saham Google, yang akan merilis laporan keuangan akhir pekan ini, dan juga Caterpillar yang baru
akan merilis laporan earning pekan depan. Optimisme pada positifnya rilis earning korporasi telah mengangkat kinerja bursa dalam beberapa minggu terakhir, dimana
S&P500 membukukan kenaikan mingguan beruntun dalam 7‐pekan berturut‐turut. Indeks Dow Jones <. DJI> naik 50,55 poin atau 0,43% ke 11,837.93, indeks S&P500
<. SPX> menguat 1,78 poin atau 0,14% ke 1,295.02 dan Nasdaq <. IXIC> naik 10,55 poin atau 0,38% ke 2,765.85.
 

• Euro naik ke level tertinggi dalam satu bulan terakhir terhadap dollar AS terdongkrak maraknya pembelian dari bank‐bank sentral Asia dan ditopang sentimen investor
di Jerman. Euro mencapai puncaknya di 1,3467 <EUR=>, meskipun dengan minimnya proyeksi kemajuan pada pertemuan dwi‐harian mengenai krisis hutang Eropa
yang kemudian membebani mata uang tersebut pada akhir sesi New York dan hanya mencatat penguatan 0,66% ke 1,3380.
 

• Sementara itu nilai tukar yuan Cina di pasar spot mencapai level terkuat sejak 2005 silam <CNY=CFXS> menyusul kunjungan tiga hari Presiden Cina Hu Jintao ke AS.
Sementara itu, dollar AS turun 0,1% kelevel 82,62 yen <JPY=> sementara sterling mencapai level tertinggi dalam kurun 8‐pekan terakhir di 1,6060 <GBP=D4> ditopang
naiknya data inflasi Inggris yang melebihi perkiraaan dimana kemudian menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga setidaknya pada sidang BoE Mei mendatang.
 

• Media memberitakan dukungan dari pembelian obligasi Uni‐Eropa oleh institusi asal Timur Tengah telah membantu mengangkat kinerja euro yang tercatat anjlok ke
level terendah dalam kurun 4‐bulan terakhir dilevel 1,29 pada pekan lalu. Sementara itu Menteri Keuangan Rusia Alexei Kudrin mengatakan bahwa negara tersebut
mendukung upaya zona euro untuk mengakhiri krisis utang dan menyatakan kemungkinan akan membeli obligasi baru European Financial Stability Facility (EFSF).
Pemerintah Jepang juga telah menyatakan minatnya untuk obligasi baru dari EFSF tersebut, sementara Cina mengatakan akan membeli utang pemerintah zona euro
seperti Yunani, Portugal dan Spanyol.
 

• Harga emas berhasil menguat menyusul naiknya permintaan fisik dari Asia dan melemahnya dollar AS. Pedangan emas asal Cina dilaporkan marak melakukan
pembelian emas batangan menjelang libur Tahun Baru Imlek pada awal Februari. Emas juga mendapat sokongan dari melemahnya nilai tukar dollar AS terhadap euro
meskipun mata uang tunggal Uni‐Eropa tersebut masih memiliki banyak faktor yang membebani kinerjanya kedepan. Harga spot emas <XAU=> naik 0,2% kelevel
1,367.80 USD per troy ounce, sementara harga spot perak <XAG=> naik 1,7% ke 28,75 USD per ounce.
 

• Harga minyak AS <CLc1> turun 0,27% kelevel 91,29 USD per barel setelah adanya pernyataan dari petinggi IEA bahwa sebenarnya beberapa anggota OPEC diam‐diam
menaikkan produksi minyaknya meskipun disisi lain tetap meyakinkan bahwa suplai ke pasar masih tercukupi. Sementara itu pengiriman minyak melalui rute pasokan
utama Amerika Utara, yaitu jalur pipa Trans‐Alaska, telah kembali dimulai.
 

• Outlook (Rabu, 19/Jan./2011): Bursa saham Asia diperkirakan akan dibuka menguat terinspirasi kenaikan bursa saham Wall Street yang kembali menorehkan rekor
tertinggi tahunannya. Saham‐saham Asia juga akan terdongkrak kenaikan harga komoditas dunia, membaiknya sentimen pada kondisi hutang Uni‐Eropa dan rilis
earning korporasi AS yang meningkat.
 

• Pada sesi ini pelaku pasar akan mengamati sejumlah rilis earning dari perusahaan‐perusahaan ternama asal AS yang didominasi perusahaan sektor keuangan, dimana
diantaranya adalah laporan earning Q4 untuk Goldman Sachs, Northern Trust, US Bancorp dan Weels Fargo. Investor juga akan mengamati hasil dari pertemuan
Presiden Cina Hu Jintao dan Presiden AS yang diharapkan akan membahas masalah‐masalah yang berkaitan dengan perkembangan nilai kurs dan perdagangan antara
kedua negara.

Gold firm on physical demand, platinum at 30-month high

SINGAPORE | Tue Jan 18, 2011 9:22pm EST

SINGAPORE (Reuters) - Spot gold prices firmed a touch on Wednesday, supported by steady physical demand in Asia and strength in the euro currency, while platinum hit a 30-month high on the improved economic outlook.

FUNDAMENTALS

* Spot gold rose by 0.4 percent to $1,372.6 an ounce by 0056 GMT.
* U.S. gold futures gained 0.3 percent to $1,372.
* Spot platinum rose to $1,832 an ounce, its highest since July 2008, before easing to $1,830.74.
* Strong data from Germany sent the euro to a one-month high on Tuesday, and the single currency stood on a firm footing. The dollar index .DXY edged lower.
* German investors are increasingly optimistic about the economy and half expect higher interest rates by July, a survey showed, highlighting the two-speed euro zone recovery and the dilemma it creates for the ECB.
* Holdings in the SPDR Gold Trust, the world's largest gold-backed exchange-traded fund, fell 2.428 tonnes to 1,256.897 tonnes by Jan 18.
* Holdings in the iShares Silver Trust, the world's largest silver-backed exchange-traded fund, fell more than one percent to 10,585.95 tonnes by Jan 18, lowest since early November.
* Spot silver rose by nearly one percent to $29.11.

MARKET NEWS

* U.S. stocks gained on Tuesday, overcoming weak Citigroup results and concerns circling Apple after news of Chief Executive Steve Jobs' medical leave. .

Tuesday, January 18, 2011

Headline News 18.01.11

US & GLOBAL
 

• Euro melemah terhadap mata uang utama dunia lainnya menyusul pudarnya harapan akan peningkatan pendanaan untuk bailout kawasan Uni‐
Eropa. Ketidakpastian tentang apakah Jerman akan mendukung peningkatan kapasitas pinjaman efektif dana penyelamatan, yang dikenal sebagai
the European Financial Stability Facility (EFSF), memberikan tekanan pada euro menjelang pertemuan para menteri keuangan zona euro di Brussels
‐ Belgia. Euro terakhir diperdagangkan pada level 1,3290 <EUR=>, turun 0,65% setelah sempat mencetak harga terendah di 1.3243.
 

• Sementara itu pemerintah Spanyol pada hari Senin membatalkan lelang obligasi pada akhir pekan ini dan lebih memilih untuk menerbitkan obligasi
sindikasi, hal tersebut menambah kekhawatiran pada pelaku pasar dan membebani kinerja euro.
 

• Dollar AS tercatat menguat terhadap mata uang utama dunia di level 79,32 <DXY.>, dalam sesi perdagangan dengan volume tipis seiring libur
nasional AS. Dollar AS tercatat turun terhadap yen kelevel 82,60 yen <JPY=>. Yen juga menguat 0.94% terhadap euro ke 109,91 yen <EURJPY=R>.
Sementara itu sterling tercatat menguat kelevel tertinggi selam 8‐pekan terakhir terhadap dollar AS didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga
menjelang Juni 2011 mendatang.
 

• Harga emas dunia terakhir diperdagangkan di kisaran level 1360 USD per troy ounce, bertahan secara stabil dilevel tersebut setelah anjlok lebih
dari 4% setelah penguatan tajamnya menjelang awal tahun 2011. Pelemahan mana sebelumnya dimotori oleh menguatnya optmisme akan outlook
ekonomi AS dan menguatnya nilai tukar dollar AS yang kemudian berdampak pada penurunan minat terhadap aset berstatus safe‐haven termasuk
emas.
 

• Harga minyak dunia melemah pada perdagangan awal pekan ini setelah adanya jaminan dari petinggi OPEC bahwa suplai minyak dunia cukup dan
cadangan minyak dunia akan meningkat pada semester pertama tahun 2011 ini. Harga minyak ICE Brent London untuk pengiriman Maret <LCOc1>
tercatat melemah 50 sen kelevel 97.88 USD per barel, sementara US Crude untuk pengiriman Februari <CLc1> turun 36 sen kelevel 91.18 USD per
barel. Sekretaris Jenderal OPEC – Abdullah al‐Badri pada surat kabar Austria menyatakan bahwa pihaknya akan berupaya semestinya dalam
menanggulangi kekurangan suplai minyak di pasaran, namun sebaliknya tidak akan melakukan intervensi jika kenaikan harga merupakan akibat
dari spekulasi para investor belaka.
 

Outlook (Selasa, 18/Jan./2011): Bursa saham Asia diperkirakan akan dibuka melemah dengan mengikuti pelemahan perdagangan bursa pada sesi
Asia akibat langkah pemerintah Cina melakukan langkah‐langkah mengendalikan tekanan inflasi. Dengan minimnya inspirasi dari bursa Wall Street
yang tutup seiring libur nasional Martin Luther King, Jr. day.
 

• Pada sesi ini pelaku pasar akan mengamati sejumlah rilis earning dari perusahaan‐perusahaan ternama asal AS dimana diantaranya adalah laporan
earning Q1 untuk Apple Inc. yang diperkirakan akan semakin meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian rilis
earning Citigroup untuk Q4 yang juga diperkirakan mengalami peningkatan, namun disisi lain Western Digital diperkirakan merilis earning yang
lebih muram dibandingkan data sebelumnya.

Oil down as dollar rises, Alaska pipeline restarts

LONDON/NEW YORK | Mon Jan 17, 2011 3:38pm EST
 

(Reuters) - Minyak tergelincir pada hari Senin setelah dolar menguat dan minyak pipa Alaska utama kembali beroperasi penuh setelah lebih dari seminggu, sedangkan laporan OPEC mengatakan pasar tetap baik disediakan.
 
Harga turun lebih dari 0,5 persen, terbesar drop mereka satu hari sejak sebelum kebocoran memaksa penutupan sementara laras 640.000 per hari Alaska (bpd) Trans Pipeline System pada tanggal 8 Januari membantu mendorong minyak mentah Brent untuk hampir $ 100 per barrel untuk pertama kalinya sejak bulan Oktober 2008 di tengah-tengah krisis keuangan.
 
Operator dari (km 1.280-) 800-mil garis ulang garis pada Senin dan mengatakan itu harus mencapai 500.000 barel per hari dalam waktu 24 jam.
"Kami melihat akhir dukungan luar biasa karena pasokan gangguan pada pipa ini, dan juga cuaca menjadi jauh lebih hangat daripada biasanya baik di Eropa maupun di Amerika Serikat bagian tengah dan timur Jadi kita kehilangan beberapa dukungan dari suhu dingin., "kata Christophe Barret, analis minyak di bank Perancis Credit Agricole.
 
Minyak mentah AS untuk Februari, yang hanya yang diperdagangkan secara elektronik karena hari libur Martin Luther King publik AS, diperdalam kerugian sebelumnya turun sebesar 52 sen menjadi $ 91,02 per barel pada 03:05 EST. ICE Brent untuk Maret turun 92 sen menjadi $ 97,46, meskipun volume perdagangan hanya setengah norma tersebut.

Penyebaran antara dua kontrak berjangka telah menyempit sejak kontrak ICE Brent untuk Februari berakhir pada hari Jumat. Pada satu titik pada hari Jumat, spread antara dua kontrak Februari mencapai lebih dari 8,00 $ per barel, terluas dalam 23 bulan.
 
OPEC UNFAZED 
 
Dalam laporan bulanan pada kondisi pasar, OPEC mempertahankan pandangannya bahwa konsumen memiliki cukup minyak, menyalahkan jangka-up harga di awal awal cuaca musim dingin dan peningkatan arus investasi ke komoditas.
 
Organisasi Negara Pengekspor Minyak meningkatkan minyak dunia proyeksi permintaan pertumbuhan dengan 50.000 barel per hari (bpd) menjadi 1,23 juta bph pada tahun 2011, dan mengatakan pasar minyak dunia masih juga disediakan dan persediaan harus membangun pada semester pertama tahun ini.
 
Menteri Minyak UEA mengatakan fluktuasi harga tidak khawatir: "Harganya terus naik turun dan aku bisa mengatakan untuk saat ini adalah bahwa kita bahagia," kata Mohammed al-Hamli kepada wartawan.
Al Hamli mengatakan pasar dengan baik dan harga yang diberikan mencerminkan kondisi pasar.
Namun kepala Badan Energi Internasional, Nobua Tanaka, mengatakan pada hari Senin harga minyak mengkhawatirkan pada level saat ini dan akan berdampak negatif.
 
Sekjen OPEC Abdullah al-Badri mengatakan kepada sebuah koran Austria yang, sementara organisasi ini siap untuk bertindak untuk mengatasi kekurangan pasokan di pasar minyak, tidak akan campur tangan jika harga didorong oleh spekulasi.
Pada tahap ini, output yang lebih tinggi tidak akan batang kenaikan harga minyak, sebagai menaiki didorong oleh permintaan meningkat di negara-negara berkembang, chief executive minyak utama Perancis Total (TOTF.PA) Christophe de Margerie kepada Reuters pada hari Minggu.
 
Harga minyak juga dirusak pada hari Senin oleh keuntungan sederhana dalam dolar AS dan kelemahan di pasar ekuitas, terutama Cina, di mana Shanghai Composite Index SSEC. ditutup turun lebih dari 3 persen.